AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU
PENGETAHUAN
Mata Kuliah :
Hadits Tarbawi II
Disusun oleh:
Nama : Adi
Falsafi
NIM : 2021113192
Kelas : G
TARBIYAH
/ PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Hadis Tarbawi II yang berjudul “Al-Qur’an
Sumber Ilmu Pengetahuan”,
dengan baik. Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan
kita Rasulullah saw, semoga
kita termasuk dalam kaum yang mendapat syafa’atnya di yaumil qiyamah nanti,
amin.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis mendapatkan bantuan dari
beberapa pihak baik itu berupa motivasi, dorongan maupun bimbingan. Maka dari
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ghufron Dimyati selaku dosen
pengampu dan pembimbing mata kuliah Hadits Tarbawi II dan juga kepada Orang tua
serta teman - teman penulis yang senantiasa mendukung penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Ibarat pepatah “TAK ADA GADING YANG TAK RETAK”, begitupun dengan
makalah ini. Penulis telah
berusaha semaksimal mungkin dalam membuat makalah ini namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
Pekalongan, 14 Maret 2015
Penulis,
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan wahyu yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril,
yang mempunyai
fungsi utama sebagai petunjuk bagi umat manusia. Eksistensi dan keadaan manusia memang membutuhkan petunjuk
dalam menempuh
kehidupan di dunia. Tanpa petunjuk, manusia akan hidup tersesat yang berakhir tidak
selamat.
Manusia
adalah mahluk yang lemah, maka manusia membutuhkan ilmu sebagai alat yang
dipergunakan untuk memudahkan kehidupannya. Karena Ilmu sebagai alat bagi
manusia untuk mengetahui dan memahami sesuatu. Manusia
telah diberi anugerah akal untuk berfikir, tetapi akal saja tidaklah cukup,
manusia membutuhkan sebuah pedoman atau petunjuk yaitu Al-Qur’an yang didalamnya
memuat peraturan, larangan dan juga ilmu pengetahuan.
Dalam makalah ini penulis akan sedikit mengkaji sebuah
hadits yang berisi tentang Al-Qur’an sebagai sumber Ilmu Pengetahuan dan penulis juga akan sedikit menjelaskan tentang
hal-hal yang berhubungan dengan hadits tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya penulis merumuskan
beberapa masalah sebagai acuan untuk mengkaji makalah ini. Adapun rumusan
masalahnya antara lain:
1.
Apa
pengertian dari Al-Qur’an dan Ilmu?
2.
Kenapa
Al-Qur’an disebut sebagai sumber Ilmu Pengetahuan?
3.
Bagaimana
bunyi hadits tentang Al-Qur’an sumber Ilmu Pengetahuan?
4.
Bagaimana
refleksi hadits tersebut dalam kehidupan nyata?
5.
Apa
saja Aspek Tarbawi yang dapat kita ambil dari hadits tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Al-Qur’an dan Ilmu
Secara bahasa Alquran berasal dari kata
“Qoro’a” yang artinya membaca, selain itu juga ada pendapat lain yang
mengatakan bahwa alquran berasal dari kata “Qorona” yang berarti menggabungkan.
Karena ayat dan surat saling
bergabung satu sama lain. Sedangkan menurut Asy Syafi’i kata Alquran adalah
muarrof tidak musytaq, dan tidak berhamzah, diletakkan sebagai nama bagi firman
Allah yang diturunkan kepada Nabi SAW.
