Sejarah dan Peradaban Islam
“ MASA NABI MUHAMMAD SAW “
1. Yanti Maryani ( 2014116008 )
2. Nofiyatul Fikro ( 2014116009 )
3. Ahmad Syaukani ( 2014116013 )
Kelas A
JURUSAN SYARIAH DAN
EKONOMI ISLAM
PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017
PRAKATA
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah
SWT karena tanpa rahmat dan hidayah-Nya
tidak mungkin makalah dengan judul “Masa Nabi Muhammad SAW” ini dapat di
selesaikan, hingga akhirnya kami berhasil menusun tugas ini untuk memenuhi
salah satu tugas kuliah Sejarah Peradaban Islam di IAIN Pekalongan. Sholawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi Agung Muhammad SAW,
keluarga dan sahabatanya. Kami telah berusaha semaksimal mungkin agar dapat
mencapai hasil yang sebaik- baiknya, namun kami menyadari bahwa dalam cara
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan tidak kesempurnaan, memingat
akan pengetahuan dan kemampuan yang kami memiliki masih terbatas untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat
kami harap kan demi kebikan yang akan datang. Kami mengharapkan mudah-mudahan
makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan para pembaca
pada umumnya.
Wassalamualikum Wr. Wb.
Pekalongan,
Februari 2017
Tim
penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
........................................................................................................i
Prakata.....................................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................iii
BAB I .. PENDAHULUAN.....................................................................................
A.
Latar belakang.......................................................................................iv
B.
Rumusan
Masalah..................................................................................v
C.
Tujuan Penulisan....................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Periode Makkah.....................................................................................2
B. Periode Madinah....................................................................................3
C. Peperangan dalam
Islam........................................................................4
1.
Perang Badr Al-Kubra.......................................................................4
2.
Perang Uhud......................................................................................4
3.
Perang Ahzab ( Khandaq
).................................................................4
4.
Perang Mu’tah....................................................................................5
5.
Perang Memaklukkan Kota Makkah..................................................5
6.
Perang Hunain dan Thaif....................................................................5
7.
Perang Tabuk......................................................................................5
D. Misi Dakwah Nabi Muhammad
SAW....................................................6
E. Masa Terakhir Nabi Muhammad
SAW...................................................7
BAB III
PENUTUP
.............................................................................................
A.
Kesimpulan ............................................................................................9
B.
Saran .......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam sejarah Peradaban Islam, sejarah hidup Nabi Muhammad SAW
biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu ketika Nabi Muhammad menjalani hidupnya
di Makkah dan di Madinah. Sejarah masa hidup Nabi ini selain dikaji dalam
bidang sejarah, kerap kali pula mendapatkan perhatian di bidang disiplin lain
seperti studi Al-Qur’an. Situasi dan kondisi yang dihadapi Nabi Muhammad menjadikan
perbedan tema-tema sentral dalam ajaran islam melalui wahyu yang diterima
Rasulullah.
Demikian juga yang terjadi dalam sejarah islam, karena perbedaan
dan tantangan yang dihadapi Nabi Muhammad berbeda didua tempat tersebut
menjadikan sebagian penulis sejarah Islam juga membagi sejarah hidup Rasul
tersebut ke dalam dua babak, yaitu sejarah ketika Rasul di Makkah dan sejarah
hidup Rasul di Madinah.
Dalam makalah ini kami akan menerangakan beberapa materi-materi
seperti peradaban islam masa Nabi Muhammad pada periode Makkah dan Madinah,
peperangan daam islam, misi dakwah Nabi Muhammad, dan masa terakhir Nabi
Muhammad SAW.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan
masalah dari makalah ini adalah :
1.
Bagaimana peradaban Islam masa Nabi Muhammad SAW pada periode Makkah ?
2.
Bagaimana peradaban Islam masa Nabi Muhammad SAW pada periode Madinah ?
3.
Apa saja peperangan yang terjadi dalam masa Nabi Muhammad SAW ?
4.
Apa misi dakwah Nabi Muhammad SAW ?
5.
Bagaimana masa terakhir Nabi Muhammad SAW ?
C.
TUJUAN MASALAH
1.
Mengetahui proses peradaban Islam masa Nabi Muhammad SAW pada periode Makkah
2.
Mengetahui proses peradaban Islam masa Nabi Muhammad SAW pada periode Madinah
3.
Mengetahui macam-macam peperangan yang terjadi dalam masa Nabi Muhammad SAW
4.
Mengetahui misi dakwah Nabi Muhammad SAW
5.
Mengetahui masa terakhir Nabi Muhammad SAW
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Periode Makkah
Sebelum Islam datang di tanah Arab, sebenarnya masyarakat Arab
bukan tidak berkeyakinan mereka sudah memiliki keyakinan tertentu yang dikenal
dengan Paganisme, mereka tidak mengingkari adanya Tuhan, tetapi umumnya mereka
menggunakan perantara yaitu patung-patung atau berhala untuk menyembah Tuhan
mereka.[1]
Orang-orang Arab juga hidupnya suka berpindah-pindah tempat atau
yang disebut nomaden, mereka suka mengembara kemana-mana. Itu bisa dipahami
karena kondisi alam bangsa Arab memang kebanyakan tandus dan kurang subur.
Karena kondisi alam seperti inilah terkadang menjadikan mereka memiliki watak
yang keras. Mereka suka berperang. Kaum laki-laki menjadi dominan dalam posisi
ini, sehingga ketika mereka memiliki anak laki-laki mereka bangga, tetapi
sebaliknya ketika mereka mendapatkan anak perempuan mereka merasa aib dan malu,
karena tidak bisa diajak berperang, maka banyak yang mereka bunuh.Dalam kondisi
masyarakat semacam itulah Nabi Muhammad diturunkan. Ayah Nabi Muhammad SAW
beranama Abdullah Ibn Abdul Muthalib, sedangkan ibunya bernama Aminah Binti
Wahab. Dia dilahirkan di kota Makkah pada tanggal 20 Agustus tahun 570 M.[2]
Dalam masa mudanya orang Quraisy menamakan “Shiddiq” (benar)
dan “Amin” (jujur) dan beliau dihormati semua orang termasuk kepala-kepala suku
di Makkah. Ketika beliau memulai tugas mengajak orang menuju jalan Allah, orang
Quraisy mengutus ‘Uthah bin Rabi’ah untuk membuat kompromi. Ketka ‘Uthah bin
Rabia’ah berbicara kemudian Rasulullah membacakan ayat kepadanya, ia kembali
kepada orang-orang Quraisy dan berkata: “Terimalah nasihat saya dan jangan
ganggu dia” orang-orang Quraisy berkata: “Ia telah menyihir engkau dengan
lidahnya”.[3]
Dalam
perjalanan hidupnya Muhammad sering menyendiri atau ber-khalwat, sebagaimana
kebiasaan orang-orang Arab, khususnya orang-orang yang tergolong pemikir,
sebagai upaya untuk mengetahui rahasia alam semesta. Usaha ini kemudian
membuahkan hasil dengan turunnya wahyu pertama surat al-‘alaq : 1-5.[4]
Nabi Muhammad
SAW kemudian diperintahkan oleh Allah SWT untuk mendakwahkan Islam kepada
manusia. Tugas kerasulan sudah terletak dipundak beliau. Untuk mendakwahkan
Islam itu Nabi melakukannya dengan sembunyi-sembunyi dan sangat berhati-hati,
walaupun perintah ini cukup jelas dan tegas. Pada tahap rahasia ini, yang
berlangsung selama ± 3 tahun, hanya beberapa orang saja yang masuk Islam.
Mereka yang mula-mula masuk Islam, dalam sejarah dikenal dengan sebutan “Al-sabiqun
al-awwalun”.[5]
Dalam tahap
berikutnya, dakwah Nabi ditujukan kepada anak cucu keturunan Abdul Muthalib.
Dengan demikian, sasaran dakwah sudah lebih luas dan terbuka. Upaya Rasulullah
dalam rangka mendakwahkan Islam secara terang-terangan ini kemudian mendapat
reaksi dari pihak kaum musyrik Quraisy.[6]Orang-orang
musyrik Quraisy mulai melakukan penganiayaan dan penyiksaan kepada
pengikut-pengikut Islam yang waktu itu jumlahnya masih sangat sedikit. Juga
terjadi pemboikatan yang ditujukan kepada keluarga Bani Hasyim dan Bani Abdul
Muthoib yang melindungi Nabi SAW, pemboikatan ini berlangsung selama ± 3 tahun.[7]
Tindakan kaum kafir quraisy terhadap Rasulullah dan kaum muslimin ini berakhir
pada saat Rasulullah dan umat Islam melakukan hijrah ke Madinah.
B. Periode Madinah
Sebab utama
yang membuat Nabi hijrah ke Madinah, yaitu :
Pertama, perbedan
iklim dikedua kota itu mempercepat dilakukannya hijrah. Iklim Madinah yang
lembut dan watak rakyatnya yang tenang sangat mendorong penyebaran dan
pengembangan agama Islam.
Kedua, Nabi-Nabi
umumnya tidak dihormati di Negara-Negaranya sehingga Nabi Muhammad pun tidak
diterima oleh kaumnya sendiri. Akan tetapi disukai sebagai Nabi Allah.
Ketiga, tantangan
yang Nabi hadapi tidaklah sekeras di Makkah.[8]
Dalam perjalanan hijrah itu, Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah pada
tanggal 27 Septerber 822 M bertepatan dengan nhari senin tanggal 12 Rabiul
Awal, yang kemudian oleh khalifah Umar bin Khattab ditetapkan sebagai tahun
pertama hijrah.
Sebelum sampai
ke Madinah, nabi singgah di Qubah dan mendirikan masjid yang pertama dalam
sejarah islam di daerah itu. Kemudian melakukan sholat jum’at di masjid itu.
Dalam periode
inilah Rasulullah benar-benar dapat membina masyarakat yang kondusif, sehingga
di bawah kepemimpinan Rasulullah, Madinah menjadi wilayah yang diperhitungkan.
Kepemimpinannya sebagai panglima perang pun juga teruji dalam beberapa
peperangan yang di lakukannya, baik yang tergolong ghazwah ataupun sariyah,
sampai dengan peristiwa fath Makkah yang monumental, yaitu peperangan tanpa
pertumpahan darah.
Kemampuannya
dalam mempersatukan umat islam dengan kebhinekaan kabilah dan suku, serta
mempersaudarakannya adalah sebagai bukti misi risalah yang dibawanya berdimensi
religius dan sosial politik.[9]
C. Peperangan dalam Islam
1.
Gazwah Badr Al-Kubra
Waktunya : 17 Ramadhan tahun 2 H.
Tempatnya : Di dekat sebelah perigi kepunyaan
seorang bernama Badr, antara Makkah
dan Madinah. Peperangan ini dikenal dengan nama orang itu.
Sebabnya : Telah di terangkan bahwa kaum Quraisy
telah mengusir kaum muslimin dari Makkah. Mereka berhijrah ke Madinah. kepergian
mereka ke Madinah menyebabkan mereka kehilangan rumah dan harta.
2.
Peperangan Uhud
Waktunya : Pertengahan Sya’ban tahun 3 H.
Tempatnya : Di kaki gunung Uhud yang terletak
disebelah utara kota Madinah.
Sebabnya : Kekalahan yang diderita oleh Quraisy
di peperangan badr adalah suatu pukulan
yang hebat terasa oleh mereka.
3.
Peperangan Ahzab ( Perang Khandaq )
Waktunya : Syawal tahun 5 H
Tempatnya : Disekitar kota Madinah, teristimewa
dibagian uatara
Sebabnya : Peperangan Ahzab ( golongan-golongan )
– sebagai ditunjukkan oleh namanya itu adalah gabungan dari golongan-golongan
yang berkumpul dari sana sini, dengan maksud hendak menumpas islam dan
muslimin.
4.
Peperangan Mu’tah
Waktunya : Ditahun 8 H
Tempatnya : Dekat desa Mu’tah, bagian utara Jazirah
Arab.
Sebabnya : Perletakan senjata antara Quraisy
dengan kaum Muslimin telah memberi
kesempatan yang baik bagi Nabi dan kaum Muslimin untuk menjalankan dakwah.
5.
Peperangan Menaklukan Kota Makkah
Waktunya : Tahun 8 H
Tempatnya : Makkah Al- Mukarramah
Sebabnya : Banyak peristiwa dan keadaan yang
menolong dan membukakan jalan bagi kaum Muslimin untuk menaklukkan kota Makkah
dengan mudah.
6.
Peperangan Hunain dan Thaif
Peperangan
Thaif adalah kelanjutan dari peperangan Hunain, karena kelompok-kelompok Huwazin
dan Tsaqif sesudah dikalahkan di Wadi Hunain, lantas mengundurkan diri kebelakang
dan berkumpul di Thaif, di sinilah mereka bertahan. Kaum Muslimin mengejar
mereka dan terjadi lagi peperangan. Oleh karena itu, peperangan Hunain dan
peperangan Thaif, biasanya dituturkan bersama-sama.
