HADITS TARBAWI
“DORONGAN UNTUK MEMANFAATKAN PANCA INDERA”
“DORONGAN UNTUK MEMANFAATKAN PANCA INDERA”
Munasifah 2021214423
KELAS : L
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala nikmat dan karunia Nya, makalah yang berjudul: Dorongan Memanfaatkan Panca Indera ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam kami curahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad saw.
Makalah ini menjelaskan tentang dorongan untuk memanfaatkan pancaindra untuk melaksanakan kewajiban memuntut ilmu.
Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya, meskipun tidak komperensif. Disamping itu, apabila dalam makalah ini didapat kekurangan dan kesalahan baik dalam pengetikan maupun isinya maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran guna memyempurnakan makalah ini.
Pekalongan, 29 Februari 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan kehendak-Nya, Allah membekali manusia dan hewan dengan segala kemampuan dan fungsi yang mereka perlukan untuk tetap bisa melestarikan kehidupannya. Di samping dibekali dengan berbagai dorongan dan emosi, keduanya juga dikaruniai dengan seperangkat instrument guna memahami alam luar dan berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar keduanya. Allah juga memberi kemampuan untuk memahami alam dalam dan berbagai perubahan yang terjadi padanya. Dan pancaindera mempunyai fungsi yang penting ddalam kehidupan. Dengan pancaindera makhluk hidup bisa menyadari apa yang menyakitinya sehingga bisa dihindarinya dan apa yang bermanfaat bagi nya, sehingga ia bisa berusaha meraihnya.
Tanggapan kita terhadap alam luar terjadi melalui pancaindra lahiriah, yaitu pendengaran, penglihatan, indera pencium, indera perasa, dan indera kulit. Sementara tanggapan kita terhadap apa yang sedang terjadi dalam tubuh kita, misalnya goncangnya keseimbangan organis dan kimiawi, seperti lapar dan haus, berlangsung lewat indera dalam. Inilah yang membuat kita melakukan tingkah-tingkah yang tepat, baik untuk menanggapi alam luar ataupun menutupi kekurangan yang ada dalam jaringan tubuh dan mengembalikan pada keseimbangan organis dan kimiawi yang ada sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadits Tentang Dorongan Untuk Memanfaatkan Pancaindra
عن عبد الله قال : ( وكان النبي صلى الله عليه وسلم يعلمنا كلمات ولم يكن يعلمنا هن كما يعلمنا التشهد : اللهم الف بين قلوبنا واصلح ذات بيننا واهدنا سبل السلام ونجنا من الظلمات الى النور وجنبنا الفواحش ما ظهر منها وما بطن وبارك لنا في اسماعنا وابصارنا وقلوبنا وازواجنا وذرياتنا وتب علينا انك انت التواب الرحيم واجعلنا شاكرين لنعمتك مشنين بها قابليها واتمها علينا ) ( رواه ابو داود في السنن, كتاب الصلاة, باب التشهد )
Artinya : Dari Abdullah berkata : Beliau (Rasulullah SAW) biasa mengajarkan kami beberapa kalimat, dan beliau tidak mengajarkannya kepada kami sebagaimana beliau mengajarkan tasyahhud : “ Wahai Allah, rukunkanlah hati-hati kami, damaikanlah diantara kami, tunjukilah kami kepada jalan kesejahteraan, selamatkanlah kami dari kegelapan menuju kebenaran, jauhkanlah kami dari perbuatan-perbuatan keji yang terang dan yang samar, limpahkanlah berkah kepada kami, pada pendengaran, penglihatan, hati, istri, dan cucu kami, terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang dan jadikanlah kami oorang-orang yang mensyukuri ni’mat Engkau berterima kasih lagi menerimanya, dan sempurnakanlah ni’mat itu atas kami”. ( HR. Abu Dawud dalam As-Sunan).
Hadits di atas merupakan do’a yang diajarkan Rosulullah untuk mempererat persaudaraan sesama muslim untuk meminta perdamaian, persatuan dan makna lain seperti meminta kesejahteraan, keselamatan, dll.
Doa tersebut juga berkaitan tentang penggunaan panca indera. Kita harus berdoa kepada Allah agar dimaksimalkan fungsi panca indera.Hendaklah kita memanfaatkan panca indera dengan sebaik – baiknya. Karena Allah akan menunjukkan kepada hambaNya jalan kesejahteraan. Allah akan membuat panca indera kita peka, sehingga kita akan terselamatkan dari hal – hal buruk yang akan menghalangi kita menuju jalan kebenaran.
Allah menciptakan panca indera manusia dengan sebaik - baiknya, dan nikmat panca indera tersebut akan lebih berfungsi secara maksimal jika kita pandai mensyukurinya. Agar bisa mensyukuri terkadang kita perlu membuat perbandingan dengan saudara - saudara kita yang panca inderanya tidak berfungsi normal seperti kita. Misalnya; membandingkan penglihatan kita yang normal dibandingkan dengan mereka yang ditakdirkan tidak dapat melihat, kita akan bersyukur karena bisa melihat dunia dengan segala warna-warninya. Begitupun halnya dengan pendengaran, lisan dan sebagainya.
Karena itu, syukurilah nikmat panca indera yang ada pada kita. Apalagi kita diberi panca indera yang sempurna, maka gunakanlah untuk hal yang diridhai Allah. Sebagai contoh dalam penggunaan lisan.
Menggunakan lisan kita hanya untuk mengucapkan kalimat-kalimat yang baik. Sebisa mungkin menghindari perkataan sia-sia, apalagi sampai menebar perkataan-perkataan haram. Jika memang tak bisa berkata baik lebih baik diam.
Menggunakan lisan kita hanya untuk mengucapkan kalimat-kalimat yang baik. Sebisa mungkin menghindari perkataan sia-sia, apalagi sampai menebar perkataan-perkataan haram. Jika memang tak bisa berkata baik lebih baik diam.
Semua panca indera kita akan dimintai pertanggungjawaban, mereka akan menjadi saksi untuk apa mereka digunakan.
Tidak heran mengapa kita disunnahkan berdzikir meminta keselamatan badan, pendengaran dan penglihatan tiap pagi dan sore.[3]
Tidak heran mengapa kita disunnahkan berdzikir meminta keselamatan badan, pendengaran dan penglihatan tiap pagi dan sore.[3]
Inti dari keterangan hadits diatas ialah bahwa kita dianjurkan untuk memanfaatkan seluruh panca indera kita semaksimal mungkin tetapi masih dalam lingkup yang baik artinya apa yang kita kerjakan, misalnya dalam hal mencari ilmu dan sholat tidak menyimpang dari apa yang semestinya kita lakukan. Supaya dari apa yang kita kerjakan akan mendapat nikmat, manfaat dan berkah.
Talib Madlul menambahkan bahwa manusia memiliki 2 alat (memperoleh) ilmu pengetahuan:
a. Alat yang bersifat zahir yaitu panca indra.
b. Alat yang bersifat batin, yaitu akal dan hati.
Dengan demikian, dalam merumuskan ilmu pendidikan Islam, seseorang dituntut untuk melibatkan panca indra, akal, dan hati secara integratif; sehingga bobot kebenaran lebih tinggi, objeknya lebih luas dan hasilnya lebih dapat diterima dalam pendidikan Islam.
B. Ayat Pendukung
Ketika lahir, seorang anak tidak mengetahui apa-apa. Namun tidak lama kemudian panca inderanya mulai melaksanakan fungsi-fungsinya. Ia pun mulai terpengaruh oleh berbagai pengaruh luar yang mengenai dirinya dan menimbulkan berbagai perasaan. Inilah yang kemudian landasan kesadaran dan pengetahuannya tentang alam luar.Realitas ini sendiri telah diisyaratkan Al-Qur’an dalam berbagi ayatnya, antara lain ialah :
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya:” Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun,dan Dia memberi kamu pendengaran,penglihatan,dan hati agar kamu bersyukur.” (QS.An-Nahl,16:78.).
Di sini, al-Qur’an cukup mengemukakan pendengaran dan penglihatan sebagai dua alat indra saja, karena pertama, signifikansi yang begitu penting dari kedua indera itu dalam proses tanggapan panca indera. Kedua, penyebutan keduanya cukup menjadi indikator tentang pentingnya semua pancaindera yang lain dalam proses tanggapan pancaindera.
Dalam kebanyaakan ayat-ayat al-Quran , penglihatan disebutkan setelah pendengaran. Ini tampaknya dikarenakan berbagai pertimbangan. Pertama, pendengaran lebih penting ketimbang penglihatan dalam proses penginderaan, belajar, dan memperoleh ilmu pengetahuan.
C. Nilai Tarbawi
Dari uraian di atas dapat di ambil beberapa nilai tarbawi sebagai berikut:
1) Manusia harus memanfaatkan segala apa yang telah diberikan Allah kepada manusia baik berupa pendengaran, hati dan akal pikiran.
2) Pendengaran, penglihatan dan hati dipakai untuk memahami dan mempelajari petunjuk-petunjuk Allah baik yang ada di al-Qur’an maupun di alam.
3) Akal dan pikiran dipakai untuk memikirkan segala apa yang terjadi di alam semesta bahwa semuanya itu tidak ada yang sia-sia.
4) Mulut dipakai untuk berkata-kata yang baik dan mengajak manusia kepada jalan yang diridhoi Allah.
5) Sebagai sumber ilmu pengetahuan, panca indera yang terdapat pada manusia mempunyai banyak kegunaan sebagai sarana mendukung dan melengkapi manusia untuk mencari ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu umum.
6) Panca indera harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk hal – hal yang senantiasa diridhoi Allah sebagai wujud rasa syukur kepada Allah.
7) Sebagai seorang muslim hendaknya memohon kepada Allah agar panca indra kita diberi kepekaan.
8) Seorang muslim, sudah sepatutnya kita memohon kepada Allah supaya menjaga panca indera kita untuk tetap digunakan dalam perbuatan yang baik, menjaga panca indera kita untuk bisa dijauhkan dari kegelapan menuju kebenaran.
9) Seorang pendidik wajib menyampaikan ilmunya secara jujur, dari apa yang ia dapat melalui panca inderanya.
10) Indera yang telah diberikan Allah merupakan suatu amanat, oleh karena itu sebagai manusia gunakanlah panca indera itu untuk hal – hal yang diridhoi Allah, misalnya untuk menuntut ilmu.
BAB III
PENUTUP
Allah menciptakan panca indera manusia dengan sebaik - baiknya, dan nikmat panca indera tersebut akan lebih berfungsi secara maksimal jika kita pandai mensyukurinya. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hendaknya kita memanfaatkan panca indera dengan sebaik – baiknya. Karena semua panca indera kita akan dimintai pertanggungjawaban, mereka akan menjadi saksi untuk apa mereka digunakan.
Agar bisa mensyukuri pentingnya panca indera yang kita miliki terkadang kita perlu membuat perbandingan dengan saudara-saudara kita yang panca inderanya tidak berfungsi normal seperti kita. Manusia harus memanfaatkan segala apa yang telah diberikan oleh Allah kepada manusia baik berupa pendengaran, penciuman, peraba, penglihatan dan perasa.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Daud,Sunan juz 3
Djamaluddin,,Bey Arifin dan A. Syinqithy, Tarjamah Sunan Abi Dud,Semarang: CV. Asy Syifa’,1992.
http://idshvoong.com/social-sciences/education/2251385-sumber-ilmu-pengetahuan-panca-indera.
Lifsyifa, Nikmat Panca Indera, (http://lifsyifa.blogspot.com/2011/06/nikmat-panca-indera.html, diakses tanggal 29 februari 2016 )
Najati, M ‘Usman, Al-Qu’an dan Ilmu Jiwa ,Bandung : Pustaka
Profil Penulis
“
Nama : Munasifah
Tetala : Pekalongan, 3 Februari 1995
Pendidikan :
SD : MSI 05 Sampangan Pkl
SMP ; SMP SALAFIYAH Kauman Pkl
SMA : MAS SIMBANGKULON Pkl
Mahasiswi : STAIN Pekalongan
Prodi : PAI
Semester : 4
Nim : 2021214423
Moto hidup
“Terima apa adanya, Jalani apa yang ada”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar