“Metode Pendidikan Khusus”
“Metode Tanya Jawab”
Surat Al-Baqarah ayat 189
Yovita Ayu Fitriani 2021115354
Kelas D
Tarbiyah/PAI
IAIN Pekalongan
2016
KATA PENGANTAR
“Metode Tanya Jawab”
Surat Al-Baqarah ayat 189
Yovita Ayu Fitriani 2021115354
Kelas D
Tarbiyah/PAI
IAIN Pekalongan
2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim..
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah materi mata kuliah Tafsir
Tarbawi I yang berjudul “Metode
Pendidikan Khusus”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang
mengikutinya hingga hari kiamat.
Makalah ini menjelaskan tentang “Metode Tanya Jawab”. Dengan demikian materi makalah ini
diharapkan dapat membantu proses belajar mahasiswa.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun guna perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa
yang akan datang dari pembaca adalah sangat berharga bagi kami.
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini bisa menambah
keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi
penyusunan makalah dengan tema yang senada diwaktu yang akan datang. Aamiin yaa
robbal ‘alamin.
Pekalongan, 25 November 2016
Penulis
Yovita
Ayu Fitriani
2021115354
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar
di lembaga pendidikan. Apabila proses pendidikan tidak menggunakan metode yang
tepat maka akan sulit untuk mendapatkan
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Namun masih saja di lapangan penggunaan
metode mengajar ini banyak menemukan kendala. Kendala penggunaan metode yang
tepat dalam belajar mengajar banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor;
keterampilan guru belum memadai, kurangnya sarana prasarana, kondisi lingkungan
pendidikan dan kebijakan lembaga pendidikan yang belum menguntungkan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang variatif.
Penting
metode dalam proses belajar mengajar. Tetapi betapapun baiknya suatu metode
bila tidak diiringi dengan kemampuan guru dalam menyampaikan materi maka metode
tinggalah metode. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam di dalamnya memuat
berbagai informasi tentang seluruh kehidupan yang berkaitan dengan manusia.
Karena memang Al-Qur’an diturunkan untuk umat manusia, sebagai sumber pedoman,
sumber inspirasi dan sumber ilmu pengetahuan. Salah satunya dalah hal yang
berkaitan dengan pendidikan.
B.
Judul Makalah
Dalam
Metode Pendidikan Khusus saya akan membahas mengenai judul yang sesuai dengan
perintah Bapak Muhammad Hufron, M.S.I yaitu “Metode Tanya Jawab”.
C. Nash dan Terjemahan
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ
لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ
ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَ اتَّقَىٰ ۗ وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ
أَبْوَابِهَا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Mereka
bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah
tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan
memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan
orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan
bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (QS. Al-BAQARAH :
D. Arti
Penting
Surat Al-Baqarah ayat 189 perlu
untuk dikaji karena ayat ini menjelaskan tentang betapa pentingnya mempelajari
metode tanya jawab, karena dengn adanya metode tanya jawab itu kita dapat lebih
mengetahui ilmu yang belum kita pahami. Di dalam metode tanya jawab, dapat
menyampaikan pikiran dengan mengemukakan pendapat. Dan di dalam metode tanya
jawab kita dapat mengetahui tata cara dan terutama sopan santun saat bertanya maupun saat menjawab pertanyaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Teori
1. Pengertian Metode Tanya Jawab
Menurut bahasa, istilah metode berasal
dari kata meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos
berarti jalan atau cara. Dengan demikian metode dapat diartikn cara atau jalan
yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Dalam bahasa Arab, metode dikenal
dengan istilah thariqah dan juga sering diungkapkan dengan istilah al – manhaj
dan al – washilah yang berarti sistem dan perantara atau mediator.[1]
Metode tanya jawab ialah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa
diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan.[2]
Metode tanya jawab adalah salah satu
teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
metode ceramah. Ini disebabkan karena guru dapat memperoleh gambaran sejauh
mana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan. Dalam kegiatan
belajar mengajar melalui tanya jawab, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
atau siswa diberikan kesempatan untuk bertanya terlebih dahulu pada saat
dimulai pelajaran, pada saat pertengahan dan pada akhir pelajaran.
Metode tanya jawab ini tidak dapat
digunakan sebagai ukuran untuk menetapkan kadar pengetahuan setiap anak didik
dalam suatu kelas, karena metode ini tidak memberi kesempatan yang sama pada
setiap murid untuk menjawab pertanyaan. Metode tanya jawab dapat dipakai oleh
guru untuk menetapkan perkiraan secara umum apakah anak didik yang mendapat
giliran pertanyaan sudah memahami bahan pelajaran yang diberikan.
Anak didik yang biasanya kurang
mencurahkan perhatiannya terhadap pelajaran
yang diajarkan melalui metode ceramah akan berhati-hati terhadap pelajaran yang
diajarkan melalui metode tanya jawab. Sebab anak didik tersebut sewaktu-waktu
akan mendapatkan giliran untuk menjawab suatu pertanyaan yang akan diajukan
kepadanya.
Metode tanya jawab ini tidak dapat digunakan
sebagai ukuran untuk menetapkan kadar pengetahuan setiap anak didik dalam suatu
kelas, Karena metode tanya jawab tidak memberi kesempatan yang sama pada setiap
pelajar untuk menjawab pertanyaan. Hal itu disebabkan karena pelajar yang dapat
menjawab pertanyaan hanyalah pelajar yang maksimal dalam belajarnya.[3]
Untuk
menghindari sesuatu yang dapat terjadi dalam metode tanya jawab terutama yang
bersifat negatif maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Pertanyaan harus singkat, jelas, dan merangsang berfikir.
2.
Sesuai dengan kecerdasan dan kemampuan anak didik yang menerima
pertanyaan.
3.
Memerlukan jawaban dalam bentuk kalimat atau uraian kecuali yang
bersifat objektif tes dapat menggunakan ya atau tidak.
4.
Usahakan pertanyaan yang punya jawaban pasti bukan pertanyaan yang
mempunyai jawaban beberapa alternatif.
Teknik
mengajukan pertanyaan :
a. Mula-mula
diajukan kepada semua anak didik baru ditanyakan kepada anak didik tertentu.
b. Berikan waktu
untuk berfikir dan menyusun jawaban.
c. Pertanyaan diajukan
bergilir, jangan berdasarkan urutan bangku atau urutan daftar yang telah
disusun (daftar hadir).
2.
Tujuan Metode Tanya Jawab
a.
Mengecek dan
mengetahui sampai sejauh mana kemampuan anak didik terhadap pelajaran yang
dikuasai.
b.
Memberi
kesempatan kepada anak didik untuk mengajukan pertanyaan kepada guru tentang
suatu masalah yang belum difahami.
c.
Memotivasi dan
menimbulkan kompetensi belajar.
d.
Melatih anak
didik untuk berfikir dan berbicara secara sitematis berdasarkan pemikiran yang
sebenarnya.
3.
Kelebihan dan
Kelemahan Metode Tanya Jawab
Ø Kelebihannya Metode Tanya Jawab :
a.
Kelas akan hidup karena anak didik aktif
berfikir dan menyampaikan pikiran melalui berbicara.
b.
Baik sekali
untuk melatih anak didik agar berani mengemukakan pendapatnya.
c.
Akan membawa kelas kedalam suasana diskusi.
d.
Melatih peserta didik untuk berfikir dan berbicara secara
sistematis.
e.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan unuk
mengajukan pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang belum dipahami.
Ø Kelemahan metode tanya jawab adalah :
a. Waktu yang digunakan dalam pelajaran
tersita dan kurang dikontrol secara baik oleh guru karena banyaknya pertanyaan
yang timbul dari siswa.
b. Kemungkinan terjadi penyimpangan
perhatian siswa bilamana terdapat pertanyaan atau jawaban yang tidak berkenan
dengan sasaran yang dibicarakan.,
c. Jalannya pengajaran kurang dapat
terkoordinir secara baik, karena timbulnya pertanyaan-pertanyaan dari siswa
yang mungkin tidak dapat dijawab secara tepat, baik oleh guru maupun oleh
siswa.
d. Bagi siswa yang
tidak aktif atau jarang bertannya bahkan tidak pernah, terkadang menjadi malu
kepada teman-temannya.
e. Menimbulkan
rasa gugup pada peserta didik yang tidak memiliki keberanian menjawab dan
bertanya ( kemampuan lisan)
Untuk menggunakan metode
tanya jawab, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Rumuskan tujuan pengajaran secara
spesifik yang berpangkal pada tingkah laku siswa.
2. Guru melakukan pertanyaan dari hal-hal
yang sederhana kemudian dilanjutkan kepada pertanyaan-pertanyaan yang mendasar
tentang materi yang dibicarakan.[4]
B. Tafsir Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat
189
1. Tafsir Al-Mishbah
Mereka bertanya
kepadamu tentang bulan sabit, mengapa bulan pada
mulanya terlihat seperti sabit, kecil, tetapi dari malam ke malam ia membesar
hingga mencapai purnama, kemudian mengecil dan mengecil lagi, sampai menghilang
dari pandangan? Katakanlah, “bulan sabit
itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia, waktu dalam penggunaan Al-Qur’an
adalah batas akhir peluang untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Ia adalah kadar
tertantu dari masa ke masa. Dengan keadaan bulan seperti itu manusia dapat
mengetahui dan merancang aktivitasnya sehingga dapat terlaksana sesuai dengan
waktu yang tersedia, tidak terlambat, apalagi terabaikan dengan berlalunya
waktu, dan juga untuk pelaksanaan ibadah haji.
Kembali
kepada pertanyaan sahabat Nabi di atas, al-Qur’an tidak menjawabnya sesuai
dengan harapan mereka, tetapi memberi jawaban lain yang lebih sesuai dengan
kepentingan mereka. Hal serupa banyak terjadi dengan tujuan mengingatkan
padanya bahwa ada yang lebih wajar ditanyakan daripada yang diajukan. Memang
Al-Qur’an adalah salah satu bentuk pendidikannya adalah mengarahkan mereka
melalui jawaban-jawabannya.
Allah
menegaskan bahwa, bukanlah kebajikan
memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan ialah kebajikan
orang yang bertakwa, atau kebajikan adalah siapa yang menghindar dari
kebiasaan dan pertanyaan yang serupa dengan yang dinyatakan di atas dan dalam
kondisi yang serupa pula. Karena itu
masuklah ke rumah-rumah itu dari pimtunya. Bertakwalah kepada Allah, berarti laksanakan tuntutan-Nya sepanjang
kemampuan kamu dan jauhi larangan-Nya agar
kamu beruntung.[5]
2. Tafsir Jalalain
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ
لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ
ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَ اتَّقَىٰ ۗ وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ
أَبْوَابِهَا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
(Mereka menanyakan kepadamu) hai Muhammad, (tentang bulan sabit).
'Ahillah' jamak dari 'hilal'. Pada permulaannya tampak kecil tipis kemudian
terus bertambah hingga penuh dengan cahaya. Lalu kembali sebagaimana semula,
maka keadaannya tidak seperti matahari yang tetap (katakanlah) kepada mereka,
("Ia adalah tanda-tanda waktu); mawaaqiit jamak dari miiqaat (bagi
manusia) untuk mengetahui waktu bercocok tanam, berdagang, idah wanita,
berpuasa, dan berbuka mereka (dan bagi haji) diathafkan atau dihubungkan kepada
manusia, artinya untuk diketahui waktunya. Karena seandainya bulan tetap dalam
keadaan yang sama, tentulah hal itu tidak dapat diketahui (Dan bukanlah
kebaktian, jika kamu memasuki rumah-rumah dari belakangnya) yakni di waktu ihram,
dengan membuat lubang di belakang rumah untuk tempat keluar masuk kamu dengan
meninggalkan pintu. Hal itu biasa mereka lakukan dulu dan mereka anggap sebagai
kebaktian, (tetapi kebaktian itu), maksudnya orang yang berbakti (ialah orang
yang bertakwa) kepada Allah dengan tidak melanggar perintah-perintah-Nya, (dan
masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya) baik sewaktu ihram maupun pada
waktu-waktu lainnya, (dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beroleh
keberuntungan").[6]
3.
Tafsir Al-Azhar
Mereka bertanya kepada engkau dari
hal bulan sabit. Katakanlah: dia itu adalah waktu-waktu yang ditentukan untuk
manusia dan untuk haji. (pangkal ayat 189). Mereka menanyakan mengapa bulan
begitu, bukan menanyakan apa yang berfaedah yang kita ambil dari keadaan bulan
yang demikian. Belia berikan jawaban yang sesuai dengfan kewajiban beliau
sebagai Rasul, sehingga kesanalah perhatian yang bertanya dibawa. Maka beliau
katakanlah bahwasanya bulan terbit dengan keadaan yang demikian itu membawa
hikmat yang penting sekali buat kita. Bulan sabit adalah untuki menentukan
waktu bagi manusia. Dengan bulan yang demikian halnya manusia dapat menentukan
iddah perempuan setelah bercerai, kapan waktu puasa, sampai pada waktu hari
raya dan mengeluarkan zakat sekali setahun, sampai kepada waktu mengerjakan
haji.
Kemudian datanglah sambungan ayat:
“dan tidaklah kebajikan itu bahwa kamu masuk ke rumah kamu dari belakangnya,
tetapi yang kebajikan ialah barang siapa yang bertakwa”. Menurut penafsiran
dari penafsir Abu Ubaidah bahwa sambungan ini adalah senafas dengan yang
sebelumnya, yaitu kalau hendak masuk ke dalam rumahmu janganlah dari pintu
belakang. Maksudnya kalau hendak menanyakan sesuatu hal kepada seseorang
hendaklah piulih soal yang pantas dijawab . kalau hendak menanyakan mengapa
bulan mulanya laksana sabit, lama lama penuh dan khirnya kecil sebagai sabit
lagi, janganlah hal itu ditanyakan kepada Nabi, tetapi tanyakanlah pada ahli
falak. Tetapi kalau ditanyakan kepada Nabi apa hikmat yang dapat diambil dari
peredaran bulan demikian, akan dapatlah dijawab oleh Nabi menurut selayaknya
dan dapat sepadan dengan beliau. Selanjutnya Tuhan berfirman: “Dan datanglah ke
rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan takwalah kepada Allah, supaya kamu beroleh
kejayaan.” (ujung ayat 189).[7]
4. Tafsir Al-Maraghi
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang
hikmah berbeda-bedanya bentuk hilal dan faedahnya. Kemudian Rasulullah menjawab
hilal itu adalah tanda-tanda bagi umat manusia di dalam menentukan urusan dunia
mereka. Dengan hilal tersebut mereka mengetahui waktu mana yang paling tepat
untuk melakukan cocok tanam atau berdagang. Hilal juga merupakan tanda-tanda
waktu ibadah. Mereka bisa mentukan bulan Ramadhan dan saat berakhirnya bulan
puasa. Terutama sekali, hilal itu dipakai untuk menentukan waktu haji.
Imam
Bukhori dan Ibnu Jahir dari Al-Barra’ menceritakan bahwa orang-orang Arab di
masa jahiliyyah jika melakukan ihram harus memasuki rumah nya dari pintu
belakang. Kemudia turunlah ayat ini.
Setelah
Allah memberitahukan kesalahan yang mereka lakukan, yakni dalam hal memasuki
rumah dari belakang, dan dugaan mereka bahwa hal tersebut termasuk amal
kebajikan yang hakiki. Kebajikan yang hakiki adalah takwa kepada Allah dengan
menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan maksiat dan kotor, serta menghiasi diri
dengan keutamaan-keutamaan, dan mengikuti kebenaran-kebenaran dan beramal
kebajikan. Datangilah rumah kalian dari depan, dan hendaklah batin kalian
adalah cermin lahiriyah, dan bertakwalah kepada Allah jika kalian mengharapkan
keberhasilan dalam amaliah dan mencapai tujuan yang dicita-citakan. Orang-orang
yang bertakwa kepada Allah selalu mendapatkan ilham menuju jalan keberhasilan.[8]
C. Aplikasi Surat Al-Baqarah Ayat 189 Dalam
Kehidupan Sehari-hari
Di
dalam menuntut ilmu, kita diharuskan menanyakan apa yang belum kita pahami,
karena jika kita berusaha menafsirkan sendiri, maka kita mungkin bisa saja
tersesat dalam menuntut ilmu. Di dalam menanyakan atau menjawab sesuatu itu
juga harus ada tata cara dan harus sopan di dalam bertanya maupun menjawabnya.
Doa meminta dipahamkan ilmu perlu
senantiasa diucapkan, dan memohon kepada Allah agar ilmu itu ditambahNya, sebab
Allah-lah sumber segala ilmu.
D. Aspek Tarbawi
1. Dalam menuntut ilmu itu hendaknya selalu
berdoa kepada Allah agar ilmu yang kita terima tidak menyimpang dan sesuai
dengan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW
2. Di dalam menuntut ilmu, hendaknya
belajar untuk bertanya. Jangan takut dianggap tidak paham oleh orang lain. Yang
penting ilmu yang diterima itu benar.
3. Di dalam menuntut ilmu, hendaknya juga
harus mengamalkannya kepada orang lain. Karena Rasulullah juga selalu
mengajarkan ilmunya kepada orang lain, agar tidak hanya bermanfaat bagi kita
saja, tetapi bermanfaat untuk orang lain. Selain itu agar kita tidak lupa ilmu
yang sudah kita pelajari.
4. Setelah kita berusaha dalam menuntut
ilmu, kita selalu bertawakal kepada Allah karena hal yang baik menurut kita,
belum tentu baik menurut Allah, begitu juga sebaliknya. Mungkin ada hal baik
yang sudah direncanakan oleh Allah
5. Selalu berusaha dan tidak langsung pasrah
dengan kehidupan yang buruk atau masih diberi cobaan oleh Allah. Kita harus
tetap optimis.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode tanya jawab ialah penyampaian
pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa
memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru
menjawab pertanyaan.
Dalam Tafsir Al-Maraghi, surat
Al-Baqarah ayat 189 menjelaskan tentang Mereka menanyakan mengapa bulan begitu,
bukan menanyakan apa yang berfaedah yang kita ambil dari keadaan bulan yang
demikian. Beliau berikan jawaban yang sesuai dengan kewajiban beliau sebagai
Rasul. Yang intinya yaitu bertakwalah kepada Allah jika kalian mengharapkan
keberhasilan dalam amaliah dan mencapai tujuan yang dicita-citakan. Orang-orang
yang bertakwa kepada Allah selalu mendapatkan ilham menuju jalan keberhasilan. Dalam
kehidupan sehari-hari, jika kita tidak mengetahui akan suatu ilmu, hendaknya
kita menanyakannya pada orang yang lebih mengetahui atau kepada para ahlinya.
Oleh karena itu kita dianjurkan untuk tidak malu dalam bertanya, agar
bertambahnya wawasan kita.
Aspek Tarbawi yang bisa kita ambil
dalam surat Al-Baqarah ayat 189, Hendaknya bersemangat dalam mencari ilmu,
supaya bertambahnya wawasan kita, dan menanyakan sesuatu kepada yang ahlinya.dalam
menuntut ilmu itu, harus berani bertanya apabila ada ilmu yang belum dapat
dipahami. Jangan malu untuk bertanya. Dan Rasulullah SAW juga memberikan contoh
kepada kita untuk mengamalkan ilmunya
agar bermanfaat untuk orang lain dan juga agar kita tidak lupa akan ilmu yang
kita pelajari.
DAFTAR
PUSTAKA
Drajat, Zakiah dkk. Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan
Islam, Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hamka. 2002.Tafsir Al – Azhar juz
11. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Jalaluddin, Imam Al-Mahalli dan imam
Jalaludin As-Suyuti. Terjemahan Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Mustofa, Al-Maraghi Ahmad. Tafsir
Al-Maraghi. Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang.
Quraisy, Shihab. Tafsir Al-Mishbah.
Tangerang: Penerbit Lentera Hati.
Ustman, Basyirudin. Metodologi
Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: PT. Intermasa.
Nama : Yovita
Ayu Fitriani
NIM :
2021115354
Tempat
Tanggal Lahir : Pekalongan, 14
Februari 1997
Alamat : Perumahan
Wirosari 2 Jalan Sunan Gresik Batang
Riwayat
Pendidikan : TK Al – Ikhlas
SD Sambong 02 Batang
SMP Negeri 01 Pekalongan
SMA Negeri 04 Pekalongan
IAIN STAIN Pekalongan
[1] Heri Gunawan, Pendidikan Islam, Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014) hlm 225 - 226
[2] Basyirudin Utsman, Metedologi Pembelajaran
Agama Islam, (Jakarta: PT. Intermasa, 2002, hlm. 43
[3] Zakiah Drajat,dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,
(Jakarta: bumi aksara, 1995), hlm. 307
[4] Op. Cit, hlm. 44
[5] M. Quraisy Shihab, Tafsir
Al-Mishbah, (Tangerang: Penerbit Lentera Hati, 2005), hlm. 417-419
[6] Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaludin As-Suyuti, Terjemahan
Tafsir Jalalain, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010) hlm 119
[7] Hamka, Tafsir Al-Azhar Jus II,
( Jakarta: Pustaka Panjimas, 2002 ), hlm. 148-150
[8] Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi,Semarang: PT. Karya Toha
Putra Semarang, 1993), hlm. 146-151
Tidak ada komentar:
Posting Komentar