“PERADABAN ISLAM
PADA MASA DINASTI UMAYYAH TIMUR DAN BARAT”
Dewi Itsnaini
M. Alif Septiansyah
M. Rofi’u Arzaq
KELAS B
JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
PRAKATA
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadiratnya
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Peradaban
Islam pada Masa Dinasti Umayyah Timur dan Barat”
Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari beberapa pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini. Terlepas dari itu semua kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat, maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap makalah
tentang “Peradaban Islam pada Masa Dinasti Umayyah Timur dan Barat”
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Pekalongan,
februari 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
PRAKATA
DAFTAR
ISI
BAB
I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.........................................................................................4
B. Rumusan Masalah
....................................................................................4
C. Tujuan
......................................................................................................5
BAB
II: PEMBAHASAN
Peradaban Islam pada
Masa Dinasti Umayyah Timur (661-750 M)
.......6
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah
Timur .....................................6
B. Para Khalifah Dinasti Umayyah Timur
.............................................7
C. Masa Kemajuan Dinasti Umayyah Timur .........................................8
D. Masa Kemunduran Dinasti Umayyah
Timur
.....................................9
Peradaban
Islam pada Masa Dinasti Umayyah Barat (711-1492 M) .......10
A. Masuknya Islam di Spanyol
...............................................................10
B. Faktor yang Menyebabkan Islam Mudah
Masuk Spanyol .................13
C. Perkembangan Islam di Spanyol
........................................................14
D. Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol
..............................................17
E. Pengaruh Peradaban Spanyol Islam di
Eropa
....................................20
F. Transmisi Ilmu-ilmu Keislaman Eropa
..............................................21
BAB
III: PENUTUP
A. Kesimpulan
.........................................................................................23
B. Saran
...................................................................................................23
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Nama Dinasti
Umayyah dinisbatkan kepada Umayyah bin Abd Syams bin Abdu Manaf. Ia adalah
salah seorang tokoh penting dit tengah Quraisy pada masa jahiliyah. Ia dan
pamnnya Hasyim bin Abdu Manaf selalu bertarung dalam memperebutkan kekuasaan
dan kedudukan. Di awal abad ke-7 M, ketika Nabi Muhammad memulai misinya di
negeri Arab, seluruh pantai laut tengah merupakan bagian dari dunia masyarakat
kristen sepanjang Eropa, Asia, dan pantai Afrika Utara ditinggali penduduk yang
beragama kristen dari berbagai sekte. Setelah berakhirnya periode klasik,
ketika islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya.
Keberhasilan Eropa mengalahkan kemajuan-kemajuan islam dari berbagai dunia
lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi itulah
yang mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak dapat
dipisahkan dalam pemerintahan islam di Spanyol.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Umayyah Timur?
2.
Siapa saja para khalifah Dinasti Umayyah Timur?
3.
Bagaimana masa kemajuan Dinasti Umayyah?
4.
Bagaimana masa kemunduran Dinasti Umayyah Timur?
5.
Bagaimana proses masuknya islam di Spanyol?
6.
Apa saja faktor yang menyebabkan islam mudah
masuk spanyol?
7.
Bagaimana
perkembangan islam di Spanyol?
8.
Bagaimana kemajuan peradaban islam di
Spanyol?
9.
Apa pengaruh peradaban Spanyol islam di Eropa?
10.
Bagaimana transmisi lmu-ilmu keislaman Eropa?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui sejarah berdirinya Dinasti Umayyah Timur
2.
Untuk mengetahui para khalifah Dinasti Umayyah Timur
3.
Untuk mengetahui masa kemajuan Dinasti Umayyah
4.
Untuk mengetahui masa kemunduran Dinasti Umayyah Timur
5.
Untuk mengetahui proses masuknya islam di Spanyol
6.
Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan islam mudah masuk spanyol
7.
Untuk mengetahui perkembangan islam di Spanyol
8.
Untuk
mengetahui kemajuan peradaban islam di Spanyol
9.
Untuk
mengetahui pengaruh peradaban Spanyol islam di Eropa
10.
Untuk mengetahui transmisi lmu-ilmu
keislaman Eropa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Umayyah Timur (661-750 M)
1.1. Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah Timur
Salah satu dinasti penting yang ikut mewarnai sejarah perdaban
islam adalah Dinasti Umayyah. Dinasti ini berdiri pada tahun 661-750 M.
Meskipun Dinasti ini kurang dari satu abad tetapi capaian ekspansi sangat luas.
Ekspansi ke negeri-negeri yang sangat jauh dari pusat kekuasaan islam dilakukan
dalam waktu kurang dari setengah abad. Ini tentu merupakan kemenangan yang
sangat menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak pernah mempunyai
pengalaman politik yang memadai
Berdirinya Dinasti Umayyah tidak bisa dilepaskan dari sosok
Mua’wiyah ibn Abi Sofyan. Ia memeluk agama islam pada usia yang masih muda,
jauh sebelum keluarga Abu Sofyan lainnya memeluk agama islam. Mu’awiyah lahir
empat tahun menjelang Muhammad diangkat menjadi Rasul, ada juga yang mengatakan
dua tahun sebelum Rasul diangkat atau 15 tahun sebelum hijrah. Mu’awiyah
termasuk sahabat dekat dengan Rasulullah.
Mu’awiyah mendapat kepercayaan dari Rasul untuk menulis al-Qur’an
dan pernah ikut bersama Rasul hijrah ke Madinah. Kesetiaan yang diperlihatkan
oleh Mu’awiyah terhadap islam, adalah mempertaruhkan nyawanya di beberapa medan
pertempura dan bahkan berhadapan dengan ayahnya sendiri, yaitu pada saat
penaklukan Mekkah. Prestasi Mu’awiyah dari ke hari yang semakin menjadikan
dirinya dijadikan sebagai gubernur Damaskus di zaman khalifah Usman. Pengaruh
yang dimiliki Mu’awiyah di Damaskus ini, sangat mendukung usahanya untuk
menjadi khalifah. Hal ini terlihat dari dukungan Damaskus diperolehnya untuk
melawan kekhalifah Ali bin Abi Thalib.
Awal pendirian dinasti ini, berawal dari masalah tahkim yang
menyebabkan perpecahan di kalangan pengikut Ali, yang berakhir denga
kematiannya. Sepeninggal Ali itu sebenarnya masyarakat secara beramai-ramai
membaiat Hasan, putra Ali, menjadi khalifah. Tetapi Hasan memang kurang
berminat untuk menjadi khalifah. Karena itu setelah Hasan berkuasa beberapa
bulan, Mu’awiyah meminta agar jabatan khalifah diberikan kepadanya, Hasan
dengan memberikan beberapa persyaratan, dengan rela itu dilimpahkan kepada
Mu’awiyah. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan istilah amul jama’ah
atau tahun persatuan umat islam.
Sejak peristiwa amul jama’ah itu, Mu’awiyah resmi menjadi
khalifah baru umat islam yang berpusat di Damaskus. Perbedaan yang mencolok
dinasti ini dengan Khulfaur Rasyidin adalah terletak pada pergantian pemimpin
yang dilakukan secara turun menurun. Ini
trrlihat seblum Mu’awiyah meninggal, dia sudah menyiapkan Yazid ibn Mu’awiyah,
sebagai putra mahkota menggantikan dirinya. Mu’awiyah sebagai khalifah pertama
dinasti ini dan dialah yang dianggap sebagai pendiri dan pembina dari dinasti
Umayyah.[1]
1.2. Para Khalifah
Dinasti Umayyah Timur
Masa kekuasaan
Dinasti Umayyah hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan 14 orang
khalifah. Khalifah yang pertama adalah Mu’awiyah bin Abu Sufyan, sedangkan
khalifah yang terakhir adalah Marwan bin Muhammad. Diantara meeka ada
pemimpin-pemimpin besar yang berjasa di berbagai bidang sesuai dengan kehendak
zamannya, sebaliknya adapula khalifah yang tidak patut dan lemah. Adapun urutan
khalifah Umayyah adalah sebagai berikut:
a.
Mu’awiyah I bin Abi Sufyan
(41-60 H/661-679 M)
b.
Yazid I bin Mu’awiyah
(60-64 H/679-683 M)
c.
Mu’awiyah II bin Yazid
(64 H/683 M)
d.
Marwan I bin Ahkam
(64-65 H/683-684 M)
e.
Abdul Malik bin Marwan
(65-86 H/684-705 M)
f.
Al-Walid I bin Abdul Malik
(86-96 H/705-714 M)
g.
Sulaiman bin Abdul Malik
(96-99 H/714-717 M)
h.
Umar bin Abdul Aziz (99-101 H/717-719 M)
i.
Yazid II bin Abdul Malik
(101-105 H/719-723 M)
j.
Hisyam bin Abdul Malik
(105-125 H/723-142 M)
k.
Al-Walid II bin Yazid II
(125-126 H/742-723 M)
l.
Yazid bin Walid bin Malik
(126 H/743 M)
m.
Ibrahim bin Al-Walid II
(126-127 H/743-744 M)
n.
Marwan II bin Muhammad
(127-132 H/744-750 M)
1.3. Masa Kemajuan Dinasti Umayyah Timur
Pada masa
pemerintahan Mu’awiyah diraih kemajuan besar dalam perluasan wilayah, meskipun
pada beberapa tempat masih bersifat rintisan. Peristiwa paling mencolok adalah
keberaniannya mengepung kota Kostantinopel melalui suatu ekspedisi yang di
pusatkan di kota pelabuhan Dardanela, setelah terlebih dahulu menduduki
pulau-pulau di laut tengah seperti Rodhes, Kreta, Cyprus, Sicilia, dan sebuah
pulau yang bernama Arward, tidak jauh dari ibu kota Romawi itu. Di belahan
timur Mu’awiyah berhasil menaklukan Khurasan sampai ke sungai Oxus da
Afghanistan.
Kemudian tiba
masa kekuasaan Al-Walid I yand disebut-sebut sebagai “masa kemenangan yang
luas”. Pengepungan yang gagal atas kota Konstantinopel di zaman Mu’awiyah,
dihidupkan kembali dengan mmberikan pukulan-pukulan yang cukup kuat. Walaupun
cita-cita untuk menundukkan ibu kota Romawi tetap saja belum berhasil, tetapi
tindakan itu sedikit banyak berhasil menggeser tapal batas pertahanan islam
lebih jauh ke depan dengan menguasai basis-basis militer Kerajaan Romawi di
Mar’asy dan ‘Amuriyah.
Prestasi yang
lebih besar dicapai oleh Al-Walid I ialah di front Afrika Utara dan sekitarnya.
