Nama Majelis Ta’lim
: Al-Muqarrabin
Hari/Tanggal :
Jumat, 20 April 2012
Waktu : 16.30
wib
Alamat : Jl. Palapa III
Perumahan Kandang Panjang, Pekalongan Utara
Pembicara :
Hj. Mualifah
Tema :
Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW
Ringkasan
Pengajian
Dizaman
kepemimpinan Rasulullah SAW. Terjadi suatu peperangan yaitu peperangan antara
kaum muslim dengan kaum kafir, dimana dalam peperangan itu kaum muslimin yang
jumlahnya sedikit bisa mengalahkan pasukan musuh yang jumlahnya lebih banyak,
semua itu atas pertolongan Allah yang selalu menyertai Rasulullah dan
sahabatnya yaitu para pasukan kaum muslim. Setelah kembali dari peperangan para
kaum muslimin membawa harta rampasan perang (ghonimah) dan para tawanan. Nabi
Muhammad saw dan kaumnya berkumpul untuk membicarakan mengenai apa yang harus
dilakukan pada tawanannya ini. Kemudian, sahabat nabi yang bernama Abu Bakar mengusulkan bahwa lebih baik para
tawanan itu dimaafkan saja. Mendengar usul Abu Bakar Nabi saw hanya diam.
Kemudian Umar bin Khatab angkat bicara dan mengusulkan bagaimana jika tawanan
ini kita bunuh saja. Mendengar usul Umar Nabi juga masih diam. Kemudian nabi
beranjak dari tempat duduknya dan masuk kekamar, setelah beberapa menit Nabi
saw keluar dari kamarnya dan memberikan tanggapannya mengenai usul dari kedua
sahabatnya tersebut. Beliau menyampaikannya dengan sangat bijak dan hati-hati
agar tidak menyakiti siapapun. Sebagian kaum muslim setuju dengan pendapat Abu
Bakar dan sebagian lain setuju dengan Umar bin Khatab. Nabi saw memulai perkataanya,
beliau memuji Abu Bakar dan mengumpamakan Abu Bakar jika di umpamakan malaikat
Abu Bakar seperti malaikat Mikail yang pemaaf dan jika diumpamakan nabi Abu
Bakar seperti nabi Ibrahim yang menghadapi umatnya bukan dengan keras. Kemudian
Nabi saw juga memberikan pujianny kepada Umar bin Khatab, jika diumpamakan
malaikat Umar seperti malaikat jibril yang maha pemberi wahyu, dan jika
diumpamakan Nabi, Umar seperti Nabi Nuh yang berdoa kepada Allah “ ya allah
jangan Engkau tinggalkan satupun orang kafir disini”. Nabi saw adalah pemimpin
yang bijaksana, setelah memberi pujian kepada keduannya bagaimanapun sebagai
seorang pemimpin nabi saw harus tegas mengambil keputusan, dan nabi saw memilih
pendapat Abu Bakar untuk memaafkan para tawanannya, mendengar itu Umar bin
Khatab berlapang dada menerimanya.
Pemimpin
itu hendaknya bijaksana, tegas dan berwibawa. Paling tidak seorang pemimpin
memiliki sedikit sifat seperti yang ada pada diri Rasulullah. Dengan
menteladani sifat-sifat beliau. Kemudian seorang pemimpin hatinya harus bersih,
إن
في الجسد مضغة إذا صلحت صلح لها الجسد وإذا فسدت فسد لها الجسد كله
Hati yang rusak
menyebabkan segala perbuatannya buruk. Dan ketika pemimpin mempunyai hati yang
rusak maka kepemimpinanya akan buruk. Tidak lagi ada keadilan dan kebijaksanaan
yang dipentingkan adalah dirinya sendiri.
Hati yang demikian terjadi karena kurangnya berdoa
atau mendekatkan diri kepada Allah swt. Doa itu sangat penting dan segala
sesuatu itu terjadi atas kehendak-NYA. Namun, setidaknya seorang pemimpin itu
harus bersungguh-sungguh dalam kerjaanya karena itu adalah sebuah amanat.
Seperti hadis nabi yang berbunyi “ tidaklah seorang pemimpin yang memimpin
perkara orang muslim kemudian dia tidak bersungguh-sungguh dan tidak berbuat
baik kepada mereka kecuali dia tidak akan masuk surga bersama mereka”.
Ciri-ciri
orang yang hatinya sudah mati yaitu :
-
Mudah
meninggalkan solat, misalnya ketika seseorang menjadi domas di acara hajatan
dan berdandan begitu rapinya, ketika memasuki watu solat mereka merasa
kesulitan jika harus berwudhu dan sebagainya maka mereka tidak mengerjakan
solat.
-
Melakukan
maksiat dengan bangga, seperti melakukan aborsi dan itu berkali-kali meskipun
diketahui orang lain sekalipun.
-
Benci
dengan Al quran, maksudnya malas membaca al quran dan lebih suka mengobrol sana
sini .
-
Suka
maksiat, maksudnya lebih banyak
mengerjakan larangan Allah dari pada perintahNya.
-
Benci
dengan ulama, maksudnya apabila ada orang yang mengajarkan pada kebajikan
justru digunjing.
-
Keras
hatinya, artinya tidak mau mendengarkan nasehat orang lain.
-
Gila
dunia, maksudnya bahwa orang tersebut hanya memikirkan kekayaan atau
kebahagiaan dunia saja. Tanpa memikirkan akhirat.
-
Sibuk
dengan menggunjing, senang menggosip dan menjelek-jelekan orang lain.
Hati
adalah mata dari segalanya, hati yang dapat merasakan senang, sedih, marah, dan
juga iman pada Allah dirasakan melalui hati. Menurut Abu Hurairah, hati adalah
panglima, apabila panglima itu baik maka prajuritnya akan baik pula.
Analisis
pengajian
Nabi Muhammad adalah super leader. Dia seorang pemimpi
negara yang sepektakuler yang bisa membangun sebuah tatanegara yang adil. Dia juga seorang pemimpin agama yang mengagumkan .
dirinya bisa menggabungkan dua kepemimpinan dalam satu tubuh, pemimpin agam dan
pemimpin dunia. Keberhasilan dia dia sebagai kholifah bisa lihat dari
kepiawaian dia dalam berdakwah, keverdasan dia dalam berstrategi dan kelaihaan
dia dalam berkalkulasi, terbukti dengan kemenangan menaklukkan makah tanpa
tumpa darah, keberhasilan memimpin jazirah arab hingga beradab, kepiemimpinan
dalam kemasyaraskatan, sampai kelihaian dalam rumah tangga. Sungguh beruntung kita,
umat islam mempunyai sosok pemimpin yang menjadi suri tauladan. Lalu, keinginan
dalam diri untuk mentauladaninya? Adakah waktu yang kita sediakan untuk
mencontohkan, kalau waktu tidak ada, biaya tidak pernah keluar, kesungguhan
tidak maksimal, maka kegagalan yang akan didapat, seorang pemimpin yang tidak
berhasil dalam memimpin negaranya bisa jadi karena tidak mengenal betul
kepemimpinan Rasul dalam memimpin khalifahanya.terjdi Kegagalan bisa juga terjadi
karena ketidak mampuan seorang memimpin dirinya. Tidak berhasil memimpin nafsu,
syahwat, amarah. Kalu ada seorang atasan mersa kesulitan memimpin bawahannya, maka tanyakan pada dirinya, sudah
bisakah memimpin diri? Pertanyaan-pertnyaantersebut sangat menolong kita dalam
bentuk sesuatu dibanding hanya dengan menyalahkan pihak lain. Ketidak mampuan dalam
memimin diri salah satu dari indikasi dari kettidak mampuan mengolah hati. Hati
tidak bis disentuh dengan tangan, pukulan, denga senjata, hati hanya bisa disentuh
dengan hati lagi. Artinya memimpin yang bisa merubah orang lain adalah pemimpin
yang bisa ada dihati orang yag dipimpin. Pemimpin yang berhasil mengolah
hatinya, yang bisa membawa oang-orang yang dipimpinya mencari tujuan mulia
dunia akhirat. Inilah yang akan menjadi pondasi bagi seseorang dalam memimpin
orang lain.
Jadi
seorang pemimpin haruslah orang yang benar-benar memiliki kerteria seperti yang
di contohkan oleh Rasul yaitu seorang pemimpin yang ideal pemimpin yang
benar-benar amanah dalam menjalakan tugasnya dan mementingkan umatnya dari pada
diri sendiri. Paling tidak seorang pemimpin menteladani kepemimpinan Rasul
meski itu sulit bahkan mustahil karna pemimpin dan sesempurn-sempurnanya
manusia adalah beliua yaitu Nabi Muhammad SAW.
(2021110047)
Kelas : A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar