Keluaraga sebagai objek
pendidikan
Qur’an surat At-tahrim ayat 6
Shodikin (2021115219)
Kelas D
Fakultas Tarbiyah Prodi PAI
IAIN Pekalongan
2016
Syukur Alhamdulillah
penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita semua. Sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul "OBJEK
PENDIDIKAN LANGSUNG (Keluarga sebagai objek pendidikan)’’ dalam Q.S. AT-Tahrim
ayat:6tepat pada waktunya. Dan tidaklupa pula kita sanjung pujikan kepada Nabi Besar Muhamad SAW yang
telah membawa kita dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang ini.
Penulis menyadari bahwa
didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
kepada:
1. Bpk. Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M Ag selaku Rektor IAIN Pekalongan
2. Bpk Muhammad Hufron, MSI selaku Dosen pengampun Tafsir Tarbawi I
3. Orang Tua yang sudah mendukung saya dalam mperkuliahan ini
4. Serta teman-teman
Dan tak lupa dalam
pembuatan makalah ini banyak kekurangan maka dari itu kami menerima
kritikan,masukan dan saran guna meningkatkan kualitas dalam menyusun makalah
ini.
Semoga makalah ini
bermanfaat bagi yang pembaca dalam mengarungi kehidupan ini.
Batang 06 November 2016
Penulis
Shodikin
(2021115219)
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-qur’an adalah firman
allah SWT yang wajib kita pelajari dan kita ketahui, karena al-qur’an adalah
petunjuk bagi orang islam, jadi jika kita ingin kejalan yang benar / lurus maka
kita harus mengunakan petunjuk, dan untuk mendapatkan petunjuk kita harus
mencarinya dengan cara belajar.
Al-qur’an adalah salah satu sumber
hukum dan dalil hukum, Al-qur’an juga merupakan sumber dari ilmu pengetahuan,
dan disini kami akan mencoba menerangkan ayat yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan / pendidikan, yaitu ayat ke 6 dari surat at-tahrim, kita semua tau
bahwa pendidikan itu sangat penting, agar akhlak, prilaku, sifat, dan pikiran
kita menjadi baik dan lebih baik, Ada pepatah yang mengatakan “tuntutlah ilmu
sampai ke negri cina” ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan, walaupun
harus bersusah payah, harus menempuh jarak yang jauh, akan tetapi nantinya kita
akan merasakan sendiri manisnya hasil dari semua itu, jadi teruslah belajar dan
belajar.
B.
Judul Makalah
“PENDIDIKAN LANGSUNG ”
( Keluarga Sebagai Objek Pendidikan)
C.
Nash dan Artinya
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ
غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا
يُؤْمَرُونَ
Artinya:
“Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”
D.
Artipenting untuk dikaji
Ayat
ini penting dikaji karena dakwah dan
pendidikan harus bermula di rumah. Ayat di atas walau secara redaksional
tertuju kepada kaum pria (ayah), tetapi itu bukan berarti hanya tertuju kepada
mereka. Ayat ini tertuju kepada perempuan dan lelaki (ibu dan ayah) sebagaimana
ayat-ayat yang serupa (misalnya ayat yang memerintahkan puasa) yang juga
tertuju kepada lelaki dan perempuan. Ini berarti kedua orang tua bertangung
jawab terhadap anak-anak dan juga pasangan masing-masing sebagaimana
masing-masing bertanggung jawab atas kelakuannya. Ayah atau ibu sendiri tidak
cukup untuk menciptakan satu rumah tangga yang diliputi oleh nilai-nilai agama
serta dinaungi oleh hubungan yang harmonis.
1
BAB II
ISI
A.
Teori dari Buku
Kalau kita tinjau dari sosiologioie, keluarga adalah bentuk
masyarakat kecil yang berdiri dari beberapa individu yang terikat
Oleh
suatu keturunan, yaitu kesatuan antara ayah, ibu dan anak yang merupakan
kesatuan kecil dari bentuk-bentuk kesatuan masyarakat.
Pendidikan keluarga adalah juga
pemdidikan masyarakat, karena disamping keluarga itu sendiri sebagai kesatuan
kecil dari bentuk kesatuan-kesatuan masyarakat, juga karena pendidikan yang
diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya sesuai dan dipersiapkan untuk
kehidupan anak-anak itu di masyarakat kelak.
Dengan
demikian nampaklah adanya satu hubungan erat antara kelurga dan masyarakat.
Keluarga
sebagai alam pendidikan pertama (Dasar)
Anak lahir dalam pemeliharaan orang
tua dan dibesarkan didalam keluarga.Orang tua tanpa ada yang memerintah langsung
memikul tugas sebagai pendidik, baik bersifat sebagai pemelihara, sebagai
pengasuh, sebagai pembimbing, sebagai pembina maupun sebagai guru dan pemimpin
terhadap anak-anaknya. Ini adalah tugas kodrati dari tiap-tiap manusia.
Maka
orang tua wajib mendidik anak-anaknya agar selamat baik dunia maupun akhirat.
Di
antara anggota keluarga, maka pengaruh ibu lah yang paling banyak. Hal ini bisa
di maklumi, karena sejak anak itu lahir samapi menginjak dewasa, anak dalam
kehidupan sehari-harinya lebih berdekatan denga ibu dibanding dengan lainya.[1]
2
B.
Tafsir dari Buku
1.
Tafsir Jalalain
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“hai orang orang yang beriman, periharalah diri kalian dan keluarga
kalian” (dengan mengarahkan mereka
kejalan Allah).
نَارًا وَقُودُهَا
النَّاسُ
“dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia”
(orang-orang
kafir)
وَالْحِجَارَةُ“dan
batu” (seperti berhala-berhala )
Yang mereka sembah
adalah sebagian dari bahan bakar neraka itu
عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ
“penjaganya malaikat" (yakni juru kunci neraka yaitu itu malaikat) غِلَاظٌ“yang
kasar’’ (lafat gilazun diambil dari kata gilzul qalbi, yakni kasar hatinya) شِدَادٌ“yang
keras” (yang ketamannya)
لَا يَعْصُونَ اللَّهَ
مَا أَمَرَهُمْ“mereka
tidak pernah mendurkai Allah terhadap apayang di perintahkan kepada mereka”
(lafaz maamarahum berkedudukan sebagai badal dari lafat Allah. atau dengan kata
lain, malaikat-malaikat neraka tidak pernah mendurkai perintah Allah )
وَيَفْعَلُونَ مَا
يُؤْمَرُونَ“dan
mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (lafat ini berkedudukan
menjadi badal lafaz sebelumnya .Dalam ayat ini mengandung ancaman pula bagi
orang-orang yang munafik, yaitu mereka mengaku beriman lisanya, tetapi hati
mereka masih munafik.)[2]
3
2.
Tafsir Al-Misbah
Bahwa Q.S. At-tahrimAyat 6 : menggambarkan bahwa dakwa dan
pendididkan harus bermula dari rumah. Walaupun secara redaksional tertuju pada
kaum pria (ayah). Tetapi itu bukan tertuju pada mereka, tetapi tertuju ke
perempuan dan laki-laki. Sebagai mana ayat-ayat yang serupa (misal ayat yang
memerintahkan berpuasa) yang terjutu kepada laki-laki dan perempuan, yang
berati kedua orang tua bertanggungjawab terhadap anak-anak dan juga pasangan
masing-masing sebagaimana masing-masing bertanggung jawab atas kelakuanya.[3]
3.
Tafsir Al-azhar
(dipangkal ayat 6) tersebut
(Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka)
Seseorang semata-mata mengaku beriman saja tidak cukup. Iman harus
dipelihara dan di pupu, terutama sekali dengan dasar iman hendaknya orang
menjaga keselamatan diri dan sisi rumah tangganya dari api neraka.
(yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu)
Batu-batuan adalah barang yang tidak berharga yang tampak dan tersebar dimana-mana. Pada bukit-bukit dan
mengunung-gunung bertebatan dipadang pasir terdapatlah beronggok-onggok batu.
Batu itu yang akan dipergunakan untuk jadi kayu api menyalakan api neraka. Bagi
manusia yang berdusta kepada Tuhan, yang hidup di dunia ini tiada nilai karena
di penuhi oleh dosa, sudah samalah dengan batu-batuyang berserakan di tengah
pasir,di munggu-munggu dan di bukit atau sungai-sungai yang mengalir itu.
Gunanya hanya untuk menyalakan api dengan diatasnya ialah malaikat-malaikatyng
kasar lagi keras sikap. Disebut atasanya karena Allah memberi kekuasaan kepada
malaikat-malaikt itu menjaga dan mengawal neraka itu, agar apinya selalu
menyala, agar alat penyalanya selalu tersedia , baik batu maupun manusia. Sikap
malaikat-malaikat mengawal dan menjaga neraka mesti kasar ,tidak ada lemah
lembutnya.
4
C.
Aplikasi Dalam Kehidupan
Dalam kehidupan masyarakat tersusun
oleh berbagai macam keluarga, dari keluarga tersebut terlahirlah
pribadi-pribadi yang berkualitas jikala dalam keluarga tersebut adanya saling
mengingatkan satu sama yang lain jika suatu anggota ada yang melakukan yang melanggar dari
syariat Islam atau pun jauh dengan sang pencipta, terutama yang
bertanggungjawab disini orang tua kepada anaknya (mendidiknya).
D.
Aspek tarbawi
1.
Tanggungjawab orang tua terhadap anaknya( mendidik).
2.
Himbauan agar jauh dengan siksa neraka
3.
Akibat orang yang mendurkai Tuhanya.
5
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dalam masyarakat kecil (keluarga) hendaknya ada budaya saling
mengingatkan dalam hal kebaikan agar tercipta keluarga yang keselamatan baik
dunia maupun akhirat kelak ada yang
menjadi tanggung jawab disini adalah orang tua terhadap anaknya.
6
Referensi
1.
Ahmad adu dan Nur Ubhayati,2005 Ilmu
pendidikan. Jakarta:
PT RINEKA CIPTA
2.
Imam Jalaludin Al-Mahalli,As
syutiyuti, Tafsir jajalain( sinar Baru Algensindo) hal 199
3.
M. Quraish shihab . 2002 Tafsir Al-mishbah.Jakarta:Lentera
Hati,2002)hal 327-
4
.Hamka .1983 .tafsir al –azhar Jakarta
:pustaka Panjimas
Profil
Nama
:shodikin
Alamat
:Pagilaran kec. Blabo kab. Batang
Tanggal lahir:09 Agustus 1994
Riwayat pendidikan
SD N Keteleng 01 Blado
SMP N 3 Blado
MA muhammadiyah Batang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar