SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
MASA
NABI MUHAMMAD SAW
JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017
PRAKATA
Alhamdulillah, puji
syukur kehadirat Allah SWT karena tanpa
rahmat dan hidayah nya tak mungkin makalah dengan judul “Masa Nabi Muhammad SAW”
ini dapat di selesaikan, hingga akhirnya kami berhasil menyusun tugas ini untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam di IAIN Pekalongan. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada nabi Agung Muhammad SAW, keluarga dan
sahabatanya.kami telah berusaha semaksimal mungkin agar dapat mencapai hasil
yang sebaik- baiknya, namun kami menyadari bahwa dalam cara penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan dan tidak kesempurnaan, memingat akan pengetahuan dan
kemampuan yang kami memiliki masih terbatas untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi
kebikan yang akan datang. Kami mengharapkan mudah-mudah an makalah ini dapat memberikan manfaat,
khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Pekalongan,Februari 2017
Tim
penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………………………i
Prakata………………………………………………………………………………………ii
BAB I .. PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang…………………………………………………………………………...4
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………………..4
1.3 Tujuan
Penulisan…………………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Periode
Makkah………………………………………………………………………….5
2.2 Periode Madinah…………………………………………………………………………7
2.3 Peperangan dalam islam………………………………………………………………….8
2.3.1. Gazwah Badr Alkubro……………………………………………………………8
2.3.2. Peperagan Uhud………………………………………………………………….9
2.3.3. Peperangan Ahzab……………………………………………………………….10
2.3.4. Peperangan Mu’tah………………………………………………………………10
2.3.5. Peperangan menaklukan kota makkah…………………………………………..11
2.3.6. Peperangan Tabuk……………………………………………………………….12
2.4 Misi
dakwah Nabi Muhammad SAW…………………………………………………..13
2.5 Masa
terakhir Nabi Muhammad SAW…………………………………………………14
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………15
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………..15
3.2Saran…………………………………………………………………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengamati keadaan bangsa Arab pra islam, dapat di ketahui kondisi
masyarakat pada saat itu masih menyembah berhala, berjudi, mabuk-mabuk an,
membunuh dan masih banyak lagi perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan
merupakan suatu kesukaan atau kesenangan. Pengikut Agama yahudi dan nasrani
sendiri tidak mampu mengubahnya, karena kedua agama itu dalam kitab-kitabnya
telah berubah dan di tukar isinya oleh pendeta-pendeta pada waktu itu.
Dalam perjalananya mengemban wahyu Allah, Nabi memerlukan suatu strategi
yang berbeda di mana pada waktu di Makkah Nabi lebih menonjolkan dari segi
Tauhid dan perbaikan akhlak tetapi ketika di madinah Nabi banyak berkecimpung
dalam pembinaan atau pendidikan social masyarakat karena di sana beliau
diangkat menjadi Nabi sekaligus sebagai kepala Negara.
Persoalan yang dihadapi oleh Nabi ketika di
Madinah jauh lebih komplek di banding ketika di Makkah disini umat islam sudah
berkembang pesat dan harus hidup berdampingan dengan sesama pemeluk agama yang
lain, seperti yahudi dan nasrani.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
periode penyebaran Islam di Makkah?
2.
Bagaimana
periode penyebaran Islam di Madinah?
3.
Bagaimana
peperangan dalam Islam pada masa Rasulullah SAW?
4. Apa misi dakwah Nabi Muhammad Saw?
5.
Bagaimana
masa terakhir Nabi Muhammad Saw?
1.3. Tujuan
1.
Untuk
Mengetahui periode penyebaran islam di Makkah.
2.
Untuk
mengetahui periode penyebaran Islam di Madinah.
3.
Untuk
Mengetahui peperangan dalam islam pada masa Rasulullah SAW.
4.
Untuk
mengetahui apa misi dakwah Nabi Muhammad Saw.
5. Untuk Mengetahui masa terakhir Nabi Muhammad Saw.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Periode
Makkah
Dalam sejarah peradapan islam, sejarah hidup nabi Muhammad SAW biasanya
dibedakan menjadi dua, yaitu ketikan nabi Muhammad menjalani hidupnya di Makkah
dan di Madinah. Sebelum islam dating di tanah arab, mereka sudah memiliki
keyakinan tertentu yang di kenal dengan
Paganisme, mereka tidak mengingkari adanya Tuhan, tetapi umumnya mereka
menggunakan perantara yaitu patung-patung atau berhala untuk menyembah Tuhan
mereka.[1]
Dalam sejarah islam, kerasulan nabi
Muhammad secara resmi ditandai dengan turunnya wahyu yang pertama kepada
Muhammad, dan khodijah (istri beliau) Adalah orang pertama yang mengimani
kenabian Muhammad SAW.[2]
Nabi Muhammad SAW kemudian diperintahkan oleh Allah SWT untuk mendahwahkan islam
kepada manusia. Tugas kerasulan sudah terletak di pundak beliau. Perintah ini
juga mengisyaratkan konsep-konsep akidah yang bertolak belakang denagan yang di
sembah oleh masyarakat arab(makkah) pada waktu itu.[3]
Dan selanjutnya berganti dengan akidah islam, yang mengakui Tuhan itu satu,
atau ajaran tauhid.
Untuk
mendakwahkan islam itu Nabi melakukan nya dengan sembunyi-sembunyi dan sangat
berhati-hati, walaupun perintah ini cukup jelas dan tegas. Dakwah Nabi hanya
ditujukan kepada orang-orang tertentu yang dia yakini dapat menerima ajakan
tersebut. Pada tahap rahasia ini, yang berlangsung selama kurang lebih 3 tahun,
hanya beberapa orang saja yang masuk islam. Mereka yang mula-mula masuk islam,
dalam sejarah dikenal dengan sebutan ”Al-sabiqun Al-awwalun”.[4]
Dalam tahap berikutnya dakwah nabi di tujukan kepada anak cucu keturunan Abdul
Mutholib.Dengan demikian, sasaran dakwah sudah lebih luas dan terbuka. Hal ini
dilakukan Nabi setelah adanya perintah Allah SWT dalam surat Al-Syu’ara ayat
214-216. Lebih luas lagi setelah turunnya perintah Allah SWT dalam surat
Al-Hijr ayat 94-95. Maka sasaran dakwah nabi adalah masyarakat makkah
(Quraisyi) secara umum dan lebih luas dan lebih terang-terangan.
Upaya Rasulullah dalam rangka
mendakwahkan islam secara terang-terangan ini kemudian mendapat reaksi dari
pihak kaum Quraisyi. Reaksi tersebut pada mulanya masih bersifat bujukan dan
rayuan, agar nabi meninggalkan tugasnya menyampaikan islam. Namun dengan tegas
nabi menepis bujukan tersebut, dengan mengatakan: “aku datang kepada kalian
bukanlah untuk mendapat harta, pangkat dan kedudukan. Allah SWT mengutus aku
kepada kalian untuk menjadi Rasul nya”.[5] dalam posisinya sebagai Nabi, Muhammad sangat tegas terhadap mereka.
Orang-orang
musyrik Quraisy mulai melakukan penganiayaan dan penyiksaan kepada
pengikut-pengikut Islam.Bahkan pemboikotan itu ditunjukan kepada keluarga bani
hasyim dan bani Abdul Muthalib, yang selalu melindungi nabi.Pemboikotan ini
dapat dipandang sebagai upaya kafir quraisy untuk melumpuhkan kelompok
orang-orang Islam.
Ada satu
utusan dari orang Kristen Ethiopia dating mengunjungi Nabi, ketika mendengar
ayat-ayat al-quran mereka mengucurkan air mata dan menerima panggilan Allah.
Dalam diri Muhammad, mereka mengenali hal-hal yang telah dikatakan tentang Nabi
itu dalam kitab suci mereka.
Oleh karena tantangan yang dihadapi
umat Islam sangat berat maka Rasulullah kemudian memerintahkan kepada para
sahabat untuk berhijrah Habsyah, untuk sekedar mencari tempat perlindungan.[6]
Tindakan ini dimaksudkan nabi, disamping untuk memperluas pengaruh dakwa, juga
mengisyaratkan ketidakberdayaan muslimin untuk melakukan perlawanan terhadap
kafir Quraisy.Ini merupakan hijrah yang pertama yang dilakukan oleh umat Islam.
Perjalanan dan perjuangan dakwa
rasul pada periode ini sangat berat, bahkan sampai tahap tahun kelima kerasulan
pun jumlah penganut agama islam baru sekitar 102 orang.[7] Setelah
Umar bin Khatab masuk islam pada tahun 616 M atau tahun ke-6 dari kenabian
rasul, maka jumlah penganut Islam, secara berangsur-angsur, terus bertambah,
walaupun masih menjadi kaum yang tertindas. Masuknya Umar kedalam kelompok
Islam membawa daya dorong tersendiri dalam perkembangan Islam.
