“SUBJEK PENDIDIKAN HAKIKI”
(Malaikat Sebagai Pendidik)
QS.An-Najm 5-6
Dewi Masyithoh (2021115181)
Kelas A
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / TARBIYAH
Institut
Agama Islam Negeri IAIN Pekalongan
2016
PRAKATA
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam. Sholawat serta salam tidak lupa kami ucapkan untuk junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
hidayah serta taufik-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini membahas tentang Malaikat sebagai Pendidik.
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam pada
semester 3 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan tahun akademik
2016.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan terwujud. Oleh sebab itu
pada kesempatan ini kami bermaksud
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tua kami
tercinta yang telah banyak berdoa untuk kami,dan dukungan moril maupun materil
2. Muhammad Ghufron,
M.S.I sebagai dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi I
3. Bapak dan Ibu dosen IAIN Pekalongan yang telah
memberikan dukungan dan motivasi.
4. Teman-teman
khususnya kelas PAI - A yang kami hormati.
5. Dan semua pihak yang
telah memberikan dukungan moral dan material.
Demikian
makalah ini kami susun. Semoga dapat berguna dan menambah ilmu pengetahuan
untuk kita semua. Amin.
Pekalongan, 15
Oktober 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara
filosofis, pendidikan merupakan sebuah sistem yang memiliki aspek – aspek yang
saling berhubungan. Menurut A.D. Marimba (1989: 19 - 65), pendidikan adalah
proses membimbing atau memimpin yang dilakukan secara sadar oleh pendidik untuk
mengembangkan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama. Dalam proses membimbing atau memimpin, tersirat dua pihak yang
saling berhubungan, yaitu pendidik dan peserta didik. Selain itu, agar usaha
dalam proses tersebut dapat mencapai tujuan pendidikan, maka diperlukan
landasan atau dasar yang jelas serta alat dan badan atau lembaga penyelenggara
pendidikan. Dengan demikian, pendidikan terdiri dari beberapa aspek, yaitu:
peserta didik, pendidik, dasar, tujuan, alat, dan badan atau lembaga
pendidikan.
Pendidik
atau subjek pendidikan adalah orang yang terlibat secara langsung dan kontinyu
dalam proses pendidikan. Dalam dunia pendidikan, yang lazim disebut pendidik
adalah orang tua, guru, dan para pemimpin masyarakat atau orang-orang yang
telah dewasa. Orang tua berperan sebagai pendidik di lingkungan rumah tangga,
guru berperan sebagai pendidik di sekolah, sedangkan yang lainnya dapat
memainkan peran sebagai pendidik di lingkungan sosial. Walaupun peranan para
pendidik ini berbeda tempatnya, tidak berarti mereka bekerja sendiri-sendiri.
Semuanya harus dapat memainkan perannya masing-masing secara bertanggung jawab
dalam kerangka kerjasama yang harmonis dan saling mendukung agar peserta didik
memiliki kepribadian yang utama.
Di
dalam Al – Qur’an banyak sekali ayat – ayat yang membahas tentang subjek
pendidikan. Antara lain adalah (Q.S Ali Imran: 18; Q.S An Nahl: 43, 44, 78; Q.S
Al Kahfi: 66; Q.S Fathir: 28; dan Q.S An Najm: 5-6). Dalam kesempatan kali ini
pemakalah akan menguraikan tentang subjek pendidikan yang terkandung dalam Q.S
An najm: 5 – 6
B. Judul
Judul yang akan saya bahas disini adalah tentang
Malaikat sebagai Pendidik
C. Nash
عَلَّمَهُ شَدِيْدُالْقُوَى (5)
ذُوْمِرَّةٍ فَاسْتَوَى (6)
Artinya: “Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril)
yang sangat kuat, Yang mempunyai kecerdasan;dan (Jibril itu) menampakkan diri
dengan rupa yang asli”. (QS. An-Najm 5-6)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
Al-Qur’an
adalah kalamullah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
SAW. sebagai pedoman bagi kehidupan manusia (way of life). Al-Qur’an mengandung
beberapa aspek yang terkait dengan pandangan hidup yang dapat membawa manusia
ke jalan yang benar dan menuju kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Dari beberapa aspek tersebut, secara global terkandung materi tentang kegiatan
belajar-mengajar atau pendidikan yang tentunya membutuhkan komponen-komponen
pendidikan, diantaranya yaitu pendidik dan peserta didik.
Pendidik
dalam proses pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk
mencapai tujuan pendidikan. Sebagai seorang pendidik harus memiliki kemampuan
yang sangat mendalam untuk mengajarkan suatu keilmuan kepada peserta didiknya,
sehingga apa yang diajarkan akan benar-benar sampai kepada yang diajarkan serta
terjaga ilmunya dari hal-hal dari keburukan yang mempengaruhi ilmu itu sendiri.
Dalam
hal ini, Allah SWT menyampaikan kalam wahyu-Nya yang berupa Al-Quran kepada
Nabi Muhammad SAW melewati perantara Malaikat Jibiril, yang tentunya sebagai
pendidik secara langsung kepada Nabi Muhammad SAW sebagai guru untuk
mengajarkan keilmuan-keilmuan yang diturunkan oleh Allah SWT. Mengingat malaikat adalah makhluk yang suci dari sifat
kedhaifan sebagaimana manusia pada umumnya maka alangkah lebih baiknya jika
kita mendalami dan mengkaji lebih lanjut dalam memahami hikmah dari Al-Quran
menjadikan Malaikat Jibril sebagai guru terhadap Nabiyullah Muhammad SAW.
B.
Tafsir
1.
Tafsir
Al-Azhar
عَلَّمَهُ شَدِيْدُالْقُوَى
“Yang
memberinya ajaran ialah yang sangat kuat.”
(ayat 5)
Inilah jaminan selanjutnya tentang wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad
SAW itu, bahwasanya yang mengajarkan wahyu itu kepada beliau ialah makhluk yang
sangat kuat. Ibnu Katsir dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud dengannyang sangat
kuat itu ialah Malaikat Jibril.
ذُوْمِرَّةٍ فَاسْتَوَى
“Yang
mempunyai keteguhan.” (ayat 6)
Mujahid, Al-Hasan dan Ibnu Zaid memberi arti: “Yang mempunyai keteguhan.” Ibnu Abbas memberi arti: “Yang
mempunyai rupa yang elok.” Qatadah member arti: “Yang mempunyai bentuk badan
yang tinggi bagus.” Ibnu Katsir ketika memberi arti berkata: “Tidak ada
perbedaan dalam arti yang dikemukakan itu. Karena Malaikat Jibril itu memang
bagus dipandang mata dan mempunyai kekuatan luar biasa. Lanjutan ayat ialah فَاسْتَوَى artinya : “Yang menampakkan diri yang
asli”.[1]
2.
Tafsir
Al-Maraghi
عَلَّمَهُ شَدِيْدُالْقُوَى
Kawanmu itu diajari oleh Jibril As. Sedang ia adalah seorang
makhluk yang berkekuasaan hebat, baik ilmu maupun perbuatannya. Dia mengetahui
dan juga beramal. Dan tidak diragukan, bahwa pujian kepada guru merupakan
pujian pula bagi muridnya.
Hal ini juga merupakan bantahan terhadap orang-orang musyrik
mengenai perkataan mereka. Bahkan apa yang dikatakan oleh Muhammad, tak lain
adalah dongeng-dongeng orang dahulu yang dia dengar ketika melakukan perjalanan
ke Syam.
Kesimpulannya bahwa Nabi SAW, tak pernah diajari oleh seorang
manusiapun. Akan tetapi ia diajari oleh Jibril yang berkekuatan hebat. Sedang
manusia itu diciptakan sebagai makhluk yang dhaif. Ia tidak mendapatkan ilmu
kecuali sedikit saja. Disamping itu, Jibril adalah terpercaya perkataannya.
Sebab, kecerdasan yang kuat merupakan syarat kepercayaan orang terhadap
perkataan orang lain. Begitu pula ia terpercaya hafalan maupun amanatny,
artinya dia tidak lupa dan tak mungkin merubah.
ذُوْمِرَّةٍ
Yang mempunyai kecerdasan akal. Sifat Jibril yang pertama
menggambarkan tentang betapa kuat pekerjaannya. Sedang kali ini menggambarkan
tentang berupa kuat pikiran dan betapa nyata pengaruh-pengaruhnya yang
mengagumkan.
Kesimpulannya bahwa Jibril memiliki kekuatan kekuatan pikiran dan kekuatan-kekuatan
tubuh. Sebagaimana diriwayatkan bahwa ia pernah mencukil negeri kaum Luth dari
Laut Hitam yang waktu itu berada dibawah tanah. Lalu memanggulnya pada kedua
sayapnya dan diangkatnya negeri itu ke langit, kemudian dibalikkan. Pernah pula
ia berteriak terhadap kaum samud sehingga mereka mati semua.
Kalau kita percaya akan hal ini, maka tak lain karena ia termasuk
alam gaib. Dalam hal ini kita cukup percaya dengan keterangan yang terdapat
dalam kitab Allah Ta’ala tanpa menambah-nambahi.
Dalam pada itu, para ahli ilmu jiwa di Eropa saat ini percaya
tentang adanya kekuatan-kekuatan alam ruh dengan segala hal yang luar biasa
ditinjau dari alam kita ini. Oliver Lodewige berkata, “Sekarang saya
benar-benar yakin bahwa kita diliputi oleh alam yang jika kita bandingkan
dengan alam tersebut, maka seperti semut dibanding dengan kita. Mereka membantu
kita dan menjaga kita.” Kemudian katanya pula. “Hal ini saya ketahui secara
ilmiah,” (Maksudnya dengan menghadirkan ruh-ruh), kemudian ia mengatakan pula,
“Maka apabila orang-orang suci berkata bahwa mereka melihat malaikat, atau
bahwa mereka melihat Allah maka itu semua adalah benar tanpa diragukan lagi.”[2]
3.
Tafsir
Jalalain
عَلَّمَهُ (Yang
diajarkan kepadanya) oleh malaikat
– شَدِيْدُالْقُوَى
( yang sangat kuat).
ذُوْمِرَّةٍ (Yang
mempunyai kecerdasan) yang mempunyai
kekuatan dankeperkasaan, atau ynag mempunyai pandangan yang baik, yang dimaksud
adalah Malaikat Jibril Alaihis Salam – فَاسْتَوَى (maka menetaplah ia) maksudnya menampakkan diri dengan rupa aslinya.[3]
C. Aplikasi Dalam Kehidupan
Bahwa ilmu yang diajarkan oleh malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad SAW sangatlah kuat, begitupun kekuatannya tidak diragukan
lagi karena malaikat Jibril terpercaya perkataannya, hafalan maupun amanatnya
(tidak lupa dan tidak mungkin merubah).
Jadi, ketika kita memiliki guru yang ilmunya tinggi
dan kecerdasan yang kuat, patutlah kita meniru beliau, karena pujian kepada
guru merupakan pujian pula bagi muridnya, dan kecerdasan yang kuat merupakan
syarat kepercayaan orang terhadap perkataan orang lain.
D. Aspek Tarbawi
1. Tidak ada keraguan mengenai
keajaiban-keajaiban yang diceritakan oleh Al-Quran
2. Hendaknyaa kita memiliki
kekuatan-kekuatan pikiran dan kekuatan-kekuatan tubuh
3. Hendaknya kita memiliki sifat amanah
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bahwa
didalam penyampaian wahyu Al-Quran Nabi Muhammad SAW tidak pernah
diajari oleh seorang manusiapun, akan tetapi beliau diajari oleh malaikat
Jibril yang berkekuatan hebat. Sedangu manusia itu diciptakan sebagai makhluk
yang dhaif. Ia tidak mendapatkan ilmu kecuali sedikit saja. Disamping itu,
malaikat Jibril adalah terpercaya perkataan, hafalan maupun amanatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Musthafa Ahmad Al Maraghi, Tafsir
Al Maraghi, (Semarang: Toga Putra,1989)
Hamka, Tafsir Al Azhar, (Jakarta:
Pustaka Panjimas, 1982)
Jalaluddin Al Mahalli, Jalaluddin
As-Suyuti, Terjemahan Tafsir Jalalain jilid 2, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2015)
PROFIL
Nama : Dewi Masyithoh
TTL : Pekalongan, 29 Mei 1997
Alamat : Pringlangu Gg.6 No.45,
Pringrejo
Kota Pekalongan
Hobby : Membaca
Pendidikan : - MII Pringlangu 02 Kota Pekalongan
- MTS Hidayatul Athfal
Banyurip
- MA Hidayatul Athfal
Banyurip
- IAIN Pekalongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar