psikologi agama kelas A: kebutuhan agama - word
psikologi agama kelas A: kebutuhan agama - ppt
psikologi agama kelas A: kebutuhan agama - ppt
MAKALAH
KEBUTUHAN AGAMA
Disusun
guna memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Psikologi Agama
Dosen
pengampu : M. Ghufron Dimyaty, Msi
Disusun
oleh :
1. Dewi Refiyanti 2022
111 017
2. Nestiti Sunarti 2022 111 018
3. Abdus Syakur 2022
111 021
4. Khamid 2022 111 024
Kelompok II
PBA
/ A, SMT 3
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) PEKALONGAN
ANGKATAN
2012-2013
BAB
1
PENDAHULUAN
Latar
belakang masalah
Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan,
pengalaman dan latihan-latihan yang dilaluinyapada masa kecilnya dulu. Seorang
yang pada waktu kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada
masa dewasanya nanti, ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya.
lain halnya dengan orang yang diwaktu kecilnya mempunyai pengalaman-pengalaman
agama. Maka orang-orang tersebut akan dengan sendirinya mempunyai
kecenderenungan kepada hidup dalam aturan-aturan agama terbiasa menjalankan
ibadah, takut melangkahi larangan-larangan agama dan dapat merasakan betapa
nikmatnya hidup beragama.
Rumusan Masalah
1.
Mengetahui
kebutuhan manusia akan agama
2.
Untuk mengetahui pendidikan agama bagi anak
3.
Untuk mengetahui agama pada masa remaja
4.
Untuk mengetahui perkembangan
usia lanjut dan agama
BAB II
PEMBAHASAN
A.1. Kebutuhan
Manusia akan Agama
Manusia
disebut sebagai makhluk yang beragama
(homo religious). Dalam ajaran agama islam, bahwa adanya kebutuhan terhadap
agama disebabkan manusia selaku makhluk Tuhan dibekali dengan berbagai potensi
(fitrah) yang dibawa sejak lahir. Salah satu fitrah tersebut adalah kecenderungan
terhadap agama.
Prof.Dr. hasan Langgulung
mengatakan:
“salah
satu cirri fitrah ini ialah bahwa manusia menerima Allah sebagai Tuhan, dengan
kata lain, manusia itu adalah dari asal mempunyai kecenderungan beragama, sebab
agama itu sebagian dari fitrah-Nya”.
Dalam
Munjid juga ditemukan bahwa
fitrah juga mempunyai arti yaitu: ”sifat yang mensifati segala yang ada pada
saat selesai diciptakan”. Arti-arti diatas masih bersifat umum untuk mengkhususkan
arti fitrah hendaklah diperhatikan maksud firman Allah SWT sebagai berikut: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
Agama (Allah). Tetapkanlah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrahnya. (QS Al-Rum 30:30) Mushthafa
Al-Maraghi menafsirkan ayat diatas sebagai berikut: “tetaplah pada
tabiat yang telah ditetapkan Allah pada
diri manusia, maka Allah menjadikan fitrah mereka itu cenderung kepada tauhid
itu sendiri dengan petunjuk yang benar dan berasal dari akal”.
Menurut
muzayyin Arifin, berdasarkan
pandangan ulama yang telah memberikan makna terhadap istilah fitrah yang
diangkat dari firman Allah dan sabda Nabi di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa fitrah adalah suatu kemampuan dasar berkembang manusia yang
dianugerahkan Allah kepadanya. Di dalamnya terkandung beberapa komponen
psikologi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menyempurnakan bagi
hidup manusia. Komponen itu terdiri atas:
1)
Kemampuan dasar
untuk beragama secara umum, tidak hanya terbatas pada agama islam saja.
2)
Kemampuan dasar
untuk beragama Islam (ad-dinul aayyimaah) dimana faktor iman merupakan intinya.
3)
Muwahib (bakat)
dan Qabiliyyat (tendensi atau kecenderungan)
yang mengacu pada keimanan kepada Allah.
Karena
adanya fitrah ini, maka manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut
agama. Manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui
adanya Yang Maha Kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan.[1]
A.2. Kebutuhan
Ibadah (Agama)
Bentuk kebutuhan agama
dalam hal ini dirtikan sebagai kebutuhan beribadah sebagai salah satu tugas
manusia. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa manusia dan jin diciptakan bertugas
untuk beribadah.
و ما خلقت الجن
و الانس الا ليعبدون
“….
Tidak ku ciptakan jin dan manusia, kecuali
untuk beribadah kepada-Ku”.
Tugas Beribadah ini beruhubungan erat dengan tugas
sebagai khalifah, ibadah sebagai implementasi hubungan vertikal, sedangkan
khalifah sebagai implementasi hubungan kebawah dengan alam. Ibadah merupakan
implementasi ketundukan dan kepatuhan kepada atasan, sementara khalifah
merupakan implementasi kekuasaan yang bertanggung jawab dan pengelolaan yang
ramah lingkungan[2].
B. Pendidikan Agama Bagi
Anak-anak
Perkembangan
anak pada masa anak terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam
keluarga, disekolah dan dalam masyarakat lingkungan. Semakin banyak pengalaman
yang bersifat agama (sesuai dengan ajaran agama) akan semakin banyak unsur
agama, maka sikap, tindakan, kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai
dengan ajaran agama.
Bagaimana cara memberikan pengalaman keagamaan kepada
anak akan ikut membentuk pribadinya....? apa yang dapat dilakukan oleh guru
agama...?
diantara masalah yang perlu di ketahui oleh guru agama dan akan di bicarakan dalam bidang ini adalah : pembinaan pribadi anak, perkembangan agama pada anak, pembiasaan pendidikan pada masa anak, dan beberapa hal yang prlu di ketahui dan di ingat oleh guru agama.
diantara masalah yang perlu di ketahui oleh guru agama dan akan di bicarakan dalam bidang ini adalah : pembinaan pribadi anak, perkembangan agama pada anak, pembiasaan pendidikan pada masa anak, dan beberapa hal yang prlu di ketahui dan di ingat oleh guru agama.
C. Perkembangan Agama pada Remaja
Masa remaja adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, masa
berada dalam peralihan atau diatas peralihan atau diatas jembatan goyang, yang
menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh keberuntungan dengan masa dewasa yang
matang dan berdiri sendiri. Apabila seorang remaja telah merasa dapat
bertanggung jawab untuk dirinya sendiri, mampu mempertanggung jawabkan setiap
tindakannya dan dapat menerima filsafat hidup yang terdapat dalam masyarakat
dimana pun ia hidup, maka waktu itu dia telah dapat dikatakan dewasa.
Jika
kita ingin meneliti dan mempelajari jalan perkembangan perasaan agama pada
remaja, kiranya kita tidak dapat mengabaikan faktor-faktor terpenting dalam
pertumbuhan remaja itu, antara lain:
1)
Pertumbuhan
mental remaja
Ide-ide
dan pokok ajaran-ajaran agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang
dan bertambah subur, apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu
tidak mendapat kritikan-kritikan dalam hal agama itu. Dan apa yang bertumbuh
dari kecil itulah yang menjadi keyakinan yang diperpeganginya melalui
pengalaman-pengalaman yang dirasakannya.
2)
Masalah mati dan
kekekalan
Pada
masa remaja pengertian tentang mati telah lebih meluas dan mendalam, sehingga
ia memandangnya sebagai suatu phenomena umum yang wajar, yang akan menimpa
semua orang dan juga dirinya sendiri, bahkan akan terjadi atas seluruh makhluk.
Yang berarti bahwa pemikirannya itu tidak berhubungan dengan manusia saja, tapi
sebagai hukum alam yang umum. Kendatipun
pikiran tentang mati itu telah meningkat, namun mereka tidak dapat
menghilangkan kegelisahan, yang mengambil bentuk sebagai berikut:
a)
Takut berpisah
dengan keluarga
b)
Takut dirinya
akan mati
3)
Emosi dan
pengaruhnya terhadap agama
Diantara
sebab-sebab atau sumber-sumber kegoncangan emosi pada masa remaja, adalah
konflik atau pertentangan-pertentangan yang terjadi pada remaja dalam
kehidupan, baik yang terjadi pada dirinya sendiri, maupun yang terjadi dalam
masyarakat umum atau disekolah. Diantara konflik yang membingungkan dan
menggelisahkan remaja ialah jika mereka merasa atau mengetahui adanya
pertentangan tentang antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan.
4)
Perkembangan
moral dan hubungannya dengan agama
Kita
tidak dapat mengatakan seorang anak yang baru lahir bermoral atau tidak
bermoral. Karena moral itu bertumbuh dan berkembang dari penglaman-pengalaman
yang dilalui oleh anak-anak sejak lahir. Pertumbuhannya sudah dapat dikatakan
mencapai kematangannya pada usia remaja, ketika kecerdasannya telah selesai
bertumbuh. [3]
D.
Perkembangan
usia lanjut dan agama
Perkembangan
selanjutnya digambarkan oleh garis lurus sebagai gambarn terhadap kemntapan
fisik yang sudah dicapai. Sejak mencapai usia kedewasaan hingga ke usia seiar
50 tahun, perkembangan fisik manusia boleh dikatakan tidak mengalami perubahan
yang banyak. Barulah diatas usia 50 tahun mulai terjadi penurunan perkembangan
yang drastis hingga mencapai usia lanjut. Oleh karena itu, umumnya garis
perkembangan pada periode ini digambarkan oleh garis menurun. Periode ini
disebut sebagai periode regresi (penurunan).
Mengenai
kehidupan keagamaan pada lanjut ini William James menyatakan bahwa umur
keagamaan yang sangat luar biasa tampaknya justru terdapat pada usia tua,
ketika gejolak kehidupan seksual sudah berakhir (Robert H. Thouless, 1992:
107).
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari makalah tentang “Kebutuhan Agama” dapat disimpulkan
bahwa ajaran agama itu sangat berpengaruh besar terhadap jiwa kita, dan pendidikan agama sangat di butuhkan
pendidikan sejak dini sehingga di usia lanjut dapat membentuk kepribadian yang
baik.
B.
Penutup
Demikian makalah tentang
“kebutuhan agama” yang telah kami paparkan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya kritik
dan saran sangat kami harapkan guna menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin. 2009. Psikologi Agama. Palembang:
PT. Raja Gafindo Persada.
Daradjat, Zakiah. 1970.
Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Baharuddin. 2004. Paradigma Psikologi Agama. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Nama : Abdul Hafiz
BalasHapusNim : 2022111038
Kelas : PBA A
Semester : III
masa remaja adalah masa yang berapi-api penuh dengan keingin-tahuan keegoisan dan kenakalan. sebenarnya seberapa besarkah pengaruh agama terhadap remaja yang seperti itu serta seberapa besar kesadaran meraka terhadap agama?
nama:abdussyakur
Hapusnim: 2022 111 021
kelas:pba A
semester:111
sebenar nya agama memiliki kedudukan penting dan berpengaruh besar terutama di masa remaja,kita liuhat saja kepribadian remaja yg dibekali ilmu agama di masa kecil nya dengan remaja yg di masa kecil nya yangtidak di arahkan kepada agama sangat lah jauh,dengan demikian jelaslah bawa agama berpengaruh besarterhadap kepribadian remaja.namun kesadaran remaja sangat kurang, butuh perhatian penuh oranngtua serta lingkungan sekitar dan dunia penddikan.
Nama :Muhammad aziz
BalasHapusNim :2022111037
Kelas : PBA A
Semester : III
Pertanyaan : Seberapa besarkah peran Agama dalam kiehidupan kita dan darimanakah kita melihat kematangan Agama orang lain?
peran Agama dalam kehidupan kita itu sangat besar dan sangat penting sekali mz karena apabila dalam kehidupan kita tidak ditanamkan/ tidak diberi pengetahuan tentang agama berarti kita tidak mempunyai pegangan hidup sehingga kita tidak akan mengetahui jalan (arah) yang baik/ buruk yang akan kita lewati nantinya dan apabila kita ingin melihat kematangan Agama orang lain berarti kita harus mengenalnya terlebih dahulu, serta pendidikan agama apa saja yang telah dipelajarinya tetapi itu saja belum cukup mz, apabila kita ingin melihat kematangan pada orang lain karena belum tentu kita sendiri dapat mengetahui seberapa besar kematangan Agama pada diri kita.
HapusNama:Randi Faizal
BalasHapusNim:2022111019
kelas: PBA A
Pertanyaan :
Mengapa di jaman sekarang ini orang cenderung lebih mementingkan pendidikan umum dari pada pendidikan agama?
padahal dipandang scara psikologi Agama bahwa jaman sekarang ini sudah zaman akhir?
DEWI REFIYANTI KELAS PBA'A' NIM: 2022 111 017 ( Maaf pak ghufron td itu saya yg jawab. saya lupa ngasih Nama, nim sama kelasnya pak)
Hapusbegini mz Randi, karena pada zaman sekarang itu orang tua jarang mengajarkan pendidikan agama pada anaknya dari usia dini/ sejak kanak-kanak sehingga mereka menganggap pendidikan agama tidak begitu penting dan belum ada manfaatnya jika dilihat secara nyata. Sedangkan pendidikan umum pada zaman sekarang itu berkembang secara pesat serta lebih diperlukan dalam kehidupan untuk mencapai kelansungan hidup yang sejahtera.
nah apabila dilihat dari Psikologi Agama itu tanda-tandanya zaman akhir adalah pendidikan umum serta IPTEK berkembang sangat pesat sehingga pendidikan Agama tidak terlalu penting mz. Padahal menurut saya pendidika Umum dengan Pendidikan Agama itu sama pentingnya.
