FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam proses kegiatan
belajar mengajar, seseorang pendidik perlu mengetahui sejauh mana bahan yang
telah di jelaskan dapat diketahui oleh siswa, karena dari sinilah dapat
diketahui apakah ia dapat melanjutkan pelajaran dengan bahan berikutnya atau
tidak. Bila siswa tidak menguasai behan bahan tertentu pendidik harus mengulangi
lagi penjelasanya. Pada umumnya siswa tidak tahu sejauh mana bahan yang di
terangkan dapat mereka pahami. Hal ini kiranya dapt di maklumi, karena mereka
tidak memiliki waktu untuk memikirkan pengetahuan yang baru saja mereka
peroleh. Maka dari itu pendidik harus sedikit memaksa hingga siswa-siswa dapat
mengetahui betul barang yang di terangkan. Bagai mana hal tersebut dilakukan?
Cara paling sederhana adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan selama atau pada
ahkir jam pelajaran. Dengan cara itu pendidik akan menemukan apa saja yang
belum tersampaikan secara jelas. Disamping itu keberhasilan pendidik dalam
memberikan materi yang disajikan juga dapat di peroleh melalui evaluasi. Dari
evaluasi inilah kemudian guru memberikan umpan balik kepada siswa mengenai
tingkat pencapaian materi yang telah di pelajari.
Di dalam makalah ini akan di
bahas tentang apa itu evaluasi dan umpan balik serta hubaungan antara keduanya
agar para calon pendidik dapat mengetahui cara evaluasi yang baik serta dapat
mendapat umpan balik dari peserta didik nya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Evaluasi
1. Pengertian
evaluasi
Menurut
bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa inggris “evaluation” yang berarti
penilaian/penaksiran. Evaluasi menurut istilah merupakan kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek yang menggunakan instrumen dan
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan. Evaluasi adalah
kegiatan mengukur menilai. Mengukur lebih bersifat kuantitatif, sedangkan
menilai lebih bersifat kualitatif[1]
Pengertian evaluasi dalam lingkup sekolah menurut
Bloom et al (1971) sebagai berikut : Evaluasi sebagai mana kita lihat, adalah
pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam
kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana
tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.[2]
Evaluasi
harus dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijaksana,
sesuai dengan hasil kemajuan belajar yang ditujukan oleh anak didik. Dengan
demikian, evaluasi adalah suatu tindakan berdasarkan pertimbangan pertimbangan
yang arif dan bijaksana untuk menentukan nilai sesuatu, baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif
2. Manfaat evaluasi
Evaluasi
mempunyai manfaat bagi berbagai pihak. Evaluasi hasil belajar siswa bermanfaat
bagi semua komponen dalam proses pengajaran, terutama siswa, guru,
pembimbing/penyuluh sekolah, orang tua siswa.
a. Manfaat
bagi siswa
Hasil
evaluasi memberikan informasi tentang sejauh mana ia telah menguasai bahan
pelajaran yang disajikan guru. Dengan informasi ini siswa dapat mengambil
langkah-langkah yang sesuai.
b. Manfaat
bagi pendidik
Hasil
evaluasi memberikan petunjuk bagi pendidik mengenai keadaan siswa, materi
pengajaran, dan metode mengajarnya.
c. Manfaat
bagi pembimbing
Bimbingan
dan penyuluhan umumnya diarahkan kepada usaha peningkatan daya serap siswa
serta penyesuaian siswa dengan lingkunganya. Upaya bimbingan dan penyuluhan akan
lebih terarah kepada tujuanya apabila ditunjang oleh informasi yang akurat
tentang keadaan siswa, baik dari segi intelektualnya maupun dari segi
emosionalnya, untuk memperoleh informasi akurat yang diinginkan itu, evaluasi
memegang peranan penting.
d. Manfaat
bagi sekolah
Keberhasilan
kegiatan belajar mengajar ditentukan pula oleh kondisi belajar yang diciptakan
sekolah. Efektifitas kegiatan belajar mengajar yang dipersyratkan antara lain
kondisi belajar yang diciptakan sekolah itu dapat dipakai sekolah untuk
mengintrospeksi diri untuk melihat sejauh mana kondisi belajar yang
diciptakannya membantu terselenggaranya pengajaran dengan baik
e. Manfaat
bagi orang tua siswa
Semua
orang tua ingin melihat sejauh mana tingkat kemajuan yang dicapai anaknya
disekolah, kendati pengetahuan itu tidak menjamin adanya upaya dari mereka
untuk peningkatan kemajuan anaknya. Oleh karena itu setiap caturwulan atau
semester, sekolah bentuk buku raport. Yang ada di buku rapor itu adalah hasil
dari evaluasi yang dibuat oleh pendidik dan semua petugas sekolah terhadap
siswa.
3. Tujuan
evaluasi
Segala
sesuatu yang dilakukan pasti mempunyai tujuan dan fungsi yang akan dicapai.
Begitupun dengan evaluasi, ada tujuan dan fungsi yang ingin dicapai. Evaluasi
ini memegang peranan penting dalam pendidikan antara lain memberikan informasi
yang dipakai sebagai dasar untuk;
a. Membuat
kebijaksanaan dan keputusan
b. Menilai
hasil yang dicapai para pelajar
c. Menilai
kurikulum
d. Memberikan
kepercayaan kepada sekolah
e. Memonitor
dana yang telah diberikan
f. Memperbaiki
materi dan program pendidikan
Tujuan
utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar ialah untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan intruksional oleh
siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya, tindak lanjut merupakan
fungsi evaluasi dan dapat berupa ; (1) penempatan pada tempat yang tepat, (2)
pemberian umpan balik (3)diagnosis kesulitan belajar siswa, atau (4) penentuan
kelulusan, untuk masing masing tindak lanjut yang dikehendaki ini diadakan tes
yang diberi nama (1) tes penempatan (2) tes formatif (3) test diagnosis dan tes
(4) tes sumatif, tugas seorang guru dalam kaitan dengan evaluasi di tingkat
kelas lebih khusus ditunjukan untuk memberikan umpan balik, maka dalam
pemaparan ini titik berat akan diletakkan pada tes formatif.
4. Fungsi
evaluasi
Dalam
proses pembelajaran, terdapat tiga fungsi bervariasi tiga fungsi itu adalah
fungsi proknostik, fungsi diasnostik dan fungsi sertifikasi.
a. Fungsi
proknostik
Yaitu
tes awal proses pembelajaran untuk mengetahui kondisi obyektif dari
pembelajaran
b. Fungsi
diagnostik
Yaitu
evaluasi yang menganalisis kemampuan pembelajaran pada saat berlangsungnya
proses pembelajaran. Fokusnya adalah membantunya mereka bagaimana supeya mampu
memiliki kompetensi sesuai yang diharapkan.
c. Fungsi
sertifikasi
Evaluasi
saat ini untuk menyatakan kedudukan atau peringkat seseorang dalam sebuah
pembelajaran.[3]
B. Umpan
Balik
1. Makna
Umpan Balik
Dalam kegiatan pengajaran tidak lain yang harus guru
capai, kecuali bagaimana agar anak didik dapat menguasai bahan pelajaran secara
tuntas. Untuk sampai kesana yaitu anak didik dapat menguasi semua bahan yang di
berikan, tidak gampang karena hal ini akan terpulang pada masalah bagaimana
umpan balik yang di berikan oleh anak didik selama pelajaran berlangsung.[4]
Yang
dimaksud dengan umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes
atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan
pencapaian/hasil belajarnya.
Umpan
balik hanya dapat berfungsi memperbaiki belajar siswa dalam kondisi tertentu
saja. Hanya menyajikan tes dan memberikan serta menyampaikan skor kepada siswa
tidak terlalu mempengaruhi penampilan siswa. Baru bermanfaat apabila guru
bersama siswa menelaah kembali jawaban-jawaban tes,baik yang dijawab benar
maupun salah oleh siswa diberikan kesempatan memperbaiki jawabannya yang salah
itu.
Kondisi
atau keadaan siswa maupun situasi pengajaran menentukan keberhasilan usaha
pemberian umpan balik terhadap belajar siswa. Berikut ini beberapa ketentuan
mengenai umpan balik:
a. Umpan
balik tidak mempermudah belajar jika:
1) Siswa
sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban atas soal itu
(misalnya ”nyontek” jawaban yang benar dari temannya tanpa mengolah soal itu
dalam pemikirannya sendiri) dan
2) Bahan
yang hendak dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh siswa sehingga siswa
umumnya menebak jawaban soal-soal yang diberikan.
b. Umpan
balik membantu dan mempermudah belajar apabila dipenuhi syarat-syarat berikut
ini:
1) Mengkonfirmasikan
jawaban-jawaban benar yang diberikan siswa,dan menyampaikan kepadanya seberapa
jauh dia mengerti materi belajar yang disajikan.dan
2) Mengidentifikasikan
kesalahan serta memperbaikinya atau menyuruh siswa memperbaiki sendiri.
Umpan balik tidak akan membantu belajar
jika siswa tidak mengerti bahan yang harus dikuasainya dahulu sebelum mempelajari
hal yang ditegaskan itu,atau hanya mengerti sedikit,atau sama sekali tidak
mengerti isi pelajaran pada waktu tes itu disajikan. Hal ini menunjukan
pentingnya memeriksa tes siswa dan memperbaiki kesalahan-kesalahan (atau siswa
itu yang diminta memperbaiki kesalahan dalam tesnya) sebelum memasuki topik
baru dimana bahan yang dites merupakan prasyarat.
Umpan balik mempunyai peranan yang
penting,baik bagi guru maupun bagi siswa. Umpan balik dalam kajian ini adalah
pemberian informasi mengenai benar atau tidaknya jawaban siswa atas
soal/pertanyaan yang diberikan,disertai dengan informasi tambahan berupa
penjelasan letak kesalahan/pemberian motivasi verbal/tertulis.
2. Tujuan
Umpan Balik
Pengajar
perlu mengetahui sejauhmana bahan yang telah dijelaskan dapat dimengeti oleh
murid,karena dari sinilah tergantung apakah ia dapat melanjutkan
pelajaran/kuliahnya dengan bahan berikutnya. Bilamana murid belum mengerti
bagian-bagian tertentu,pengajar harus mengulang lagi penjelasannya. Pada
umumnya murid juga tidak tahu sejauhmana bahan yang diterangkan dapat mereka
pahami.
Umpan
balik tidak sama dengan penelitian. Umpan balik hanya bertujuan untuk mencari
informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas. Selain itu
murid/mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk memeriksa sampai dimana mereka
mengerti bahan tersebut,sehingga mereka dapat melengkapi pengertian-pengertian
yang belum lengkap.
Menurut
Kardi dan Nur,untuk memberikan umpan balik yang efektif kepada siswa yang
jumlahnya banyak,dapat digunakan beberapa pedoman yang patut
dipertimbangkan,sebagai berikut:
1. Memberikan
umpan balik sesegera mungkin setelah latihan,hal ini tiak berarti umpan balik
perlu diberikan kepada siswa dengan seketika,namun umpan balik seharusnya
diberikan segera setelah latihan saehingga siswa dapat mengingat dengan jelas
kinerja mereka sendiri.
2. Mengupayakan
agar umpan balik jelas dan spesifik mungkin agar dapat membantu siswa. Misal
“Tiga kata tertulis salah pada makalah anda:Efiktif.Posasif,dan
vartikal”,bukan”Terlalu banyak kata yang salah ketik”.
3. Umpan
balik ditujukan langsung pada tingkah laku dan bukan pada maksud yang tersirat
dalam tingkah laku tersebut. Misal,”Saya tidak dapat membaca tulisan
anda,karena jarak antara baris yang satu dengan baris yang lain terlalu rapat”,dan
bukan “Tulisan tidak rapi dan kurang jelas”.
4. Menjaga
umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Umpan balik harus
diberikan secara hati-hati agar berguna. Kadang-kadang,siswa diberi umpan balik
terlalu banyak atau umpan balik yang terlalu rumit bagi siswa untuk
menanganinya.
5. Memberikan
pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar. Tentunya setiap siswa lebih
menyukai umpan balik yang positif dari pada yang negatif. Pada umumnya pujian
akan diterima sedangkan umpan balik negatif mungkin ditolak.
3. Fungsi
Umpan Balik
Umpan
balik mempunyai tiga fungsi utama, yakni informasional, motivasional, komunikasional.
1. Fungsi
informasional
Tes
sebagai alat penilaian pencapaian/hasil belajar siswa diperiksa menurut
kriteria tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Hasil tes itu,dengan
demikian memberikan informasi tentang sejauhmana siswa telah mengusai materi
yang diterimanya dalam proses/kegiatan belajar mengajar.
Slameto
(1988) mengacu Kulhavy dan Anderson (1927) yang dalam studinya menemukan bahwa
umpan balik yang ditunda (delayed feedback) lebih efektif dari pada
umpan balik yang segera (immediated feedback). Yang dimaksud dengan
delayed feedback adalah umpan balik yang diberikan paling cepat dua hari
setelah tes. Immediate feedback memberikan informasi tentang jawaban yang benar
sementara dalam ingatannya masih terdapat jawabannya yang salah. Dengan
demikian,jawaban yang benar maupun yang salah bercampur baur dalam ingatan
siswa. Hal ini merupakan hambatan bagi siswa dalam mengingatkan jawaban yang
benar.
2. Fungsi
motivasional
Dengan
pemberian umpan balik,maka tes sekaligus pula berfungsi sebagai motivator bagi
para siswa untuk belajar. Sayangnya ada guru yang mefanfaatkan hasil tes lebih
sebagai senjata untuk menghukum siswa dari pada sebagai kekuatan konstruktif
untuk membina dan mengembangkan siswa. Guru-guru berfikir dan berharap bahwa
dengan menggunakan tes sebagai ancaman,mereka dapat meningkatkan kesungguhan
pada siswa. Untuk itu sering mereka sajikan tes dadakan yang dianggap dapat
memotivasi siswa untuk belajar sehingga selalu siap menerima tes sebagai
kriteria keberhasilan anaknya di sekolah. Hal-hal semacam ini justru
menimbulkan kecemasan pada siswa waktu mengerjakan soal-soal tes sehingga
hasilnya pun kurang dari yang dapat dicapai siswa apabila tidak dibawah tekanan
mental semacam itu. Padahal tes harus dipandang dalam kesatuan integral dengan
tujuan instruktional dan dengan proses belajar mengajar,dan sebagai mekanisme
untuk memberikan umpan balik kepada siswa.
3. Fungsi
komunikasional
Pemberian
umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan hasil
evaluasi kepada siswa,dan bersama siswa membicarakan uapaya peningkatan atau
perbaikannya. Dengan demikian,melalui umpan balik siswa mengetahui letak
kelemahannya,dan sendiri atau bersama guru bereaksi terhadap hasil tersebut.
C. Hubungan
evaluasi dengan umpan balik
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru harus
melakukan evaluasi dan umpan balik. Karena untuk mengukur sejauh mana siswa
menguasai materi pelajaran. Dimana umpan balik berkaitan erat dengan kegiatan
belajar mengajar yang di evaluasi dengan suatau alat evaluasi. Hasil evaluasi
ini memberikan informasi mengenai sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi
yang disajikan dalam proses / kegiatan belajar mengajar.
Kriteria
itu dapat di sekemakan sebagai berikut :
|
|||
Maksud
sekema diatas menjelaskan bahwa kegiatan proses belajar harus dimodivikasi oleh
seorang guru, seorng guru harus menjalankan tugasnya dengan baik yaitu
menyampaikan materi dengan jelas dan tepat, tidak hanya dalam penyampaian
materi, seorang guru juga harus memberikan evaluasi baik berupa lisan maupun
tulisan. Hal ini untuk memberitaukan seberapa jauh siswa menguasai mteri
setelah evaluasi maka tugas guru selanjutnya adalah menginformasikan hasil
evaluasi tersebut kepada siswa supaya siswa dapat mengetahui kemampuan dalam
menguasai materi. Namun akan bermanfaat secara maksimal apabila guru bersama
siswa menelaah kembali jawaban-jawaban tes, baik yang dijawab benar maupun yang
dijawab salah oleh siswa . dan siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki jawaban
yang salah tersebut. Itulah keterkaitan antara evaluasi yang sangat penting
untuk guru dan siswa dengan umpan balik dengan tujuan untuk memperbaiki
kualitas siswa yang di dampinggi oleh guru.[5]
D. Aplikasi
Proses
penilaian terhadap proses dan hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:
1.
Tes
Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan ( baik soal
maupun jawaban).
A.
Tujuan penggunaan tes,yaitu:
a. Mendiaknosa siswa (kekuatan dan kelemahan)
b.Menilai
kemampuan siswa (keterampilan dan pengetahuan atau pemahaman)
c. Memberi bukti atas kemampuan yang telah dicapai
d.
Menyeleksi
kemampuan siswa, baik secara individu maupun kelompok
e. Monitoring standar pendidikan.
B.
Fungsi
penggunaan tes
a.
Formatif
dikelas / Classroom Formative Essesment
1)
Dilakukan pada
saat berlangsungnya proses belajar mengajar
2)
Dilaksankan
secara periodic
3)
Mencakup semua
mata pelajaran yang telah diajarkan
4)
Bertujuan
mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar
5)
Dapat digunakan
untuk perbaikan dan penyempurnaan proses belajar mengajar.
b.
Sumatif dikelas
/ Classroom summative Assessment
1)
Materi yang
diujikan meliputi seluruh pokok bahasan dan tujuan pengajaran dalam satu
program tahunan atau di semesteran
2)
Dilakukan pada
akhir program dalam satu tahun atau semester
3)
Bertujuan untuk
mengukur keberhasilan peserta didik secara menyeluruh
4)
Hasil penilaian
sumatif digunakan antara lain untuk penentuan kenaikan kelas, kelulusan
sekolah, dan sebagainya
.
2. Penilaian
Non-Tes
Untuk mengetahui kompetensi siswa,
guru dapat melakukan penilaian dengan beberapa teknik penilaian non-tes.
A.
Penilaian
kinerja
Penilaian kinerja yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kinerja
siswa yang dilakukan melalui pengamatan, seperti bermain peran,memainkan alat
music, bernyanyi dan lain sebagainya. Alat pengamatan yang digunakan dapat
berupa daftar cek atau skala rentang.
B.
Penilaian sikap
Teknik penilaian sikap dapat berupa oservasi perilaku, pertanyaan
langsung, dan laporan pribadi. Dalam mengembangkan instrument penilaian ini,
guru perlu mencermati kesesuaian antara soal materi dengan indicator pada
kurikulum.
C.
Penilaian
proyek
Penilaian proyek adalah penilaian terhadap suatu tugas (suatu
investigasi sejak dari perencanaan,pengumpulan
data,pengorganisasian,pengolahan, dan penyajian data) yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu.
D.
Penilaian
produk
Pada umumnya pengembangan produk meliputi 3 tahap dan dalam setiap
tahapan perlu diadakan penilaian. Penilaian Tahap Persiapan meliputi
kemampuan siswa dalam merencanakan,menggali,dan mengembangkan gagasan,dan
mendisain produk. Penilaian Tahap Pembuatan (produk) meliputi penilaian
kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan,alat, dan teknik.
Penilaian Tahap Penilaian (apresial) meliputi kemampuan siswa dalam
membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.
E.
Penilaian
portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutanyang disarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan siswa dalam satu
periode tertentu. Portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar
siswa melalui karya siswa, antara lain karangan, puisi, surat, komposisi,
music, penelitian, dan lain-lain.
F.
Penilaian diri
Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek
penilaian,yang berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik.[6]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa
inggris “evaluation” yang berarti penilaian/penaksiran. Evaluasi menurut
istilah merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek
yang menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur
memperoleh kesimpulan. Evaluasi adalah kegiatan mengukur menilai. Mengukur
lebih bersifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif
Dalam kegiatan
pengajaran tidak lain yang harus guru capai, kecuali bagaimana agar anak didik
dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas. Untuk sampai kesana yaitu anak
didik dapat menguasi semua bahan yang di berikan, tidak gampang karena hal ini
akan terpulang pada masalah bagaimana umpan balik yang di berikan oleh anak
didik selama pelajaran berlangsung. Maka dari itu dalam
kegiatan belajar mengajar seorang guru harus melakukan evaluasi dan umpan
balik. Karena untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran.
Dimana umpan balik berkaitan erat dengan kegiatan belajar mengajar yang di
evaluasi dengan suatau alat evaluasi. Hasil evaluasi ini memberikan informasi
mengenai sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan dalam
proses / kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Mustaqim,
Zaenal.2015.
Strategi
Belajar Mengajar.(Pekalongan, STAIN Press)
Silverius, Suke
.1991.Evaluasi hasil belajar dan Umpan balik,(Jakarta, Pt Grasindo)
Djamarah, Syaiful Bahri .2013.Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta, PT RINEKA CIPTA)
Majid , Abdul.2013. strategi
pembelajaran.( Bandung : PT Remaja Rosdakarya)
PROFIL PENULIS
Nama :
Muhammad Wahyu S
NIM :
2021114197
Alamat : Wiradesa Pekalongan
TTL :
Pemalang, 21 maret 1990
Nama :
Nina Sammirna
NIM
: 2021114167
Alamat : Kertijayan
Gg.5 Rt 14/05
Buaran Pekalongan
TTL : Pekalongan, 18
November1996
Nama :
Awal Septa Rosiawan
NIM :
2021114188
Alamat : Jl. Serayu Gg. Rukun Rt02/09 No
53
Kebondalem Pemalang
TTL :
Pemalang, 8 September 1996
Nama :
Mohammad Mirzah S
NIM :
2021114188
Alamat :
Bojong Pekalongan
TTL :
8 September 1994
[1] Zaenal
Mustaqim, Strategi Belajar Mengajar.(Pekalongan, STAIN Press:2015)hlm
197
[2] Dr. Suke Silverius,Evaluasi hasil belajar dan Umpan balik,(Jakarta,
Pt Grasindo:1991)hlm 5
[3] Zaenal
Mustaqim, Ibid, hlm 197
[4] Drs. Syaiful Bahri Djamarah,Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta, PT
RINEKA CIPTA: 2013) hlm 141
[5] Zaenal
Mustaqim,Ibid,hlm 198
Tidak ada komentar:
Posting Komentar