Secara
Istilah menurut para fuqoha Alquran adalah fiman Allah yang bersifat mukjizat
yang diturunkan kepada Nabi saw, yang tertulis didalam mushaf, dinukil dari
padanya secara mutawatir dan dipandang beribadah dengan semata membacanya.[1]
Sedang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Alquran adalah kitab suci umat
Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dengan
perantara malaikat jibril untuk dibaca, dipahami dan diamalkan sebagai petunjuk
atau pedoman hidup bagi manusia.[2]
Al-Qur’an
adalah kitab suci terakhir bagi umat manusia dan sesudahnya tidak akan ada lagi
kitab suci yang akan diturunkan oleh Allah SWT, oleh karenanya Al-Qur’an adalah
petunjuk paling lengkap bagi umat manusia sejak turunnya Al-Qur’an 15 abad yang
lalu dan akan tetap sesuai dengan perkembangan zaman pada saat ini mapun untuk
masa yang akan datang sampai dengan datangnya hari kiamat nanti.[3]
Secara
bahasa ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab عَلِمَ -
يَعْلَمُ yang
artinya tahu atau mengetahui. Dalam bahasa inggris ilmu biasanya dipadankan
dengan kata science. Sedang menurut istilah ilmu adalah pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan
tersebut.
B.
Teori Pendukung
Salah satu fungsi Al-Qur’an yang utama adalah sebagai “
hudal lin naas” atau petunjuk bagi seluruh umat manusia tanpa memandang bangsa,
suku atau golongan manusia.
Karena agar
manusia
dapat menjadi kholifah yang baik dimuka bumi ini, diperlukan suatu pedoman atau
petunjuk yang menjamin manusia menuju kearah kebaikan di dunia maupun diakhirat
nanti. Seperti yang
dijelaskan dalam Q.S. Al-Isra’ : 9
إِنَّ
هَذَا الْقُرْآَنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ
يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya
Al-Qur’an ini memberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan membawa
kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi
mereka ada pahala yang besar.”
Al-Qur’an
sebagai petunjuk juga sarat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dibutuhkan oleh umat manusia. Ilmu pengetahuan yang terdapat dalam Al-Qur’an,
ada yang mudah dipahami langsung oleh pembacanya dan ada juga yang memerlukan
pemikiran dan pengembangan serta perenungan lebih lanjut untuk dapat dipahami.[4]
Apabila
diperhatikan dengan cermat ayat-ayat Al-Qur’an banyak sekali yang menyinggung
masalah ilmu pengetahuan, sehingga Al-Qur’an seringkali disebut sebagai sumber
segala ilmu pengetahuan. Hubungan antara Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan
sangatlah erat, hal ini disebabkan karena Al-Qur’an selalu merangsang akal
manusia untuk berfikir lebih lanjut tentang ilmu pengetahuan. Al-Qur’an sangat
menekankan pentingnya mengamati gejala alam dan merenungkannya. Bahkan, dalam
Al-Qur’an terdapat tidak kurang dari tujuh ratus lima puluh ayat atau sekitar
seperdelapan Kitab ini yang mendorong kaum beriman untuk menelaah alam, merenungkan
dan menyelidiki yang asli dengan menggunakan akal budi sebaik mungkin dan
berusaha memperoleh pengetahuan dan pemahaman ilmiah sebagai bagian dari hidup
bermasyarakat.[5]
Berikut ini
adalah beberapa cabang ilmu pengetahuan yang terdapat dalam Al-Qur’an:[6]
No
|
Cabang Ilmu
|
No
|
Cabang Ilmu
|
1
|
KOSMOLOGI
|
15
|
EKONOMI
|
2
|
ASTRONOMI
|
16
|
PERTANIAN
|
3
|
ASTROLOGI
|
17
|
PERKEBUNAN
|
4
|
ILMU
ALAM
|
18
|
IRIGASI
|
5
|
MATEMATIKA
|
19
|
PERDAGANGAN
|
6
|
SEJARAH
|
20
|
ARKELOGI
|
7
|
ANTROOLOGI
|
21
|
ARSITEKTUR
|
8
|
GEOGRAFI
|
22
|
PSIKOLOGI
|
9
|
SEJARAH
ALAM
|
23
|
SOSIOLOGI
|
10
|
GEOLOGI
|
24
|
SEKSOLOGI
|
11
|
MINERALOGI
|
25
|
FISIOLOGI
|
12
|
BIOLOGI
|
26
|
ILMU
KIMIA
|
13
|
BOTANI
|
27
|
ILMU
KEDOKTERAN
|
14
|
ZOOLOGI
|
|
|
C.
Hadits Tentang Al-Qur’an Sebagai
Sumber Ilmu Pengetahuan
عَنْ الْحَارِثِ قاَلَ مَرَرْتُ فِي الْمَسْجِدِ فَآِذَا
النّاَسُ يَخُوضُونَ فِي الآَحَادِيثِ فَدَخَلْتُ عَلىَ عَلٍيِ فَقُلْتُ
يَاآَمِيرُ الْمُؤمِنِيْنَ ألاَ تَرَى أَن النَّاَسَ قَدْ خَاضُوا فِي
الْاحَادِيثِ قَالَ وَقَدْ فَعَلُوهَا قُلْتُ نَعَمْ قَالَ آَمَا إِنِّي قَدْ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللٌهِ صَلٌىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: آَلَا إنّهاَ سَتَكُونُ
فِتْنَةُ فَقُلْتُ مَا المَخْرَجُ مِنْهَا يَا رَسُولَ اللَهِ قاَلَ كِتَابُ
اللٌهِ فِيهِ نَبَأُ ماَ كَانَ قَبْلَكُمْ وَخَبَرَ مَا بَعْدَكُم وَ حُكَمَ مَا بَيْنَكُمْ
وَهُوَ الْفَصْلٌ لَيْسَ بِالْهَزْلِ مَنْ تَرَكَهُ مِنْ جَبَّارٍ قَصَمَهُ اللهُ
وَمَنْ ابْتَغَى الْهُدَى فِي غَيْرِهِ أضَلَّهُ اللهُ وَهُوَ حَبْلُ الله
الْمَتِينُ وَهُوَ الٌدِّكْرُ اْلحَكِيْمُ وَهُوَ الِّصرَاطَ الْمُسْتَقِيْمُ هُوَ
اَّدِلَاء تَزِيغُ بِهِ الآَهْوَاءُ وَلاَتَلْتَبِسُ بِهِ الألْسِنَةُ وَلاَ يَشْبَعُ
مٍنْهُ الْعُلَمَاءُ وَلاَ يَخْلَقُ عَلَى كَثْرَةِ الرٌّدِّوَلَا تَنْقَضِي عَجَائِبُهُ
هُوَ الَّذِي لَمْ تَنْتَهِ الْجِنُّ إِذْ سَمِعَتْهُ حَتَّى قَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا
قُرْانَا عَجَبَا يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَامَنَّأ بِهِ, مَنْ قَالَ بِهِ صَدَقَ
وَمَنْ عَمِلَ بِهِ آُجِرَ وَمَنْ حَكَمَ بِهِ عَدَلَ وَمَنْ دَعَا إِلَيْهِ هَدَى
إلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمِ خُذْهَا إِلَيْكَ يَا آَعْوَرُ.} قَالَ آَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثِ غَرِيبُّ لا
نَعْرِفُهُ إلاَّ مِنْ هَذَا الوَجْهِ وَإِسْنَادُهُ مَجْهُولٌ وَفِي الحَارِثِ
مَقَالٌ (رواه الترمذي فى الجامع,كتاب
فضائل القران عن رسول الله,باب ما جاء فى فضل القرآن)
Artinya:
Di riwayatkan dari Al Harits, Beliau Berkata “ Pada
suatu waktu aku melewati masjid, di sana pada waktu itu aku melihat orang-orang
sedang berbicara panjang lebar, lalu aku mendatangi Ali. Aku bertanya
kepadanya, wahai Amirul Mu’minun tidakkah engkau melihat orang-orang yang telah
berbicara panjang lebar. Beliau bertanya ataukah mereka benar-benar
meengerjakannya, aku menjawab Ya. Beliau berkata,”ingatlah sesungguhnya aku
mendengar Rasulullah bersabda: “ Ingatlah bahwa sesungguhnya akan terjadi
fitnah. Lalu aku (Ali) bertanya : apa jalan keluar darinya wahai Rasulullah?.
Beliau bersabda Kitabullah yang di dalamnya terdapat cerita cerita tentang umat
sebelum kalian juga kabar tentang hal yang akan terjadi setelah kehidupan
kalian dan hukum sesuatu yang terjadi diantara kalian. Dan Kitabullah adalah
pemisah antara yang haq dan yang bathil bukan senda gurau. Barang siapa yang
meninggalkannya dari orang-orang yang
angkuh atau sombong maka Allah akan membinasakannya dan barang siapa
mencari petunjuk dengan selamanya maka Allah akan menyesatkannya. Kitabullah
adalah kitab Allah yang kuat, juga dzikir yang bijaksana, serta jalan yang
lurus. Kitabullah adalah sesuatu yang membuat keinginan tidak menyeleweng,
tidak membuat lidah sulut dalam melafalkan, tidak membuat para ulama merasa
puas , tidak usang sebab banyak di ulang serta tidak akan habis
keajaiban-keajaibannya. Kitabullah adalah sesuatu yang membuat jin tidak
berhenti kala mendengarnya sehingga mereka berkata, “Sesungguhnya kami telah
mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan, yang memberi petunjuk pada jalan
kebenaran, lalu kami beriman kepadanya “. Barang siapa berbicara dengannya (Kitab
Allah) maka dia telah berkata jujur. Barang mengamalkannya maka akan diberikan
pahala. Barang siapa menghukumi dengannya maka dia telah berbuat adil. Barang
siapa yang mengajak kepadanya maka dia telah diberi petunjuk pada jalan yang
lurus. Ambillah kalimat-kalimat ini wahai orang yang bermata satu. Hadist ini
adalah Hadist ghorib yang tidak kami ketahui kecuali dari hadistnya Hamzah Al
Zayyat mata rantai hadistnya tidak diketahui dan dalam hadistnya Al-Hadist
terdapat komentar. (HR. At-Tirmidzi)[7]
D.
Refleksi
Hadits
Dari Hadits diatas dapat kita ketahui
bahwa Al-Qur’an bukan hanya berisi tentang aqidah, perintah maupun larangan
tetapi didalamnya juga banyak mengandung ilmu pengetahuan dan bahkan disebut
sebagai sumber dari ilmu pengetahuan. Al-Qur’an sekarang semakin laris dikaji oleh para ilmuan terutama
masyarakat maju non muslim. Terbukti; Al-Qur’an banyak memberikan informasi
tentang Iptek yang semakin hari semakin nyata lewat kajian dan percobaan yang
mengagumkan. Sebagai contoh, hasil percobaan pemotretan atas
pegunungan-pegunungan di Nejed Arab Saudi oleh Telstar, ternyata diketahui
bahwa gunung-gunung yang tampak dimata tetap ternyata bergerak, sesuai
dengan ayat Al-Qur’an Q.S. An-Naml: 88.
وَتَرَى الْجِبَالَ
تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ
كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ (٨٨(
Artinya: “Dan
kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap ditempatnya, padahal ia
berjalan sebagaimana jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat
dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.”
Pada abad
ini, masyarakat maju nonmuslim sangat berambisi mengkaji Al-Qur’an, dalam
kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tampaknya tibalah saatnya kita
membentuk suatu lembaga yang tediri atas ulama, ulil albab (cendekiawan
muslim), dan ilmuan dari berbagai disiplin ilmu untuk menafsirkan Al-Qur’an
untuk menjadi pegangan dan pedoman kehidupan masyarakat mutakhir, yakni
masyarakat Iptek.[8]
E.
Aspek
Tarbawi
Dari
penjelasan diatas, aspek-aspek pendidikan atau pelajaran yang dapat kita ambil
adalah sebagai berikut:
1.
Kita
harus menyakini tentang kebenaran Al-qur’an yang sebagai petunjuk bagi umat
manusia.
2.
Kita
juga harus meyakini bahwa Al-Qur’an merupakan sumber dari Ilmu Pengetahuan.
Yang mana didalamnya banyak sekali memuat tentang ilmu pengetahuan baik yang
tersirat maupun tersurat.
3.
Kita
sebagai orang muslim harus lebih mempelajari Al-Qur’an dan berusaha menemukan
Ilmu pegetahuan baru yang terkandung dalam Al-Qur’an. Agar kita tidak
tertinggal oleh kaum nonmuslim dalam segi ilmu pengetahuan dan teknologi.
BAB III
PENUTUP
Secara
bahasa Alquran berasal dari kata “Qoro’a” yang artinya membaca, sedangkan secara Istilah menurut Alquran adalah fiman Allah yang
bersifat mukjizat yang diturunkan kepada Nabi saw, yang tertulis didalam
mushaf, dinukil dari padanya secara mutawatir dan dipandang beribadah dengan
semata membacanya. Secara bahasa ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa
Arab عَلِمَ -
يَعْلَمُ yang
artinya tahu atau mengetahui. Sedang menurut
istilah ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan tersebut.
Salah
satu fungsi Al-Qur’an
yang utama adalah sebagai “ hudal lin naas” atau petunjuk bagi seluruh umat manusia. Apabila diperhatikan dengan cermat ayat-ayat
Al-Qur’an banyak sekali yang menyinggung masalah ilmu pengetahuan, sehingga Al-Qur’an
seringkali disebut sebagai sumber segala ilmu pengetahuan. Bahkan, dalam
Al-Qur’an terdapat tidak kurang dari tujuh ratus lima puluh ayat atau sekitar
seperdelapan Kitab yang mebicarakan tentang ilmu.
Pada abad ini, masyarakat
maju nonmuslim sangat berambisi mengkaji Al-Qur’an, dalam kaitannya dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kita sebagai orang muslim yang berpedoman kepada
Al-Qur’an juga seharusnya tidak boleh kalah dengan masyarakat nonmuslim
tersebut dengan mempelajari Al-Qur’an lebih dalam lagi dan menemukan berbagai
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkandung didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pendidikan Nasional. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Jakarta: Gramedia.
Kamali, Sudaryo
El. 2006. Pengantar Studi Alquran, Pekalogan: STAIN Pekalongan Press.
Majid,
Abdul. 1997. Mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang Iptek. Jakarta: Gema
Insani Press.
Qadir,
C.A. dkk. 1995. Ilmu Pengetahuan dan Metodenya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Rahman,
Afzalur. 2000. Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Wardhana,
Wisnu Arya. 2004. Al Qur’an dan Energi Nuklir. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Zuhri,
Moh. 1992. Terjemah Sunan At Tirmidzi IV. Semarang: CV Adhi Grafika.
PROFIL PENULIS
Penulis merupakan seorang anak laki-laki dari pasangan
suami istri Subahrun dan Zumaroh, yang lahir 21 tahun yang lalu tepatnya pada
tanggal 25 november 1993 di kota pekalongan yang kemudian diberi nama Adi
Falsafi.
Sekarang
penulis tinggal di Jl. Hayam Wuruk Gg.3 No.5 Bendan Pekalongan bersama seorang
Ibu dan dua kakak serta dua adik penulis.
Kini
penulis masih menjadi seorang Mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Negeri (STAIN)
Pekalongan Jurusan Tarbiyah dengan Program studi Pendidikan Agama Islam
semester empat.
Sebelum
masuk perguruan tinggi tentunya penulis telah melewati jenjang pendidikan
sebelumnya, yaitu di: MSI 01 Kauman Pekalongan Lulus tahun 2005 kemudian
melanjutkan ke SMP Salafiyah Pekalongan dan lulus tahun 2008 setelah itu
penulis mesuk ke MA Negeri 02 Pekalongan dan ;ulus tahun 2011.
[2] Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:
Gramedia, 2012) hlm. 44
[5] C.A.
Qadir, dkk., Ilmu Pengetahuan dan Metodenya, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1995), hlm. 1
[8] Abdul
Majid, Mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang Iptek, (Jakarta: Gema
Insani Press, 1997), hlm.42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar