Laman

new post

zzz

Selasa, 20 September 2016

TT1 C 3b Perintah Membaca dan Belajar QS. Al-Alaq: 1-5

Perintah Membaca dan Belajar
QS. Al-Alaq: 1-5
Milla Dianur: 2021115067
Kelas C

Tarbiyah/PAI
Institut Agama Islam Negeri Pekalongan
Tahun 2016



KATA PENGANTAR

Puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebatas pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. dan juga penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi I yang telah memberikan tugas makalah ini.
Dalam menyusun makalah yang berjudul “perintah membaca dan belajar”, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami. Namun, berkat bantuan, dukungan dan semangat dari orang tua, teman-teman , makalah ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-teman.
Penulis menyadari bahwa makalah sederhana ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis menerima dengan baik kritikan ataupun saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis.



Pekalongan, September 2016


                                                                                                                                          Penulis  




DAFTAR ISI

COVER JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
                   BAB I PENDAHULUAN
A. ............................................................................................................................................................................................ Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B.  Judul Makalah........................................................................................ 1
C.  Nash Al-Qur’an...................................................................................... 1
D.  Arti Penting Pengkajian Materi ............................................................ 2
                   BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian perintah membacadan belajar ............................................. 3
B.  Tafsir Qs.Al-Alaq ayat 1-5
1.   Tafsir Al-Qurthubi............................................................................. 3
2.   Tafsir Al-Azhar.................................................................................. 6
3.   Tafsir Al-Maragi................................................................................ 6
C.  Aplikasi Dalam Kehidupan ................................................................... 8
D.  Aspek Tarbawi (Nilai Pendidikan) ....................................................... 8
BAB III PENUTUP
A.  Simpulan ............................................................................................... 10
B.  Daftar Pustaka........................................................................................ 11
PROFILPENULIS



A.  TEORI

a.    Perintah membaca
Perintah membaca dalam Qur’an surat Al-alaq disebut dua kali ,perintah kepada Rasulluallah Saw. Dan perintah kepada seluruh umat nya. Membaca adalah sarana untuk belajar dan kunci ilmu pengetahuan, baik secara etimologis berupa membaca huruf-huruf yang tertulis dalam buku-buku, maupun terminologis , yakni membaca dalam arti yang lebih luas, maksudnya, membaca alam semesta (ayatul kaum). Seperti di ungkapkan :
تَآَ مَّلْ سُطُوْ رَ الْكَا لِسَاتِ فَاِنَّهَا     مِنَ اْلْمَلَ آلآعْلَى اَلَيْكَ رَ سَاءِلُ
وَقدْحًطْ فِيْهَا لَوْ تآْ مالت سَطْرَ هًا  آَلاكُلّ شَيْ ءٍ مَا خَلاَ اللّه يَا طِلُ

Bacalah isyarat alam semesta
Yang diciptakan untukmu
Niscaya akan kamu dapatkan
Sesungguhnya selain Allah adalah batil[1]
b.   Belajar
Belajar merupakan suatu isti’lah yang berasal dari bahasa Arab, yaitu ta’allama dan darasa. Ta’allama secara harfiah dapat diartikan kepada “menerima ilmu sebagai akibat dari suatu pengajaran”. Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang di mana aktivitas itu membuatnya memperoleh Ilmu. Sedangkan kata darasa secara harfi’ah selalu diartikan kepada “mempelajari” , maka belajar dapat didefinisikan kepada suatu kegiatan pencarian ilmu, dimana hasilnya berbekas dan berpengaruh terhadap orang yang mencarinya, artinya, belajar hanya sekedar aktivitas tetapi ia mesti mendatangkan pengaruh dan perubahan pada orang yang belajar tersebut.[2]


B.   PENAFSIRAN
1.   Tafsir  Al-Qurthubi
            Firman Allah Swt:                                                                      
          اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ    
          Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”    
            Maksudnya bahwa bacalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepadamdan awali bacaan itu  dengan menyebut nama Tuhanmu, yakni dengan menyebut bismillah pada setiap surah. Oleh karena itu, huruf ba’ pada kata    dianggap menempati tempat nashab karena berposisi sebagai keterangan. Dengan demikian maka huruf ba’ pada kata    sebagai kata tmabahan saja, seperti huruf ba’ yang terdapat pada firman Allah SWT,      yang menghasilkan minyak.
) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَق
            “yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam”    
            Maksudnya , Allah Swt menciptakan keturunan Nabi Adam yang dimulai dari gumpalan darah. Kata عَلَق adalah bentuk jamak dari kata ‘alaqah. Dan makna dari ‘alaqah adalah :darah yang menggumpal, bukan darah yanag mengalir, karena darah yang mengalir disebut dengan damm masfuuh. Para ulama berpendapat : penyebutan jamak pada kata عَلَقَ maksudnya adalah menerangkan bahwa kata الْانْسَنَ  yang disebutkan sebelumnya bermakna jamak (kata insan dapat digunakan dalam bentuk jamak). Yakni, seluruh manusia diciptakan dari gumpalan darah, setelah sebelumnya berbentuk air mani
.اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
            “Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah.”
            Firnan Allah SWT, ا قرأ  “bacaan”. Ini adalah penegasan dari kata yang sama yang disebutkan pada awal surah ini.kata ini merupakan kalimat yang telah sempurna, oleh karena itu lebih baik jika diwaqafkan, barulah setelah itu dilanjutkan kembali dengan kalimat yang baru, yaitu : وَ رَبٌّكَ اَلْاَ كْرَمٌ “dan tuhanmu yang maha pemurah”. Makna dari kata اْلأكْرَمُ pada ayat ini adalah al kariim (yang maha pemurah). Dalam sebuah pemdapat bahwa makna dari firman Allah SWT,بُكَأقْرآْوَرَ “Bacalah, dan Tuhanmu. “yakni, wahai muhammad, bacalah dan tuhanmu akan menolongmu dan memberi pemahaman kepadamu, walaupun kamu bukanlah seseorang yang pandai membaca.
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
            “Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam”
            Yakni, Allah mengajarkan (manusia) menulis dan menggunakan alat tulis.
meriwayatkan, dari Qatadah, ia berpendapat: Qalam adalah salah satu nikmat Allah Said yang paling besar, kalau saja Qalam tidak diperkenalkan kepada manusia maka agama tidak dapat berdiri engan tegak, dan kehidupan pun tidak dapat berjalan sesuai engan semestinya. Hal ini adalah bukti nyata betapa Allah sangat pemurah bagi para hamba-Nya,karena ia telah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui, hingga mereka dapat meninggalkan gelapnya kebodohan dan menuju cahaya ilmu) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
dia mengerjakan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
Para ulama menafsirkan, bahwa yang dimaksud dengan kata نَالآنس (manusia) pada ayat ini adalah Nabi Adam (seorang), beliaulah yang diajari segala sesuatu.dalil penafsiran ini adalah firman Allah pada ayat yang lain, yaitu وَعَلَّمَ ءَ ادَمَ الأَساءكُلَّها  “Dan dia mengerjakan kepada Adam nama-nama (benda-benda)seluruhnya”[3]

2.   Tafsir Al-Azhar
Pada ayat pertama, dalam suku pertama saja, yaitu “bacalah”, telah terbuka kepentingan pertama didalam perkembanagan agama ini selanjutnya. Nabi Saw. Disuruh membaca wahyu akan diturunkan kepada beliau itu diatas nama Allah SWT. Tuhan yang telah mencipta.
Pada ayat kedua, yaitu peringkat yang kedua sesudah nuthfah, yaitu segumpal air yang telah berpadu dari mani si laki-laki dengan mani si perempuan , yang setelah 40 hari lamanya, air itu telah menjelma jadi segumpal darah. Dan dari segumpal darah itu kelak akan menjelma pula setelah melalui 40 hari, menjadi segumpal daging (mudghah).
Pada ayat ketiga, setelah diayat pertama beliau disuruh membaca diatas nama Allah SWT. Yang menciptakan insan dari segumpal darah, diteruskan lagi menyuruhnya membaca diatas nama Tuhan.
Pada ayat keempat, itulah keistimewaan Tuhan itu lagi. Itulah kemuliaannya yang tertinggi.yaitu diajarkannya kepada manusia berbagai ilmu, dibukanya berbagai rahasia, diserahkanya berbagai kunci untuk pembuka perbendaharaan Allah, yaitu dengan qalam.
Pada ayat kelima, ayat ini sebagai ayat mula-mula turun kita menampak dengan kata-kata singkat Tuhan telah menerangkan asal-usul kejadian seluruh manusia yang semunya sama, yaitu daripada segumpal darah, yang berasal dari segumpal mani.[4]
3.   Tafsir Al-Maraghi
4.    اِقْرَابِاسْمِ رَبِّاكَ الّذى خَلَق
Penjelasannya, sesungguhnya zat yang menciptakan makhluk mampu membuatmu bisa membaca, sekalipun sebelum itu engkau tidak pernah belajar.
خَلَقَ الْا نْسنَ مِنْ عَلَقٍ
Sesungguhnya zat yang menciptakan manusia dari segumpal darah, kemudian membelikannya dengan kemampuan berpikir, sehingga bisa menguasai seluruh makhluk bumi. Mampu menjadikan Muhammad Saw. Bisa membaca, sekalipun beliau tidak pernah belajar membaca dan menulis.
اِقْرَآْ
Kerjakanlah apa yang aku perintahkan, yaitu membaca. Perintah ini diulang-ulang, sebab membaca tidak akan bisa meresap ke dalam jiwa, melainkan setelah berulang-ulang dan dibiasakan. Dengan demikian maka membaca itu merupakan bakat Nabi Saw. Perhatikan firman Allah Swr berikut ini:
سَنُقْرِءُكَ فَلاَ تَنْسَ
“kami akan membaca (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa(Al-A’la 87:6)
 وَرَبُكَ الاكْرَمَ
            Kemudian Allah menambahkan ketentraman hati Nabi Saw. Atas bakat yang baru ia miliki melalui firmanya.
اَلّذْى عَلَّمَ بِاْلقًلُمَ
            dalam ayat ini Allah Swt menyatakan bahwa diri-nyalah yang telah menciptakan manusia dari ‘alaq, kemudian mengajari manusia dengan perantaraan qalam. Demikian itu agar manusia menyadari bhwa dirinya diciptakan dari sesuatu yang paling hina, hinnga ia mencapai kesempurnaan kemanusiannya dengan pengetahuannya tentang hakekat segala sesuatu.
عَلَّمَ الآنْسَنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
            Ayat ini merupakan dalil yang menunjukan tentang keutamaan membaca, menulis dan ilmu pengetahuannya. Sesungguhnya jika tidak ada qalam, maka tidak akan bisa memahami berbagai ilmu pengetahuan, tidak akan bisa menghitung  jumlah pasukan tentara, semua agama akan hilang, manusia tidak akan mengetahui kadar pengetahuan manusia terdahulu, penemuan-penemuan dan kebudayaan mereka.[5]
C.  Aplikasi dalam kehidupan
1.     Selalu dibiasakan membaca, membaca Al-Qur’an, buku ilmu pengetahuan. Karena Membaca adalah sarana untuk belajar dan kunci ilmu pengetahuan.
2.     Selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah Swt.
3.     Menerapkan ajaran yang sesuai apa yang telah diajarkan dalam agama
4.     Senantiasa mentaati perintah yang sesuai diajarkan oleh  Allah Swt.
5.     Kita sebagai mahasiswa harus selalu rajin belajar
D.  Aspek tarbawi
Dari beberapa penjelasan mengenai tafsir Qs. Al-Alaq ayat 1-5 ini, maka dapat diambil hikmah pendidikan yang ada didalamnya, antara lain:
1.   Membaca yang merupakan perintah Allah yang pertama adalah kunci keberhasilan  hidup duniawi dan ukhrawi. Selama itu dilakukan demi karena Allah SWT. Yakni demi kebaikan dan kesejahteraan mahluk.
2.   Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak dapat hidup tanpa kerjasama dengan pihak lain.
3.   Pengulangan perintah membaca yang disertai penyifatan Allah SWT. Dengan maha pemurah mengisyaratkan bahwa kendati objek bacaan  sama, namun kemurahan-nya mengantar pembaca menemukan rahasia dan wawasan baru yang belum dikemukannya pada pembacaan sebelumnya.
4.   Sumber ilmu pengetahuan apapun disiplinya adalah Allah SWT. Dia yang mengajar manusia dan ilhaminya
5.   Ada cara memperoleh pengetahuan. Pertama, dengan upaya manusia sendiri menggunakan potensi. Potensi yang dianugerahkan Allah SWT. Dan kedua tanpa usaha manusia.[6]





[1] Yusuf Qardhawi, Al-Qur’an berbica tentang akal dan ilmu pengetahuan, (Jakarta:  Maktabah wahbah,Kairo, 1999, hlm.
[2] Kadar M. Yusuf, Tafsir tarbawi, (Jakarta: AMZAH, 2013), hlm 34-37
[3] Al Qurthubi, Syaikh Imam, Tafsir Al-Qurthubi, (Jakarta: PUSTAKA AZZAM, 2009), hlm 546-553
[4] Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: PUSTAKA PANJIMAS, 1982), hlm 215-216.
[5]Mustafa Al-Babi Al-Halabi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: PT. Karya Toha Putra,1985), HLM 346-348.
[6] M. Quraish Shihab, Al-Lubab, (Tangeran: LENTERA HATI, 2012), hlm, 689-690

Tidak ada komentar:

Posting Komentar