AKAL ILMU DAN AMAL
Mata Kuliah : Hadis Tarbawi II
Oleh:
Wilda Karimah 2021113046
Kelas: H
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
Kata Pengantar
Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan
kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Hadis Tarbawi II yang bejudul “Akal, Ilmu dan Amal”,
dengan lancar dan baik.
Dalam pembuatan
makalah ini, semua materi tidak hanya diperoleh dari kerja keras penulis,
melainkan ada beberapa pihak yang membantu memberikan bimbingan, semangat, dan
saran. Berkenaan dengan hal tersebut penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Bapak Muhammad
Gufron Damyati, M.S.I selaku Dosen pengampu dan pembimbing Mata Kuliah Hadis
Tarbawi II.
2.
Kedua Orang Tua,
yang telah mendidik, dan menberi Do’a.
3.
Teman-teman atas
motivasinya.
4.
Semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan krirt dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis
mengucapakn terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Pekalonagn, Maret
2015
Penulis
A. PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk
yang paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT, karena mempunyai kelebihan
jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk ciptaan allah yang lainnya yaitu
manusia di anugerahi Akal, sehingga manusia mampu memilih, memperhatikan mana
yang benar dan mana yang salah dengan fikirannya.
Agama Islam sangat menjunjung
tinggi Akal, dengan akal seseorang bisa mampu mendapatkan Ilmu. Dengan Ilmu
hidup seseorang akan bahagia didunia dan diakhirat. Dan apabila seseorang yang
mempunyai Akal itu digunakan untuk mencari Ilmu, kemudian Ilmunya diamalkan
kepada orang lain, maka Ilmu akan bermanfaat untuk dirinya maupun orang lain.
Namun terkadang
tanpa disadari manusia tidak memikirkan apa yang dilakukan, mereka sibuk dengan
urusan dunia yang sebentar lagi akan meninggalkannya, padahal seharusnya dunia
ini dijadikan tempat untuk bekerja keras dalam meraih kehidupan yang bahagia di
akhirat,untuk itu makalah ini membahas tentang
Akal, Ilmu dan Amal.
B.
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Akal secara
sistematik adalah ah-hijr atau an-nha artinya kecerdasan. Sedamgkan kata Aqala
artinya mengingat atau menawan. Akal pada hkikatnya merupakan potensi ranah yang
dapat membedakan mana yang hak mana
yang batal, mana yang benar da mana yang salah.
Akal dalam pandangan Islam bukanlah otak, tetapi merupakan daya berfikir
yang terdapat dala jiwa manusia, daya yang didlam Al-Qur’an digambarkan
memperoleh pengetahuan dengan memperlihatkan alam sekitarnya. Sesngguhnya akal mempuyai bemacam-macam arti yang pertama, akal
adalah sifat yang membedakan antara manusia dengan binatng. Dengan akal manusia
bersedia menerima berbagai macam ilmi yang memerlukan pemikiran.
Yangkeduahakikat akal adalah ilmu pengetahuan yang timbu dari alam wujud.
Menggunakan
akal artinya menggunakan kemampuan, pemahaman, baik dalam kaitannya dengan
realitas yang konkret maupun realitas piritual atau kegaiban. Realitas konkrit
dipahami oleh pemikiran dan realitas spiritual dipahami oleh qalb. Keduanya
merupakan kesatuan organik akal sebagai instrumen dan daa ruhani untu memahami
kebenaran.[1]
Ilmu menurut
etimologi berasal dari kata bahasa Arab عَلِمَartinya mengetahuai. Sedangkan menurut istilah:
العِلْمُ
صِفَةٌ يَنْكَشِفُ بِهَا الْمطْلُوْبِ اِنْكِشَا فًا تَامَا
Ilmu adalah suatu sifat yang dengan
sifat sesuatu yang dituntut bisa terungkap dengan sempurna.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ilmu
merupakan sarana untuk mengungkap, mengatasi, menyeesaikan dan menjawab
persoalan yang sedang dihadapi dalam hidup
dan kehidupan manusia.[2]
Sedangkan amal
adalah suatu kondisi pengharapan yang terdapat didalam jiwa seseorang.[3] Jadi dengan akal manusia mampu berpikir untuk
mendapatkan ilmu dan mengamalkan ilmu dengan sebaik-baiknya.
2. Teori Pendukung
Manusia di anugerahi akal oleh Allah untuk memikirkan segala yang
telah diciptakan oleh Allah dan
Allah SWT. Dengan
berpikir maka mendorong manusia untuk menggunakan dan mengembangkan akal
pikirannya untuk menuntut ilmu. Firman Allah surat Az-Zumar ayat 9:
ö@è% ö@yd
ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôèt tûïÏ%©!$#ur w
tbqßJn=ôèt 3 $yJ¯RÎ) ã©.xtGt
(#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ
Artinya: “katakanlah: adakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu)
berilmu dengan orang-orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya (hanya) orang-orang
yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.[4]
Ilmu pengetahuan sangat di butuhkan oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan
hidup, baik di dunia maupun di akhirat, untuk itu ilmu harus di amalkan kepada
orang lain.
Keutamaan ilmu adalah tidak ada agama selain islam dan tidak ada kitab suci
selain Al-Qur’an yang demikian tinggi menghargai ilmu pengetahuan. Mendorong
untuk mencarinya, dan memuji orang-orang yang menguasainya.[5]
Ilmu dapat membedakan nilai manusia di hadapan Allah. Keutamaan orang berilmu
pengetahuan lebih utama dari pada ahli ibadah, keutamaannya di umpamakan oleh
Rasulullah baigakan bulan di antara semua bintang, keutaman bulan disini dalam
hal fungsi menerangi. Bulan itu bercaya dan membuat dirinya terang dan dapat
pula menerangi yang lain. Sementara itu, bintang yang cahayanya redup hanya
untuk dirinya sendiri, sifat seperti itu terdapat pula pada orang yang berilmu
pegetahuan dan ahli ibadah. Orang yang beriman dapat menerangi dirinya sendiri
dengan petunjuk dan dapat pula menerangi orang-orang lain dengan pengajarannya.
Dengan kata lain orang alim memberikan manfaat untuk dirinya dan bermanfaat
pula bagi orang lain.
Orang berilmu dikatakan sebagai pewaris nabi, ini merupakan penghormatan
yang sangat tiggi warisan nabi itu bukan harta dan fasilitas duniawi melainkan
ilmu untuk mendapatkan warisan nabi tidak dibatasi pada orang-orang tertentu.Bahkan
beliau menganjurkan agar umatnya mewarisi ilmu sebanyak-banyaknya.[6]
Fungsi ilmu
adalah sebagai cahaya yang menerangi setiap orang. Dengan Ilmu, jalan hidup ini
akan menjadi terang, sebaliknya tanapa Ilmu orang akan mersa hidup ini dalam
keadaan gelap gulita. Oleh karena itu, orang dapat saja tersesat apabila tidak
memiliki pengetahuan yang memadai.[7]
3. Materi Hadis
عَنْ عَائِشة قَالَتْ:﴿ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ بِأَيِّ شَئٍ يَتَفَاضَلُ النَّاسُ
فِى الدُّنْيَا ؟ قَالَ: بِالْعَقْلِ, قَلَتْ فَفِى اْلأَخِرَةِ ؟ قَالَ:
بِالْعَقْلِ. فَقَالَتْ عَائِشَةُ: اِنَّمَا يُجْزَوْنَ بِأَعْمَالِهِمْ ؟ قَالَ
وَهَلْ عَمِلُوْا اِلاَّ بِقَدْرِمَا أَعْطَاهُمْ اللهُ مِنَ الْعَقْلِ
فَبِقَدْرِمَا أُعْطُوْا مِنَ الْعَقْلِ كَانَتْ أَعْمَالُهُمْ وَبِقَدْرِمَا
عَمِلُوْا يُجْزَوِنَ﴾ ( رَاوَهُ الحَارِث فِى الْمُسْنَدِ :823 )
Terjemahan Hadis
Dari ‘Aisyah ra ia berkata: saya bertanya
kepada Rasulullah, dengan apakah manusia bisa utama di dunia. Rasulullah
berkata: dengan akal. Aisyah bertanya lagi: kalau diakhirat? Rasulullah
menjawab : dengan akal. Maka Aisyah bertanya lagi; (bukanlah) manusia
sesungguhnya manusia itu dibalas hanya karena amal-amal. Rasulullah menjawab;
dan tidaklah manusia-manusia beramal kecuali
dengan sekedar yang Allah Swt berikan
yaitu akal. Maka dengan sekedar apa yang telah diberikan mereaka (akal) itulah
amal-amal mereka. Dan atas sejedar apa yang yang mereka kerjakan, mereka akan
mendapatkan balasan.(HR. AL-Harits).
4. Refleksi Hadis dalam Kehidupan
Manusia adalah mahluk yang sempurna karena di anugerahi akal. Dengan akal
manusia mampu berfikir dan menganalis mana yang benar dan mana yang salah,
dengan manusia menggunakan akal maka manusia mampu memfikirkan sang penciptanya
dan memikirkan apa yang ada di alam semesta ini. Namun terkadang enggan
memikirkan semua itu, mereka telah terlena dengan kemegahan duniawi yang tanpa
sadari akan kita tinggalkan.
Setelah memfikirkan Allah dan alam semesta ini akan mendorong untuk menggunakan
akal ini untuk mencari Ilmu. Karena sepanjang hidup pasti akan memerlukan ilmu,
dengan ilmu akan mendapatkan cahaya karena fungsi Ilmu itu sendiri adalah
sebagai penerang, sehingga sebagai
cahaya yang menerangi setiap orang. Dengan
Ilmu, jalan hidup ini akan menjadi terang, sebaliknya tanap Ilmu orang akan
mersa hidup ini dalam keadaan gelap gulita. Dan orang yang berilmu dalam masyarakat akan dipandang
mulia.
Sehingga setelah mendapatkan ilmu memerlukan amal untuk bisa
menagajarkan ilmu kepada orang banyak,
dengan mengamalkan ilmu maka ilmunya akan bermanfaat baik untutk dirinya maupun
oarng lain. Seseorang yang mngajarkan ilmu kepda orang lain, kemudian diamalkan
atau diajarkan lagi maka kepada orang lain, maka ia mendapat pahala seperti
oarng yang mengamalkannya atau yang mengajrkannya sekalipun telah meninggal
dunia[8]. Dan
sesorang yang menggunakan akal untuk menutut ilmu dan mengamalkanyana maka ilmu
tersebut akan ditamabah. Ilmu tanpa diamalkan maka ilmunya akan sia-sia.
Antara akal, ilmu dan amal sangat terikat,karena akal akan menyempurnakan ilmu
dan amal seseorang.
5. Aspek tarbawi
1.
Manusia
adalah makluk yang sempurna karena dianugerahi akal, untuk itu gunakanlah untuk memfikirkan
tentang Allah swt dan penciptaan alam smesta ini.
2.
Hendaklah kita bersyukur kepada Allah swt atas segala nikmat yang telah
berikan kepada kita berupa akal.
3.
Menuntut
Ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
4.
Dengan
menggunakan akal yang baik, maka akan menghasilkan ilmu
dan bisa mengamalkan kepada orang lain sehingga ilmunya bermanfaat.
C. PENUTUP
Akal adalah salah satu anugerah yang diberikan oleh Allah SWT, yang dapat membedakan
dengan makhluk ciptaan Allah swt yang lainnya. Dengan akal manusia mampu
membedakan mana yang benar dan mana yang tinggi. Dengan adanya akal mendorong manusia
untuk mencari imu karena ilmu sangat penting untuk kehidupan di dunia maupun
diakhirat. Dengan ilmu manusia akan dimulikan dan di angkat derajatnya. Setelah
mngetahuia betapa pentingnnya ilmu maka seharusnya ilmu harus di ajarkan maupun
diamalkan kepada orang, sehingga ilmu akan bermanfaat untuk diri dendiri maupun
oarng lain. Ilmu tanpa diamalkan maka ilmunya akan sia-sia. Antara akal, ilmu
dan amal sangat terikat,karena akal akan menyempurnakan ilmu dan amal
seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
As’arie, Musa. 2002. Filsafat
IslamSunah Nabi dalam Berfikir.
Yogyakarta: Amzah.
Azra, Azyumardi.2000,Pendidikan Tradisi dan ModernisasiMenuju
Menelium Baru. Karta: Logos Wacana Ilmu.
Glasel, Cryil.1999.Ensiklopedi
Islam.Yogyakarta: PT.RajaGrafindo
Juwariyah. 2010. Hadis
Tarbawi.Yogyakarta:Teras.
Khon, Abdul Majid. 2012.hadis Tarbawi:Hadis-hadis Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Qardawi, Yusuf. 2006.Al-Quran
Berbicara Tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan.Jakarta: Gema Insani Pres.
Umar,Bukhari.2014.Hadis Tarbawi (Pendidikan dalam Presfektif
Baru).Jakarta: Hamzah.
Tentang Penulis
Sejak saya lahir orang tua saya memberi sebuah
nama yang sangat indah yaitu Wilda Karimah. Biasa dipanggil wilda. Tempat lahir
saya Pekalongan. Alamat saya adalah Desa Tegalrejo, Kelurahan Pringrejo yang
dulunya adalah kelurahan Tegalrejo. Pendidikan saya dari kecil hingga sekarang
yaitu TPQ raudhotul Jinan , Tk Mashitoh 06 Tegalrejo kemudian saya melanjutkan
sekolah diMI Tegalrejo, setelah itu saya belajar lagi di Mts Hidayatul Athfal
(HIFAL) diBanyurip, kemudian saya melanjutkan di MAN 2 Pekalongan. Dan sekarang
saya kuliah di STAIN Pekalongan. Dengan semangat menuntut ilmu saya juga menjadi
pendidik disalah satu sekolah PAUD di Tirto dan mengikuti organisasi IPNU-IPPNU
di desa tegalrejo.
[3]
Cryil Glasse, Ensiklopedi Islam, (Yogyakarta: PT.RajaGrafindo, 1999),
hlm 28
[4]
Azyumardi Azra,Pendidikan tradisi dan Modernisasi Menuju Menelium Baru,(Jakarta:
Logos Wacana Ilmu,2000), hlm 13
[5] Yusuf Qardawi,Al-Qura’an Berbicara Tentang Akal dan Ilmu
Pengetahuan, (Jakarta:Gema Insani Press,2006),hlm 90-91
[6]
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi (Pendidikan dalam Perspektif hadis),(Jakarta:amzah,2014),
hlm 17-18
[8] Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi:
Hadis-hadis pendidikan,(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,
2012), hlm 128
Tidak ada komentar:
Posting Komentar