Laman

new post

zzz

Minggu, 12 Februari 2017

SPI B 1 MASA NABI MUHAMMAD SAW

SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
MASA NABI MUHAMMAD SAW

LUTFIANA F DIAN R
  NAILATUS S

 JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017




PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT  karena tanpa rahmat dan hidayah nya tak mungkin makalah dengan judul “Masa Nabi Muhammad SAW” ini dapat di selesaikan, hingga akhirnya kami berhasil menyusun tugas ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam di  IAIN Pekalongan. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi Agung Muhammad SAW, keluarga dan sahabatanya.kami telah berusaha semaksimal mungkin agar dapat mencapai hasil yang sebaik- baiknya, namun kami menyadari bahwa dalam cara penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan tidak kesempurnaan, memingat akan pengetahuan dan kemampuan yang kami memiliki masih terbatas untuk itu kritik dan saran yang membangun  sangat kami harapkan demi kebikan yang akan datang. Kami mengharapkan mudah-mudah an makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.




Pekalongan,Februari 2017
                                                                                   
                        Tim penulis


                                                                                         



DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………………………i
Prakata………………………………………………………………………………………ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….iii
BAB I .. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………………...4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………..4
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………4
BAB II  PEMBAHASAN
2.1 Periode Makkah………………………………………………………………………….5
2.2 Periode Madinah…………………………………………………………………………7
2.3 Peperangan dalam islam………………………………………………………………….8
2.3.1. Gazwah Badr Alkubro……………………………………………………………8
2.3.2. Peperagan Uhud………………………………………………………………….9
2.3.3. Peperangan Ahzab……………………………………………………………….10
2.3.4. Peperangan Mu’tah………………………………………………………………10
2.3.5. Peperangan menaklukan kota makkah…………………………………………..11
2.3.6. Peperangan Tabuk……………………………………………………………….12
2.4 Misi dakwah Nabi Muhammad SAW…………………………………………………..13
2.5 Masa terakhir Nabi Muhammad SAW…………………………………………………14
BAB  III  PENUTUP………………………………………………………………………15
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………..15
3.2Saran…………………………………………………………………………………….16



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengamati keadaan bangsa Arab pra islam, dapat di ketahui kondisi masyarakat pada saat itu masih menyembah berhala, berjudi, mabuk-mabuk an, membunuh dan masih banyak lagi perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan merupakan suatu kesukaan atau kesenangan. Pengikut Agama yahudi dan nasrani sendiri tidak mampu mengubahnya, karena kedua agama itu dalam kitab-kitabnya telah berubah dan di tukar isinya oleh pendeta-pendeta pada waktu itu.
Dalam perjalananya mengemban wahyu Allah, Nabi memerlukan suatu strategi yang berbeda di mana pada waktu di Makkah Nabi lebih menonjolkan dari segi Tauhid dan perbaikan akhlak tetapi ketika di madinah Nabi banyak berkecimpung dalam pembinaan atau pendidikan social masyarakat karena di sana beliau diangkat menjadi Nabi sekaligus sebagai kepala Negara.
Persoalan yang dihadapi oleh Nabi ketika di Madinah jauh lebih komplek di banding ketika di Makkah disini umat islam sudah berkembang pesat dan harus hidup berdampingan dengan sesama pemeluk agama yang lain, seperti yahudi dan nasrani.
1.2. Rumusan Masalah
1.     Bagaimana periode penyebaran Islam di Makkah?
2.     Bagaimana periode penyebaran Islam di Madinah?
3.     Bagaimana peperangan dalam Islam pada masa Rasulullah SAW?
4.     Apa misi dakwah Nabi Muhammad Saw?
5.     Bagaimana masa terakhir Nabi Muhammad Saw?
1.3. Tujuan
1.     Untuk Mengetahui periode penyebaran islam di Makkah.
2.     Untuk mengetahui periode penyebaran Islam di Madinah.
3.     Untuk Mengetahui peperangan dalam islam pada masa Rasulullah SAW.
4.     Untuk mengetahui apa misi dakwah Nabi Muhammad Saw.
5.     Untuk Mengetahui masa terakhir Nabi Muhammad Saw.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Periode Makkah
            Dalam sejarah peradapan islam, sejarah hidup nabi Muhammad SAW biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu ketikan nabi Muhammad menjalani hidupnya di Makkah dan di Madinah. Sebelum islam dating di tanah arab, mereka sudah memiliki keyakinan  tertentu yang di kenal dengan Paganisme, mereka tidak mengingkari adanya Tuhan, tetapi umumnya mereka menggunakan perantara yaitu patung-patung atau berhala untuk menyembah Tuhan mereka.[1]
       Dalam sejarah islam, kerasulan nabi Muhammad secara resmi ditandai dengan turunnya wahyu yang pertama kepada Muhammad, dan khodijah (istri beliau) Adalah orang pertama yang mengimani kenabian Muhammad SAW.[2] Nabi Muhammad SAW kemudian diperintahkan oleh Allah SWT untuk mendahwahkan islam kepada manusia. Tugas kerasulan sudah terletak di pundak beliau. Perintah ini juga mengisyaratkan konsep-konsep akidah yang bertolak belakang denagan yang di sembah oleh masyarakat arab(makkah) pada waktu itu.[3] Dan selanjutnya berganti dengan akidah islam, yang mengakui Tuhan itu satu, atau ajaran tauhid.
            Untuk mendakwahkan islam itu Nabi melakukan nya dengan sembunyi-sembunyi dan sangat berhati-hati, walaupun perintah ini cukup jelas dan tegas. Dakwah Nabi hanya ditujukan kepada orang-orang tertentu yang dia yakini dapat menerima ajakan tersebut. Pada tahap rahasia ini, yang berlangsung selama kurang lebih 3 tahun, hanya beberapa orang saja yang masuk islam. Mereka yang mula-mula masuk islam, dalam sejarah dikenal dengan sebutan ”Al-sabiqun Al-awwalun”.[4] Dalam tahap berikutnya dakwah nabi di tujukan kepada anak cucu keturunan Abdul Mutholib.Dengan demikian, sasaran dakwah sudah lebih luas dan terbuka. Hal ini dilakukan Nabi setelah adanya perintah Allah SWT dalam surat Al-Syu’ara ayat 214-216. Lebih luas lagi setelah turunnya perintah Allah SWT dalam surat Al-Hijr ayat 94-95. Maka sasaran dakwah nabi adalah masyarakat makkah (Quraisyi) secara umum dan lebih luas dan lebih terang-terangan.
            Upaya Rasulullah dalam rangka mendakwahkan islam secara terang-terangan ini kemudian mendapat reaksi dari pihak kaum Quraisyi. Reaksi tersebut pada mulanya masih bersifat bujukan dan rayuan, agar nabi meninggalkan tugasnya menyampaikan islam. Namun dengan tegas nabi menepis bujukan tersebut, dengan mengatakan: “aku datang kepada kalian bukanlah untuk mendapat harta, pangkat dan kedudukan. Allah SWT mengutus aku kepada kalian untuk menjadi Rasul nya”.[5] dalam posisinya sebagai Nabi, Muhammad sangat tegas terhadap mereka.
            Orang-orang musyrik Quraisy mulai melakukan penganiayaan dan penyiksaan kepada pengikut-pengikut Islam.Bahkan pemboikotan itu ditunjukan kepada keluarga bani hasyim dan bani Abdul Muthalib, yang selalu melindungi nabi.Pemboikotan ini dapat dipandang sebagai upaya kafir quraisy untuk melumpuhkan kelompok orang-orang Islam.
            Ada satu utusan dari orang Kristen Ethiopia dating mengunjungi Nabi, ketika mendengar ayat-ayat al-quran mereka mengucurkan air mata dan menerima panggilan Allah. Dalam diri Muhammad, mereka mengenali hal-hal yang telah dikatakan tentang Nabi itu dalam kitab suci mereka.
            Oleh karena tantangan yang dihadapi umat Islam sangat berat maka Rasulullah kemudian memerintahkan kepada para sahabat untuk berhijrah Habsyah, untuk sekedar mencari tempat perlindungan.[6] Tindakan ini dimaksudkan nabi, disamping untuk memperluas pengaruh dakwa, juga mengisyaratkan ketidakberdayaan muslimin untuk melakukan perlawanan terhadap kafir Quraisy.Ini merupakan hijrah yang pertama yang dilakukan oleh umat Islam.
            Perjalanan dan perjuangan dakwa rasul pada periode ini sangat berat, bahkan sampai tahap tahun kelima kerasulan pun jumlah penganut agama islam baru sekitar 102 orang.[7] Setelah Umar bin Khatab masuk islam pada tahun 616 M atau tahun ke-6 dari kenabian rasul, maka jumlah penganut Islam, secara berangsur-angsur, terus bertambah, walaupun masih menjadi kaum yang tertindas. Masuknya Umar kedalam kelompok Islam membawa daya dorong tersendiri dalam perkembangan Islam.
            Ketika Abu Thalib dan istri beliau Siti Khadijah meninggal dunia, tindakan kekerasan kaum Quraisy semakin bertambah.[8] ini karena memang Abu Thalib adalah figur yang disegani pemuka kafir Quraisy dan sebagai pelindung dakwa Nabi.Meninggalnya kedua orang tersebut menjadikan pemuka kaum kafir Quraisy lebih leluasa melakukan penganiayaan terhadap Nabi. Karena itu gerak perjuangan Nabi dikota Makkah semakin sempit, maka Nabi berinisiatif untuk berhijrah dan bertakwah ke Thaif, namun diluar dugaan para penduduk Thaif tidak senang dengan kehadiran beliau.[9]penduduk Thaif bahkan melakukan penganiayaan dan pelemparan batu kepada Nabi dan pengikutnya.
            Kemudian beliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk melakukan Isra’ Miraj.Ada beberapa faktor yang menyebabkan kaum quraisy menentang dakwa Islamiyah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.Pertama, adanya persaingan antar suku dan keturunan yang terdapat di Makkah.Dalam berebut pengaruh dan kekuasaan, terutama bani Hasyim dan bani Umayyah.Kedua, karena pertimbangan ekonomi, dalam hal ini kaum kafir Quraisy merasa khawatir terhadap menurunnya dominasi mereka dalam ekonomi dan perdagangan, apabila mereka Islam sebagai agama. Disamping itu mereka juga melihat bahwa orang-orang yang masuk islam adalah orang-orang miskin, mereka ingin tetap mempertahankan agama yang mereka anut secara turun temurun dari nenek moyang mereka. Itulah sebabnya mengapa mereka secara keras menentang dakwah Rasul.[10]
2.2. Periode Madinah      
Sebagaimana sudah dijelaskan dibagian terdahulu bahwa sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, didahului oleh dua peristiwa yaitu bai’ah aqabah sugra (pertama) pada tahun 621 M dan ba’iah aqabah kubra (kedua) pada tahun 622 M. sesungguhnya dengan peristiwa bai’at aqabah itu telah terjadi legislasi kepemimpinan nabi Muhammad sebagai pemimpin mereka. Karena telah terjadi faktor perseketuan dengan nabi dengan penduduk yatsrib, sampai dengan legistimasi formalnya sebagai kepala Negara madianh, dengan ditetapnya piagam madinah.[11]Oleh karena itu Rasulullah bersama para sahabat melakukan hijrah ke Madinah. Ada beberapa sebab utama yang membuat Nabi hijrah ke madinah yaitu: pertama, perbedaan iklim di kedua kota itu mempercepat di lakukannya hijrah. Iklim madinah yang lembut dan watak rakyatnya yang tenang sangat mendorong penyebaran dan pengembangan agama islam. Sebaliknya, kota Makkah tidak mempunyai dua kemudahan itu. Kedua, nabi-nabi umumnya tidak dihormati di negaranya sehingga Nabi Muhammad pun tidak di terima oleh kaumnya sendiri. Ketiga, tantangan yag Nabi hadapi tidaklah sekeras di Makkah, golongan pendeta dan kaum ningrat Quraisy menganggap Islam bertentangan degan kepentingan mereka, ini tentu berbeda dengan sikap penduduk Madinahterhadap Nabi.
            Dalam perjalanan hijrah itu, Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah pada tanggal 27 september 822 M, yang kemudian oleh Klalifah Unar bin Khatab di tetapkan sebagai tahu pertama hijriah.[12] Di dalam Islam, yang dianggap khutbah, jum’at Rasul di Masjid Qubah, oleh ahli-ahli sejarah politik dinyatakan sebagai proklamasi lahirnya negara islam.
Pendudduk Madinah yang menyambut kedatangan Rasulullah bersama sahabat ini mendapat julukan kaum Ashar, karena prestasi dan jasanya yang  besar terhadap islam. Predikat ini merupakan langkah stratesgis dalam kerangka antisipasi terhadap propaganda orang-orang Yahudi yang tidak senang dengan persatuan yang terjalin antara kaum Ashar dan Muhajirin. Setelah Rasulullah membangun masjid sebagai sarana untuk mempersaudarakan kaum muslimin di madinah, selanjutnya Rasulullah juga melakukan pembangunan sosial, ekonomi dan politik negara Madinah. Bai’at Aqabah yang dulu dilakukan kemudian begitu nyata yaitu dengan didukngnya nabi Muhammad oleh sebagian besar suku Aus dan Kazraj yang memudahkannya dalam menggalang potensi mereka untuk disatukan menjadi suatu bangsa yang berdaulat, dan membuat perjanjian untuk saling bantu membantu antara orang muslim dan non islam yang di dokumentasikan dalam piagam madinah.[13]
 Dalam periode Madinah inilah Rasulullah benar-benar dapat membina masyarakat yang kondusif, sehingga di bawah kepemimpinan Rasulullah, Madinah menjadi wilayah yang diprhitungkan. Kemampuannya dalam dalam mempersatukan umat islam denagn kebinekaan kabilah dan suku., serta mempersaudarakannya adalah sebagai bukti misi risalah yang di bawanya berdimensi religius dan sosial politik. Dan satu bukti sejarah bahwa nabi Muhammad seorang kepala negara di Madinah adalah munculnya persoalan siapakahyang pantas menggantikan Rasulullah sebagai pmimpin wilayah yang luas itu setelah Rasulullah itu wafat. Di sebuah tempat di tengah kota madinah, Saqifah Bani Sa’diah, umat islam sulit menentukan pemimpin mereka, sampai akhirnya terpilihlah Abu bakar sebagai khalifah pertama umat Islam.[14]

2.3. Peperangan dalam Islam
2.3.1 Gazwah badr alkubra
Waktunya : 17 ramadhan tahun 2 H.
Tempatnya: di dekat sebuah perigi kepunyaan seorang bernama Badr, antara Makkah dan Madinah. Peperangan ini dikenal dengan nama orang itu.
Sebabnya    :telah diterangkan bahwa kaum quraisy telah mengusir kaum muslimin dari makkah. Mereka berhijrah ke madinah.Kepergian mereka ke madinah menyebabkan mereka kehilangan rumah dan harta.[15]
Kaum quraisy terus berusaha menghancurkan kaum muslimin yang telah berhijrah ke madinah itu, supaya keselamatan perniagaan mereka terjamin, dan kaum muslimin tidak dapat lagi mencela dewa-dewa mereka.Sikap kaum quraisy membulatkan tekad kaum muslimin untuk menghadapi kekerasan dengan kekerasan pula.Kekayaan kaum muslimin telah dirampas oleh quraisy di makkah, maka untuk mengimbangi kaum quraisy kaum muslimin bertindak pula mengambil harta perniagaan mereka. Dengan musnahnya kaum muslimin jalur perdagangan kaum quraisy akan aman kembali. Apalagi menurut pemikiran kaum quraisy, teriak-terikan berhala yang mereka sembah masih berkumandang menuntut mereka untuk membela tuhan-tuhan mereka yang telah hampir dikalahkan oleh Tuhan kaum muslimin.

      Peperangan Badr ini merupakan suatu sendi yang kuat bagi hari depan islam. Oleh karena itu kaum muslimin menyebut peperangan Badr ini “Gazwatul furqan” (peperangan yang menentukan), karena dengan peperangan ini Tuhan telah menentukan mana yang hak dan mana yang bathil.[16]
2.3.2    Peperangan Uhud
Waktunya       : pertengahan sya’ban tahun 3 H.
Tempatnya       : di kaki gunung Uhud yang terletak di sebelah utara kotamadinah
Sebabnya        : kekalahan yang diderita oleh kaum Quraisy di peperangan
                Badr adalah suatu pukulan yang hebat terasa oleh mereka.
            Oleh karena itu mereka membulatkan tekad untuk mengadakan pembalasan, dan untuk ini mereka menahan semua harta kekayaan perniagaan yang menyebabkan terjadinya peperangan Badr itu, agar dengan demikian harta kekayaan tersebut dapat digunakan untuk membelanjai peperangan yang akan dilancarkan  terhadap kaum muslimin. Pertempuran dimulai dari pihak Quraisy keluar Thalhah ibnu Abi Thalhah tewas .kemudian tampil pula Usman saudaranya, lalu ditewaskanoleh Hamzah.
                Perang Uhud ini adalah suatu peperangan yang amat besar akibatnya. Suku-suku bangsa arab yang lain memandang bahwa nilai dan gengsi kaum Muslimin telah merosot, akibat kekalahan pada peperangan Uhud itu. Dan juga orang-orang yahudi dengan terang-terangan mengejek dan mencemooh kaum muslimin.[17]
2.3.3 Peperang Ahzab (Peperangan Khandaq)
Waktunya : syawal tahun 5 H.
Tempatnya            : di sekitar kota madinah, teristimewa di bagian utara
Sebabnya  : peperangan Ahzab (golongan-golongan) sebagai ditunjukan oleh namanya itu adalah gabungan dari golongan-golongan yang berkumpul dari sana-sini, dengan maksud hendak menumpas Islam dan Muslimin.
    Sesudah peperangan Uhud sampai terjadinya peperangan Ahzab dapatlah dikatakan masa pergolakan.Kaum Muslimin hendak merebut kembali kedudukan mereka semula. Sedang golongan-golongan bukan Muslimin ingin menggiatkan kerja sama mereka akan menyempurnakan kemenangan yang telah dicapai Quraisy pada peperangan Uhud itu. Dalam keadaan suasana tergoncang inilah tercetus peperangan Ahzab.
                Bukan kaum Quraisy saja yang berperang, orang Yahudi yang gigih juga ikut.Mereka datang dari Khaibar untuk bersekutu dan menambah kekuatan kaum Quraisy. Selain itu ada golongan-golongan lain, terdiri dari Bani Salim, Bani Asad, Gathafan, Bani Murrah, dan Asyja yang menambah kekuatan lawan kaum Muslimin.[18]
2.3.4. Peperangan Mutah
               Waktunya: tahun 8 H.
              Tempat: dekat desa Mu’tah, bahagian utara jazirah Arab
Sebabnya: sudah di terang kan di atas bahwa perletakan senjta antara Quraisy dengan kaum muslimin telah memberi kesempatan yang baik bagi Nabi dan kaum Muslimin untuk menjalankan da’wah.
    Salah satu dari cara-cara yang di jalankan Nabi adalah, mengirimkan surat kepada raja-raja dan pemimpin-pemimpin. Dalam surat itu Nabi menyeru mereka kepada agama islam. Kepada mereka diterangkan pula prinsip dan dasar-dasar agama islam.[19]
    Nabi mengirim suatu pasukan berjumlah tiga ribu orang, di bawah pimpinan Zaid ibnu Haritsh. Untuk menanti pasukan islam ini, bangsa menggabungkan diri kepada Bani Ghassan yang jadi sekutunya. Dengan demikian kaum muslimin telah berhadapan dengan bala tentara yang demikian banyak nya. Akhirnya Khalid ibnul Wahlid, tampil merebut panji-panji peperangan. Maka diambil keputusan membawa mundur lasykar muslimin, mundur untuk suatu taktik. Debu pandang pasir di bangkitkan khalid setingi-tingginya. Dengan perlindungan debu yang tebal menggunung itu, khalid dengan bala tentara Islam memacu kudanya kembali ke Madinah.
    Bangsa romawi ketika melihat debu tebal menjulang ke udara, mengira bahwa bala tentara yang tidak terhitung banyaknya datang dari madinah untuk membantu lasykar islam. Karena itu mereka tidak mengejar lasykar islam yang sedang mengundurkan diri itu.[20]
2.3.5. Peperangan menaklukan kota makkah
              Waktunya: tahun 8 H
              Tempatnya: Makkah al mukarramah
Sebab-sebab: banyak peristiwa dan keadaan yang dapat menolong dan membukakan jalan bagi kaum muslimin untuk menaklukan kota makkah dengan mudah.
                        Waktu berlakunya pelucutan senjata, kaum muslimin menggunakan kesempatan menghancurkan sekutu Quraisy yang paling kuat dan setia, yaitu orang-orang yahudi.
    Pahlawan-pahlawan meraka yang tadinya memegang peranan besar dalam gerakan menumpas agama islam telah banyak yang tewas di medan perang, antara lain Abu Jahi, Utbah dan Syaibah.
                        Penduduk makkah yang masi musyrik sedikit demi sedikit mulai terpkat kepada sukses-sukses dan kemenangan yang di capai kaum muslimin. Di kala mereka meninggalkan kota dan naik ke puncak bukit sekitar kota makkah.
2.3.6. Peperangan Tabuk
            Waktu: tahun 9 H
            Tempat: kota tabuk, di sebelah utara Jazirah Arab.
            Sebab: tiga orang panglima kaum muslimin sudah syahid pada pertempuran Mu’tah. Akhirnya komando dipegang oleh kalid ibnul walid. Taktik mundur teratur dari khalid dapat memperdayakan musuh dan memperkecil korban dari kaum muslimin.
    Di Jazirah Arab telah menjelma suatu kekuatan raksasa yang bersatu padu, mempunyai suatu agama yang mereka siarkan dengan mati-matian. Muhammad telah mengirimkan surat-surat kepada raja-raja untuk menyeru mereka kepada agama Islam. Dikatakannya bahwa dia diutus Tuhan untuk menyampaikan agama itu. Bukan hanya demikian saja, bahwa ia akan mengerahkan dan memimpin sendiri bala tentara Islam untuk menghancurkan musuh-musuh dan orang-orang yang berontak terhadap islam.[21]
               Tatkala ada orang-orang yang merasa gentar berhadapan dengan bangsa Rumawi, dan tatkala orang-orang munafik berikhtiar melemahkan semangat dan menyebarkan perasaan takut, serta mencari berbagai macam tipu daya agar mereka tidak ikut pergi berperang bersama kaum muslim. Diantara sahaat-sahabat yang telah mengorbankan harta bendanya untuk kepentingan peperangan tabuk ini, ialah Usman bin  Affan.
   Orang-orang rumawi tiada menduga bahwa kaum muslimin mau berperang di masa panen, serta udara yang begitu paasnya, mereka amat terkejut menyaksikan kedatangan balatentara kaum Muslimin dalam jumlah yang besar, dan di pimpin oleh pahlawan-pahlawan yang tidak mengenal mundur.Dengan demikian, lasykar rumawi terpaksa mundur kembali ke dalam negrinya, untuk membela diri, padahal tadinya mereka bersiap untuk menyerang.[22]

2.4. Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW
Dalam mengemban misi risalahnya dapat di bagi menjadi tiga tahapan. Pertama, seruan terhadap perseorangan (al-marhalah al-fardiyah), kedua, seruan kepada kaum kerabat dan ketiga, seruan secara terbuka (al-dakwah al-a’mmah).[23] Dan dalam tahapan ketiga itulah Nabi mendapat reaksi keras dari golongan aligarki yang menguasai kota. Hal itu lebih disebabkan kekawatiran mereka terhadap kemungkinan tergoyahnya struktur masyarakat dan kepentingan dagang yang melebihi dari rasa takut hancurnya agama tradisional bangsa Arab.
   Nabi Muhammad SAW adalah Rasul pilihan pembawa risalah Islam, oleh karena itulah beliau merupakan uswatun khasanah bagi umat manusia. Pada tanggal 17 Ramadhan/6 Agustus  611, datanglah malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad yang sedang berkhalwat di gua Hira. Malaikat Jibril membawa wahyu Allah SWT yang pertama yaitu Q.S. Al-Alaq ayat 1-5.Pada Q.S Al Alaq ayat 1-5 tersebut menandai pengangkatan Muhammad sebagai Rasul Allah.Setelah menerima risalah kenabian, Nabi Muhammad mulai mengajarkan ajaran Islam di tengah-tengah kesesatan masyarakat Arab jahiliyah.
   Nabi Muhammad sebagai pembawa risalah ajaran Islam telah merubah visi dan adat orang arab menuju ketauhidan, kemanusiaan, dan keluhuran akhlak mulia.Diantara keberhasilan Nabi Muhammad dalam merubah akhlak masyarakat Arab adalah dengan mengangkat kembali derajat wanita ikut bermasyarakat bersama laki-laki, yang pada saat Arab Jahiliyah para wanitanya sangat menderita. Lambat laun Nabi Muhammad mampu merubah keadaan masyarakat Arab berubah total menjadi masyarakat yang memiliki ketinggian akhlak.
Nabi pada saat haji Wada’ berwasiat dua hal yaitu agar umat Islam memberi makan orang miskin, ini menunjukan bahwa Nabi mengajarkan bahwa tugas utama umat Islam adalah menciptakan kesejahteraan. Kedua Nabi berpesan agar umat islam senantiasa menebarkan salam perdamaian, ini bertujuan agar umat Islam senantiasa menebarkan perdamaian di muka bumi.[24]

2.5. Masa terakhir Nabi Muhammad Saw
2.5.1 Hijjawatul Wada’ (haji perpisahan)
Nabi mengerjakan haji terakhir yang dikenal dalam sejarah hijjawatul wada’. Bersama nabi ikut pula mengerjakan haji, kira-kira 100.000 orang muslim. Di muka khalayak ramai ini nabi mengucapkan satu pidato yang mempunyai daya yang abadi. Dalam pidato itu nabi menyatakan kepada muslim yang hadir,bahwa beliau telah  menyampaikan agama Islam dengan sempurna. Di bawah ini kita kutip sebagian dari pidato Nabi, sebagai berikut:
“Wahai manusia, dengarkanlah perkataanku ini! Aku tidak dapat memastikan, pakah aku akan dapat bertemu lagi dengan kamu sekalian, di tempat seperti ini.
Wahai manusia! Sesungguhnya darah kamu diharamkan menumpahkannya, dan hartamu di haramkan mengganggunya, kecuali karena ada sesuatu hak. Riba semuanya telah di batalkan, kamu hanya berhak atas uang pokok, dengan demikian kamu tiada menganiaya dan tidak pula teraniaya.”[25]
2.5.2 Sakit dan wafat nya Rasul
   Kira-kira tiga bulan sesudah mengerjakan hijjawatul wada’, nabi menderita demam. Nabi merasa betapa cemasnya kaum muslimin karena penyakit beliau. Kemudian nabi mempercayakan Anshar kepada muhajirin dan sebaliknya.
Tak selang beberapa hari, dalam usia 63 tahun berpulanglah beliau kerahmatullah. Yaitu pada hari senin tanggal 13 Rabiul Awwal tahun 11 H.
Nabi Muhammad telah wafat, tetapi ajarannya kekal dan abadi. Dan senantiasa mengirimkan sinar cahayanya ke selruh tempat untuk memberi petunjuk kepada orang sesat.


.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Untuk mendakwahkan islam itu Nabi melakukan nya dengan sembunyi-sembunyi dan sangat berhati-hati, walaupun perintah ini cukup jelas dan tegas. Dakwah Nabi hanya ditujukan kepada orang-orang tertentu yang dia yakini dapat menerima ajakan tersebut.
Dalam perjalanan hijrah itu, Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah pada tanggal 27 september 822 M, yang kemudian oleh Klalifah Unar bin Khatab di tetapkan sebagai tahu pertama hijriah.[26] Di dalam Islam, yang dianggap khutbah, jum’at Rasul di Masjid Qubah, oleh ahli-ahli sejarah politik dinyatakan sebagai proklamasi lahirnya negara islam.
Peperangan dalam Islam antara lain:
·Gazwah Badr Alkubro
·Peperagan Uhud
·Peperangan Ahzab
·Peperangan Mu’tah
·Peperangan menaklukan kota makkah
·Peperangan Tabuk
Dalam mengemban misi risalahnya dapat di bagi menjadi tiga tahapan. Pertama,seruan terhadap perseorangan (al-marhalah al-fardiyah), kedua, seruan kepada kaum kerabat dan ketiga, seruan secara terbuka (al-dakwah al-a’mmah).[27]Dan dalam tahapan ketiga itulah Nabi mendapat reaksi keras dari golongan aligarki yang menguasai kota.
Masa terakhir Nabi Muhammad Saw yaitu:
Hijjawatul Wada’ (haji perpisahan) dengan khalayak ramai ini nabi mengucapkan satu pidato yang mempunyai daya yang abadi. Dalam pidato itu nabi menyatakan kepada muslim yang hadir,bahwa beliau telah  menyampaikan agama Islam dengan sempurna.

3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna , kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.



















DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2000)
‘Athiyah al-Abrasi, ‘ Azmat al-Rasul SAW, Cet. II (Dar Al-quran, 1996)
Jirzi Zaidan,Tarikh Tamaddun al-islam, Juz I (beirut: maktabat Harjat, Beirut)
Ibnu katsir, Al-kamil fi al-tarikh (beirut: al-Shadir, Jilid II, 1965)
Carl Brookelman, history of the islamic proples (london: Routl redge, kegal paul, 1980)

Prof. Dr. Imam Fuadi, M.Ag, sejarah peradapan islam,(Yogyakarta: Teras, 2011)

Prof. Dr. A. Shalabi, sejarah dan kebudayaan islam, (Jakarta: PT Pustaka Al Husna, 2003)



















Profil Penulis
Nama  : Lutfiana Febriani
NIM    : 2014116001
Prodi   : Hukum Ekonomi Syariah (HES)
Ttl       :Tegal,03 Februari 1998
No. hp  : 0838-6158-6214
Alamat : Jl. Kertamana, ds. Sigentong, kes. Warureja, Kab. Tegal

                        Nama  : Nailatus Sakdiah
NIM    : 2014116002
Prodi   : Hukum Ekonomi Syariah (HES)
Ttl       : Pekalongan, 09 Maret 1998
No. hp : 0857-4281-6276
Alamat : Gumawang  rt/rw 003/001 kec. Wiradesa


           




Nama     : Dian Rianti
NIM       : 2014116003
Prodi      : Hukum Ekonomi Syaria (HES)
Ttl          : Pekalonangan, 10 Januari 1998
No. Hp   : 0857-9173-1524
Alamat : Dk. Sontel, Ds. Legokkalong, Kec. Karanganyar








[1] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 16

[2] Muhammad ‘Athiyah al-Abrasi, ‘ Azmat al-Rasul SAW, Cet. II (Dar Al-quran, 1996), hlm. 97-102

[3]Lihat QS Al-Muddatssir 1-7
[4]Ibnu Hisyam,Sirat al-nabi, hlm. 158-166
[5]Jirzi Zaidan,Tarikh Tamaddun al-islam, Juz I (beirut: maktabat Harjat, Beirut), hlm: 38-39
[6]Abi al-futbal Isma’il bin kasir, al-sirat al-nabawi, juz II, hlm. 3-6

[7]Jumlah ini berdasarkan jumlah kaum muslimin yang hijrah ke Habyat yang kedua kali, terdiri dari 83      orang laki-laki dan 19 orang perempuan.
[8]Ibnu katsir, Al-kamil fi al-tarikh (beirut: al-Shadir, Jilid II, 1965), hlm. 39-40

[9]Muhammad Husain Haekal, sejarah hidup, hlm. 148-149.
[10]Hasan ibrahim hasan,Tarikh al-islam,hlm. 92-96.
[11]Ibnu hisyam Hasan, sirat al-nabi,­ hlm. 301-303        

[12]Carl Brookelman, history of the islamic proples (london: Routl redge, kegal paul, 1980), hlm. 20
[13]Badri yatim, sejarah peradaban islam, hlm. 26
[14]Prof. Dr. Imam Fuadi, M.Ag, sejarah peradapan islam,(Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 17
[15]Prof. Dr. A. Shalabi, sejarah dan kebudayaan islam, (Jakarta: PT Pustaka Al Husna, 2003), hlm. 146
[16]Ibid, hlm. 150-151
[17]Ibid, hlm. 152
[18]Ibid, hlm. 156
[19]Ibid, hlm. 167
[20]Ibid, hlm. 168
[21]Prof. Dr. A. Shalabi, sejarah dan kebudayaan islam, (Jakarta: PT Pustaka Al Husna, 2003), hlm. 181
[22]Ibid, hlm. 184-185
[23]Ahmad salabi, Mausu’ah al-tarikh al-islamy wa al-hadarah al-islamiah (Kairo: maktabah al-Nadhah al-islamiah), hlm. 19
[25]Prof. Dr. A. Shalabi, sejarah dan kebudayaan islam, (Jakarta: PT Pustaka Al Husna, 2003), hlm. 188
[26]Carl Brookelman, history of the islamic proples (london: Routl redge, kegal paul, 1980), hlm. 20
[27]Ahmad salabi, Mausu’ah al-tarikh al-islamy wa al-hadarah al-islamiah (Kairo: maktabah al-Nadhah al-islamiah), hlm. 19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar