Laman

new post

zzz

Minggu, 27 November 2011

sbm (9) Kelas A



MANAJEMEN KELAS

Disusun guna memenuhi tugas :

Mata Kuliah                 : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampau        : Moh. Ghufron Dimyati,M.Si
Kelas                           : A

           
Disusun oleh :

1. A  Afik                     Nim 202109006
2. Sobari Jaya Saputra    Nim  202109009
3. Tri Nurul Aini           Nim      202109037

 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
 (STAIN) PEKALONGAN
2011



BAB I
PENDAHULUAN
 Masalah pokok yang dihadapi oleh guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah masalah pengelolaan kelas atau manajemen kelas. Aspek yang paling sering didiskusikan oleh para profesional dan oleh para pengajar, sehingga hal ini menjadi syarat yang efektif bagi pengajaran kelas.
  Oleh karena itu, keterampilan guru untuk dapat membaca situasi kelas sangat penting agar yang dilakukan tepat guna. Dengan adanya manajemen kelas yang baik, anak didik dapat memanfaatkan  dan kemampuan, bakat, dan energinya pada tugas-tugas individual maupun kelompok. Karena kelas mempunyai peran dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi belajar.
 Berhasil tidaknya suatu aktivitas manusia adalah tergantung  pada manajemen yang diterapkannya. Manajemen kelas merupakan gambaran miniatur dalam manajemen sekolah. Manakala manajemen sekolah tidak, tidak ada guru yang dapat memenej atau mengorganisasikan kelas yang baik, demikian pula sebaliknya.[1]




BAB II
MANAJEMEN KELAS
2.1             PENGERTIAN MANAJEMEN KELAS
 Sebelum kita membahas sepenuhnya manajemen kelas, mari terlebih dahulu kita pahami dari pengertian manajemen kelas itu apa.....??? Manajemen kelas salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan. Guru selalu mengelola kelas ketika dia melaksanakan tugasnya. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan suasana lingkungan belajar mengajar supaya kondisif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran yang efektif dan efesien. Ketika kelas terganggu, guru berusaha mengembalikan agar tidak menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar.
Secara terminologi manajemen kelas berasal dari dua kata yaitu: manajemen dan kelas yang berarti pengaturan kelas.[2]
a. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya yang berjudul: “Guru dan anak didik dalam interaksi educatif”. Bahwa manajemen kelas adalah Suatu upaya mempertahankan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi educatif  mencapai tujuan pembelajaran.[3]


b. Menurut Amatembun, Manajemen kelas adalah: Upaya untuk menciptakan dan mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah diciptakan.[4]
c.Menurut Suharsimi Arikunto, Manajemen kelas adalah: Suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar tercapainya kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.[5] Manajemen kelas menurutnya meliputi dua hal, yaitu:
-. Pengelolaan menyangkut kelas.
-. Pengelolaan fisik kelas ( perabot, ruangan, dan alat pengajaran).
Dari beberapa pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa arti manajemen kelas adalah: Suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar dapat dicapai suatu kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan.
2.2             TUJUAN MANAJEMEN KELAS
Manajemen kelas yang dilakukan oleh guru bukan tanpa tujuan. Karena dengan adanya tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas walaupun terkadang merasakan kelelahan fisik maupun pikiran. Guru sadar tanpa adanya suatu manajemen kelas dengan baik, maka akan menghambat kegiatan belajar mengajar.

Adapun tujuan dari manajemen kelas secara umum adalah penyedian fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar anak didik dalam lingkungan sosial, emosional, intelektual dalam kelas.
Dengan adanya fasilitas yang  tersedia itu memungkikan anak didik:
a.Belajar dan berkerja.
b.Terciptanya suasana yang disiplin.
c.Perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada anak didik.[6]
2.3             FUNGSI MANAJEMEN KELAS
Fungsi manajemen kelas dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi:
a.Mengelola tingkah laku anak didik dalam kelas.
b.Menciptakan suasana yang kondisif dalam proses belajar mengajar.
c.Mengelola proses kelompok.





Secara umum fungsi manajemen kelas ditinjau dari dari analisis problem antra lain sebagai berikut:
a.Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas.
Artinya aspek manajemen kelas yang dihadirkan bisa membantu tugas guru sebagai pendidik  dalam suatu kinerja yang lebih baik lagi.
b.Memelihara tugas-tugas itu dapat berjalan dengan lancar.
Artinya aspek manajemen kelas bisa mendorong suksenya proses kegiatan belajar mengajar dalam kelas.
Fungsi-fungsi tersebut dijabarkan beberapa tugas yang harus dilakukan guru dalam kegiatan manajemen kelas yaitu:
a.Membantu kelompok dalam membagi tugas.
b.Membantu dalam pembentukan kelompok.
c.Membantu individu agar dapat bekerjasama dalam kelompok atau kelas.
d.Mengubah kondisi kelas, supaya tidak jenuh dan membosankan dalam belajar.
Sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa fungsi manajemen kelas pada akhirnya menunjukkan pada pengaturan kelas agar suasana dalam belajar mengajar lebih nyaman, kondusif, efesien serta efektif.



2.4             ASPEK-ASPEK MANAJEMEN KELAS
Menurut Lois V. Johson dan May Bany ( 1970 ), mengemukakan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas antara lain:
a.    Sifat-sifat kelas.
b.    Memahami situasi kondisi kelas.
c.    Mendiagnosis situasi kelas.
d.    Bertindak selektif
e.    Bertindak kreatif.
f.      Untuk memperbaiki kondisi kelas.[7]
Semua aspek-aspek  yang diutarakan diatas tersebut saling terkaitan satu sama lain dan mempengaruhi tercapainya suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik di dalam kelas dituntut untuk mampu mengelola pengajaran dari  keseluruhan aspek tersebut sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efesien dan efektif. Dan hal itu, dapat tercapai ditinjau dari kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program pemidibelajaran.[8]


2.5             MASALAH-MASALAH DALAM MANAJEMEN KELAS
Gagalnya guru dalam mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan ketidak mampuan guru dalam mengelola manajemen kelas. Indikator dari kegagalan itu adalah prestasi belajar anak didik rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang telah ditentukan. Keaneka ragaman masalah perilaku anak didik itu bisa menimbulkan beberapa masalah dalam manajemen kelas diantaranya:
a.    Kurang kesatuan, dengan adanya perilaku kelompok-kelompok, dan pertentangan jenis kelamin.
b.    Tidak adanya standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya: ribut sendiri-sendiri, bercakap-cakap, pergi kesana kemari dan sebagainya.
c.    Reaksi yang negatif dari kelompok lain seperti: ribut, bermusuhan, dan merendahkan.
d.    Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya: dalam lembaga dengan alat-alat belajar kurang kekurangan uang.[9]
Dayla memandang bahwa masalah manajemen kelas ini ada lima kategori, yaitu:
a. Berdimensi banyak (  Multidimensionality )
 -  Tugas akademik.
 - Tugas penunjangnya.


b. Serentak ( Simultaneity ): Pekerjaan harus dilakukan  dala waktu yang hhampir sama misalnya: dalam diskusi, guru tidak hanya duduk diam saja dan tidak hanya mendengarkan tetapi mengarahkan pikirannya serta memantau anak didik sehingga belajar mengajar berjalan efektif.
c. Segera ( Immediacy ): terjadinya interaksi antara guru dan anak didik terjadi suatu hubungan timbal balik begitu cepat.
d. Iklim kelas yang tidak bias diramalkan terlebih dahulu.
Faktor-faktornya yang mempengaruhi iklim dikelas antara lain:
-.Anak didik yang asik mendengarkan belajar tiba-tiba ada gangguan. Misalnya: suara gaduh diluar kelas, orang lewat, dan ribut.
-.Siswa yang mendengarkan pelajaran tiba-tiba ada musibah.
Misalnya: kebakaran, listrik mati saat guru mengajar dengan mengunakan media.
2.6             TUGAS  GURU DALAM MANAJEMEN KELAS
1.      Pengaturan atau Pengkondisian Fisik
a. Ruang tempat berlasungnya proses belajar mengajar.
Hendaknya anak didik dapat bergerak leluasa pada saat melakukan
aktivitas belajar.



b.Pengaturan  Tempat Duduk.
Pilihlah tempat duduk yang sesuai dengan postur tubuh anak didik sehingga anak didik dapat belajar denggan baik dan tenang.[10]
Selain itu pengaturan tempat duduk juga, dapat memungkinkan terjadinya tatap muka dengan begitu guru dapat mengontol tingkah laku anak didik secara langsung.
Ada beberapa formasi tempat duduk yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan, yaitu :
-.Posisi berhadapan.
-.Posisi setengah lingkaran.
-.Posisi berbaris kebelakangan.[11]
b.Ventilasi dan Pengaturan Cahaya .
Ventilasi ini harus menjamin kesehatan anak didik. Suhu ventilasi dan penerangan adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman.
c. Penataan Barang atau Pengaturan Penyimpanan Barang.
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai bila diperlukan dan akan digunakan lagi bagi kepentingan belajar. hal lainnya juga adalah –


pengamanan barang-barang tersebut baik dari  pencurian, maupun barang-barang yang mudah kebakar atau meledak.

c. Penataan  Keindahan dan Kebersihan Ruangan Kelas.
-  Hiasan dinding.
-  Penempatan Lemari : untuk buku  didepan dan alat-alat peraga dibelakang.
-  Pemeliharaan Kebersihan : anak didik bergiliran dalam membesihkan kelas, guru memeriksa kebersihan dan ketertiban kelas.[12]
2.      Pengaturan Anak Didik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan anak didik dalam manajemen kelas antara lain sebagai berikut:
-. Postur tubuh anak didik yang tinggi sebaiknya duduk dibelakang.
-. Anak didik yang mengalami ganguan penglihatan sebaiknya ditempatkan didepan.
-. Anak didik yang cerdas sebaiknya digabung dengan anak didik yang kurang cerdas.
-. Anak didik yang pandai berbicara sebaiknya digabungkan dengan anak pendiam.
-. Anak didik yang gemar  membuat keributan dan menganggu temannya sebaiknya lebih dipisahkan dan tidak terlepas dari pengawasan guru.

2.7             PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KELAS
Masalah manajemen kelas bukanlah merupakan tugas yang ringan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kerumitan itu.
1.Faktor Intern ( Emosi, Pikiran, dan Perilaku ).
Karena anak didik memiliki kepribadian, maka anak didik yang satu dengan yang lain berbeda. Perbedaan itu dapat  dilihat dari aspek, yaitu perbedaan biologis, intelektual dan psikologi.
2.Faktor Ekstern.
Masalah suasana lingkungan belajar, penempatan anak didik dikelas, pengelompokan anak didik, jumlah anak didik dikelas, dan sebagainya.
Dalam mengatasi masalah tersebut manajemen kelas mempergunakan prinsip-prinsip antara lain sebagai berikut:
1.        Hangat dan Antuasias
Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antuasias pada tugasnya akan berusaha dalam mengimplementasikan manajemen kelas. Sikap guru yang hangat menjadikan guru selalu dirindukan oleh anak didik, karena figur guru yang baik adalah yang dapat menganyomi anak didiknya penuh dengan kasih sayng sepenuh hati.



2.        Tantangan.
Penggunaan kata-kata tindakan cara kerja atau bahan-bahan yang  menantang akan meningkatakan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi tingkah laku yang menyimpang.

3.        Bervariasi.
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan apalagi bila penggunaannya bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan hal itu merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4.        Keluwesan.
Dengan adanya keluwesan tingkah laku guru dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptkan iklim belajar mengajar yang efektif.
5.        Penanaman disiplin diri.
Tujuan akhir dari suatu manajemen kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, sebaiknya guru harus menjadi figur teladan bagi anak didik.




2.8             PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS
Keharmonisan hubungan guru dengan anak didik, tingginya kerjasama diantara anak didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka manajemen kelas. Berbagai pendekatan tersebut adalah:
a.Pendekatan Kekuasaan
Peranan guru adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas, sehingga didalamnya terdapat kekuasaan dalam norma yang harus ditaati oleh anggota kelas.
b.  Pendekatan Ancaman
Dalam mengontrol tingkah laku anak didik  dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya: melarang, sindiran, dan ejekkan.
c. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peran guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
d.Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini mengajurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk bisa mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peran guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajran yang baik.

e. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.
Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan negatif yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku siswa atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas.
Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari.
e. Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan siswa serta hubungan antar siswa. Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.


f. Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan in, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan.

2.9             KOMPONEN KETRAMPILAN  MANAJEMEN KELAS
1.   Keterampilan yang berhubungan dengan  penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan ini sebagai berikut:
a.    Sikap tanggap
Komponen ini ditunjukkan oleh tingkah laku guru bahwa ia hadir bersama mereka. Guru tahu kegiatan mereka, tahu ada perhatian atau tidak perhatian, tahu apa yang mereka kerjakan. Seolah-olahnya mata guru ada dibelakang kepala, sehingga guru dapat menegur anak didik walaupun guru sedang menulis dipapan tulis. Sikap ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:


1.    Memadang secara seksama
2.    Gerak mendekati
3.    Memberi pernyataan
4.    Memberi reaksi terhadap gangguan atau kekacauhan
b.    Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru mampu perhatiannya kepada kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan cara: visual dan verbal.

c.    Pemusatan perhatian kelompoks
Dalam pemusatan perhatian kelompok, ada hal yang harus guru lakukan antara lain sebagai berikut:
1.    Memberi tanda
2.    Pertanggung jawaban
3.    Pengarahan dan petunjuk yang jelas
4.    Penghentian
5.    Penguatan
6.    Kelancaran

7.    Kecepatan
8.    Penghentian
2.   Keterampilan yang berhubungan dengan  pengembangan kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan denga maksud agar guru dapat mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Ada beberapa trick yang guru harus lakukan antara lain sebagai berikut:
a.    Modifikasi Tingkah Laku
b.    Pendekatan Pemecahan Masalah Kelompok
c.    Menemukan dan Memecahkan Tingkah Laku yang Menimbulkan Masalah
2.10       MANAJEMEN KELAS YANG EFEKTIF
Beberapa indikator  yang perlu diperhatikan, yang termasuk manajemen kelas yang efektif  diantaranya adalah:
a.    Manajemen kelas harus memberi fasilatas untuk mengembangkan kegiatan belajar mengajar.
b.    Setiap anak didik berlajar dengan aktif, tidak berisik dengan sendiri-sendiri.
c.    Anggota-anggota kelompok harus diberi kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan agar dapat saling menghargai satu sama lain.


d.    Dalam situasi kelas, perlu guru pahami bahwa dia bukan tutor untuk orang satu melainkan untuk semua anak didik.
e.    Kondisi kelas tidak kacau balau, melainkan damai, aman, nyaman dan tenang ketika guru sedang menerangakan pelajaran.
  Keharmonisan hubungan guru dengan anak didik mempunyai efek terhadap manajemen kelas. Guru yang apatis terhadap anak didik membuat guru dijauhi oleh anak didik. Anak didik lebih banyak menolak kehadiran guru. Rasa benci yang tertanam di dalam diri anak didik menyebabkan bahan pelajaran sukar diterima dengan baik. Kecenderungan sikap anak didik yang negatif  lebih dominan. Sifat kemunafikan ini menciptakan jurang pemisah antara guru dengan anak didik.
Lain halnya dengan guru yang selalu memperhatikan anak didik, selalu terbuka, selalu tanggap  terhadap kelulahan anak didik, selalu mendengarkan saran dan kritik dari anak didik dan sebagainya, adalag sosok figur yang disenangi oleh anak didik. Anank didik selalu rindu akan kehadirannya, anak didik selalu merasa aman disisinya, anak didik senang belajar bersamanya, dan anank didik merasaka bahwa dirinya adalah bagian dari diri guru tersebut. Itulah figur seorang guru yang baik. Figur guru yang demikian biasanya akan kurang menemui kesulitan dlam mengelola kelas.
Bila sudah begitu pengelolaan kelas yang efektif akan tercipta dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka itu tugas guru akan terasa ringan, tinggal berusaha memperkecil atau menghilamgkan hal-hal yang menjadi permasalahan-permasalahan yang terkait dengan pengelolaan kelas.


                                                                                                                                          
2.11       Pengaruh Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Kelas
Pembelajaran yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pembaharuan kurikulum, fasilitas yang tersedia, kepribadian guru yang simpatik, pembelajaran yang penuh kesan, wawasan pengetahuan guru yang luas tentang semua bidang, melainkan juga guru harus menguasai kiat memanejemeni kelas.
Pemahaman akan prinsip-prinsip manajemen kelas ini penting dikuasai sebelum hal-hal khusus diketahui. Dengan dikuasainya prinsip-prinsip manajemen kelas, hal ini akan menjadi filter-filter penyaring yang menghilangkan kekeliruan umum dari manajemen kelas.
Manajemen kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di kelas karena manajemen kelas benar-benar akan mengelola susasana kelas menjadi sebaik mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama mengikuti proses belajar mengajar. Oleh karena itu, kualitas belajar siswa seperti pencapaian hasil yang optimal dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan memuaskan. Selain itu, manajemen kelas juga akan menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Di samping itu juga, dengan manajemen kelas tingkat daya serap materi yang telah diajarkan guru akan lebih membekas dalam ingatan siswa karena adanya penguatan yang diberikan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.


BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah diatas mengenai manajemen kelas, dapat diambil intisari bahwa manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar dapat dicapai suatu kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar yang seperi diharapkan.
Manajemen kelas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas karena situasi dan kondisi kelas memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.  Maka dari itu kesuksesan keberhasilan dari belajar mengajar tergantung dari manajemen kelas yng dibawahkan oleh guru, m manajemen kelas ibarat miniatur dari manajemen kelas, apabila manajemen kelasnya maka bisa dikatakan manajemen sekolah baik juga. Diharapkan untuk semua guru-guru agar bisa semaksimal mungkin mengelola manajemen kelas sebaik mungkin, karena salah satu faktor pendorong keberhasilan dalam belajar mengajar.





3.2  KRITIK  DAN  SARAN
Dalam memaparkan makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin sekuat tenaga dan memaparkan secara sedetail sesuai dengan materi yang ingin dibahas, apabila ada dalam pemaparan makalah ini ada kekeliruan dalam menulis dan menyampaikan, kami mohon maaf sebesar-besarnya dan kami menerima kritik serta saran dari anda sekalian guna perbaikan penyusunan kami dimasa mendatang, namun halnya dalam pemaparan ada kelebihan dan sekiranya bermanfaat untuk  semua itu hanya milik dzat yang maha agung yaitu Allah SWT semata. Amin.













DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.Suharsimi. 1998.  Pengelolaan kelas dan sebuah pendekatan evaluatif. Jakarta: Rajawali Press.
Danim. Sudarwan. 2002.  Inovasi pendidikan dalam upaya peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Djamarah . Syaiful Bahri. 2002. Guru dan anak didik dalam interaksi educatif. Jakarta: rieneka cipta.
                    . 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
 Mutakim, Zainal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran. STAIN Pekalongan Press
Selfert.  Kelvin. 2007.  Manajemen Pembelajaran dan Intruksi Pendidikan , ( Manajemen Mutu Psikologi Pendidikan Para Pendidik ). Jakarta : Ircisod
 Rohadi.  Ahmad. 2004.  Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
  www. Gurukreatif.wordpress.com./2008/3/26/ Indikator pengelolaan kelas berhasil/diakses tgl 11/11/2011
  www. Melaniekasim.wordpress.com/2010/04/12/makalah-manajemen kelas.diakses pada      9/11/2011



[1] . Zaenal Mustakim, 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran, Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, H. 27-28
[2] Sudarwan Danim,  Inovasi pendidikan dalam upaya peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan,(Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 166
[3] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan anak didik dalam interaksi educatif, (Jakarta: rieneka cipta, 2000). H. 173
[4]  www. Melaniekasim.wordpress.com/2010/04/12/makalah-manajemen kelas.diakses pada hari rabu tgl 9/11/2011 pukul 17.30 wib.
[5]  Suharsimi Arikunto, Pengelolaan kelas dan sebuah pendekatan evaluatif, ( Jakarta: Rajawali Press, 1998). H. 67-68
[6]  Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, strategi belajar mengajar, edisii Revisi , ( Jakarta: Reneka Cipta, 2006). H.178
[7]  www. Gurukreatif.wordpress.com./2008/3/26/ Indikator pengelolaan kelas berhasil/diakses tgl 11/11/2011, pukul 21.59 wib.
[8] Sudarwim Danim, Inovasi Pendidikkan dalam upaya peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikkan,   (Bandung: Pustaka setia, 2002). H. 180
[9]  Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., h. 180
[10]  Kelvin Selfert, Manajemen Pembelajaran dan Intruksi Pendidikan , ( Manajemen Mutu Psikologi Pendidikan Para Pendidik ), ( Jakarta : Ircisod, 2007 ), h. 24
[11]  Ahmad Rohadi,  Pengelolaan Pengajaran, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2004 ), h. 128
[12]  Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op Cit. H. 204-206.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar