Laman

new post

zzz

Sabtu, 03 Maret 2012

Kelas F, Syaiful Islam, 4: AKAL, ILMU dan AMAL


MAKALAH
AKAL, ILMU dan AMAL
Disusun untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Hadist Tarbawi II
Dosen pengampu: Muhammad Hufron, M.S.I





Disusun Oleh :
SYAIFUL ISLAM
(2021110250)



Tarbiyah PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2012
PENDAHULUAN

            Di dalam makalah ini akan membahas sedikit tentang proses akal sehat, yakni keterkaitan akal, ilmu dan amal dalam dunia pendidikan.
            Ilmu yang baik adalah ilmu yang diamalkan, dan ilmu yang diamalkan harus dilandaskan dengan akal. Akal memiliki potensi dan kedudukan yang tinggi dalam kehidupan, baik di dunia dan akhirat.
           






















PEMBAHASAN
A. HADITS


عَنْ‌عَا‌ئِشَة‌‌قَلَتْ׃‌﴿قُلْتُ‌يَا‌رَسُوْلَ‌اللّه‌بِأَيِّ‌شَيْ‌ءٍ‌يَتَفَاضَلَ‌النَّاسُ‌فِيْ‌الدُّنْيَا؟قَالَ׃بِالْعَقْلِ‌٫قُلْتُ‌فَفِي‌اﻵخِرَة؟‌قَالَ׃بِالْعَقْلِ٫‌فَقَالَتْ‌عَائِشَة׃‌إِِنَّمَا‌يُجْزَوْنَ‌بِأََعْمَالِهِمْ؟‌قَالَ‌وَهَلْ‌عَمِلُوْاإِلاَّبِقَدْرِمَاأَعْطَاهُمُ‌اللّه‌مِنَ‌الْعَقْلِ‌فَبِقَدْرِ
مَااُعْطُوْا‌مِنَ‌الْعَقْلِ‌كَانَتْ‌اَعْمَالَّهُم‌وَ‌‌‌‌بِقَدْرِ‌مَا‌‌‌عَمِلُوْا‌يُجْزَوْن﴾
رواه‌احارث‌في‌المسند،۲\٨۰٥

Artinya :
“ Diceritakan dari Aisyah RA, berkata: (Saya berkata kepada Rosul.”Ya Rasul, dengan apa manusia itu diutamakan di dunia?” Rasul menjawab: “Dengan akal”. Aisyah bertanya lagi: “Kalau di akhirat?” Rasul menjawab: “Dengan akal juga”, Aisyah berkata: “Semestinya mereka dibalas dengan karena amalnya”. Rasul menjawab: “Apakah manusia bisa beramal sedangkan Allah tidak memberikan akal, sekiranya mereka diberikan akal maka mereka bisa beramal dan sekiranya mereka bisa beramal maka diberikan balasan pahala”)”.

B. MUFRODAD
Yang lebih utama, diutamakan      = ‌يَتَفَاضَلَ‌
Yang punya akal, dengan akal            = بِالْعَقْلِ
Diberikan balasan                                =  ‌يُجْزَوْنَ
Diberikan                                            = َ‌‌‌‌بِقَدْرِ

C. BIOGRAFI PERAWI
            Siti Aisyah adalah putri Abu Bakar RA, sahabat Rasulullah SAW sekaligus khalifah pertama. Siti Aisyah memiliki gelar ash-Shiddiqah, sering dipanggil dengan Ummu Mukminin, dan nama keluarganya adalah Ummu Abdullah. Kadang-kadang ia juga dijuluki Humaira’. Namun Rasulullah sering memanggilnya Binti ash-Shiddiq. Siti Aisyah lahir pada bulan Syawal tahun ke-9 sebelum hijrah, bertepatan dengan bulan Juli tahun 614 Masehi, yaitu akhir tahun ke-5 kenabian. Pernikahan Rasulullah dengan Siti Aisyah merupakan perintah langsung dari Allah, setelah wafatnya Siti Khadijah. Setelah dua tahun wafatnya Khadijah, turunlah wahyu kepada kepada Rasulullah untuk menikahi Aisyah, Pernikahan Rasulullah dengan Siti Aisyah terjadi di Mekkah sebelum hjirah pada bulan Syawal tahun ke-10 kenabian. Ketika dinikahi Rasulullah, Siti Aisyah masih sangat belia. Aisyah menikah pada usia 6 tahun. ketika Aisyah berusia 9 tahun, Rasulullah menyempurnakan pernikahannya dengan Aisyah.
            Ia telah meriwayatkan  2210 hadis, 297 diantaranya terdapat di dalam kitab Hadis Bukhari-Muslim[1]. Aisyah wafat pada usia 66 tahun, bertepatan dengan bulan Ramadhan, tahun ke-58 hijriah, dan dikuburkan di Baqi’[2]

D. KETERANGAN HADITS
Hadits di atas menjelaskan keterkaitan Akal, Ilmu dan Amal. Dan seruan terhadap manusia untuk berfikir. Dan juga menjelaskan tentang kedudukan seseorang tertinggi baik di dunia maupun di akhirat adalah orng yang berakal.
            Ilmu secara harfiah diartikan sebagai pengetahuan, ia merupakan lawan kata dari jahlun yang berarti ketidaktahuan atau kebodohan. Ilmu bersepadan dengan kata bahasa arab lainnya, yaitu makrifat (pengetahuan), fiqh (pemahaman) hikmah (kebijaksanaan) dan syu’ur (perasaan).
            Al-Ilmu itu sendiri dikenal sebagai sifat utama Allah SWT. Dalam bentuk kata yang berbeda, Allah SWT disebut juga sebagai al-‘Alim dan ‘Aliim, yang artinya: “Yang Mengetahui” atau “Yang Maha Tahu”. Ketika seseorang menginginkan ilmu, ia harus mengupayakannya dengan cara mempelajarinya[3]. Dan alat utama untuk mempelajari ilmu adalah akal.
Secara bahasa, akal berarti daya atau kekuatan fikiran (quwwatu al-idrak) atau pemahaman (al-fahmu). Juga terdapat istilah lain dari akal, yaitu  an-nazr (berfikir secara mendalam) dan al-fikr atau logika.
Akal merupakan daya atau kekuatan yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada manusia sebagai alat berfikir dan alat untuk mempertimbangkan serta memikirkan baik buruknya sesuatu. Akal adalah potensi yang diberikan Allah SWT kepada manusia di samping nafsu. Sebaik-baiknya pembantu ilmu adalah akal[4].
Dan sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang diamalkan, sedanng beramal sendiri diperlukan akal agar pengamalan ilmunya tepat sesusai dengan apa yang diharapkan. Dengan demikian menjadikannya ilmu yang bermanfaat[5].

E. NILAI TARBAWI
  1. Seorang pendidik hendaknya memanfaatkan dan mengamalkankn ilmunya.
  2. Seorang pendidik hendaknya menuntut ilmu dan mengamalkan ilmunya di jalan yang dibenarkan oleh agama.
  3. Sebagai seorang pelajar kita harus memaksimalkan fungsi akal dengan berfikir.







PENUTUP

          Setiap insan di dunia diwajibkan untuk berfikir untuk mengembangkan potensi akalnya. Karena orang yang berakal memiliki kedudukan yang tinggi baik di dunia maupun akhirat. Ilmu tanpa akal tak pernah ada karena tak ada pedoman yang untuk memahami ilmu itu. Dan ilmu yang baik adalah ilmu yang diamalkan, dan pemgmalannya itupun memerlukan akal karena amal tanpa akal takkan terlaksana.
            Gunakan akal sebaik mungkin agar kita bisa menjadi orang yang bermanfaat. Demikian makalah ini saya buat. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan di dalamnya. Semoga bisa memberi manfaat.




















DAFTAR PUSTAKA

Ad Dimsyaqi, Muhammad Djamaludin Al Qasyimi. 1992. Bimbingan Orang-orang Mukmin. Semarang: CV. Asy Syifa’.
Ali Fayyad, Mahmud. 1998. Metodologi Penetapan Kesahihan Hadist. Bandung: CV. Pustaka Setia.
alkisah.web.id
Suradji, Imam. 2006. Etika Dalam Prespektif Al-Qur’an dan Al-Hadits. Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru.
Al-Qardhowy, Yusuf. 199. As-Sunnah Sebagai Sumber Iptek dan Peradapan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.


[1] Mahmud Ali Fayyad, Metodologi Penetapan Kesahihan Hadist. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998, hal. 115
[2] alkisah.web.id
[3] Imam Suradji, Etika Dalam Prespektif Al-Qur’an dan Al-Hadits. Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2006, Hlm. 179
[4] Yusuf Al-Qardhowy, As-Sunnah Sebagai Sumber Iptek dan Peradapan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1999, Hlm. 97
[5] Muhammad Djamaludin Al Qasyimi Ad Dimsyaqi, Bimbingan Orang-orang Mukmin. Semarang: CV. Asy Syifa’, 1992, Hlm. 10

31 komentar:

  1. nama :ahmad mursalin
    kelas : F
    nim : 202 1110 277

    bagaimana dengan orang yang berilmu akan tetapi tidak mau mengamalkan ilmunya, hanya mau mengamalkan jika ada imbalannya saja? trus bagaimana dengan orang yang belum mau mengamlakan ilmunya dengan alasan masih belum mampu atau merasa masih bodoh/masih belajar/masih sekolah/kuliah? mohon penjelasannya...

    BalasHapus
  2. nama : Ibnu Athoillah
    kelas : F
    NIM : 202 111 0282

    bagaimana cara memaksimalkan fngsi akal kita, ?

    BalasHapus
  3. lilis Handayani
    2021110246
    kelas:F

    Bagimana cara menumbuhkan kesadaran agar kita senantiasa dapat mengamalkan ilmu yang kita miliki?

    BalasHapus
  4. nama:eni marfuah
    nim :2021110238
    kelas:f
    bagai mana cara kita memamfaatkan fungsi akal yang diberikan Allah supaya kita bisa mencari ilmu dan juga mengamalkanya?

    BalasHapus
  5. Arif Stiawan
    2021110270
    F

    bagaimana jika beramal tanpa didasari ilmu? hanya berdasarkan pemikiran sendiri yang belum tentu benar?

    BalasHapus
  6. Nama:Dadang Irwanto
    NIM:2021110256
    Kls:F

    Bagaimana cara mengsinkronisasikan antara akal,ilmu,dan amal.Agar ketiganya dapat seimbang?

    BalasHapus
  7. Nur Aini
    2021110263
    F

    menurut anda, bagaimana hubungan akal, ilmu dan amal yang nantinya bisa membawa manusia kepada jalan yang lurus dan yang bermanfaat untuk semuanya? sehingga fungsi ketiganya tidak bertolak belakang...thanx...

    BalasHapus
  8. Yeni nur khasanah
    2021110266

    menurut pemakalah, bagaimana cara kita untuk menyampaikan ilmu yang di miliki agar bisa diterima dengan baik dalam masyarakat?

    BalasHapus
  9. yeni nur khasanah
    2021110266

    bagaimana cara kita menyampaikan ilmu yang dimiliki agar bisa diterima dengan baik oleh masyarakat?

    BalasHapus
  10. @mursalin : jika orang itu tidak mengamalkan ilmunyya maka orang itu bisa dikatankan orang yang merugi dan ilmunya menjadi sia-sia atau tidak bermanfaat.
    Ilmu yang tidak diamalkan, dicela oleh Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin. Allah
    I
    berfirman:
    . نولعفت  ام ووقت نأ  د اقم ربك . نولعفت ام نووقت  ومأ يذ$اه& يأا ي
    “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengaakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaf: 2-3)
    Abu Hurairah

    t
    berkata:
    “Perumpamaan ilmu yang tidak diamalkan seperti harya yang tidak dinafkahkan di jalan Allah.”
    Al-Fudhail bin Iyadh

    rahimahullah
    berkata:
    “Seorang alim masih dianggap bodoh atas apa yang ia ketahui, sampai ia mengamalkannya.”
    Malik bin Dinar

    rahimahullah
    berkata:
    “Anda jumpai seseorang yang tidak pernah keliru sedikit pun dalam bicara, namun seluruh perbuatannya tidak lepas dari kekeliruan
    jika ia beralasan belum mampu maka ia keliru, meski sedikit ilmu yang diamalkan maka ilmu itu dikatakan ilmu yang bermanfaat. setidaknya kita amalkan pda prilaku kita sendiri. namanya juga belajar. Dan Allah maha tau apa yang dilakuakan umatnya. selama niatnya baik insyaallah akan mendapatkan balasan dariNya.
    mari kita belajar bersama-sama mengamalkan ilmu kita yang sedikit ini.......

    BalasHapus
  11. m syamsul hadi
    2021110261

    bagaimana cara kita mengetahui jika ilmu yang sudah kita dapatkan sudah dapat kita amalkan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain?
    syukron wal 'afu minkum.

    BalasHapus
  12. @atok : dengan cara kita berfikir dan bertafakurakal dan harus dibekali dengan keimanan agar tidak terkalahkan hawa nafsu.

    BalasHapus
  13. @ hani : dengan cara mengaplikasikan pada diri kita sendiri. amal yang baik adalah amal yang dilakukan secara langsung baik perbuatan maupun ucapan. dari situ orang akan tahu....
    dan kita harus berpegang pada " amalkan ilmu walaupun sedikit"
    semoga dengan itu kita senantiasa termotifasi untuk beramal.

    BalasHapus
  14. @ eni M : dengan cara kita berfikir dan bertafakurakal dan harus dibekali dengan keimanan agar tidak terkalahkan hawa nafsu.

    BalasHapus
  15. @ arif : amal tanpa dibekali ilmu? lalu apa yamg akan diamalkan? segala sesuatu yang baik yang diamalkan itu adalah ilmu itu sendiri.....

    BalasHapus
  16. @ dadang : dengan mempertebal keimanan agar tidak dikuasai nafsu yang menyesatkan.

    BalasHapus
  17. @ eni : dengan pemgaplikasian dalam keseharian...

    BalasHapus
  18. @ yani : dengan pemgaplikasian dalam keseharian...
    @ eni : pengasahan akal dengan didampinggi keimanan

    BalasHapus
  19. chomsatun nadhiroh
    2021110274
    F

    apa aplikasi dari ilmu itu sendiri...???

    BalasHapus
    Balasan
    1. pengaplikasiannya adalah amal. amal itu eujud pengaplikasian. ilmu itu baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

      Hapus
  20. dzul amal
    2021110276
    ilmu,akal dan amal,bagaimana orang menggunakaan akalnya tetapi tidak mengamalkannya?
    bagaimana seseorang mempunyai ilmu tetapi tidak menggunakan aakalnya untuk berfikir kedepan,atau ilmu tersebut disalah gunakan seperti untuk berkorupsi,bagaimana sikap kita dan apakah harus dilihat begitu saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. akal itu untuk memilah kebaikan dan keburukan, orang tidakmau mengamalkuan itu berarti ia dikuasi nafsu.

      Ilmunya akan mudhohrot, dan sikap kita hendaknya mengingatkannya.

      Hapus
  21. KHOIROTUNNISA' ALYNA
    202 111 0253

    bagaimana hakikat amal dan ilmu pengetahuan dalam kehidupan itu sendiri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pada hakikatnya amal dan ilmu pengetahuan ialah apa yang kita praktikan dari ilmu tersebut pada diri kita sehari-hari.

      Hapus
  22. BELLA AMELIA
    202 111 0267
    F

    Sebelum lebih jauh kita mengamalkan ilmu kepada orang lain,alangkah baiknya kita mengamalkan ilmu itu kpd diri kita sendiri, karena Pada hakikatnya,sebuah ilmu bisa dikatakan sbg sebuah ilmu apabila setelah ilmu itu kita peroleh kita dapat mempraktikkannya dalam keidupan sehari-hari,namun permasalahannya byk diantara kita (dlm mndpt ilmu)spt ungkapan masuk telinga kanan keluar telinga kiri.Sama sx Qt tdk mndptkn sari dari ilmu it.Pertanyaan sy bgmn kiat2 mndptkan sebuah ilmu yg dpt langsung tertancap dlm hati dan fQiran Qt,shg Qt dg sadar terdorong untuk mengamalkannya.
    trmkash(-_-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kiatnya adalah dimulai dengan melakukan hal-hal yangmudah terlebih dahulu, seperti kita mendapatkan ilmu doa-doa sehari-hari, selain diamalkan untuk diri sendiri dan bisa diamalkan pada saudara-saaudara kita.
      Selamat mencoba..!
      Semangat Bro..!!
      :P

      Hapus
  23. Husnul Lina Luaini
    2021110279
    F

    seberapa pentingnya ilmu dalam sebuah kehidupan???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat penting sekali,
      Coba kita kulik wahyu pertama yang memerintahkan NAbi Muhammad SAW untuk membaca.
      membaca disini berarti memahami atau mencari ilmu..
      Ingatlah peribahasa, carlah ilmu dari sejak ayunan sampai ke liang lahat

      Hapus
  24. Hartini
    2021110237
    F

    bagaimana caranya menyatukan antara akal, ilmu dan amal dalam satu kesatuan tanpa keluar dari jalur ajaran agama islam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Karena orang takut kepada Allah karena takut pada ilmunya.

      Hapus