Nama: Nur Nadhifah
HapusNIM: 2022111004
Kelas:PBA.A
maf mb dewi, saya sependapat dengan jawaban anda, tapi saya kurang sependapat dengan anda kalau orang tua jaman sekarang jarang mengajarkan pendidikan agama pada anaknya dari usia dini.
karena dizaman sekarang juga masih sangat banyak orang tua yang mementingkan pendidikan agama dari pada pendidikan formal. toh dinegara" majupun banyak yang masih mengedepankan pendidikan agama, seperti diArab saudi dan di malaysia.
seperti itu. terimakasih. ^_^
Nama:Jaenal Abidin
BalasHapuskelas: PBA A
NIM:2022 111 020
Di masa remaja pengertian tentang kematian sudah meluas bahkan menjadi fenomena yang wajar akan tetapi kita tetap saja merasa gelisah. yang saya tanyakan bagaimana cara mengatasi rasa takut dalam menghadapi kematian padahal sudah berusaha untuk mendekatkan diri kepada sang kholik?
nama:abdussyakur
Hapusnim: 2022 111 021
kelas :pba A
semester : III
jawab :Mungkin yangt dimaksud mendekatkan sang kholik yang anda maksud masih dilisan belum dirasakan sepenuh hati.padahal yang di maksud mendekatkan diri kepada sang kholik adalah kita merasa bahwa Allah selalu di samping kita dimanapun kita berada sehingga kita tidak akan merasa takut akan datangnya kematian.dan ketika hiduppun kita akan merasa malu kepada Allah untuk melakukan kemaksiatan.
Nama : Failasufah
BalasHapusNim : 2022111008
Kelas : PBA A
Pertanyaan :
Bagaimana bila seorang anak pada saat usia dini sudah diberi atau dipaksa menerima berbagai macam pelajaran baik itu umum atau agama tanpa diberi waktu lebih untuk bermain, apakah hal tersebut berpengaruh pada psikologi anak pada saat remajanya?
Nama : Abdus Syakur
HapusKelas : PBA A
NIM : 2022 111 021
jawaban : ya,memang jika seorang anak terlalu di paksakan untuk belajar terus menerus tanpa di beri waktu untuk bermain sebagaimana anak-anak yang lain, akan berpengaruh terhadap psikologi ketika dewasa nanti. si anak akan cenderung hidup sendiri, berkepribadian pendiam, tertutup terhadap lingkungan karena sudah terbiasa nyaman pada diri sendiri dan biasanya anak tersebut di pandang teman-teman nya sebagai anak yang kuper(kurang pergaulan)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmaf pak, lupa ngasi nama.
BalasHapustadi saya,
Nama: Nur nadhifah
Nim: 2022111004
Kelas: PBA.A
pada era sekarangkan banyak para remaja yang mengabaikan nasehat" orang tuanya, bahkan mengabaikan perintah ataupun larangan dari Allah.
nha yang saya tanyakan, bagaimana cara kita untuk mengatasi para remaja yang seperti itu, agar remaja itu mempunyai rasa keagamaan yang kuat kepada Allah.
M KHOLILURROHMAN PBA A 2022111034..........
BalasHapusikhwan wa ukhti ,,,,,
sekarang di televisi maraknya perbedaan keyakinan antar kaum muslim sendiri, bagaimana jika ada seseorang yang tak yahu tentang kyakinan pada agama islam sendiri , akhirnya dia jenuh dan membenci islam sendiri....? apakah solusinya?
kedua. bagaimana cara memberikan pesikologi trhadap pmuda yang tak seagama dengan kita ?
Khoirun Nafi' Izzudin
BalasHapus2022111032
assalamu'alaikum
kulo bade tangled niki.....
di indonesia banyak ditemukan tradisi yang dihasilkan dari perpaduan agama islam dengan hindu atau budha seperti memeringati 7 hari kematian, unggah-unggahan, tinggep dan masih banyak lagi, yang mana talah melekat dalam jiwa orang yang sudah tua sudah melekat erat, meyakininya dan selalu melaksanakan ritual- ritual tersebut.
yang saya mau tanyakan mengapa dalam jiwa orang yang sudah tua tradisi itu melekat?
secara psikologi mengapa hal tersebut terjadi?
dan apa pandangan agama terhadap tradisi yang telah umum di negara kita ini?
nama: nurul hidayah
Hapusnim:2022111003
wa'alaikumsalamwr.wb ....
"gugoh tuhon" artinya suatu kepercayaan orang terdahulu yang mana jika kita menyepelekan'y mungkin berakibat buruk bagi kita,selama tidak menyimpang dg aturan agama insyaAllah boleh mempercayai dan mengamalkan'y.