Ketika Abu Thalib dan istri beliau
Siti Khadijah meninggal dunia, tindakan kekerasan kaum Quraisy semakin
bertambah.[8] ini karena memang Abu Thalib adalah figur yang disegani pemuka kafir
Quraisy dan sebagai pelindung dakwa Nabi.Meninggalnya kedua orang tersebut
menjadikan pemuka kaum kafir Quraisy lebih leluasa melakukan penganiayaan
terhadap Nabi. Karena itu gerak perjuangan Nabi dikota Makkah semakin
sempit, maka Nabi berinisiatif untuk berhijrah dan bertakwah ke Thaif, namun
diluar dugaan para penduduk Thaif tidak senang dengan kehadiran beliau.[9]penduduk
Thaif bahkan melakukan penganiayaan dan pelemparan batu kepada Nabi dan
pengikutnya.
Kemudian beliau diperintahkan oleh
Allah SWT untuk melakukan Isra’ Miraj.Ada beberapa faktor yang menyebabkan kaum
quraisy menentang dakwa Islamiyah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad
SAW.Pertama, adanya persaingan antar suku dan keturunan yang terdapat di
Makkah.Dalam berebut pengaruh dan kekuasaan, terutama bani Hasyim dan bani
Umayyah.Kedua, karena pertimbangan ekonomi, dalam hal ini kaum kafir Quraisy
merasa khawatir terhadap menurunnya dominasi mereka dalam ekonomi dan
perdagangan, apabila mereka Islam sebagai agama. Disamping itu mereka juga
melihat bahwa orang-orang yang masuk islam adalah orang-orang miskin, mereka
ingin tetap mempertahankan agama yang mereka anut secara turun temurun dari
nenek moyang mereka. Itulah sebabnya mengapa mereka secara keras menentang
dakwah Rasul.[10]
2.2. Periode
Madinah
Sebagaimana sudah dijelaskan
dibagian terdahulu bahwa sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, didahului oleh
dua peristiwa yaitu bai’ah aqabah sugra (pertama) pada tahun 621 M dan ba’iah aqabah
kubra (kedua) pada tahun 622 M. sesungguhnya dengan peristiwa bai’at aqabah itu
telah terjadi legislasi kepemimpinan nabi Muhammad sebagai pemimpin mereka. Karena telah
terjadi faktor perseketuan dengan nabi dengan penduduk yatsrib, sampai dengan
legistimasi formalnya sebagai kepala Negara madianh, dengan ditetapnya piagam
madinah.[11]Oleh
karena itu Rasulullah bersama para sahabat melakukan hijrah ke Madinah. Ada
beberapa sebab utama yang membuat Nabi hijrah ke madinah yaitu: pertama, perbedaan
iklim di kedua kota itu mempercepat di lakukannya hijrah. Iklim madinah yang
lembut dan watak rakyatnya yang tenang sangat mendorong penyebaran dan
pengembangan agama islam. Sebaliknya, kota Makkah tidak mempunyai dua kemudahan
itu. Kedua, nabi-nabi umumnya tidak
dihormati di negaranya sehingga Nabi Muhammad pun tidak di terima oleh kaumnya
sendiri. Ketiga, tantangan yag Nabi hadapi tidaklah sekeras di Makkah,
golongan pendeta dan kaum ningrat Quraisy menganggap Islam bertentangan degan
kepentingan mereka, ini tentu berbeda dengan sikap penduduk Madinahterhadap
Nabi.
Dalam perjalanan hijrah
itu, Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah pada tanggal 27 september 822 M, yang
kemudian oleh Klalifah Unar bin Khatab di tetapkan sebagai tahu pertama
hijriah.[12] Di
dalam Islam, yang dianggap khutbah, jum’at Rasul di Masjid Qubah, oleh
ahli-ahli sejarah politik dinyatakan sebagai proklamasi lahirnya negara islam.
Pendudduk Madinah yang menyambut
kedatangan Rasulullah bersama sahabat ini mendapat julukan kaum Ashar, karena
prestasi dan jasanya yang besar terhadap
islam. Predikat ini merupakan langkah stratesgis dalam kerangka antisipasi
terhadap propaganda orang-orang Yahudi yang tidak senang dengan persatuan yang
terjalin antara kaum Ashar dan Muhajirin. Setelah Rasulullah membangun masjid
sebagai sarana untuk mempersaudarakan kaum muslimin di madinah, selanjutnya Rasulullah
juga melakukan pembangunan sosial, ekonomi dan politik negara Madinah. Bai’at
Aqabah yang dulu dilakukan kemudian begitu nyata yaitu dengan didukngnya nabi
Muhammad oleh sebagian besar suku Aus dan Kazraj yang memudahkannya dalam
menggalang potensi mereka untuk disatukan menjadi suatu bangsa yang berdaulat,
dan membuat perjanjian untuk saling bantu membantu antara orang muslim dan non
islam yang di dokumentasikan dalam piagam madinah.[13]
Dalam periode Madinah inilah Rasulullah
benar-benar dapat membina masyarakat yang kondusif, sehingga di bawah
kepemimpinan Rasulullah, Madinah menjadi wilayah yang diprhitungkan.
Kemampuannya dalam dalam mempersatukan umat islam denagn kebinekaan kabilah dan
suku., serta mempersaudarakannya adalah sebagai bukti misi risalah yang di
bawanya berdimensi religius dan sosial politik. Dan satu bukti sejarah bahwa
nabi Muhammad seorang kepala negara di Madinah adalah munculnya persoalan
siapakahyang pantas menggantikan Rasulullah sebagai pmimpin wilayah yang luas
itu setelah Rasulullah itu wafat. Di sebuah tempat di tengah kota madinah,
Saqifah Bani Sa’diah, umat islam sulit menentukan pemimpin mereka, sampai
akhirnya terpilihlah Abu bakar sebagai khalifah pertama umat Islam.[14]
2.3. Peperangan dalam Islam
2.3.1
Gazwah badr alkubra
Waktunya : 17 ramadhan tahun 2 H.
Tempatnya: di dekat sebuah perigi kepunyaan seorang bernama Badr, antara Makkah
dan Madinah. Peperangan ini dikenal dengan nama orang itu.
Sebabnya :telah diterangkan bahwa kaum quraisy telah mengusir kaum muslimin dari
makkah. Mereka berhijrah ke madinah.Kepergian mereka ke madinah menyebabkan
mereka kehilangan rumah dan harta.[15]
Kaum
quraisy terus berusaha menghancurkan kaum muslimin yang telah berhijrah ke
madinah itu, supaya keselamatan perniagaan mereka terjamin, dan kaum muslimin
tidak dapat lagi mencela dewa-dewa mereka.Sikap kaum quraisy membulatkan tekad
kaum muslimin untuk menghadapi kekerasan dengan kekerasan pula.Kekayaan kaum
muslimin telah dirampas oleh quraisy di makkah, maka untuk mengimbangi kaum quraisy
kaum muslimin bertindak pula mengambil harta perniagaan mereka. Dengan musnahnya kaum muslimin jalur perdagangan kaum quraisy akan aman
kembali. Apalagi menurut pemikiran kaum quraisy, teriak-terikan berhala yang mereka sembah masih
berkumandang menuntut mereka untuk membela tuhan-tuhan mereka yang telah hampir
dikalahkan oleh Tuhan kaum muslimin.
Peperangan Badr ini merupakan suatu sendi yang kuat bagi hari
depan islam. Oleh karena itu kaum muslimin menyebut peperangan Badr ini
“Gazwatul furqan” (peperangan yang menentukan), karena dengan peperangan ini
Tuhan telah menentukan mana yang hak dan mana yang bathil.[16]
2.3.2 Peperangan Uhud
Waktunya : pertengahan sya’ban tahun 3 H.
Tempatnya : di kaki gunung Uhud
yang terletak di sebelah utara kotamadinah
Sebabnya : kekalahan yang diderita oleh kaum
Quraisy di peperangan
Badr adalah suatu pukulan yang hebat terasa oleh
mereka.
Oleh karena itu mereka membulatkan tekad untuk mengadakan
pembalasan, dan untuk ini mereka menahan semua harta kekayaan perniagaan yang
menyebabkan terjadinya peperangan Badr itu, agar dengan demikian harta kekayaan
tersebut dapat digunakan untuk membelanjai peperangan yang akan
dilancarkan terhadap kaum muslimin.
Pertempuran dimulai dari pihak Quraisy keluar Thalhah ibnu Abi Thalhah tewas
.kemudian tampil pula Usman saudaranya, lalu ditewaskanoleh Hamzah.
Perang Uhud ini adalah suatu peperangan yang amat
besar akibatnya. Suku-suku bangsa arab yang lain memandang bahwa nilai dan
gengsi kaum Muslimin telah merosot, akibat kekalahan pada peperangan Uhud itu.
Dan juga orang-orang yahudi dengan terang-terangan mengejek dan mencemooh kaum
muslimin.[17]
2.3.3 Peperang Ahzab
(Peperangan Khandaq)
Waktunya : syawal tahun 5 H.
Tempatnya : di sekitar kota madinah,
teristimewa di bagian utara
Sebabnya : peperangan Ahzab (golongan-golongan) sebagai
ditunjukan oleh namanya itu adalah gabungan dari golongan-golongan yang
berkumpul dari sana-sini, dengan maksud hendak menumpas Islam dan Muslimin.
Sesudah peperangan Uhud sampai terjadinya peperangan Ahzab
dapatlah dikatakan masa pergolakan.Kaum Muslimin hendak merebut kembali
kedudukan mereka semula. Sedang golongan-golongan bukan Muslimin ingin
menggiatkan kerja sama mereka akan menyempurnakan kemenangan yang telah dicapai
Quraisy pada peperangan Uhud itu. Dalam keadaan suasana tergoncang inilah
tercetus peperangan Ahzab.
Bukan kaum
Quraisy saja yang berperang, orang Yahudi yang gigih juga ikut.Mereka datang
dari Khaibar untuk bersekutu dan menambah kekuatan kaum Quraisy. Selain itu ada
golongan-golongan lain, terdiri dari Bani Salim, Bani Asad, Gathafan, Bani
Murrah, dan Asyja yang menambah kekuatan lawan kaum Muslimin.[18]
2.3.4. Peperangan Mu’tah
Waktunya: tahun 8 H.
Tempat: dekat desa Mu’tah, bahagian utara jazirah Arab
Sebabnya: sudah di terang kan di atas bahwa perletakan senjta antara
Quraisy dengan kaum muslimin telah memberi kesempatan yang baik bagi Nabi dan
kaum Muslimin untuk menjalankan da’wah.
Salah satu dari cara-cara yang di jalankan Nabi adalah,
mengirimkan surat kepada raja-raja dan pemimpin-pemimpin. Dalam surat itu Nabi
menyeru mereka kepada agama islam. Kepada mereka diterangkan pula prinsip dan
dasar-dasar agama islam.[19]
Nabi
mengirim suatu pasukan berjumlah tiga ribu orang, di bawah pimpinan Zaid ibnu
Haritsh. Untuk menanti pasukan islam ini, bangsa menggabungkan diri kepada Bani
Ghassan yang jadi sekutunya. Dengan demikian kaum muslimin telah berhadapan
dengan bala tentara yang demikian banyak nya. Akhirnya Khalid ibnul Wahlid,
tampil merebut panji-panji peperangan. Maka diambil keputusan membawa mundur
lasykar muslimin, mundur untuk suatu taktik. Debu pandang pasir di bangkitkan
khalid setingi-tingginya. Dengan perlindungan debu yang tebal menggunung itu,
khalid dengan bala tentara Islam memacu kudanya kembali ke Madinah.
Bangsa
romawi ketika melihat debu tebal menjulang ke udara, mengira bahwa bala tentara
yang tidak terhitung banyaknya datang dari madinah untuk membantu lasykar
islam. Karena itu mereka tidak mengejar lasykar islam yang sedang mengundurkan
diri itu.[20]
2.3.5. Peperangan menaklukan kota makkah
Waktunya:
tahun 8 H
Tempatnya:
Makkah al mukarramah
Sebab-sebab:
banyak peristiwa dan keadaan yang dapat menolong dan membukakan jalan bagi kaum
muslimin untuk menaklukan kota makkah dengan mudah.
Waktu berlakunya pelucutan senjata, kaum muslimin
menggunakan kesempatan menghancurkan sekutu Quraisy yang paling kuat dan setia,
yaitu orang-orang yahudi.
Pahlawan-pahlawan
meraka yang tadinya memegang peranan besar dalam gerakan menumpas agama islam
telah banyak yang tewas di medan perang, antara lain Abu Jahi, Utbah dan
Syaibah.
Penduduk makkah yang masi musyrik sedikit demi
sedikit mulai terpkat kepada sukses-sukses dan kemenangan yang di capai kaum
muslimin. Di kala mereka meninggalkan kota dan naik ke puncak bukit sekitar
kota makkah.
2.3.6.
Peperangan Tabuk
Waktu:
tahun 9 H
Tempat: kota tabuk, di sebelah utara
Jazirah Arab.
Sebab:
tiga orang panglima kaum muslimin sudah syahid pada pertempuran Mu’tah.
Akhirnya komando dipegang oleh kalid ibnul walid. Taktik mundur teratur dari
khalid dapat memperdayakan musuh dan memperkecil korban dari kaum muslimin.
Di Jazirah Arab telah menjelma suatu
kekuatan raksasa yang bersatu padu, mempunyai suatu agama yang mereka siarkan
dengan mati-matian. Muhammad telah mengirimkan surat-surat kepada raja-raja untuk
menyeru mereka kepada agama Islam. Dikatakannya bahwa dia diutus Tuhan untuk
menyampaikan agama itu. Bukan hanya demikian saja, bahwa ia akan mengerahkan
dan memimpin sendiri bala tentara Islam untuk menghancurkan musuh-musuh dan
orang-orang yang berontak terhadap islam.[21]
Tatkala ada orang-orang yang merasa gentar
berhadapan dengan bangsa Rumawi, dan tatkala orang-orang munafik berikhtiar
melemahkan semangat dan menyebarkan perasaan takut, serta mencari berbagai
macam tipu daya agar mereka tidak ikut pergi berperang bersama kaum muslim.
Diantara sahaat-sahabat yang telah mengorbankan harta bendanya untuk
kepentingan peperangan tabuk ini, ialah Usman bin Affan.
Orang-orang rumawi tiada menduga bahwa kaum
muslimin mau berperang di masa panen, serta udara yang begitu paasnya, mereka
amat terkejut menyaksikan kedatangan balatentara kaum Muslimin dalam jumlah
yang besar, dan di pimpin oleh pahlawan-pahlawan yang tidak mengenal
mundur.Dengan demikian, lasykar rumawi terpaksa mundur kembali ke dalam
negrinya, untuk membela diri, padahal tadinya mereka bersiap untuk menyerang.[22]
2.4. Misi Dakwah Nabi Muhammad SAW
Dalam mengemban misi risalahnya dapat di bagi
menjadi tiga tahapan. Pertama, seruan terhadap perseorangan (al-marhalah
al-fardiyah), kedua, seruan kepada kaum kerabat dan ketiga, seruan secara
terbuka (al-dakwah al-a’mmah).[23]
Dan dalam tahapan ketiga itulah Nabi mendapat reaksi keras dari golongan
aligarki yang menguasai kota. Hal itu lebih disebabkan kekawatiran mereka
terhadap kemungkinan tergoyahnya struktur masyarakat dan kepentingan dagang
yang melebihi dari rasa takut hancurnya agama tradisional bangsa Arab.
Nabi Muhammad SAW adalah Rasul pilihan pembawa risalah Islam, oleh
karena itulah beliau merupakan uswatun khasanah bagi umat manusia. Pada tanggal
17 Ramadhan/6 Agustus 611, datanglah
malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad yang sedang berkhalwat di gua Hira.
Malaikat Jibril membawa wahyu Allah SWT yang pertama yaitu Q.S. Al-Alaq ayat
1-5.Pada Q.S Al Alaq ayat 1-5 tersebut menandai pengangkatan Muhammad sebagai
Rasul Allah.Setelah menerima risalah kenabian, Nabi Muhammad mulai mengajarkan
ajaran Islam di tengah-tengah kesesatan masyarakat Arab jahiliyah.
Nabi Muhammad sebagai pembawa
risalah ajaran Islam telah merubah visi dan adat orang arab menuju ketauhidan,
kemanusiaan, dan keluhuran akhlak mulia.Diantara keberhasilan Nabi Muhammad
dalam merubah akhlak masyarakat Arab adalah dengan mengangkat kembali derajat
wanita ikut bermasyarakat bersama laki-laki, yang pada saat Arab Jahiliyah para
wanitanya sangat menderita. Lambat laun Nabi Muhammad mampu merubah keadaan
masyarakat Arab berubah total menjadi masyarakat yang memiliki ketinggian
akhlak.
Nabi pada saat haji Wada’ berwasiat dua hal yaitu
agar umat Islam memberi makan orang miskin, ini menunjukan bahwa Nabi mengajarkan
bahwa tugas utama umat Islam adalah menciptakan kesejahteraan. Kedua Nabi berpesan agar umat islam senantiasa menebarkan salam perdamaian,
ini bertujuan agar umat Islam senantiasa menebarkan perdamaian di muka bumi.[24]
2.5.
Masa
terakhir Nabi Muhammad Saw
2.5.1 Hijjawatul Wada’ (haji perpisahan)
Nabi mengerjakan haji terakhir yang dikenal dalam
sejarah hijjawatul wada’. Bersama nabi ikut pula mengerjakan haji, kira-kira
100.000 orang muslim. Di muka khalayak ramai ini nabi mengucapkan satu pidato
yang mempunyai daya yang abadi. Dalam pidato itu nabi menyatakan kepada muslim
yang hadir,bahwa beliau telah
menyampaikan agama Islam dengan sempurna. Di bawah ini kita kutip
sebagian dari pidato Nabi, sebagai berikut:
“Wahai manusia, dengarkanlah perkataanku ini! Aku
tidak dapat memastikan, pakah aku akan dapat bertemu lagi dengan kamu sekalian,
di tempat seperti ini.
Wahai manusia! Sesungguhnya darah kamu diharamkan
menumpahkannya, dan hartamu di haramkan mengganggunya, kecuali karena ada
sesuatu hak. Riba semuanya telah di batalkan, kamu hanya berhak atas uang
pokok, dengan demikian kamu tiada menganiaya dan tidak pula teraniaya.”[25]
2.5.2
Sakit dan wafat nya Rasul
Kira-kira
tiga bulan sesudah mengerjakan hijjawatul wada’, nabi menderita demam. Nabi
merasa betapa cemasnya kaum muslimin karena penyakit beliau. Kemudian nabi
mempercayakan Anshar kepada muhajirin dan sebaliknya.
Tak
selang beberapa hari, dalam usia 63 tahun berpulanglah beliau kerahmatullah.
Yaitu pada hari senin tanggal 13 Rabiul Awwal tahun 11 H.
Nabi
Muhammad telah wafat, tetapi ajarannya kekal dan abadi. Dan senantiasa
mengirimkan sinar cahayanya ke selruh tempat untuk memberi petunjuk kepada
orang sesat.
.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Untuk
mendakwahkan islam itu Nabi melakukan nya dengan sembunyi-sembunyi dan sangat
berhati-hati, walaupun perintah ini cukup jelas dan tegas. Dakwah Nabi hanya
ditujukan kepada orang-orang tertentu yang dia yakini dapat menerima ajakan
tersebut.
Dalam perjalanan hijrah itu, Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah pada tanggal
27 september 822 M, yang kemudian oleh Klalifah Unar bin Khatab di tetapkan
sebagai tahu pertama hijriah.[26]
Di dalam Islam, yang dianggap khutbah, jum’at Rasul di Masjid Qubah, oleh
ahli-ahli sejarah politik dinyatakan sebagai proklamasi lahirnya negara islam.
Peperangan dalam Islam
antara lain:
·Gazwah Badr Alkubro
·Peperagan Uhud
·Peperangan Ahzab
·Peperangan Mu’tah
·Peperangan menaklukan kota makkah
·Peperangan Tabuk
Dalam mengemban misi risalahnya dapat di bagi menjadi tiga tahapan.
Pertama,seruan terhadap perseorangan (al-marhalah al-fardiyah), kedua, seruan
kepada kaum kerabat dan ketiga, seruan secara terbuka (al-dakwah al-a’mmah).[27]Dan
dalam tahapan ketiga itulah Nabi mendapat reaksi keras dari golongan aligarki
yang menguasai kota.
Masa terakhir Nabi Muhammad Saw yaitu:
Hijjawatul Wada’ (haji perpisahan) dengan khalayak ramai ini nabi mengucapkan satu pidato
yang mempunyai daya yang abadi. Dalam pidato itu nabi menyatakan kepada muslim
yang hadir,bahwa beliau telah
menyampaikan agama Islam dengan sempurna.
3.2. Saran
Menyadari
bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna , kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Badri Yatim, Sejarah Peradaban
Islam(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2000)
‘Athiyah
al-Abrasi, ‘ Azmat al-Rasul SAW, Cet. II (Dar Al-quran, 1996)
Jirzi Zaidan,Tarikh Tamaddun al-islam, Juz I
(beirut: maktabat Harjat, Beirut)
Ibnu katsir, Al-kamil fi al-tarikh (beirut:
al-Shadir, Jilid II, 1965)
Carl Brookelman, history of
the islamic proples (london: Routl redge, kegal paul, 1980)
Prof. Dr.
Imam Fuadi, M.Ag, sejarah peradapan islam,(Yogyakarta: Teras, 2011)
Prof. Dr. A. Shalabi, sejarah dan kebudayaan islam, (Jakarta: PT
Pustaka Al Husna, 2003)
http://nabimuhammads.blogspot.co.id/2014/02/misi-dakwah-nabi-muhammad-saw-html?m=i (diakses tgl 8 feb 2017 pukul 21.00)
Profil Penulis
Nama : Lutfiana Febriani
NIM : 2014116001
Prodi : Hukum Ekonomi Syariah (HES)
Ttl :Tegal,03 Februari 1998
No. hp : 0838-6158-6214
Alamat : Jl. Kertamana, ds. Sigentong, kes. Warureja, Kab. Tegal
Alamat : Jl. Kertamana, ds. Sigentong, kes. Warureja, Kab. Tegal
Nama : Nailatus Sakdiah
NIM :
2014116002
Prodi :
Hukum Ekonomi Syariah (HES)
Ttl : Pekalongan, 09 Maret 1998
No. hp :
0857-4281-6276
Alamat : Gumawang rt/rw 003/001 kec. Wiradesa
Alamat : Gumawang rt/rw 003/001 kec. Wiradesa
Nama :
Dian Rianti
NIM : 2014116003
Prodi : Hukum Ekonomi Syaria (HES)
Ttl : Pekalonangan, 10 Januari 1998
No. Hp : 0857-9173-1524
Alamat : Dk. Sontel, Ds. Legokkalong, Kec. Karanganyar
Alamat : Dk. Sontel, Ds. Legokkalong, Kec. Karanganyar
[1]
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam(Jakarta:Raja Grafindo Persada,
2000), hlm. 16
[3]Lihat QS Al-Muddatssir 1-7
[4]Ibnu Hisyam,Sirat al-nabi, hlm.
158-166
[5]Jirzi Zaidan,Tarikh Tamaddun al-islam, Juz
I (beirut: maktabat Harjat, Beirut), hlm: 38-39
[6]Abi al-futbal Isma’il bin kasir, al-sirat
al-nabawi, juz II, hlm. 3-6
[7]Jumlah ini berdasarkan jumlah kaum
muslimin yang hijrah ke Habyat yang kedua kali, terdiri dari 83 orang laki-laki dan 19 orang perempuan.
[8]Ibnu katsir, Al-kamil fi al-tarikh (beirut:
al-Shadir, Jilid II, 1965), hlm. 39-40
[9]Muhammad Husain Haekal, sejarah hidup, hlm.
148-149.
[10]Hasan ibrahim hasan,Tarikh al-islam,hlm.
92-96.
[11]Ibnu hisyam Hasan, sirat al-nabi,
hlm. 301-303
[12]Carl Brookelman, history of the islamic
proples (london: Routl redge, kegal paul, 1980), hlm. 20
[13]Badri yatim, sejarah peradaban islam,
hlm. 26
[14]Prof. Dr. Imam Fuadi, M.Ag, sejarah
peradapan islam,(Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 17
[15]Prof. Dr. A. Shalabi, sejarah dan
kebudayaan islam, (Jakarta: PT Pustaka Al Husna, 2003), hlm. 146
[16]Ibid, hlm. 150-151
[17]Ibid, hlm. 152
[18]Ibid, hlm. 156
[19]Ibid, hlm. 167
[20]Ibid, hlm. 168
[21]Prof. Dr. A. Shalabi, sejarah dan
kebudayaan islam, (Jakarta: PT Pustaka Al Husna, 2003), hlm. 181
[22]Ibid, hlm. 184-185
[23]Ahmad salabi, Mausu’ah al-tarikh
al-islamy wa al-hadarah al-islamiah (Kairo: maktabah al-Nadhah
al-islamiah), hlm. 19
[24]http://nabimuhammads.blogspot.co.id/2014/02/misi-dakwah-nabi-muhammad-saw-html?m=i (diakses tgl 8 feb 2017 pukul 21.00)
[25]Prof. Dr. A. Shalabi, sejarah dan
kebudayaan islam, (Jakarta: PT Pustaka Al Husna, 2003), hlm. 188
[26]Carl Brookelman, history of the islamic
proples (london: Routl redge, kegal paul, 1980), hlm. 20
[27]Ahmad salabi, Mausu’ah al-tarikh
al-islamy wa al-hadarah al-islamiah (Kairo: maktabah al-Nadhah
al-islamiah), hlm. 19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar