Tafsir Tarbawi
Adab pergaulan Global
(Jalin komunikasi dan kerjasama global)
QS.Al-Hujurat, 13
Dewi Nur Athfiyyah
2021114114
Kelas G
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN) PEKALONGAN
2016
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya, makalah yang berjudul “Jalin komunikasi dan kerjasama global
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.
Makalah ini berisi tentang Jalin komunikasi dan kerjasama global. Dengan demikian, materi ini diharapkan mampu membuat mahasiswa mengetahui tentang Jalin komunikasi dan kerjasama global melalui makalah ini.
Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya, meskipun tidak komprehensif. Disamping itu, apabila dalam penulisan makalah ini didapati kekurangan dan kesalahan, baik dalam pengetikan maupun isinya, maka penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik dari pembaca, guna penyempurnaan penulisan berikutnya.
Akhirnya, semoga makalah yang sederhana ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Pekalongan, 24 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Metode Pemecahan Masalah 1
D. Sistematika Penulisan Makalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Surat Al-Hujurat ayat 13 3
B. Sebab turunnya ayat 3
C. Munasabah 4
D. Penjelasan Ayat 4
E. Aspek Tarbawi 7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan 8
DAFTAR PUSTAKA
PROFIL PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ayat yang memerintahkan kepada mukmin agar melaksanakan amal dan pekerjaan mereka dengan cermat, jujur dan ikhlas karena Allah, baik pekerjaan yang bertalian dengan urusan agama maupun pekerjaan yang bertalian dengan urusan keduniawi. Karena hanya demikianlah mereka bisa sukses dan memperoleh hasil atau balasan yang mereka harapkan. Dalam persaksian mereka harus adil menerangkan apayang sebenarnya, tanpa memandang siapa orangnya, sekalipun akan menguntungkan lawan dan merugikan sahabat kerabat.
Perintah untuk melakukan sopan santun dalam pergaulan agar terpelihara hubungan persaudaraan dengan mengadakan tat tertib yang dilakukan ketika bertemu dengan seseorang. Seseorang harus membalas penghormatan yang diberikan kepadanya berupa salam yang diterimanya dengan balasan yang setimpal atau dengan cara lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bunyi surat Al-Hujurat ayat 13?
2. Bagaimana asbabun Nuzul surat Al-Hujurat Ayat 13?
3. Bagaimana munasabah surat Al-Hujurat Ayat 13?
4. Bagaimana penjelasan Al-Hujurat Ayat 13?
5. Bagaimana aspek tarbawi dalam Al-Hujurat Ayat 13?
C. Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur/metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi yang lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan kajian dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.
D. Sistematika Penulisan Masalah
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab 1, bagian pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika penulisan masalah. Bab II, adalah pembahasan. Bab III, bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surah Al-Hujurat ayat 13
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ -١٣-
Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah Menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami Jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti. (Al-Hujurat:13).
B. Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abi malikah, ia mengatakan:”tatkala hari pembebasan kota makkah, bilal kemudian naik ke atas ka’bah dan mengumandangkan adzan. Sebagian orang berkata,”bukankah itu adalah hamba berkulit hitam yang adzan di atas ka’bah? “sebagian lagi berkata”Apabila Allah marah, maka Allah akan mengganti dengan yang ;lainnya.”maka Allah menurunkannya, “hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.”
Ibnu Assakir mengatakan dalam kitab mubhamatnya. Aku menemukan tulisan Ibnu Busykawal Abu Bakar bin Dawud meriwayatkan dalam kitab Tafsirnya yang menyatakan ayat ini turun berkenaan dengan Abu Hindun. Rasulullah SAW memerintahkan Bani Bayadhah untuk menikahkan Abu Hindun dengan perempuan kabilah itu. Mereka lalu berkata,”wahai Rasulullah, apakah kami akan menikahkan anak-anak (pr) kami dengan budak-budak kami? Maka turunlah ayat tersebut.
C. Munasabah
Menurut bahasa munasabah berarti persesuaian atau hubungan atau relevansi, yaitu hubungan antara surat atau ayat satu dengan surat atau ayat lainnya yang sebelum dan sesudahnya.
Munasabah surat:
a. pada akhir surat Al –Fath dijelaskan bagaimana sifat-sifat orang yang telah beriman yang memegang teguh ajaran Nabi Muhammad SAW.
b. Surat Al-Hujurat yang menerangkan tentang peraturan dan adab sopan santun yang mesti diikuti oleh orang-orang beriman.
c. Pada surat Al-Qaff disebutkan beberapa sifat orangb kafir yang mengingkari kenabian dan hari kebangkitan.
d. Surat Al-Hujurat lebih menguraikan soal-soal duniawi manakala surat Al-Qaff lebih banyak menguraikan tentang ukhrawi.
D. Penjelasan Ayat
Setelah memberi petunjuk tata krama pergaulan dengan sesama muslim, ayat diatas beralih kepada uraian tentang prinsip dasar hubungan antar manusia. Karena itu, ayat di atas tidak lagi menggunakan panggilan yang ditunjukkan kepada orang-orang beriman, tetapi kepada jenis manusia.
Penggalan pertama ayat diatas Sungguh, Kami telah Menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan adalah pengantar untuk menegaskan bahwa semua manusia derajat kemanusiaannya sama di sisi Allah, tidak ada perbedaan antara satu suku dan yang lain. Tidak ada juga perbedaan padaa nilai kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan karena semua di ciptakan dari seorang laki-laki dan perempuan. Karena itu, berusahalah untuk meningkatkan ketaqwaan agar menjadi yang termulia disisi Allah.
Allah menerangkan dalam bahwa manusia seluruhnya berasal dari seorang ayah dan seorang ibu. Maka kenapakah saling mengolok-olok sesama saudara hanya saja Allah menjadikan mereka bersuku-suku dan berkabilah yang berbeda-beda, agar diantara mereka terjadi saling kenal dan tolong menolong dalam kemaslahatan-kemaslahatan mereka yang bermacam-macam.
Kata (شعو ب) syu’ub adalah bentuk jamak daari kata sya’b. Kata ini di gunakan untuk menunjuk kesimpulan dari sekian qabilah yang biasa diterjemahkan suku yang merujuk kepada satu kakek.
Kata (تعا رفو) terambil dari kata (عر ف) yang berarti mengenal. Semakin kuat pengenalan satu pihak kepada selainnya, semakin terbuka peluang untuk saling memberi manfaat. Karena itu, ayat di atas menekankan perlunya saling mengenal. Perkenalah itu dibutuhkan untuk saling menarik pelajaran dan pengalaman pihak lain guna meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Yang dampaknya tercermin pada kedamaian dan kesejahteraan hidup duniawi dan kebahagiaan ukhrawi.
Demikian juga halnya dengan pengenalan terhadap alam raya. Semakin banyak pengenalan terhadapnya, semakin banyak pula rahasia-rahasianya yang terungkap dan ini gilirannya melahirkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menciptakan kesejahteraan lahir dan batin, dunia dan akhirat.
Salah satu kebesaran Allah SWT yang diperlihatkan-Nya kepada umat manusia adalah keragaman. Dalam setiap keragaman akan selalu ada persamaan dan perbedaan. Umat manusia yang berada di atas permukaan bumi ini lahir dengan bentuk dan rupa yang tidak sama. Namun, semuanya memiliki satu persamaan dari sisi kemanusiaan, yaitu sebagai makhluk ciptaan Allah.
Manusia memiliki kecenderungan untuk mencari bahkan bersaing dan berlomba menjadi yang terbaik. Banyak sekali manusia menduga bahwa kepemilikan materi, kecantikan serta kedudukan sosial karena kekuasaan atau garis keturunan merupakan kemuliaan yang harus di miliki dan karena itu banyak yang harus memilikinya. Tetapi bila di amati, apa yang di anggap keistimewaan dan sumber kemuliaan itu sifatnya sangat sementara bahkan tidak jarang mengantar pemiliknya kepada kebinasaan.
Penutup ayat di atas adalah ان الله عليم خبير , sesunguhnya Allah Maha Mengetahu lagi Maha Mengena, yakni menggabung dua sifat Allah yang bermakna mirip itu, hanya di temukan tiga kali dalam Al-Qur’an .
1. Tempat kematian seseorang
2. Rahasia yang sangat dipendam
3. Kualitas ketaqwaan dan kemuliaan di sisi Allah.
Pentingnya menegakkan nilai-nilai akhlak dalam menegakkan masyarakat yang kokoh, pada taraf selanjutnya mengarah kepada terbentuknya masyarakat madani, yaitu masyarakat yang mengaplikasikan nilai-nilai ahliah dan insaniyah sebagaimana di jumpai pada masa Rasulullah SAW. Perubahan kota Yastrib menjadi madinah seperti yang dikenal sekarang adalah berasal dari kata madinah yang berarti peradaban.
E. Aspek Tarbawi
1. Kita tidak dapat menarik pelajaran ataupun pengalaman tidak dapat bekerjasama tanpa saling mengenal.
2. Jangan mencari-cari keburukan dan aib orang lain dan menghindari prasangka buruk terhadap sesama manusia.
3. Agar kita sebagai manusia saling kenal dan tolong menolong dalam kemaslahatan-kemaslahatan mereka yang bermacam-macam.
4. Bahwa seseorang yang ingn mempunya derajat yang tinggi maka hendaklah ia bertakwa.
5. Tidak saling mengolok-olok ataupun mengejek sesama manusia agar terjalin slaturahmi yang baik.
6. Tidak terputusnya komunikasi antara manusia satu dengan yang lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allah menerangkan dalam bahwa manusia seluruhnya berasal dari seorang ayah dan seorang ibu. Maka kenapakah saling mengolok-olok sesama saudara hanya saja Allah menjadikan mereka bersuku-suku dan berkabilah yang berbeda-beda, agar diantara mereka terjadi saling kenal dan tolong menolong dalam kemaslahatan-kemaslahatan mereka yang bermacam-macam.
Manusia memiliki kecenderungan untuk mencari bahkan bersaing dan berlomba menjadi yang terbaik. Banyak sekali manusia menduga bahwa kepemilikan materi, kecantikan serta kedudukan sosial karena kekuasaan atau garis keturunan merupakan kemuliaan yang harus di miliki dan karena itu banyak yang harus memilikinya. Tetapi bila di amati, apa yang di anggap keistimewaan dan sumber kemuliaan itu sifatnya sangat sementara bahkan tidak jarang mengantar pemiliknya kepada kebinasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI,. 2009. Al-Qur’an Bayan dan Terjemahannya disertai tanda- tanda tajwid dengan tafsir singkat. Jakarta: CV. Bayan Qur’an.
As-Suyuti, Imam. 2014. Asbabun Nuzul. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Tim penyusun MKD IAIN. 2011. Studi Al-Qur’an. Surabaya: IAIN Press.
Al-Maraghi, ahmad Mustafa. 1986. Terjemah Tafsir Al Maragh juz xxvi. Semarang: PT.Karya toha putra.
Badran, Ahmad. 2012. Manajemen Akhlak. Yogyakarta: Mumtaz.
Nata, Abudin. Tafsir Ayat-ayat pendidikan: Tafsir At-Tarbawi.
PROFIL PENULIS
Nama : Dewi Nur Athfiyyah
TTL : Batang, 25 Februari 1997
Alamat : Dk. Sogo Ds. Sidayu Kec. Bandar Kab. Batang
Riwayat Pendidikan :
RA Asyafi’iyyah Bandar Batang
MI Asyafi’iyyah Bandar Batang
MTs At Taqwa Bandar Batang
MA Darul Amanah Sukorejo Kendal
STAIN Pekalongan
Hobi : Bersholawat, Tartil, Hunting, Olah Raga, Touring.
No. Hp : 085842221165
Tidak ada komentar:
Posting Komentar