Setelah segenap tanah Afrika Utara diduduki, pasukan muslim di bawah pimpinan
Thariq bin Ziyad menyebrangi selat Gibraltar masuk ke Spanyol. Gubernur Musa
bin Nushair kemudian menyempurnakan penaklukan atas tanah Eropa dengan menyisir
kaki pegunungan Pyrenia dan menyerang Carilingian Prancis. Disamping
keberhasilan tersebut, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan
berbagai bidang, baik politik maupun sosial kebudayaan. Dalam bidang politik,
Bani Umayyah menyusun tata pemerintahan yang sama sekali baru, untuk memenuhi
tuntutan perkembangan wilayah dan adminstrasi kenegaraan yang semakin kompeks.
Selain mengangkat majelis penasehat sebagai pendamping, khalifah Bani Umayyah
dibantu oleh beberapa orang sekretaris untuk membantu pelaksanaan tugas.
Kemajuan Bidang
Peradaban
Dinasti Umayyah meneruskan tradisi kemajuan dalam berbagai bidang
yang telah dilakukan masa kekuasaan sebelumnnya, yaitu masa kekuasaan khulafaur
rasyidin. Dalam bidang peradaban Dinasti Umayyah telah menemukan jalan yang
lebih luas ke arah pengembangan dan perluasan berbagai bidang ilmu pengetahuan,
dengan bahasa Arab sebagai media utamanya. Menurut Jurji Zaidan beberapa
kemajuan dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan antara lain sebagai
berikut:
1.
Pengembangan Bahasa Arab
2.
Marbad Kota Pusat Kegiatan Ilmu
3.
Ilmu Qiraat
4.
Ilmu Tafsir
5.
Ilmu Hadits
6.
Ilmu Fiqh
7.
Ilmu Nahwu
8.
Ilmu Jughari dan Tarikh
9.
Usaha Penerjemahan[2]
1.4. Masa Kemunduran Dinasti Umayyah Timur
Ada beberapa
faktor yang menyebabkan kemunduran Dinasti Umayyah, faktor-faktor tersebut
antara lain:
a.
Sistem pergantian khalifah
b.
Figur Khalifah yang lemah
c.
Banyaknya pemberontak
d.
Ketidakpuasan kelompok Khawarij sejak peristiwa tahkim melahirkan
kebencian yang sangat tidak hanya kepada khalifah Ali bin Abi Thalib tetapi
juga kepada Mu’awiyah. Bahkan perseturuan dengan Mu’awiyah lebih dahsyat lagi,
sebab sejak awalnya mereka sudah memusuhi Mu’awiyah.
e.
Pada masa kekuasaan Bani Umayyyah, pertentangan ethnis antara suku
Arabia Utara (Bani Qois) dan Arab Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak
zaman sebelum islam semakin runcing. Perseliihan ini mengakibatkan para
penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan
kesatuan.
Beberapa
penyebab tersebut muncul dan menumpuk menjadi satu, sehingga akhirnya
mengakibatkan keruntuhan Dinasti Umayyah, disusl dengan berdirinya kekuasaan
Bani Abbasiyah yang mengejar-ngejar da membunuh setiap orang dari Bani Umayyah
yang dijumpainya. Demikianlah, Bani Umayyah pasca wafatnya Umar bin Abdul Aziz yang berangsur-agsur melemah. Kekhalifahan
sesudahnya dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh yang melemahkan dan akhirnya
hancur, Dinasti Bani Umayyah diruntuhkan oleh Dinasti Abbasiyah pada masa
khalifah Marwan bin Muhammad (Marwan II) pada tahun 127 H/744 M.[3]
B.
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Umayyah Barat (711-1492 M)
2.1. Masuknya Islam Di Spanyol
Semenanjung
Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah Portugal sekarang
ini, menjorok ke selatan yang dipisah oleh sebuah selat sempit dengan ujung
benua Afrika. Pada permulaan berdirinya kerajaan Gothia di Spanyol merupakan
kerajaan yang sangat, tetapi pada akhirnya pemerintahannya menjadi lemah dengan
berdirinya wilayah-wilayah kecil sebagai akibat adanya perpecahan dalam
pemerintahan di samping itu, pejabat wilayah kerajaan banyak yang hidup dalam
kemewahan, sementara rakyat hidup dalam kemelaratan karena banyak dan beratnya
pajak yang harus mereka bayar. Hal tersebut menimbulkan keresahan di kalangan
rakyat, banyak di antara mereka yang mengeluh dengan keadaan itu. Suasana yang
demikian bertambah panas, ketika pejabat Gothia barat memaksa penduduk yang
beragama yahudi agar masuk agama nasrani.
Berangkatnya Witiza
sebagai raja Gothia barat yang terakhir merupakan pembuka jalan bagi rakyat
spanyol untuk keluar dari penderitaan yang mereka rasakan. Sepeninggal Witiza
terjadi perebutan kekusaan antara putra Witiza dengan Roderick, panglima perang
Spanyol yang ingin menjadi raja. Putra witiza merasa lebih berhak mengganti
ayahnya namun, ia tidak mampu menghadapi Roderick. Oleh karena itu putra Witiza
bersekutu dengan Graff Yulian yang sudah lama bermusuhan dengan Roderick.
Bersekutunya dua kekuatan itu ternyata belum dapat mematahkan pertahanan Roderick.
Oleh karena itu, untuk menambah kekuatan Graff Yulian meminta bantuan musa bin
nushair yang menjabat sebagai gubernur Afrika Utara di bawah kepemimpinan bani
umayyah di Damaskus. Ada beberapa hal yang mendorong musa bin mushair
mengabulkan permohonan Graaff Yulian, diantaranya:
a.
Karena antara penduduk Spanyol dengan Afrika Utara terlibat dalam
suasana perang. Sebab penduduk Spanyol yang beragama kresten pernah melakukan
beberapa kali penyerangan terhadap daerah Afrika yang sudah di kuasai oleh kaum
muslimin
b.
Penduduk Spanyol pernah memberikan bantuan kepada tentara romawi
dan berusaha menduduki beberapa daerah muslim di pantai afrika. Dasar
pertimbangan itu di kemukakan musa pada khalifah Walid bin Abdul Malik, sewaktu
musa meminta izin untuk mengirimkan bantuan tentara ke Spanyol. Khalifah
menyetujui rencana Musa.
Spanyol di
duduki umat islam pada zaman khalifah al Walid (705-715 M), salah seorang
khalifah dari bani umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol,
umat islam telah menguasai Afrika utara dan menjadikannya sebagai salah satu
provinsi di dinasti umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara terjadi di
zaman khalifah Abdul Malik (685-705M). Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan
bin Nu’man al Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa khalifah
al-Walid, Hasan bin Nu’man sudah digantikan oleh Musa bin Nushair. Di zaman
al-Walid itu, Musa bin Nushair memperluas wilayah kekuasaanya dengan menduduki
al-Jazair dan Maroko, selain itu ia juga menyempurnakan penaklukan ke
daerh-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan sehingga
mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan.
Sebelum
dikalahkan dan kemudian dikuasai islam, di kawasan ini terdapat kantung-kantung
yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gothik. Kerajaan
ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan
islam. Setelah kekuasaan ini betul-betul sudah dikuasai, umat islam mulai
memusatkan perhatiannya untuk menaklukann Spanyol. Dengan demikian Afrika Utara
menjadi batu loncatan bagi kaum muslimin dalam penaklukan wilayah Spanyol.
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan islam yang dapat
dikatakan paling berjasa memimpin satuan pasukan ke wilayah tersebut. Mereka
adalah Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad, dan Musa bin Nushair.
Tharif dapat
disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyebrangi selat yang berada di
antara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang 500 orang di
antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang
disediakan oleh Julian, dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan
yang berarti. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang
tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dari kemelut yang
terjadi dalam tubuh kerajaan Visigoths yang memperoleh harta rampasan perang,
Musa bin Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000
orang di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad.
Dalam
penyerbuan ke Spanyol Thariq bin Ziyad lebih dikenal sebagai penakluk karena
pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukan itu kemudian
menyebrangi selat tempat di mana Thariq dan pasukannya mendarat untuk pertama
kali, yang kemudian dikenal dengan nama Gibraltar-Jabal Thariq, Bukit Thariq,
diambil dari namanya sendiri Thariq. Dikarenakan cemburu terhadap
kemenangan-kemenangan yang diraih letnannya yang tidak disangka sangat luar
biasa itu, Musa pun dengan tergesa-gesa berangkat ke Spanyol pada bulan Juni
712. Sambil memimpin pasukan tentara berjumlah 10.000 orang, semuanya terdiri
dari orang-orang Arab dan Arab-Syiria.
Gelombang
perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan khalifah Umar bin
Abdul Aziz tahun 99 H/717 M. Kali ini sasaran ditunjukan untuk menguasai daerah
sekitar pegunungan Pyneria dan Perancis Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan
kepada as-Samah, tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun
102 H. Sesudah itu masih juga terdapat penyerangan, seperti ke Avirignon tahun
734 M, ke Lyon tanggal 743 M, dan pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengan
Mallorca, Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus, dan sebagian dari Sicilia
juga jatuh ke tangan islam di zaman Bani Umayyah.
Gelombang kedua
terbesar dari penyerbuan kaum muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan
abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan menjangkau Prancis Tengah
dan bagian-bagian penting dari Italia. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di
tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan islam terakhir di sana, islam memainkan
peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari 7,5 abad.
Menurut Prof.
Dr. Hamka, kekuasaan islam di Spanyol itu dabagi kepada tiga masa berikut:
a.
Suatu provinsi dari kerajaan Bani Umayyah di Damaskus (Damsik)
diperintah oleh wakil khalifah yang dikirim ke sana, mulai tahun 93 H-38 H.
b.
Diperintah oleh para amir yang berdiri sendiri, terpisah dari
khalifah Bani Abbas di Baghdad, dimulai oleh Amir Abdurrahman Ad-Dakhlil pada
tahun 138 H-315 H.
c.
Abdurrahman An-Nashir memaklumkan dirinya menjadi khalifah di
Andalusia, yaitu mulai tahun 315 H-422 H.
Dalam kurun
waktu 7,5 abad islam Spanyol telah berkembang dengan pesatnya yang pada
gilirannya mampu membawa dampak yang sangat besar bagi dunia keilmuan dan
pengetahuan yang terjadi di Eropa pada umumnya. Selama islam berkuasa di
Spanyol, banyak terdapat penguasa negeri yang memerintah, diantaranya adalah:
a.
Amir-Amir Bani Umayyah
b.
Khalifah-khalifah Bani Umayyah
c.
Daulah Ziriyah di Granada
d.
Daulah Bani Hamud di Malaga
e.
Daulah Bani Daniyah
f.
Daulah Bani Najib dan Bani Hud di Saragosa
g.
Daulah Aniriyah di Valensia
h.
Daulah Bani Ubbad di Sevilla
i.
Daulah Bani Zin-Nun di Toledo
j.
Daulah Bani Ahmar di Spanyol.
Dunia islam di
Spanyol mengalami kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, semenjak
diperintah oleh para Amir keturunan Bani Umayyah yang berdiri sendiri terpisah
dari pemerintahan Bani Abbasiyah di Baghdad, di mulai dari Abdurrahman
Ad-Dakhil. Pada tahun 756 M, kekayaan pengetahuan dan intelektual di islam
Spanyol sangatlah besar pengaruhnya di Eropa, baik filsafat, sains, fiqh,
musik, kesenian, bahasa, sastra, maupun pembangunan fisik.
2.2. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Islam Mudah Masuk Spanyol
Kemenangan-kemenangan
yang dicapai umat islam tampak begitu mudah. Hal tersebut tidak dapat
dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan faktor internal yang menguntungkan.
Yang dimaksud faktor ksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam
negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang islam,
kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan yang
menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terbagi ke dalam beberapa negeri
kecil. Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika islam
masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal sewaktu
Spanyol berada di bawah kekuasaan Romawi, berkat kesuburan tanahnya, pertanian,
dan perdagangan, serta industri maju pesat. Akan tetapi, setelah Spanyol berada
di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan
masyarakat menurun
Buruknya kedaan
sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan
politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja
Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan islam. Awal kehancuran kerajaan
Goth adalah ketika Raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari Sevilla ke
Toledo, sementara witiza yang pada saat itu menjadi penguasa atas wilayah
Toledo, diberhentikan begitu saja. Keadaan ini memancing amarah dari Oppas dan
Achila (kakak dan anak Witiza). Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk
menghancurkan Roderick. Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum
muslimin. Sementara itu terjadi pula konflik antara Raja Roderick dengan Raja
Julian, mantan penguasa wilayah Septah. Julian juga bergabung dengan kaum
muslimin di Afrika Utara dan mendukung usaha umat islam untuk menguasai
Spanyol, Julian bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang digunakan oleh
Tharif, Thariq, dan Musa.
Hal
menguntungkan tentara islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri
dari para budak yang tertindas tidak lagi memiliki semangat perang. Sementara
itu, orang Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan
memberikan bantuan bagi perjuangan kaum muslimin. Sedangkan yang dimaksud
dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa,
beberapa tokoh pejuang dan para prajurit islam yang terlibat dalam penaklukan
wilyah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh yang kuat, cakap,
berani, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tidak kalah
pentingnya adalah ajaran islam yang ditunjukkan para tentara islam, yaitu
toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan
persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin menyebabkan kaum
muslimin menyambut kehadiran islam di wilayah tersebut.
2.3. Perkembangan
Islam Di Spanyol
Sejak pertama kali
islam menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga masa jatuhnya, islam memainkan
peran yang sangat besar. Islam di Spanyol telah berkuasa selama tujuh setengan
abad. Menurut Dr. Badri Yatim, sejarah panjang islam di Spanyol dibagi dalam
enam periode, yaitu:
a.
Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali
yang diangkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada
periode ini politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna. Karena
adanya gangguan dari dalam yaitu berupa perselisihan di antara penguasa elite.
Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus dan
gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Adapun gangguan yang datang
dari luar yaitu datangnya sisa-sisa musuh islam di Spanyol yang tinggal di
daerah pegunungan.
b.
Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini Spanyol berada di bawah pemerintahan khalifah
Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol,
tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil. Abdurrahman Ad-Dakhil
adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kerajaan Bani Abbasiyah
ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus.
Selanjutnya Ad-Dakhil berhasil mendirikan Dinastu Umayyah di Spanyol. Saat
periode ini, umat islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan baik dalam bidang
politik maupun peradaban. Abdurrahman Ad-Dakhil mendirikan Masjid Cordova dan
sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol.
c.
Periode Ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman
III yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya “raja-raja kelompok”. Pada
periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah. Pada
periode ini umat islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan
menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan
Universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku. Pada masa ini,
masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
d.
Periode Keempat (1013-1086)
Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara
kecil yang terpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol
terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja
golongan atau Al-Mulukuth Thawaif yang berpusat disuatu kota seperti
Sevilla, Cordova, Toledo, dan sebagainya. pada periode ini umat islam di
Spanyol kembali memasuki pertikaian intern. Ironisnya jika terjadi perang
saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan
kepada raja-raja kristen. Namun, walupun demikian, kehidupa intelektual terus
berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarajana dan sastrwn
untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lain.
e.
Periode kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Spanyol islam meskipun masih terpecah dalam
beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekusaan
Dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan Dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti
Murabithun pada mulanya adalah sebuah agama yang didirikan oleh Yusuf bin
Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062
M. Ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Dan
akhirnya dapat memasuki Spanyol dan menguasainya. Dalam perkembangan
selanjutnya, pada periode ini kekuasaan islam di Spanyol dipimpin oleh
penguasa-penguasa lemah sehingga mengakibatkan beberapa wilayah islam dikuasai
oleh kaum kristen. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa kristen dan
Sevilla jatuh pada tahun 1248 M. Hampir seluruh wilayah Spanyol islam lepas
dari penguasa islam.
f.
Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, islam hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti
Ahmar (1232-1492 M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman
Abdurrahman An-Nashi. Akan tetapi, sacara politik Dinasti ini hanya berkuasa di
wilayah yang kecil. Kekuasaan islam yang merupakan pertahanan terakhir di
Spanyol ini karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan.
Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang dengan ayahnya karena menunjuk
anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Ia memberontak dan
berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan
digantikan oleh Muhammad bin Sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta kepada
ferdinand dan Ishabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa kristen ini dapat
mengalahkan penguasa yang sah, dan abu Abdullah naik tahta.
Ferdinand dan Ishabella akhirnya mempersatukan dua kerajaan besar
kristen melalui perkawinan, dan akhirnya mereka menyerang balik terhadap
kekuatan Abu Abdullah. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan
penguasa kristen tersebut sehingga akhirnya kalah. Abu Abdullah akhirnya
menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Ishabella, sedangkan Abu Abdullah
hujrah ke Afrika Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan islam di Spanyol
pada tahun 1492 M. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat islam
di wilayah ini. Walaupun islam telah berjaya dan dapat berkuasa di Spanyol
selama hampir tujuh setengah abad lamanya.[4]
v Kemajuan Ilmu
Pengetahuan
Ketika umat islam berkuasa di Spanyol, umat islam banyak mengalami
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, bahkan kemajuan itu dapat dikatakan mampu
menyaingi kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang dan muju di
Baghdad. Dinamika intelektual berkembang secara cemerlang. Diilustrasikan oleh
H.G. Wells bahwa kecerdasan pihak Arab meloncat menelusuri dunia, bahkan lebih
cepat dan lebih dramatis dibanding dengan pihak Yunani pada masa seribu tahun
sebelumnya. Hitti mengatakan bahwa ketika Spanyol berada di bawah kekuasaan
islam hampir delapan abad, umat islam Spanyol mencatat satu-satunya lembaran
cemerlang dalam sejarah alam pikiran Eropa abad pertengahan. Beberapa bidang
ilmu pengetahuan yang patut dicatat kemajuannya pada era islam Spanyol, yaitu:
1.
Filsafat
2.
Sains
3.
Ilmu Agama
4.
Bahasa dan Sastra[5]
2.4. Kemajuan Peradaban Islam Di Spanyol
Kemajuan Islam di Spanyol sangat menonjol
dalam berbagai bidang, baik dalam bidang intelektual yang menyebabkan
kebangkitan eropa saat ini, bidang kebudayaan dalam ini bangunan fisik atau
arsitektur, maupun bidang-bidang lainya. Puncak kemajuan peradaban Islam di
Spanyol berdampak bagi kemajuan peradaban eropa.
1.
Kemajuan Intelektual
a.
Filsafat
Perkembangan filsafat
di Andalusia dimulai sejak abad ke-8 hingga abad ke-10. Manuskrip-manuskrip
Yunani telah diteliti dan diterjemahkan ke dalam bahasa arab. Pada masa
khalifah Abbasiyah, Al-Manshur (754-755 M) telah dimulai aktifitas penerjemahan
hingga masa khalifah Al-Makmun (813-833 M). Pada masanya banyak filsafat karya
Aristoteles yang diterjemahkan.
Tokoh utama dan
pertama dalam sejarah filsafat Arab Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad bin
As-Sayigh yang dikenal dengan Ibnu Bajjah. Masalah yang dikemukakannya bersifat
etis dan eskatologis. Magnum Opusnya adalah Tadbir Al-Mutawahhid. Tokoh utama
Kedua adalah Abu Bakr bin Thufail,
karyanya adalah Hayy bin Yaqzhan. Tokoh filsafat Islam Spanyol lainnya adalah
Ibnu Rusyd yang di eropa terkenal dengan Averros dari Cordova (1126-1198 M),
pengikut aliran Aristoteles.Disampingsebagaitokohfilsafat, iajugadikenalsebagaiulama’
fiqihpenulisbidayat al-mujtahid. Averrosjugamenulisbukukedokteran Al-Kulliyah
fi Ath-Thib.
b.
Sains
Sains yang terdiridariilmu-ilmukedokteran,
fisika, matematika, astronomi, kimia, botani, zoology, geologi,
ilmuobat-obatanjugaberkembangdenganabik. Dalambidangsejarahdangeorai, wilayah
Islam bagianbaratmelahirkanbanyakpemikirterkenal.
BeberapatokohsaindalambidangAstronomi,
yaitu Abbas bin Farnas, Ibrahim bin Yahya An-Naqqash, ibnu Safar, Al-Bitruji.
Dalambidangobat-obatan, antara lain Ahmad bin Iyasdari Cordova, ibnuJuljul,
IbnuHazm, Ibnu Abdurrahman bin Syuhaid. Adapundibidangkedokteran,
yaituUmmulHasanbintiAbiJa’far, seorangtokohdokterwanita. DalambidangGeografi,
yaituIbnuJubardari Valencia (1145-1228), IbnuBatuthahdari Tangier (1304-1377 M)
pengelilingduniasampaisamudraPasai (sumatra) danCina. SedangkanIbnuKhaldundari
Tunis adalahperumusfilsafatsejarah, penulisbukuMuqadimah.
c. Bahasa dan Sastra
Padamasa Islam di Spanyolbanyak yang
ahlidanmahirdalambahasa Arab, diantaranyaIbnuSayyidih, Muhammad bin Malik,
penarangAlfiyah (tatabahasa Arab), ibnukhuruf, , Ibnu Al Hajj, Abu Ali
Al-Isybili, Abu Al-hasan bin Usfurdan Abu hayyan Al Gharnathi.
Dalambidangsastrabanyakbermunculan,
seperti Al-Aqd Al FaridkaryaIbnuAbdRabbih, Adz-Dzakirah fi MahasinAhl Al
JazirahkaryaIbnuBassam, kitab Al-QalaidkaryaAlfath bin khaqandan lain-lain.
d. Music danKesenian
Music dankesenianpadamasa Islam di
Spanyolsangatmasyhur. Music
dansenibanyakmemperolehapresiasidariparatokohpenguasaistana. Tokohsenidan music
antara lain: Al-Hasan bin Nafi yang mendapatgelarZaryab.
Zaryabjugaterkenalsebagaipenciptalagu-lagu.
2. Bidangkeilmuankeagaman
a. Tafsir
Salah
satumusafir yang terkenaldari Andalusia adalah Al-QurtubiNamalengkapadalah Abu
Abdillah Muhammad in Ahma bin Abu Bakr bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji
Al-Andalusi (wafat 1273 M). adapunkaryanyadalambidangtafsiradalah Al-jam’I li
AhkamAlqur’an, kitabtafsirAl_qurtubi.
b. Fiqih
Dalambidangfiqih,
Spanyol Islam dikenalsbagaipusatpenganutmadzhabmaliki. Adapun yang
memperkanalkanmadzhabini
diSpanyoladalahZiyad bin AbdAr-Rahamn.
PerkembanaganselanjutnyaditentukanolehIbnuYahya yang menjadiqadhipadamasahisam
bin Abdurrahman. Para ahlifiqihlainnyaadalah Abu bakr bin al-quthiyah, muniz
bin sa’ad al-baluthi, ibnurusyd, penuliskitabbidyah al mujtahidwanihayah al-
muqtasidasysyarhibi, penulisbuku al munafaqat fi ushulasy- syari’ah
(ushulfiqih), danibnuHazm.
3. Kemajuandibidangarsitektur
Kemegaanbangunanfisik
Islam Spanyolsangatmaju, danmendapatperhatianumatdanpenuasa.
Umumnyabangunan-bangunan di Andalusia memilinilaiarsitekstur yang tinggi.
Jalan-jalansebagaiaalattansportasidibangun,
pasar-pasardibangununtukmemangunekonomi. Demikan pula, dam-dam, kanal-kanal,
saluranaiar, danjembatan-jembatan.
a. Cordova
Cordova
adalahibukotaSpanyolsebelum Islam yang kemadiandiambilaliholehdinastiumyah.
Kota cordovaolehpeguasamuslimdibangundandiperindah.
Jembatanbesardibangundiatassungai yang mengalair di tengahkta.
Taman-tamanuntukmenghisiibukotaSpanyol Islam itu.
Pohon-pohonyanmegahdiimpordariTimur. Diseputariukotaberdiriistana-satana yang
megah yang semakinmemmpercantikpemandangan.
Seiapistnmadantamandierinamatersendiridanpunaknyaterpancangistanadamsik. Diantarakebanggankotacordovalainnyaadalah
masjid cordova. Kota cordovamemiliki 491 masjid.
b. Granada
Granada
adalahtempatpertahananterakhirumatislam di Spanyol.
Disiniberkumpulsisa-sisakekuatan Arab danpemikirislam.
Posisicordovadiambilaliholeh Granada dmas-mas akhirkekuasaanislam di spanyol.
Arsitektur-arsitekturbanunannyaterkenaldiselutruheropa. Istana al-hambra yang
indahdanmegahadalahpusat da puncakketinggianarsitekturspanyolislam.
Kisahtentangkemajuanpembangunanfisikinimasihbisadiperpanjangdengankotadanistana
al Zahra, istana al gazrdanmenaragirilda.
c. Sevila
Kota seviladibangunpadamasapemerintahan al muwahidinsevilapernahmenjadiibukota
yang indahbersejarah. Semulakotainiadalahrawa-rawa.
Padamasaromawikotainibernamaromulaagusta, kemudiadiubahmenjadiAsibiliyah (sevila).
Sevilatelahberadadibawahkekuasaanislamselamalebihkurang 500 tahun. Salah
satubangunan masjid yang didirikanpadatahun.
2.5. Pengaruh Peradaban Spanyol Islam di Eropa
Pengaruh-pengaruh
peradaban islam, termasuk di dalamnya pemikiran Ibnu Rusyd ke Eropa berawal
dari banyaknya pemuda-pemuda kristen Eropa yang belajar di berbagai universitas
islam di Spanyol. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan
buku-buku karya ilmuwan muslim, Pusat penerjemahan buku adalah di Toledo.
Pengaruh ilmu pengetahuan islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad 12
M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali pusaka Yunani di Eropa pada abad
14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui
terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari yang kemudian diterjemahkan kembali
ke dalam Bahasa Latin.
Akan tetapi,
walaupun islamakhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat
kejam, namun ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Demikian juga
bahasa Arab telah berpengaruh besar di Eropa selama islam berada di Andalusia,
telah banyak nama-nama benda yang dikenal di Barat berasal dari bahasa Arab.
Karena lamanya islam di sana, tidak kurang dari 7000 kata-kata Spanyol yang
berasal dari bahasa Arab
Demikian besar
pengaruh peradaban Spanyol islam di Eropa. Bangsa Eropa maju dalam ilmu
pengetahuan dan peradaban dikarenakan mereka belajar kepada kaum muslimin
terutama melalui berbagai literatur da hasil karya kaum muslimin di Andalusia
Spanyol.
2.6. Transmisi Ilmu-ilmu Keislaman ke Eropa
Transmisi ilmu
pengetahuan islam mengalir ke Eropa melalui berbagai jalur. Jalur-jalur
tersebut adalah:
a.
Melalui Perang Salib
Perang salib yang terjadi dari tahun 1096-1273 M (489-666) adalah
perang antara umat kristen Eropa Barat ke tanah Timur khususnya Palestina yang
dikuasai daulah islam. Perang ini dinamakan perang Salib karena tentara kristen
memakai tanda Salib dalam peperangan tersebut. Dengan adanya Perang Salib ini
banyak membawa keuntungan bagi benua Eropa.
b.
Melalui Negeri Sicilia
Pada awal abad ke 8 M, banyak orang-orang Arab yang mencoba untuk
singgah di Sicilia, tetapi gaagl. Ini di mulai bersamaan dengan usaha masuk ke
Andalusia. Pada tahun 727 M, kekuatan tentara di bawah pimpina bisyr dan Safwan
telah mencapai Sicilia, semula ia penguasa di Maroko. Penyerangan ke Sicilia
kembali diusahakan pada tahun itu juga di bawah pimpinan Usman bin Abu Ubaida
dan di bawah pimpinan Mustari bin Haris meskipun keduanya gagal.
Di antara tokoh-tokoh yang mengembangkan ilmu Sicilia adalah:
1.
Hamzah al-Bashri
2.
Muhammad bin Khurasan
3.
Para dokter Sicilia antara lain Abu Sa’id bin Ibrahim, Abu Bakr
as-Siqili, Ibnu Abi Usaibia, Abu Abbas Ahmad bin Abdussalam.
4.
Masih banyak lagi yang bergerak dalam berbagai bidang, antara lain
dalam bidang bahasa dan sastra.
c.
Melalui Andalusia (Spanyol)
Peran Andalusia (Spanyol) sebagai wahana penyenrangan ilmu
pengetahuan ke Eropa tidak diragukan lagi.
Peran Gerard dari Cremona cukup besar dalam transfer ilmu
pengetahuan dari Andalusia ke Eropa, ini dikarenakan kecintaannya pada ilmu
pengetahuan. Ketika pertama kali tiba di Toledo, ia amat menyesal akan
kekurangan dan kemiskinan dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, ia mempelajari
bahasa Arab sehingga ia dapat mentransfer ilmu-ilmu dari bahasa Arab ke bahasa
Latin. Di andalusia sedikit demi sedikit umat islam kehilangan wilayah
kekuasaannya. Mula-mula kota toledo direbut oleh kristen pada tahun 1085 M,
hilanglah pusat sekolah tinggi dan pusat ilmu pengetahuan islam beserta segala
isinya yang terdiri dari perpustakaan beserta ilmuwan-ilmuwannya. Kemudian
Toledo menjadi pusat perkembangan ilmu-ilmu islam ke dunia barat. Peranan
Toledo bertambah lengkap setelah umat islam diusir dari Andalusia. Buku yang
tersisa dari kota-kota lain di Andalusia seperti Cordova, Sevilla, Malaka, dan Granada,
dapat mereka manfaatkan. Bagsa barat benci terhadap islam, akan tetapi haus
kepada ketinggian ilmu dan peradabannya.[6]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dinasti Umayyah
Timur berdiri pada tahun 661-750 M. Berdirinya Dinasti Umayyah tidak bisa dilepaskan
dari sosok Mua’wiyah ibn Abi Sufyan. Aspek positif yang terlihat dari
pemerintahan Mu’awiyah adalah meluasnya wilayah kekuasaan islam. Para khalifah
pada masa Dinasti Umayyah terdiri dari 14 khalifah. Kemajuan yang didapat pada
masa Dinasti Umayyah dalm bidang ekonomi, sosial, budaya, politik,
admistrasi, sangat pesat. Pada masa
Dinasti Umayyah Barat, di Spanyol tentara islam ingin melanjutkan ekspansi ke
daratan Eropa. Islam di Spanyol telah berkuasa selama tujuh setengan abad.
Ketika umat islam berkuasa di Spanyol, umat islam banyak mengalami kemajuan di
bidang ilmu pengetahuan.
B.
Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini,
semoga menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas dimengerti,
dan kurang lugas. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima
dihati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fu’adi Imam. 2012. Sejarah Perdaban Islam (Dirasah Islamiyah
II). Yogyakarta:
Penerbit Teras.
Fu’adi Imam. 2011. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta:
Penerbit Teras.
Amin Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:
Amzah.
PROFIL
PEMAKALAH
Nama : Dewi
Itsnaini
Nim: :
2014116011
Prodi: : Hukum
Ekonomi Syari’ah
Ttl: :
Pekalongan, 03 November 1997
No. Hp: :
085600409719
Nama : M. Alif
Septiansyah
Nim :
2014116012
Prodi : Hukum
Ekonomi Syariah
Ttl : Pati,
14 September 1998
No. Hp :
08971872949
Nama : Muhammad
Rofi’u Arzaq
Nim : 2014116016
Prodi : Hukum
Ekonomi Syariah
Ttl :
Pangkalan Bun,16 juli 1998
No. Hp :
0857123536786
Tidak ada komentar:
Posting Komentar