Hakikat, Ciri-Ciri Dan Komponen Belajar Mengajar
MAKALAH
Disusun
guna memenuhi tugas: Strategi Belajat Mengajar
Dosen
Pengampu : M. Ghufron Dimyati, M.Si
Disusun
Oleh :
M. Syaifudin : (2021111228)
Khoerul Mar’ah : (2021112022)
Ari Karuniawan : (2021112032)
Gunawan : (2021112033)
Kelas C
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar
merupakan suatu kegiatan yang didalamnya terdapat norma-norma yang ditanamkan
pada setiap diri anak didiknya, untuk membelajarkan kepada anak didiknya, maka
guru harus menciptakan suatu kondisi yang di sengaja dibuat untuk mencapai
suatu tujuan.
Tujuan sebuah pengajaran
tidak akan tercapai apabila seorang guru tidak dapat menciptakan suatu kondisi
yang dapat mengantarkan anak didiknya pada tujuan pengajaran tersebut. Sebagai
seorang guru maka sepatutnyalah untuk mengetahui hakikat, ciri dan komponen
dalam belajar mengajar.
Hakikat, ciri dan komponen
dalam belajar mengajar merupakan suatu bagian yang sangat penting untuk
diketahui sebagai penunjang kegiatan belajar mengajat seorang guru, sehingga
dalam makalah ini kami akan membahas hal-hal tersebut dan yang terkait
dengannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Belajar Mengajar
Belajar dan mengajar adalah dua
konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar merupakan apa yang
harus dilakukan seseorang sebagai subyek dan sebagai obyek pembelajaran,
sedangkan mengajar merupakan apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.
Dua konsep tersebut menjadi terpadu
menjadi suatu kegiatan manakala terjadi interaksi guru dan siswa pada saat
pembelajaran itu berlangsung. Inilah hakikat belajar mengajar sebagai suatu
proses. Interaksi tersebut dalam proses pembelajaran memegang peranan penting
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Mengingat kedudukan siswa
sebagai subyek dan obyek pembelajaran maka inti proses pembelajaran adalah
tidak lain adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.[1]
Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha
secara aktif untuk mencapainya.[2]
Belajar atau mendulang ilmu pada hakikatnya bukan sekedar untuk, paham,dan
hafalsuatu pengetahuan tertentu, melainkan bagaimana menjadi mengerti, kemudian
mengamalkan, dan pada puncaknya menyemaikan manfaat bagi lingkungannya.[3]
B.
Ciri-ciri
Belajar Mengajar
Sebagai interaksi yang
bernilai normatif, maka dalam proses belajar mengajar mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Interaksi edukatif mempunyai tujuan
Membantu anak didik dalam suatu perkembangan tertentu merupakan sebuah
tujuan interaksi adukatif. Inilah maksud dari kegiatan belajar mengajar yang
sadar akan suatu yang menjadi tujuan dalam pendidikan dengan menjadikan anak
didik sebagai pusat perhatian.
2. Interaksi edukatif ditandai dengan penggarapan materi
khusus
Selain interaksi edukatif harus mempunyai tujuan yang jelas, interaksi
edukatif juga harus di desain dengan sebaik mungkin, sehingga relevan
untuk digunakan sebagi alt untuk mencapai
tujuan pendidikan yang baik. Untuk itu kita harus merancangnya dan memperhatikan
komponen-komponen sebelum berlangsungnya interaksi edukatif.
3. Interaksi edukatif membutuhkan disiplin
Kedisiplinan dalam interaksi edukatif dapat artikan
sebagai suatu perilaku yang diatur secara rapi sehingga menjadikan guru dan
anak didik mentaati ketentuan yang berlaku secara sadar.
4. Mempunyai prosedur yang direncanakan untuk mencapai
tujuan
Adanya prosedur
atau langkah-langkah yang relevan dan sistematik yang telah direncanakan
merupakan sesuatu yang sangat di perlukan dalam melakukan interaksi
edukatif agar dapat mencapai tujuan
secara maksimal.
5. Ditandai dengan aktifitas anak didik
Karena kita menempatkan anak didik sebagai pusat
pengajaran, maka konsekuensinya adalan keaktifan anak didik tersebut dan
sebagai syarat mutlak dalam interaksi edukatif .
6. Guru berperan sebagai pembimbing
Didalam kelas guru harus bisa menghidupkan
suasana interaksi edukatif dan
memberikan motivasi terhadap anak didiknya dalam belajar. Dalam segala situasi
apapun seorang guru harus siap menjadi mediator dalam proses beajar mengajar,
sehingga anak didik bisa menjadikan guru sebagai tokoh yang dapat diteladani tingkah
lakunya.
7. Diakhiri dengan evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang terpenting yang tidak
boleh kita abaikan begiatu saja, setelah guru melakukan kegiatan belajar
mengajar maka untuk mengetahui tercapai atau tidak nya suatu pembelajaran maka
guru harus melakukan evalauasi.
8. Mempunyai batas waktu
Batas waktu ini merupakan ciri yang tidak dapat
dipisahkan dari sistem belajar secara kelompok, tercapainya tujuan pembelajaran
dalam waktu yang telah ditentukan maka berakhir pula interaksi edukatif
tersebut. [4]
C. Komponen-Komponen Belajar Mengajar
1.
Tujuan
Adalah suatu cita-cita yang ingin di capai dari pelaksanaan suatu
kegiatan.[5]
Tujuan dalam pendidikan adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif, dengan
kata lain terdapat sejumlah nilai yang harus di tanamkan kepada peserta didik.
Nilai-nilai yang nantinya akan menjadi cara anak didik bersikap dan berbuat
dalam kehidupanya. Dr.Roestiyah, N.K mengatakan bahwa suatu tujuan pengajaran
adalah deskripsi tentang perilaku murid-murid yang kita harapkan setelah mereka
mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan.[6]
2.
Bahan pelajaran
Adalah substansi yang akan di capai dalam proses belajar mengajar,
menurut Dr. Suharsimi Arikunto bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada
dalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang di
upayakan untuk di kuasai oleh peserta didik. Karena itu guru khususnya dan
pengembang kurikulum pada umumnya tidak boleh lupa memikirkan sejauhmana
bahan-bahan yang topiknya tertera dalam silabi berkaitan dengan kebodohan
peserta didik pada usia tertentu dan dalam lingkungan tertentu pula.
3.
Kegiatan
belajar mengajar ( pendidik dan anak didik )
Kegiatan belajar
adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala proses yang telah
diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Semua
komponen pengajaran akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam
kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat
dicapai. Dalam kegiatan belajar mengajar, anak didik terlibat dalam sebuah
interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi tersebut,
anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya sebagai motivator dan
fasilitator. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya memperhatikan
perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual, dan
psikologis. Hal tersebut dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan
mastery learning kepada setiap anak didik secara individual. Mastery
learning adalah salah satu strategi belajar mengajar pendkatan individual
yang meliputi 2 kegiatan, yaitu program pengayaan dan program perbaikan. Dalam
kegiatan belajar mengajar guru akan menemui bahwa tidak semua anak didik akan
dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas (mastery). Kenyataan
tersebut merupakan persoalan yang harus diatasi dengan segera.
4.
Metode
Metode adalah suatu
cara yang dipergunakan untuk mencapai tujua yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya
bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.
Dalam mengajar hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi agar
pembelajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian anak didik, penggunaan
metode yang bervariasi juga hendaknya disesuaikan dengan kondisi psikologis
anak didik, oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam
pemilihan metode yang tepatdalam mengajar. Faktor yang mempengaruhi penggunaan
metode dalam mengajar sebagai berikut:
a. Tujuan dengan
berbagai jenis dan fungsinya
b. Anak didik dengan
berbagai tingkat kematangannya
c. Situasi yang
bermacam-macam
d. Fasilitas yang
bermacam-macam kualitas dan kuantitasnya
e. Pribadi guru serta
kemampuan dan profesional yang berbeda-beda[7]
5.
Alat
Yaitu
segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran, alat mempunyai 2 fungsi , yaitu alat sebagai perlengkapan dan alat
sebagai tujuan.
Alat
dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
I.
Alat
yang berupa suruhan, larangan, perintah dll.
II.
Alat
bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur,
gambar, diagram, slide, video dll.[8]
6.
Sumber
Pengajaran
Sumber pengajaran
merupakan materi/bahan untuk menambah ilmu pengetahuan dan hal-hal baru. Dalam
mengemukakan sumber belajar ini para ahli sepakat bahwa segala sesuatu dapat
dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Macam-macam sumber belajar:
i.
Manusia (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat).
ii.
Buku atau perpustakaan.
iii.
Mass media (peta, buku pelajaran, papan tulis, kapur, dan
lain-lain).
iv.
Museum.
v.
Alam lingkungan
vi.
Aktivitas (karyawisata, simulasi)
7.
Evaluasi
Adalah suatu tindakan atau proses
menentukan nilai yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Ketika evaluasi dapat memberikan manfaat bagi guru dan
siswa maka evaluasi mempunyai fungsi sebagai berikut:
a) Sebagai umpan balik
untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
b) Untuk memberikan
angka yang tepat bagi kemajuan atau laporan hasil belajar bagi setiap siswa.
c) Untuk menentukan
situasi belajar mengajar siswa sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki
siswa.
d) untuk mengetahui
penyebab siswa yang mengalami kesulitan belajar yang dapat dipergunakan sebagai
dasar untuk mencari solusinya.[9]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian makalah diatas, dapat kita simpulkan bahwa
seorang guru harus mengetahui tiga aspek dalam kegiatan belajar mengajar yang
berguna untuk menunjang tugas dalam pengabdianya, tiga aspek tersebut adalah hakikat,
ciri, dan komponen.
Belajar pada
hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang yang
telah melakukan aktifitas belajar, sedangkan mengajar pada hakikatnya adalah suatu
proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik,
sehingga anak didik dapat tumbuh dan terdorong untuk terus belajar.
Hakikat belajar
adalah “perubahan” dan hakikat belajar mengajar adalah proses “pengaturan”.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Anissatul Mufarokah Anissatul.2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Teras.
2. Djamarah, Syaiful Bahri . 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
3. Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
4. Mustakim Zaenal.2011. Strategi dan Metode
Pembelajaran. Jogja: Matagraf
5.
Roestiyah N.K.1987. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
[1]
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran,
cet ke 2 (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press , 2011), h.48
[2]
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Balajar Mengajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1996), h.44
[3] Zaenal
Mustakim, Op.Cit. h. 49
[4]. Syaiful Bahri
Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2000), h.16-18
[5]
Anissatul Mufarokah, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: TERAS, 2009),
h.43.
[6] Roestiyah
N.K. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h.44.
[7] Zaenal
Mustakim, Op.Cit. h. 53.
[8]
Anissatul Mufarokah. Op.Cit. h.47.
[9] Zaenal
Mustakim, Op.Cit. h. 54-55.
MANTAP. silahkan di resume . heheh
BalasHapus[PERNYATAAN]
HapusHakikat Belajar Mengajar Hanya Terdapat Dalam Interaksi Edukatif.
Benar/Salah?
Hehehehe...