Waktunya : Tahun 8 H
Tempatnya : Wadi Hunain dan kota Thaif
Sebabnya : Adanya berbagai macam kekuatan yang berusaha menentang dan
membunuh islam.
Kekuatan-kekuatan yang timbul susul-menyusul, ada kekuatan yang timbul mulai
dari pagi sekali. Setelah mengalami kegagalan, timbullah pula kekuatan yang
lain, dan demikianlah seterusnya.
7.
Peperangan Tabuk
Waktunya : Tahun 9 H
Tempatnya : Kota Tabuk, di sebelah utara Jazirah
Arab
Sebabnya : 3 orang panglima kaum Muslimin sudah
syahid pada pertempuran Mu’tah. Akhirnya komando dipegang oleh Khalid ibnul
Walid. Taktik mundur teratur dari Khalid dapat memperdayakan musuh dan
memperkecil korban dari kaum Muslimin.[10]
D. Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW
Misi dakwah
Rasulullah dapat dibagi menjadi tiga tahapan :
1. Seruan terhadap perseorangan ( al-marhalah al-fardiyah )
Ini adalah fase
yang pertama dari fase-fase seruan itu. pada fase ini Rasulullah menyeru
keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang karib. Mereka diseru beliau kepada
pokok-pokok agama islam, yaitu percaya kepada adanya Tuhan dan meninggalkan
pemujaan kepada berhala.
Pada fase ini ada
beberapa orang yang telah dapat menerima seruan Muhammad, yaitu : isteri
beliau, Ali putra pamannya, dan Zaid sahaya beliau, Kemudian Rasulullah menyeru
Abu Bakar. Perhubungan Nabi dengan Abu Bakar ini adalah amat erat, karena itu
abu bakar pun segera iman kepada Nabi.
Banyak orang yang
masuk islam dengan perantara Abu Bakar, mereka terkenal dengan nama Assabiqunal
Awwalun ( orang-orang yang lebih dahulu masuk islam ), mereka ialah :Usman
ibnu Affan, Zuber ibnu Awwam, Sa’ad ibnu Abi Waqqash, Abdur Rahmanibnu Auf,
Thalhah ibnu Ubaidillah, Abu Ubaidah ibnul Jarrah dan Al Arqam ibnu Abil Arqam.
Rumah Al Arqam ibnu Abil Arqam dijadikan markas seruan kepada agama baru itu.
Disamping mereka disebutkan itu banyak pula hamba sahaya dan orang-orang miskin
masuk islam.[11]
2. Seruan kepada kaum kerabat
Ini adalah fase
kedua, fase ini dimulai oleh Rasulullah sesudah Tuhan menurunkan Firman-Nya :
“ Beri ingatlah familimu yang dekat-dekat.” ( As Syu’ara 214 )
Maka Nabi menyeru Bani Abdul Muthalib, setelah mereka berkumpul
berkatalah Nabi :
“ Menurut yang saya ketahui belum pernah seorang pemuda membawa
sesuatu untuk kaumnya yang lebih utama dari apa yang saya bawa untuk kamu. Saya
bawa untuk kamu segala kebaikan dunia dan akhirat “.
Perkataan Nabi ini
disambut dengan baik dan dibenarkan oleh sebagian mereka, tapi sebagian lagi
mendustakannya. Abu Lahab paman Nabi sendiri sangat mendustakan demikian juga
isteri Abu Lahab itu. Dalam fase ini Rasulullah mulai menyeru dengan
terang-terangan kepada agama baru ini, maka terbentanglah jalan untuk fase
ketiga.
3. Seruan secara terbuka ( al- Da’wah al-a’mmah ).
Tidak berapa lama turunlah
firman Allah :
“ Jalankanlah apa yang telah disuruhkan kepadamu dengan tegas, dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik “ ( Al-Hijr : 94 ).
Sesudah ayat ini
turun, mulailah Rasulullah menyeru segenap lapisan manusia kepada agama islam
dengan terang-terangan, baik golongan bangsawan maupun lapisan hamba sahaya,
begitu juga kaum kerabat beliau sendiri atau orang-orang jauh. Mula-mulanya
beliau menyeru penduduk Makkah, kemudian penduduk negeri-negeri lain. Disamping
itu beliau juga menyeru orang-orang dari bermacam-macam negeri yang berdatangan
ke Makkah untuk mengerjakan haji.[12]
E. Masa Akhir Nabi Muhammad SAW
Kira-kira tiga
bulan sesudah mengerjakan hijjatul wada’ itu Nabi menderita demam, berat juga
penyakit beliau sehingga yiada kuasa beliau keluar untuk mengimami kaum
Muslimin bersembahyang, maka disuruhlah Abu Bakar menggantikan beliau menjadi
imam orang sembahyang.
Nabi merasa betapa
cemasnya kaum Muslimin karena penyakit beliau, dan juga telah merasakan bahwa
tiada lama lagi beliau akan menemui tuhan. Pada suatu hari, karena mengetahui
bahwa kaum Muslimin berkerumun di masjid, berduka cita atas penyakit beliau,
maka dengan dipapah oleh Abbas paman beliau, dan Ali ibnu Abi Thalib, beliau
keluar menemui mereka.
Nabi duduk diatas
mimbar pada anak tangga yang pertama, lalu kaum Muslimin yang terdiri dari
Muhajirin dan Anshar datang mengerumuni beliau. Lalu beliau berpidato :
“ Wahai manusia! saya mendengar bahwa kaum sekalian merasa cemas
kalau-kalau Nabimu meninggal dunia. Pernahkah ada seorang Nabi yang dapat hidup
selama-lamanya? Kalau ada, maka aku akan dapat pula hidup selama-lamanya! Saya
akan menemui Tuhan, dan kamu akan menyusulku.”
Kemudian Nabi
mempercayakan Anshar kepada Muhajirin dan sebaliknya. Tak selang beberapa hari
sesudah itu, dalam usia 63 tahun berpulanglah beliau kerahmatullah, yaitu pada
hari Senin tanggal 13 Rabiul Awwal tahun 11 H. Peristiwa wafatnya Nabi ini amat
besar kesan dan pengaruhnya kepada kaum Muslimin. Kendatipun mereka baru saja
menerima fatwa-fatwa dari Nabi, namun pahlawan-pahlawan yang pemberani itupun
panik juga, banyak diantara mereka yang tiada mempercayai berita wafatnya Nabi
yang datang dengan tiba-tiba ini.
Umar ibnu Khattab
tampil dan berpidato di muka khalayak, seraya berkata : “Ada orang menyatakan
bahwa Muhammad telah wafat, Sesungguhnya, demi Allah beliau tidak wafat, hanya
pergi menghadap Tuhannya, sebagaimana Nabi Musa pun pernah pergi menghadap
Tuhan. Demi Allah Rasulullah SAW akan kembali...”
Peristiwa wafat
Nabi sampai kepada Abu Bakar, maka dengan segera beliau datang menjenguk dan
terus masuk ke kamar Rasulullah. Disana, dilihatnya Rasulullah sedang dibujur,
maka dibukanya kain yang menutupi muka Rasulullah lalu diciumnya, seraya
berkata : “Alangkah baiknya engkau di waktu hidup dan di waktu mati, jika
engkau tiada melarang kami menangis kami curahkan air mata kami.”
Kemudian Abu Bakar
pergi kepada orang banyak yang sedang berkerumunan itu, untuk menenangkan dan
menghilangkan kebingungan yang sedang menimpa mereka. Abu Bakar berpidato dihadapan
mereka,beliau berkata : “ Wahai manusia! Barang siapa memuja Muhammad, Muhammad
telah mati, tetapi siapa yang memuja Tuhan, Tuhan hidup selama-lamanya, tiada
mati-matinya”. Mendengar pidato Abu Bakar yang tegas ini mereka pun jadi sadar.
Kemudian Nabi di sembahyangkan, berduyun-duyun manusia menyembahyangkan beliau,
lalu beliau di makamkan ditempat beliau wafat.
Muhammad meninggal
dunia sesudah beliau dapat menghidupkan sinar cahaya di alamyang diselubungi
gelap gulita. Beliau berpulang sesudah menyebarkan keadilan yang di masa itu
lemah dan tiada berdaya. Beliau telah mencanangkan persamaan hak, di waktu
sistem hidup berkasta-kasta menjadi dasar kebudayaan di seluruh dunia.
Nabi Muhammad SAW
telah wafat, tetapi ajarannya kekal dan abadi, dan senantiasa mengirimkan sinar
cahayanya keseluruh tempat untuk memberi petunjuk kepada orang sesat dan
kesasar.
Zaman dan masa
silih berganti, pada saat itu agama Islam tetap dalam kemegahan dan
kebesarannya. Dari sumber-sumbernya yang tidak kunjung kering, mengalir
prinsip-prinsip dan dasar-dasar yang murni yang akan memberi makanan dan jiwa
kepada kebudayaan-kebudayaan yang tinggi.[13]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nabi Muhammad dilahirkan pada tanggal 20 April 571 M, ayahnya
bernama Abdullah dan ibunya bernama Aminah.
Dalam masa mudanya orang Quraisy menamakan “Shiddiq” (benar)
dan “Amin” (jujur) dan beliau dihormati semua orang termasuk kepala-kepala suku
di Makkah. Ketika beliau memulai tugas mengajak orang menuju jalan Allah, orang
Quraisy mengutus ‘Uthah bin Rabi’ah untuk membuat kompromi. Ketika ‘Uthah bin
Rabia’ah berbicara kemudian Rasulullah membacakan ayat kepadanya, ia kembali
kepada orang-orang Quraisy dan berkata: “Terimalah nasihat saya dan jangan
ganggu dia” orang-orang Quraisy berkata: “Ia telah menyihir engkau dengan
lidahnya”.Muthalib. Dengan demikian, sasaran dakwah sudah lebih luas dan
terbuka. Upaya Rasulullah dalam rangka mendakwahkan Islam secara
terang-terangan ini kemudian mendapat reaksi dari pihak kaum musyrik Quraisy.
Kemampuannya
dalam mempersatukan umat islam dengan kebhinekaan kabilah dan suku, serta
mempersaudarakannya adalah sebagai bukti misi risalah yang dibawanya berdimensi
religius dan sosial politik.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat
ini, semoga menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas dimengerti,
dan kurang lugas. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima
dihati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ibnu Hisyam, Sirah al-Nabi.
2. Jirzi Zaidan,Tarikh Tamaddun al-islam, jus I ( Beirut:
Maktabat Harjat, Beirut, tt).
3. Yatim, Badri. 2000. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta :
Raja Grafindo Prasada.
4. Haekal, Muhammad Husen. 1990. Sejarah Hidup Muhammad.
Jakarta : Litera Antarnusa.
5. Ishaq, Ibnu. Sirah Al-nubuwwah.
6. Fuadi, Imam. 2011. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta :
Teras.
7. Syalabi, A. 2000. Sejarah dan Kebudayaan Islam 1. Jakarta
: PT. Al-Husna Zikra.
Profil Pemakalah
Nama : Yanti
Maryani
TTL :
Pekalongan, 06 Mei 1998
Alamat :
Ngaliyan Gg.5 Tirto
Semester : 2
Prodi : Hukum
Ekonomi Syariah
Jurusan : Syariah
dan Ekonomi Islam
Nama : Nofiyatul
Fikro
TTL :
Pekalongan, 27 Desember 1999
Alamat :
Tegalrejo Pekalongan Barat
Semester : 2
Prodi : Hukum
Ekonomi Syariah
Jurusan : Syariah
dan Ekonomi Islam
Nama : Ahmad
Syaukani
TTL :
Pekalongan, 15 Februari 1998
Alamat :
Bligo Buaran
Semester : 2
Prodi : Hukum
Ekonomi Syariah
Jurusan : Syariah
dan Ekonomi Syariah
[1] Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam (Jakarta: Raja Grafindo Prasada,2000), hlm.16.
[2]Muhammad Husen
Haekal, Sejarah Hidup Muhammad (Jakarta:Litera Antarnusa,1990),hlm.49.
[3]Ibnu Ishaq, Sirah
al-Nubuwwah (T.tp., Mathba’ah Ali Shabih, t.t. Vol. I), hlm.133-134.
[4]Lihat Qs
Al-Alaq :1-5.
[5] Ibnu Hisyam, Sirah
al-Nabi, hlm.158-166
[6] Jirzi Zaidan,Tarikh
Tamaddun al-islam, jus I ( Beirut: Maktabat Harjat, Beirut, tt), hlm. 38-39
[7] Badri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam, hlm 23.
[8] Imam Fu’adi, Sejarah
Peradaban Islam, hlm13.
[9] Imam Fuadi, Sejarah
Peradaban Islam, hlm.14.
[10] A.Syalabi, Sejarah
dan Kebudayaan Islam 1, hlm.167-210.
[11]Ibnu Hizjam 1
:165
[12]A. Syalabi, Sejarah
dan Kebudayaan Islam 1, hlm.84-86.
[13] Ibid, hlm. 219-222
Tidak ada komentar:
Posting Komentar