Laman

new post

zzz

Sabtu, 03 Maret 2012

Kelas F, Fahmi Amrullah, 4: DORONGAN MEMANFAATKAN PANCA INDERA SEMAKSIMAL MUNGKIN


MAKALAH


DORONGAN MEMANFAATKAN PANCA INDERA
SEMAKSIMAL MUNGKIN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah   : Hadist Tarbawi 2
Dosen Pengampu: M. Hufron, M.S.I


 








Disusun Oleh:
Fahmi  Amrullah                               202 111 0248

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN

Hadist adalah perkataan, perbuatan, ataupun taqrir dari Nabi Saw.  Hadist sendiri adalah sumber hukum kedua bagi umat islam, yang mempunyai banyak fungsi, hadis berfungsi sebagai penjelas dari ayat al-qur’an dan juga berfungsi sebagi salah satu .cara atau pedoman untuk menjlani hidup ini.
Dalam makalah ini akan membahas salah satu hadist yang berkaitan denagn menuntut ilmu. Kita sebagai umat manusia hidup di dunia diwajibkan untuk menuntut ilmu. Hadist yang ada dalam makalah ini akan memberi masukan atau motivasi kepada kita untuk memanfaatkan apa yang sudah diberi oleh Allah (panca indera) sebaik mungkin sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Selamat membaca……………










BAB II
PEMBAHASAN

  1. Hadist dan Terjemahannya
عن عبد الله قال: ﴿ وكان النبى صلى الله عليه وسلم, يعلمنا كلمات ولم يكن يعلمناهن كما يعلمنا التشهد: اللهم الف بين قلوبنا واصلح ذات بيننا واهدنا سبل السلام ونجنا من الظلمات الى النور وجنبنا الفواحش ما ظهر منها وما بطن وبارك لنا فى اسماعنا وابصارنا وقلوبنا وازواجنا وذرياتنا وتب علينا انك انت التواب الرحيم واجعلنا شاكرين لنعمتك مثنين بها قابليها واتمها علينا﴾ (رواه ابو داود فى السنن, كتاب الصلاة, باب التشهد)
Dari Abdullah: Beliau biasa mengajarkan kami beberapa kalimat, dan beliau tidak mengajarkannya kepada kami sebagaimana beliau mengajarkan Tasyahud, yaitu: “Allahumma allif baina quluubinaa waashlikh dzaata baininaa wahdinaa subulassalami wanajjana mindzulumati ilannuri wajannabnaa alfawakhisya………..wa’atimmahaa ‘alaina” Wahai Allah, rukunkanlah hati-hati kami, damaikanlah diantara kami, tunjukilah kami kepada jalan kesejahteraan, selamatkanlah kami dari kegelapan menuju kebenaran, jauhkanlah kami dari perbuatan-perbuatan yang keji, yang terang dan yang samar, limpahkanlah berkah kepada kami, pada pendengaran, penglihatan, hati, istri dan cucu kami, terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah maha penerima taubat lagi maha penyayang dan jadikanlah kami orang-orang yang mensyukuri nikmat Engkau berterimakasih lagi menerimanya dan sempurnakanlah nikmat itu atas kami.[1]
  1. Mufradat
ابصارنا: Penglihatan kami, Pandangan Kami          اتمها : Sempurnakanlah Nikmat
اصلحBaguskanlah, baikkanlah                                 ذرياتنا: Keluargaku, kerabatku
اهدنا:    Berikan kami hidayah, petunjuk                   تب: Terimalah Taubat
نجنا :    Selamatkanlah Kami                                الف: Berilah Kelembutan
سبل السلام : Jalan Keselamatan
  1. Biografi Perawi
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil al-Hudzali. Nama julukannya “ Abu Abdirahman”. Ia sahabat ke enam yang paling dahulu masuk islam. Ia hijrah ke Habasyah dua kali, dan mengikut semua peperangan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Dalam perang Badar, Ia berhasil membunuh Abu Jahal.
Beliau meriwayatkan Hadist sebanyak 848 buah. Bukhari dan Muslim, menyepakati sejumlah 64 Hadist, 21 diantaranya diriwayatkan oleh Bukhori dan 35 diriwayatkan oleh Muslim. Beliau menerima hadist dari Nabi, Umar, dan Sa’ad ibn Mu’adz.
Rasulullah mempersaudarakan beliau dengan Az-Zubair dan sesudah hijrah beliau dipersaudarakan dengan Sa’ad ibn Mu’adz. Beliau menerima langsung dari Rasul sejumlah 70 surat-surat Al-qur’an. Beliaulah orang yang mula-mula berani membaca Al-qur’an dengan suara nyaring dihadapan orang Quraisy di Mekah.
Beliau datang ke Medinah dan sakit disana kemudian wafat pada tahun 32 H dan dimakamkan di Baqi, Utsman bin ‘Affan ikut menshalatkannya.[2]
  1. Sarah Hadist
(Beliau mengajarkan kami beberapa kalimat)
(وكان يعلمنا كلماتٍ)
yaitu bukan tasyahhud
اي غير التشهد
dan itu adalah Allahumma allif baina quluubinaa dan seterusnya
وهي اللهم الف بين قلوبنا الخ
(berilah kelembutan hati kami)
(ألف بين قلوبنا)
yaitu lebih meneguhkan hati diantara kami
اي اوقع اﻷلفة بينها
(damaikanlah diantara kami)
(وأصلح ذات بيننا)
Yaitu lebih memperbaiki keadaan diantara kami
اي اصلح احوال بيننا
Disebutkan dalam al-majmu’: yang dimaksud dzat adalah sesuatu yang bentuk dan materinya cenderung kepada sesuatu yang lebih lemah (lebih buruk) dari dzat tersebut (bisa diartikan sebagai nafsu)
قال في المجمع:ذات الشئ نفسه وحقيقته والمرادمااضيف ﺇليه
Dan memperbaiki dzat (nafsu) yang rusak adalah memperbaiki keadaan nafsunya
ومنه صلاح  ذات البين اي صلاح احوال بينكم
Hingga menjadikannya keadaan yang teguh (pada kebenaran), cenderung pada cinta dan lebih baik
حتي يكون احوال الفة ومحبة واتفاق
Jika ada keadaan yang ditutup-tutupi kerusakan (kebusukan nafsunya) tetap saja dikatakan sebagai nafsu yang rusak (busuk)
قال ولماكانت احوال ملابسة للبين قيل لها ذات البين
(jalan kesejahteraan)
(سبل السلام)
Jamak dari سبيل maksudnya adalah jalan-jalan keselamatan
جميع سبيل اي طرق السلامة
(jauhkanlah kami dari perbuatan-perbuatan keji)
(وجنبنا الفواحش)
Yaitu dosa-dosa besar seperti zina
اي الكبائر كالزنا
(baik yang nampak dan yang samar)
(ما ظهر منها وما بطن)
Yaitu yang nampak perbuatannya maupun yang samar (tersembunyi) perbuatannya
اي علانيتها وسرها
(sempurnakanlah nikmat itu)
(أتمها)
Meminta kesempurnaan dari nikmat
امر من اتمام[3]

Dari hadist tersebut di sebutkan bahwa Nabi Saw mengajarkan do’a yang di dalamnya terdapat kata-kata “limpahkanlah berkah kepada kami, pada pendengaran, penglihatan, hati”, ketika kita kaitkan dengan panca indera sebagai sumber ilmu pengetahuan, maka hadist itu sesuai dengan ayat al-qur’an Qs. An Nahl:78
ª!$#ur Nä3y_t÷zr& .`ÏiB ÈbqäÜç/ öNä3ÏF»yg¨Bé& Ÿw šcqßJn=÷ès? $\«øx© Ÿ@yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur   öNä3ª=yès9 šcrãä3ô±s? ÇÐÑÈ  
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Allah SWT menganugrahkan beberapa indra, yang paling utama adalah indra pendengaran dan penglihatan, agar dengannya manusia dapat  berinteraksi dengan semesta tempat ia hidup, apa yang ada didalamnya, serta makhluk- makhluk yang hidup disana. Kemudian manusia menggunakan semua itu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh Allah SWT dalam penciptaan manusia.[4]
Talib Madlul menambahkan bahwa manusia memiliki 2 alat (memperoleh) ilmu
pengetahuan:
  1. Alat yang bersifat zahir yaitu panca indra.
  2. Alat yang bersifat batin, yaitu akal dan hati.
Dengan demikian, dalam merumuskan ilmu pendidikan Islam, seseorang dituntut untuk melibatkan panca indra, akal, dan hati secara integratif; sehingga bobot kebenaran lebih tinggi, objeknya lebih luas dan hasilnya lebih dapat diterima dalam pendidikan Islam.[5]
  1. Aspek Tarbawi
  1. Kita dilahirkan ke dunia ini tanpa memiliki ilmu sedikitpun, Allah menjadikan akal dan panca indra untuk manusia sebagai saluran untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
  2. Berkah panca indra, pada pendengaran, penglihatan, hati, sebagai sumber ilmu pengetahuan harus kita manfaatkan sebaik mungkin.
  3. Keberhasilan memperoleh ilmu pengetahuan dengan memanfaatkan anugerah Allah tersebut, seharusnya membuat seseorang bersyukur kepada Allah Swt..


                   









BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari hadist tersebut dan disertai dengan penjelasan dari ayat al-qur’an, dapat disimpulkan bahwa panca indera yang diberikan oleh Allah kepada kita adalah salah satu sumber ilmu pengetahuan yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin dan harus kita syukuri.
Namun penggunaan panca indra, harus melibatkan akal, dan hati secara integratif; sehingga bobot kebenaran lebih tinggi, objeknya lebih luas dan hasilnya lebih dapat diterima dalam pendidikan Islam.













DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Muhammad Ustman , ‘Awanul Ma’bud Juz 3, ( والنشر والتوربعللطباعة),
H. Bey arifin dan A. Syinqithy Djamaludin, terjemah sunan Abu Daud, (Semarang: CV. Asy Syifa, 1992).
Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy,  Sejarah & Pengantar ilmu Hadist, (Semarang, PT. Pustaka Rizki Putra, i997).
Dr. Yusuf Qardhawi, Sunah Rasul Sumber Ilmu Pengetahuan & Peradaban, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998). Hal 147



[1] H. Bey arifin dan A. Syinqithy Djamaludin, terjemah sunan Abu Daud, (Semarang: CV. Asy Syifa, 1992). Hal. 661
[2] Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy,  Sejarah & Pengantar ilmu Hadist, (Semarang, PT. Pustaka Rizki Putra, i997). Hal. 261-262
[3] Abdurrahman Muhammad Ustman , ‘Awanul Ma’bud Juz 3, ( والنشر والتوربعللطباعة). Hal. 253.259
[4] Dr. Yusuf Qardhawi, Sunah Rasul Sumber Ilmu Pengetahuan & Peradaban,(Jakarta: Gema Insani Press, 1998). Hal 147

28 komentar:

  1. nama: ahmad mursalin
    kelas: F
    NIM: 202 1110 277
    mohon penjelasannya bahwa penggunaan panca indera haru melibatkan akal dan hati secra intregitas! dan berikan contoh

    BalasHapus
    Balasan
    1. • maksud dari penggunaan panca indera harus melibatkan akal dan hati secra intregitas adalah, bahasa lain dari integritas adalah “keterpaduan” (keterpaduan antara indera, akal dan hati) artinya ketika kita ingin menggunakan panca indera kita untuk mengamati alam sekitar atau ciptaan Allah, disamping kita menggunakan akal untuk berfikir, tetapi kita juga harus melibatkan hati, karena hati itulah yang akan membimbing akal menuju kebenaran yang hakiki.
      • Cara penggabungan antara panca indra akal dan hati dalam mencari ilmu yaitu ketika kita sedang melihat-lihat alam ini dengan alat indera, kita tidak hanya melihat-lihat begitu saja, tapi kita amati, kita fikikan menggunakan akal kita, dari mana asalnya, bagaimana bisa terjadi seperti itu dan sebagainya. Namun dalam mengamati atau memikirkan hal tersebut disamping menggunakan akal juga harus dibarengi dengan hati, karena hati inilah yang akan menunjukan kebenaran yang sebenarnya.
      • Contoh: “filsafat yunani” para filosof yunani menggunakan panca inderanya untuk memperhatikan alam sekitarnya dan berfikir hanya dengan menggunakan akal tanpa dibarengi dengan hati, akhirnya hasil yang didapat dari pemikiran tersebut tidak atau kurang sesuai dengan kebenaran yang hakiki dan tidak membuat mereka iman kepada Allah. Dibandingkan dengan “fisafat islam” para filosof muslim disamping menggunakan akal mereka juga menggunakan hati, dan akhirnya hasil yang didapat dari pemikiran tersebut bobot kebenarannya lebih tinggi, objeknya lebih luas dan hasilnya lebih dapat diterima dalam pendidikan Islam.

      Hapus
  2. arif stiawan
    2021110270
    f

    apa jadinya jika penggunaan panca indera tidak melibatkan akal dan hati secra intregitas? jelaskan, beri contoh!

    BalasHapus
    Balasan
    1. • Akibat jika penggunaan panca indera tidak melibatkan akal dan hati secara intregitas yaitu hasil yang didapat dari pemikiran tersebut tidak atau kurang sesuai dengan kebenaran atau bobot kebenarannya rendah, membuat kita takabur (tidak bersyukur) dan tidak membuat kita iman atau tidak membuat iman kita bertambah kepada Allah.

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Nama:Dadang Irwanto
    NIM:2021110256
    kls:F

    Bagaimana cara kita mengoptimalkan lima pancaindra kita agar bisa bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari?

    BalasHapus
    Balasan
    1. • “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Qs. An Nahl:78)
      • Cara mengoptimalkan panca indera:
      a. Merenung : ketahuilah bahwa kita di lahirkan dalam keadaan serba tidak tahu, dan Allah sudah memberikan kita panca indera agar kita bisa memanfaatkan apa saja yang sudah Allah ciptakan di dunia ini untuk kita
      b. Mengamati : Allah menciptakan makhluk pasti ada manfaatnya, kita sudah diberkahi oleh-Nya panca indera, yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin, yang dengannya kita dapat berinteraksi dengan semesta tempat kita hidup, apa yang ada didalamnya, serta makhluk- makhluk lainya.
      c. Bersuykur : dengan bersyukur kita tidak akan menyianyiakan pemberian Allah berupa panca indera tadi, dan berusaha memanfaatkannya semakimal mungkin.

      Hapus
  5. Musfiroh
    NIM : 2021110255
    kelas : F

    pada makalah anda dijelaskan bahwa dalam menuntut ilmu seseorang hendaknya menggunakan alat indra dan hati, bagaimana jika ada suatu masalah misalnya ketika seseorang masuk dalam lembaga pendidikan namun hatinya sebenarnya menolak untuk masuk ke lembaga tersebut, karena ia tahu bahwa bakat dan kemampuan yang dimilikinya bukan di lembaga pendidikan tersebut. menurut anda bagaimana menyikapi permasalahan tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. • Misal, ada seorang siswa yang berbakat dalam sepak bola, namun ia malah dimasukan dalam sekolah seni, karena permintaan dari orang tua, walaupun sebenarnya dia menolaknya. Menurut pendapat saya hal itu malah akan menghambat prestasi / bakat siswa tadi, bukan tidak mungkin siswa tadi malah bisa gagal dalam bola (karena tidak dikembangkan) dan juga dalam seni (karena hatinya sudah menolak, sehingga tidak maksimal), maka sebaiknya bimbinglah seorang anak sesuai dengan bakat dan minatnya, karena pendidikan bukanlah tempat membuat karakter seseorang, tetapi sekolah adalah tempat mengembangkan karakter yang sudah ada.

      Hapus
  6. fatimatuz zuhro
    2021110257
    F

    disebutkan dalam makalah bahwa dalam penggunaan panca indra harus melibatkan akal dan hati secara integral,maksudnya apa dan bagaimana cara untuk penggabungan antara panca indra akal dan hati dalam mencari ilmu.
    makaci.....

    BalasHapus
  7. nama : Nur Aini
    nim : 2021110263
    kelas : F

    penggunaan pancaindra yang sebenarnya itu yang bagaimana?karena kita tahu ada sebagian orang yang memiliki kekurangan dalam panca indranya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. • penggunaan panca indra yang sebenarnya yaitu menfaatkan panca indera itu semaksimal mungkin dalam hal kebaikan.
      • Ketika kita berbicara tentang orang yang memiliki kekurangan dengan panca inderanya, misal buta, penggunaan panca indra yang sebenarnya juga sama seperti yang normal yaitu memanfaatkan panca indera yang sudah diberi semaksimal mungkin. Karena ketika kita diberi kekurangan dalam satu sisi, disisi lain kita juga akan diberi kelebihan, misal biasanya orang yang buta, indera perabanya jauh lebih peka.
      • Dengan kata lain, jangan jadikan kekurangan kita sebagai alasan untuk tidak maju, tapi jadikanlah kekurangan tersebut sebagai motivasi kita untuk mengembangkan hal lain yang bisa membuat kita maju.

      Hapus
  8. Miskiyatin nufus 2021110283 F


    bagaimana cara menumbuhkan semangat untuk memanfaatkan panca indera semaksimal mungkin ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. • cara menumbuhkan semangat untuk memanfaatkan panca indera semaksimal mungkin yaitu dengan “belajar”
      • dengan belajar kita tahu bahwa Allah telah memberikan nikmat yang begitu besar berupa pamca indera, yang dengannya kita bisa berinteraksi bukan hanya dengan manusia tetapi juga makhluk lainya, yang dengannya kita bisa memanfaatkan apa saja yang sudah Allah ciptakan untuk kita, dan sebagainya

      Hapus
  9. yeni nur khasanah
    2021110266
    F

    bagaimana anda menyikapi apabila ada seseorang yang memanfaatkan panca indranya untuk melakukan hal2 yang negatif?

    BalasHapus
    Balasan
    1. • Ketika ada seseorang yang memanfaatkan panca inderanya untuk ha-hal yang negatif, itulah salah satu contoh dari penggunaan panca indera yang tidak dibarengi dengan hati.
      • Seharusnya dalam penggunaan panca indera,harus dibarengi dengan hati, karena hati inilah yang akan menjaga, membimbing agar selalu dalam jalan yang benar, sehingga akan membuat kita bersyukur dan makin mendekatkan kita pada Allah.

      Hapus
  10. syaiful islam
    2021110250

    bagaimana menyeimbangkan panca indra kita agar maksimal dalam memperoleh pendidikan atau ilmu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. • “menyeimbangkan panca indera agar maksimal dalam mencari ilmu” artinya kita dalam menuntut ilmu jangan hanya menggunakan satu indera saja, melainkan harus memadukan panca indera tersebut, misal indera penglihatan (untuk memperhatikan yang dilakukan oleh pendidik) dan indera pendengar (untuk mendengarkan apa yang diterangkan oleh pendidik). Kenudia kita fahami apa yang telah diterangkan dengan menggunakan akal yang didasari oleh hati agar kita bisa memperoleh ilmu secara maksimal.

      Hapus
  11. chomsatun nadhiroh
    2021110274
    F

    dalam maklah anda djelaskan bahwa seseorang dituntut untuk melibatkan panca indra, akal dan hati secara integratif...itu maksudnya apa..?? mohon dijelaskan..
    trmksih..

    BalasHapus
  12. KHOIROTUNNISA' ALYNA
    202 111 0253

    Seharusnya kelengkapan panca indraa yang kita miliki semakin mendekatkan kita kepada Allah, namun tak jarang kita menyalahgunakan karunia yang diberikan Allah tersebut.. bagaimana kita cara mangatasi hal tersebut?

    BalasHapus
  13. nama:misroha
    nim:202109247
    F
    bagaimana cara menyeimbangkan fungsi panca indra dengan hati kita agar hati dan pancaindra tidak bertolak belakang dalam hal mencari ilmu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. • menyeimbangkan fungsi panca indra dengan hati dalam hal mencari ilmu, misal, indera pendengaran, di mana indera ini jika kita seimbangkan dengan hati, artinya dalam penggunaanya didasari dengan hati, dan hati inilah yang membimbing untuk menggunakan panca indera tersebut dengan baik. Contoh, yaitu untuk mendengarkan apa yang diterangkan guru dengan seksama. Karena jika dalam penggunaan panca indera tersebut tidak didasari dengan hati, bukan tidak mungkin kita tidak akan memperhatikan apa yang sedang diterangkan oleh guru.

      Hapus
  14. Hartini
    2021110237
    F

    bagaimana jika dalam kehidupan seseorang tidak ada atau tidak mempunyai dorongan dalam memanfaatkan pancra indera ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. • jika dalam kehidupan seseorang tidak mempunyai dorongan dalam memanfaatkan pancra indera maka kehidupan orang tersebut tidak akan maju, orang tersebut tidak akan tahu apa-apa, karena tidak mau mengamati ataupun berfikir, sehingga tidak bisa memanfaatkan apa yang Allah ciptakan untuk kita.

      Hapus
  15. mohon maaf jikalau jawaban masih banyak kesalahan dan kekurangan

    BalasHapus