TAFSIR TARBAWI: Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
"Ladeni Dan Do’akan Kedua Orang Tua"
Novianti 2021114011
Kelas H
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulilah ke hadirat Allah swt., karena Rahmat dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul “Berbakti Kepada Kedua Orang Tua ( ladeni dan do’akan kedua orang tua) ”.
Ucapan terima kasihpun penulis haturkan untuk dosen pengampu mata kuliah ”Tafsir Tarbawi II” beserta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan, untuk itu dengan senang hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhir kata penulis berharap agar laporan ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat,khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga segala jerih payah kita bernilai ibadah di sisi Allah Swt.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pekalongan, 5 Maret 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Orang tua merupakan orang yang paling berjasa dan berperan dalam kehidupan manusia terutama dalam hal pendidikan tanpa perantara orang tu manusia tidak akan ada dan tidak akan mengenal arti kehidupan didunia karena orang tualah yang pertama kali mengenalkan dan mengajarkan kepada manusia akan arti kehidupan. Betapa berjasanya orangtua dalam kehidupan manusia maka sudah sepatutnya manusia untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Bentuk berbakti kepada orang tua bisabisa berupa patuh dan ta’at pada perintahnya selama masih dalam kebaikan, bertutur kata yang sopan , menjaga nama baik orang tua dan lain sebagainya.
B. Inti Surat
Dalam surat al-Isra : 23-25 yang akan dibahas dalam inti sarinya membahas tentang berbakti kepada ke dua orang tua. berbakti kepada kedua orang tua adalah berusaha untuk tidak menyakitinya sedikitpun. Sepserti diterangkan dalam ayat di atas, kita harus bertutur kata santun dan jangan sekali-kali mengatakan “ah” atau “uff”. Perkataan “ah” atau “uff” adalah bentuk perkataan yang berisi penolakan aatau ketidak setujuan dengan kehendak orang tua . apalagi bila mereka sudah berusia lanjut. Selain itu untuk menyenangkan orang tua, dapat kita lakukan dengan mengikuti perintahnya dan menaati larangannya selama dalam kebaikan. Kalau mereka memerintah pada keburukan, kita harus menolaknya dengan sesopan mungkin
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi judul
Orang tua merupakan orang yang paling berjasa dan berperan dalam kehidupan manusia tanpa perantara orang tua manusia tidak akan ada dan tidak akan mengenal arti kehidupan didunia karena orang tualah yang pertama kali mengenalkan dan mengajarkan kepada manusia akan arti kehidupan. Betapa berjasanya orangtua dalam kehidupan manusia maka sudah sepatutnya manusia untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.
تَعْبُدُوآ اِلّآ اِيَاهُ وَ hendaklah kalian berbuat baik – بِا لْوَالِدَيْنِ اِحْسَنًا (pada ibu bapak kalian dengan sebaik-baiknya) yaitu dengan berbakti pada keduanya. Pendidikan keluarga itu dimulai dari istri dan suami, mereka mesti saling menghormati dan melaksanakan kewajiban mereka masing-masing. Selain itu, mereka juga dituntut agar selalu berbenah diri untuk menjadi insan yang shaleh dan bertaqwa kepada Allah. Kondisi ini merupakan tonggak utama dalam pendidikan keluarga. Kebiasaan orangtua dalam keharmonisan dan ketaatan kepada Allah dapat mempengaruhi anak-anak sebagai peserta didik dala keluarga tersebut.
B. Hadis / Ayat pendukung
Hadis dan Ayat pendukung dari QS Al-isra 23-25 yaitu diantaranya sebagai berikut :
1. QS. Luqman : 14
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَا نَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ اُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَا لُهُ فِى عَا مَيْنِ اَنِ اشْكُرْلِى وَلِوَالِدَيْكَ اِلَىَّ الْمَصِيرُ
Artinya :
“Dan kami perintahkan kepada semua manusia (supaya berbuat baik) kepada kedua orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dengan lemah dan bertambah lemah dan (kemudian) menyapihnya dalam (usia) dua tahun, oleh karena itu hendaklah engkau bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, Kepada-Kulah tempat kembali.” (QS Luqman : 14).
2. Hadis yang di rawikan dari Ali bin Abu Tholib , sabda Nabi SAW :
لَوْ عَلِمَ اللهُ مِنَ الْعُقُوْقِ شَيْئًا أَرْدَ أَمِنْ أُفٍ لَدَ كَرَهْ فَلْيَعْمَلِ الْبَا رُّمَاشَاءَ أَنْ يَعْمَلَ فَلَنْ يَدْ خُلَ النَّارَ وَالْيَعْمَلِ العَاقُّ مَاشَاءَ أَنْ يَعْمَلَ فَلَنْ يَدْ خُلَ الجَنَّةَ
Artinya :
“kalau aku mengetahui suatu perbuatan durhaka kepada orang tua perkataan yang lebih bawah lagi dari UFF itu, niscaya itulah yang akan disebutkannya. Sebab itu berbuatlah orang yang berkhidmat kepada kedua orang tuanya, apa sukanya, namun dia tidak akan masuk neraka. Dan berbuatlah orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, apa sukanya pula, namun dia tidaklah akan masuk ke surga.”
3. Hadis yang dirawikan oleh imam Ahmad bin Hanbal dari sahabat Rosulullah SAW. Malik bin Rabi’ah as-Saa’idi. Berkata “sedang kami duduk disisi Rosulullah s.a.w., tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dari kaum Anshar, lalu dia bertanya : “Masih adakah lagi kewajibanku yang wajib aku buktikan kepada kedua orang tuaku setelah beliau-beliau meninggal?”
Rasulullah menjawab :
قَالَ : نَعَمْ، خِصَالٌ أَرْبَعٌ : الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا وَالْاِسْتِغْفَا رُلَهُمَا. وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيْقِيهِمَا. وَصِلَةُ الَّرَّحِمِ الَّتِيْ لاَرَحِمَ لَكَ إِلاَّ مِنْ قِبَلِهِمَا. فَهُوَ الَّذِ يْ بَقِيَ عَلَيْكَ مِنْ بِرِّ هِمَا بَعْدَ مَوْتِهِمَا
Artinya :
“memang, masih ada kewajibanmu empat macam : 1. Do’akan keduanya, 2. Mohonkan ampun kepada Allah untuk keduanya, 3. Laksanakan pesan-pesan (kebiasaan) keduanya, 4. Muliakan sahabat-sahabat keduanya, shilaturrahim (hubungan kasih sayang), yang tidak terhubung kepada engkau melainkan dari pihak keduanya. Itulah yang tinggal untuk engkau sebagai bakti kepada keduanya setelah mereka meninggal.”
4. Setelah dalam ayat yang tengah kita tafsirkan diperingatkan bahwa berbuat bakti kepada kedua orang ibu-bapa adalah sesudah perintah menyembah Allah, maka di sebuah hadis pula disamakan martabatnya diantara tiga kewajiban sebagai muslim :
عَنْ عَبْدِ اللهِ امَسْعُوْدٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَا لَ : سَأَ لْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ اِلَى اللهِ ؟ قَالَ: الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا. قُلْتُ : ثُمَّ اَيَّ ؟ قَالَ : بِرُّالْوَالِدَيْنِ . ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ : اَلْجِهَا دُ فِى سَبِيْلِ اللهِ
Artinya :
“dari Abdullah bin Mas’ud r.a : “aku bertanya kepada Nabi s.a.w. : “Apakah amalan yang paliang disukai oleh Allah Ta’ala ?” Beliau menjawab : “sembah yang pada awal waktunya.” Aku bertanya pula : “sesudah itu apa?” Beliau menjawab : “berbakti kepada kedua ayah dan bunda.” Aku bertanya pula : “sesudah itu apa?” Beliau menjawab : “Berjihad pada jalan Allah (sabilillah).” (riwayat Bukhori dan Muslim).
C. Teori Pengembangan
1. Ayat dan terjemah QS Al-Isra 23-25
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (۲۳)
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (۲٤)
رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمْ إِنْ تَكُونُوا صَالِحِينَ فَإِنَّهُ كَانَ لِلْأَوَّابِينَ غَفُورًا (۲۵)
Artinya :
(23). Dan telah menentukan Tuhanmu, bahwa jangan engkau sembah kecuali Dia, dan hendaklah kepada kedua ibu-bapa engkau berbuat baik. Jika kianya salah seorang mereka, atau keduanya telah tua dalam pemeliharaan engkau, maka janganlah engkau berkata uff kepada keduanya, dan janganlah dibentak mereka, dan katakanlah kepada keduanya kata-kata yang mulia.
(24). Dan hamparkanlah kepada sayap merendahkan diri karena sayang, dan ucapkanlah : “Ya Tuhan ! kasihanilah keduanya sebagaimana keduanya memelihara aku dikala kecil.
(25). Tuhan kamu lebih tahu apa yang ada didalam dirimu, jika adalah kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia terhadap orang-orang yang bertaubat adalah sangat memberi ampun.
2. Penjelasan Ayat
Bahwasanya Tuhan Allah itu sendiri yang menentukan, yang memerintahkan dan memutuskan bahwasanya Dialah yang mesti disembah, dipuji dan dipuja. Dan tidak boleh, dilarang keras menyembah yang selain Dia. Oleh sebab itu maka pulalah sah ibadat kepada Allah yang hanya dikarang-karangkan sendiri. Untuk menunjukan peribadatan kepada Allah Yang Maha Esa itulah, Dia mengutus Rosul-rosulNya.
Lanjutan ayat ialah : “dan hendaklah kepada ibu-bapa, engkau berbuat baik.”
Dalam lanjutan ayat ini terang sekali bahwasanya berkhidmat kepada ibu-bapa menghormati kedua orang tua yang telah menjadi sebab bagi kita dapat hidup di dunia ini ialah kewajiban yang kedua sesudah beribadat kepada Allah. Karna manusia itu apabila telah berumah tangga sendiri, beristri dan beranak pinak, kerap kali tidaklah diperhatikannya lagi dari hal khidmat kepada kedua ibu-bapanya.
“jika kiranya salah seorang mereka, atau keduanya telah tua dalam pemeliharaan engkau, maka janganlah engkau berkata uff kepada keduanya”
Artinya, jika usia keduanya, atau salah seorang diantara keduanya, ibu dan bapa itu sampai meningkat tua, sehingga tidak kuasa lagi hidup sendiri, sudah sangat bergantung kepada belas kasihan puteranya, hendaklah sabar berlapang hati memelihara orang tua itu. Bertambah tua, kadang-kadang bertambah dia seperti anak-anak dia minta dibujuk, dia minta belas kasihan anak. Mungkin ada bawaan orang yang telah tua itu yang membosankan anak, maka janganlah terlanjur dari mulutmu satu kalimatpun yang mengandung rasa bosan atau jengkel memelihara orang tuamu.
Di dalam ayat ini disebutkan kata uffin.
Abu Raja’ al-Atharidi mengatakan bahwa arti uffin ialah kata-kata yang mengandung kejengkelan dan kebosanan, meskipun tidak keras diucapkan.
Lanjutan ayat : “dan janganlah dibentak mereka, dan katakanlah kepada keduanya kata-kata yang mulia” (ujung ayat 23). Jangan keduanya dibentak , jangan keduanya dihardik. Sedangkan mengeluh uffin yang tak kedengaran saja, lagi tak boleh, apalagi membentak-bentak, menghardik-hardik.
Ayat selanjutnya lebih mengharukan lagi : “dan hamparkanlah kepada keduanya sayap merendahkan diri , karena sayang.” (pangkal ayat 24). Itulah yang telahkita katakan diatas tadi, walaupun engkau sebagai anak, merasa dirimu telah menjadi orang besar, jadikanlah dirimu kecil dihadapan ayah-bundamu. Apabila dengan tanda-tanda pangkat dan pakaian kebesaran engkau datang mencium mereka, niscaya air mata keterharuan akan berlinang dipipi mereka tidak dengan disadari. Itu sebabnya maka didalam ayat ditekankan “minar-rahmati” karena sayang, karena kasih mesra, yang datang dari lubuk hati yang tulus dan ikhlas.
Lalu datanglah penutup ayat : “dan ucapkanlah : Ya Tuhan ! kasihanilah keduanya sebagaimana keduanya memelihara aku dikala kecil.”(ujung ayat 24). Nampaklah pada ujug aayat ini, tergambar bagaimana susah payah ibu-bapa mengasuh mendidik anak dikala anak itu masih kecil, penuh kasih-sayang. Yaitu kasih sayang yang tidak mengharapkan balasan jasa.
“Tuhan kamu lebih tahuapa yang ada dalam dirimu.” (pangkal ayat 25). Said bin Jubair masih saja menghubungkan diantara pangkal 25 ini dengan ayat 24 sebelumnya. Yaitu si anak diwajibkan berkidmat daan berbakti kepada dua orang ibu bapak . tak boleh mengatakan UFF, tak boleh mereka dibentak.
Lalu daatanglah ujung ayat : “jika adalah kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya dia terhadap orang-orang yang bertaubat adalah sangat memberi ampun.” (ujung ayat 25). Dengan dilengkapi oleh ujung ayat ini teranglah bahwa rasa jengkel yang terasa dalam hati, daripada anak kepada kedua orang tuanya karena perangainya yang sudah kekanak-kanakan itu diketahui juga oleh Tuhan. Namun perasaan itu di diberi ampun oleh Tuhan, dimaafkan, asal saja si anak seorang yang tetap shalih, tetap beribadah kepada Tuhan dan selalu ingat bahwa dalam perjalanan hidupnya ini dia akan kembali kepada Tuhan jua. Itulah yang disebut “Awwaab”. Artinya orang yang selalu sadar dan ingat bahwa tujuan hidup ini ialah kembali kepada Tuhan.
D. Aplikasi dalam kehidupan
Dalam perintahNya untuk berbuat baik kepada orang tua, Allah menyebutkan dengan kata “walidaini”, tetapi kemudian disusul dengan menyebut ibu secara khusus. Secara umum berbakti kepada kedua orang tua adalah berusaha untuk tidak menyakitinya sedikitpun. Seperti diterangkan dalam ayat di atas, kita harus bertutur kata santun dan jangan sekali-kali mengatakan “ah” atau “uff”. Perkataan “ah” atau “uff” adalah bentuk perkataan yang berisi penolakan aatau ketidak setujuan dengan kehendak orang tua . apalagi bila mereka sudah berusia lanjut.
Selain itu untuk menyenangkan orang tua, dapat kita lakukan dengan mengikuti perintahnya dan menaati larangannya selama dalam kebaikan. Kalau mereka memerintah pada keburukan, kita harus menolaknya dengan sesopan mungkin. Jika orang tua kita sudah meninggal dunia, kita tetap wajib berbakti kepadanya, antara lain sebagai berikut :
1. Senantiasaa melaksanakaan amanat atau pesan orang tua semasaa hidup dengan sebaik-baiknya.
2. Menjaga persaudaraan dengan keluarga, kerabat , dan teman dari kedua orang tua kita.
3. Melunasi segala kewajiban atau tanggungan orang tua ketika msih hidup.
E. Nilai tarbawi
a. Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada kedua orang tua.
b. Pada semua yang diperintahkan Allah, didalamnya pasti terdapat kebaikan, baik untuk kehidupan didunia maupun dikhirat.
c. Taat kepada kedua orang tua berarti taat kepada Allah (dalam arti melaksanakan perintah Allah). Dan berbuat baik kepada kedua orang tua ada hubungannya dengan ibadah kepada Allah.
d. Tidak boleh ta’at dalam hal kedurhakaan kepada Allah, ta’at itu dalam hal kebajikan, seperti yang diterangkan oleh Rasulullah saw.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari uraian diatas dapat diaambil kesimpulan bahwa manusia diperintahkaan untuk selalu berbakti dan berbuat baik kepada orang tua dalam hal kebaikaan. Manusia diperintahkan untuk tidak menyekutukan Allah karena menyekutukan Allah merupakan kezaliman yang besar. Seorang anak juga harus bisa meladeni kedua orang tuanya karena apabila orang tua sudaah berusia lanjut makaa orang tua itu akan kembali lagi seperti anak-anak selain itu apabila kedua orang tua tersebut sudah meninggal dunia kita juga haarus tetap men do’akannya .
DAFTAR PUSTAKA
Al-mahalliy,imam jalaluddin dan al-suyuthi, imam jalaluddin. 1990.tafsir jalalain. Bandung : sinar baru bandung.
Ash-shababuni, muhammad ali. 2003. Terjemahan tafsir ayat ahkam ash-shababuni. Surabaya : PT bina ilmu.
Dahlan, abd rahman. 2014. Kaidah-kaidah tafsir. Jakarta : amzah
M. yusuf, kadar. 2013. Tafsir tarbawi pesan-pesan tentang pendidikan. Jakarta : amzah.
Mahfan.2005. Aneka contoh pidato da’wah dan do’a. Jakarta : pustaka sandro jaya.
Hamka. 1984. Tafsir al-ashar. Jakarta : pustaka panjimas.
PROFIL PENULIS
1. Nama : Novianti
2. Contact person : 085201039305
3. E-mail : noviantie254@gmail.com
4. Tempat Tanggal Lahir : Pekalongan, 26 Juli 1996
5. Alamat : Dukuh Karangsari, Dusun Bantul Rt 1 Rw 1, Kec. Kesesi, Kab. Pekalongan
6. Hobi : Membaca
7. Motto Hidup : To Be Better
8. Asal Sekolah : SMA N 1 Kesesi
9. Pengalaman Organisasi : RACANA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar