Laman

new post

zzz

Selasa, 16 September 2014

SBM - C - 1 : Hakikat, Ciri-Ciri Dan Komponen Belajar Mengajar



Hakikat, Ciri-Ciri Dan Komponen Belajar Mengajar

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas: Strategi Belajat Mengajar
Dosen Pengampu : M. Ghufron Dimyati, M.Si

Disusun Oleh :

M. Syaifudin         :        (2021111228)
Khoerul Mar’ah   :        (2021112022)
Ari Karuniawan   :        (2021112032)
Gunawan              :        (2021112033)

Kelas C
           
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
TAHUN 2014



BAB I
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang didalamnya terdapat norma-norma yang ditanamkan pada setiap diri anak didiknya, untuk membelajarkan kepada anak didiknya, maka guru harus menciptakan suatu kondisi yang di sengaja dibuat untuk mencapai suatu tujuan.
Tujuan sebuah pengajaran tidak akan tercapai apabila seorang guru tidak dapat menciptakan suatu kondisi yang dapat mengantarkan anak didiknya pada tujuan pengajaran tersebut. Sebagai seorang guru maka sepatutnyalah untuk mengetahui hakikat, ciri dan komponen dalam belajar mengajar.
Hakikat, ciri dan komponen dalam belajar mengajar merupakan suatu bagian yang sangat penting untuk diketahui sebagai penunjang kegiatan belajar mengajat seorang guru, sehingga dalam makalah ini kami akan membahas hal-hal tersebut dan yang terkait dengannya.












BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat  Belajar Mengajar
Belajar dan mengajar adalah dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar merupakan apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dan sebagai obyek pembelajaran, sedangkan mengajar merupakan apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.
Dua konsep tersebut menjadi terpadu menjadi suatu kegiatan manakala terjadi interaksi guru dan siswa pada saat pembelajaran itu berlangsung. Inilah hakikat belajar mengajar sebagai suatu proses. Interaksi tersebut dalam proses pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Mengingat kedudukan siswa sebagai subyek dan obyek pembelajaran maka inti proses pembelajaran adalah tidak lain adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.[1] Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya.[2] Belajar atau mendulang ilmu pada hakikatnya bukan sekedar untuk, paham,dan hafalsuatu pengetahuan tertentu, melainkan bagaimana menjadi mengerti, kemudian mengamalkan, dan pada puncaknya menyemaikan manfaat bagi lingkungannya.[3]
B.     Ciri-ciri Belajar Mengajar
Sebagai interaksi yang bernilai normatif, maka dalam proses belajar mengajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Interaksi edukatif mempunyai tujuan
Membantu anak didik dalam suatu perkembangan tertentu merupakan sebuah tujuan interaksi adukatif. Inilah maksud dari kegiatan belajar mengajar yang sadar akan suatu yang menjadi tujuan dalam pendidikan dengan menjadikan anak didik sebagai pusat perhatian.

2.      Interaksi edukatif ditandai dengan penggarapan materi khusus
Selain interaksi edukatif  harus mempunyai tujuan yang jelas, interaksi edukatif juga harus di desain dengan sebaik mungkin, sehingga relevan untuk  digunakan sebagi alt untuk mencapai tujuan pendidikan yang baik. Untuk itu kita harus merancangnya dan memperhatikan komponen-komponen sebelum berlangsungnya interaksi edukatif.

3.      Interaksi edukatif membutuhkan disiplin
Kedisiplinan dalam interaksi edukatif dapat artikan sebagai suatu perilaku yang diatur secara rapi sehingga menjadikan guru dan anak didik mentaati ketentuan yang berlaku secara sadar.

4.      Mempunyai prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan
Adanya prosedur  atau langkah-langkah yang relevan dan sistematik yang telah direncanakan merupakan sesuatu yang sangat di perlukan dalam melakukan interaksi edukatif  agar dapat mencapai tujuan secara maksimal.

5.      Ditandai dengan aktifitas anak didik
Karena kita menempatkan anak didik sebagai pusat pengajaran, maka konsekuensinya adalan keaktifan anak didik tersebut dan sebagai syarat mutlak dalam interaksi edukatif .

6.      Guru berperan sebagai pembimbing
Didalam kelas guru harus bisa menghidupkan suasana  interaksi edukatif dan memberikan motivasi terhadap anak didiknya dalam belajar. Dalam segala situasi apapun seorang guru harus siap menjadi mediator dalam proses beajar mengajar, sehingga anak didik bisa menjadikan guru sebagai tokoh yang dapat diteladani tingkah lakunya.

7.      Diakhiri dengan evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang terpenting yang tidak boleh kita abaikan begiatu saja, setelah guru melakukan kegiatan belajar mengajar maka untuk mengetahui tercapai atau tidak nya suatu pembelajaran maka guru harus melakukan evalauasi.

8.      Mempunyai batas waktu
Batas waktu ini merupakan ciri yang tidak dapat dipisahkan dari sistem belajar secara kelompok, tercapainya tujuan pembelajaran dalam waktu yang telah ditentukan maka berakhir pula interaksi edukatif tersebut. [4]

C.    Komponen-Komponen Belajar Mengajar
1.      Tujuan
Adalah suatu cita-cita yang ingin di capai dari pelaksanaan suatu kegiatan.[5] Tujuan dalam pendidikan adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif, dengan kata lain terdapat sejumlah nilai yang harus di tanamkan kepada peserta didik. Nilai-nilai yang nantinya akan menjadi cara anak didik bersikap dan berbuat dalam kehidupanya. Dr.Roestiyah, N.K mengatakan bahwa suatu tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang perilaku murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan.[6]
2.      Bahan pelajaran
Adalah substansi yang akan di capai dalam proses belajar mengajar, menurut Dr. Suharsimi Arikunto bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada dalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang di upayakan untuk di kuasai oleh peserta didik. Karena itu guru khususnya dan pengembang kurikulum pada umumnya tidak boleh lupa memikirkan sejauhmana bahan-bahan yang topiknya tertera dalam silabi berkaitan dengan kebodohan peserta didik pada usia tertentu dan dalam lingkungan tertentu pula.
3.      Kegiatan belajar mengajar ( pendidik dan anak didik )
Kegiatan belajar adalah inti kegiatan dalam  pendidikan. Segala proses yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam  proses belajar mengajar. Semua komponen pengajaran akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Dalam kegiatan belajar mengajar, anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi tersebut, anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya sebagai motivator dan fasilitator. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Hal tersebut dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan mastery learning kepada setiap anak didik secara individual. Mastery learning adalah salah satu strategi belajar mengajar pendkatan individual yang meliputi 2 kegiatan, yaitu program pengayaan dan program perbaikan. Dalam kegiatan belajar mengajar guru akan menemui bahwa tidak semua anak didik akan dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas (mastery). Kenyataan tersebut merupakan persoalan yang harus diatasi dengan segera.
4.      Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujua yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Dalam mengajar hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi agar pembelajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian anak didik, penggunaan metode yang bervariasi juga hendaknya disesuaikan dengan kondisi psikologis anak didik, oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam pemilihan metode yang tepatdalam mengajar. Faktor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam mengajar sebagai berikut:
a.       Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
b.      Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya
c.       Situasi yang bermacam-macam
d.      Fasilitas yang bermacam-macam kualitas dan kuantitasnya
e.       Pribadi guru serta kemampuan dan profesional yang berbeda-beda[7]
5.      Alat
Yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai 2 fungsi , yaitu alat sebagai perlengkapan dan alat sebagai tujuan.
Alat dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
                                                       I.            Alat yang berupa suruhan, larangan, perintah dll.
                                                    II.            Alat bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video dll.[8]
6.      Sumber Pengajaran
Sumber pengajaran merupakan materi/bahan untuk menambah ilmu pengetahuan dan hal-hal baru. Dalam mengemukakan sumber belajar ini para ahli sepakat bahwa segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Macam-macam sumber belajar:
                                                        i.            Manusia (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat).
                                                      ii.            Buku atau perpustakaan.
                                                    iii.            Mass media (peta, buku pelajaran, papan tulis, kapur, dan lain-lain).
                                                    iv.            Museum.
                                                      v.            Alam lingkungan
                                                    vi.            Aktivitas (karyawisata, simulasi)
7.      Evaluasi
Adalah suatu tindakan atau proses menentukan nilai yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Ketika evaluasi dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa maka evaluasi mempunyai fungsi sebagai berikut:
a)      Sebagai umpan balik untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
b)      Untuk memberikan angka yang tepat bagi kemajuan atau laporan hasil belajar bagi setiap siswa.
c)      Untuk menentukan situasi belajar mengajar siswa sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa.
d)     untuk mengetahui penyebab siswa yang mengalami kesulitan belajar yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mencari solusinya.[9]














BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Dari uraian makalah diatas, dapat kita simpulkan bahwa seorang guru harus mengetahui tiga aspek dalam kegiatan belajar mengajar yang berguna untuk menunjang tugas dalam pengabdianya, tiga aspek tersebut adalah hakikat, ciri, dan komponen.
Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam  diri seseorang yang telah melakukan aktifitas belajar, sedangkan mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga anak didik dapat tumbuh dan terdorong untuk terus belajar.
Hakikat belajar adalah “perubahan” dan hakikat belajar mengajar adalah proses “pengaturan”.













DAFTAR PUSTAKA

                                                                    

1.      Anissatul Mufarokah Anissatul.2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Teras.

2.      Djamarah, Syaiful Bahri . 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

3.      Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

4.      Mustakim Zaenal.2011. Strategi dan Metode Pembelajaran. Jogja: Matagraf

5.      Roestiyah N.K.1987. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.




[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, cet ke 2 (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press , 2011), h.48
[2] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Balajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h.44
[3] Zaenal Mustakim, Op.Cit. h. 49
[4]. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h.16-18
[5] Anissatul Mufarokah, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: TERAS, 2009), h.43.
[6] Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h.44.
[7] Zaenal Mustakim, Op.Cit. h. 53.
[8] Anissatul Mufarokah. Op.Cit. h.47.
[9] Zaenal Mustakim, Op.Cit. h. 54-55.

2 komentar:

  1. Balasan
    1. [PERNYATAAN]
      Hakikat Belajar Mengajar Hanya Terdapat Dalam Interaksi Edukatif.
      Benar/Salah?
      Hehehehe...

      Hapus