JARI DIRI MANUSIA
"Asal-usulManusia" (Q.S.
AL-Hijr 26-34)
Khoirul
Muttakin (2021114004)
Kelas
:B
TARBIYAH/PENDIDKAN
AGAMA ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur
marilah kita panjatkan kepada Allah SWT, atas nikmat dan Ridho-Nya. Penulis
dapat menyelesaikan tugasnya dalam pembuatan makalah tentang “asal-usul
manusia”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.,kepada keluarganya, para sahabatnya, beserta para
pengikutnya yang tetap setia dalam keimanan hingga akhir zaman yang telah
membawa manusia dari zaman jahiliyah
menuju alam yang berilmu sekarang ini.
Dalam penulisan makalah ini,
tentunya dapat tersusun bukan hanya dari usaha keras penulis semata, melainkan
berkat do’a dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak, antara lain:
1.
Kepada bapak dan ibu yang telah mendidik sejak kecil sampai sekarang.
2.
Bapak Muhammad ghufron, M.S.I selaku dosen mata kuliah tafsir tarbawi II
3.
Serta teman-teman yang telah mengarahkan penulis dalam menjalani studi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekuranagan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulus harapkan., agar dalam penulisan yang akan datang
penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Untuk itu, diharapkan dengan adanya kritik dan
saran dapat menjadi bahan evaluasi bagi kebaikan penulis kedepannya. Semoga
makalah ini dapat memberi manfaat, baik bagi pembaca maupun penulis pribadi.
Pekalongan, 11 Februari 2017
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latarbelakang
Di zaman yang modern ini banyak orang yang masih percaya dengan
teori evolusi dimana teori menjelaskan bahwa manusia masihmempunyai keturunan
dengan monyet. Padahal teori ini salah besar, beberapa ayat di dalam al-qur’an
yang menjelaskan tentang penciptaan manusia mengandung makna spiritual
mendalam. Juga menyiaratkan adanya transformasi-transformasi yang tampaknya
menunjukan perubahan-perubahan di dalam morfologi manusia.yan kemudian ini menguraikan
fenomena yang sepenuhnya bersifat material, yang terjadi di dalam berbagai fase
tapi selalu dalam susunan yang tepat. Campur tangan kehendak Allah, yang
mengatasi segalany, disebutkan bebrapa kali dalam ayat al-qur’an.
Meski demikian, jelas terdapat satu jurang yang sangat senjang di
antara konsep-konsep tentang manusia yang berasal dari kera dengan gagasan
transformasi-transformasi bentuk manusia
di sepanjang waktu. Amat penting untuk memahami dengan gamblang perbedaan
diantara keduanya; kalau tidak, ada resiko timbulnya kesalah pahaman tentang
makna yang dikaitkan kepada beberapa ayat Al-qur’an.[1]
Al-Qur’an juga membicarakan perkembangan kehidupan manusia secara
ilmiah. Allah SWT dengan kekuasaa-Nya bisa menciptakan makhluk cukup dengan
cara “kun fayakun”. Namun sebagai pembelajaraan kepada manusia, Allah SWT
menciptakan sesuatu juga dijelaskan proses-prosesnya. Di sini pula, manusia
harus sadar bahwa segala sesuatu ada proses-proses perkembangannya, tidak asal
jadi.
B.
Tema/judul : Asal-usul manusia
C.
Nash
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ
صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (٢٦) وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ
نَارِ السَّمُومِ (٢٧) وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ
بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (٢٨) فَإِذَا سَوَّيْتُهُ
وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (٢٩)فَسَجَدَ
الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ (٣٠)إِلا إِبْلِيسَ أَبَى أَنْ يَكُونَ مَعَ
السَّاجِدِينَ (٣١)قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلا تَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ
(٣٢) قَالَ لَمْ أَكُنْ لأسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ
مَسْنُونٍ (٣٣) قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ (٣٤)
Artinya:
26.
Dan sesungguhnya telah kami jadikan manusia dari tanah kering, dari tanah hitam
berubah bau.
27. dan
akan jin itu, kami jadikan dia lebih dahulu, dari api beracun.
28.
Dan (ingatlah) tatkala berkata Tuhan engkau kepada malaikat: sesungguhnya Aku hendak
menciptakan manusia dari tanah kering, dari tanah hitam berubah bau.
29.maka
apabila telah Aku sempurnakan dia, dan aku lupakan padanya Rohku, hendaklah kamu
tunduk kepada nya sujud.
30.
maka sujudlah malaikat itu sama sekali, bersama-sama.
31.
kecuali iblis, enggan dia akan ada bersama sekalian yang bersujud itu.
32.
Dia bertanya: Hai iblis! Mengapa engkau tidak turut bersama mereka yang
bersujud itu?
33. Dia
(iblis) menjawab :tidaklah aku hendak bersujud kepada manusia yang telah engkau
ciptakan dari tanah kering, dari tanah hitam berubah bau.
34.Diabersabda:keluarah
engkau dari dalamnya, karena sesungguhnya engkau adalah terkutuk.
D.
Mengapa penting untuk dibahas
-
Karena
didalam surat al-hijrayat 26-34 menjelaskan kepada kita tentang bagaimana asal usul
atau rentetan terjadinya manusia. Sehingga kita mengetahui asal-usul manusia,
karena tidak sedikit dari kita yang belum mengetahui asal-usul manusia. Atau masih
saja mempercayai dan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Darwin yang menganggap
bahwa manusia adalah keturunan dari kera atau monyet.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Teori
Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam
bahsa arab, yang berasal dari kata”nasiya” yang berarti lupa dan jika
dilihat dari kata dasar “al-uns” yang berarti jinak. Kata insan dipakai
untuk menyambut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya
manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. Manusia
dilihat dari keberadaannya sekaligus membedakannya secara nyata dengan makhluk
yang lain. Seperti dalam kenyataan makhluk yang berjalan diatas dua kaki, adalah
kemampuan berpikir dan hal tersebut yang menentukan hakikat manusia.[2]
Ada juga yang menilai bahwa manusia adalah sebagai homo
faber di mana manusia adalah hewan yang melakukan pekerjaan dan dapat gila
terhadap kerja dan menggunakan alat-alat serta menciptakannya. Manusia memang
sebagai makhluk yang aneh dikarenakan disatu pihak ia merupakan “makhluk
alami”, seperti binatang ia memerlukan alam untuk hidup. Di pihak lain ia
berhadapan dengan alam sebagai sesuatu yang asing ia harus menyesuaikan alam
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya.
2.
Tafsir
a.
Tafsir
al-maraghi
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ
صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
Sesungguhnya
kami telah menciptakan individu pertama dari jenis manusia dari tanah kering
yang apabila dilubangi akan berbunyi, berwarna hitam dan dibentuk dalam pola
agar menjadi kering, seperti batu-batu permata cair yang dicurahkan kedalam cetakan.
وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ
مِنْ نَارِ السَّمُومِ
Kami
menciptakan jenis jin ini sebelum penciptaan adam dari api angin yang sangat panas,
membakar dan membunuh siapapun yang dikenainya.
Diriwayatkan
dari Ibnu Mas’ud, api yang sangat panas ini adalah satu diantara tujuh puluh bagian
api yang sangat panas yang dari situ jin diciptakan.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ
إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (٢٨) فَإِذَا
سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (٢٩)فَسَجَدَ
الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ (٣٠)إِلا إِبْلِيسَ أَبَى أَنْ يَكُونَ مَعَ
السَّاجِدِينَ (٣١)قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلا تَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ
(٣٢) قَالَ لَمْ أَكُنْ لأسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ
مَسْنُونٍ
Hai rasul, ingatkanlah kepada kaummu, ketika Tuhan
kalian menyebut-nyebut bapak kalian, Adam kepada para malaikat sebelum menciptakannya,
memuliakannya, dengan menyuruh para malaikat supaya bersujud kepadanya, dan keenggangan
iblis musuhnya, diantara para malaikat karena dengki, membangkang, menyombongkan
dirinya dengan batil seraya berkata, “aku sekali-kali tidak akan sujud……”
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ
رَجِيمٌ
Allah
ta’ala memerintahkan kepada iblis perintah kauni (pasti terlaksana) yang
tidak bias dibantah untuk keluar dari kedudukannya, kedudukan makhluk tertinggi,
kemudian melemparkan dan mengusirnya, lalu mengutuknya.[3]
b.
Tafsir
ibnu katsier
Menurut
ibnu abbas, mujahid dan qatadah, bahwa yang dimaksud dengan kata “shalshal”
ialah tanahkering, sedang kata “masnun” berarti yang licin dan bersih, maka demikianlah
Allah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat yang kering yang berasal dari lumpur
yang hitam, berbentuk dan licin.
Allah
SWT, dalam firman-Nya ini menceritakan, bahwa Dia berfirman kepada para
malaikat memerintahkan mereka bersujud sebagai tanda hormat kepada manusia yang
diciptakan oleh-Nya dari tanah liat yang berasal dari lumpur kering yang
berbentuk. Maka bersujudlah mereka setelah disempurnakan penciptaan dan tiupkan
kedalamnya ruh dari sisi Allah. Hanya iblislah yang enggan bersujud memenuhi perintah
Allah. Ia beriri hati dan sombong merasa dirinya lebih tinggi dan lebih mulia dari
pada manusia yang diciptakan oleh Allah dari tanah, sedangkan dia sendiri dari api.
Ia berkata : “aku tidak akan besujud bagi manusia yang engkau ciptakan dari tanah.
Aku adalah lebih baik dari padanya, karena engkau telah menciptakan aku dari api”.
Allah berfirman kepada iblis yang tidak mematuhi perintah-Nya
bersujud kepada Adam,” keluarlah engkau dari surga…”[4]
c.
Tafsir
Al Azhar
Yang
sudah terang ialah bahwa asal usul kita ialah dari tanah. Dan tanah itulah akhirnya
yang diberi nyawa oleh tuhan.
Disini
diterangkan bahwa kejadiannya adalah dari api yaitu api beracun. Dengan ayat-ayat
ini dipertemukanlah diantara tiga makhluk Allah. Makhluk insane yang terjadi dari tanah, mahkluk iblis, yang
seasal dengan jin, terjadi dari api beracun dan makhluk malaikat. Dalam hal keghaiban,
samalah di antara iblis dengan malaikat, tetapi asal kejadiannya tidak sama. Iblis
dari api beracun, malaikat dari nur atau cahaya. Sedang diri manusia tadi mempunyai
gabungan di antaranya ghaib, zahir dan batin.
Maka timbullah
sifat-sifat buruk, ketakabburan, keenggangan
menjalankan perintah dan kedengkian pada diri yang berasal dari api beracun itu
dan timbullahmurka Allah.[5]
3. Aplikasi dalam kehidupan
Selalu melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh
Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Serta selalu Berlaku syukur dengan menjalankan
sholat dan beribadah lainnya guna membersihkan jiwa dan memperbolehkan dirinya hal-hal
yang banyak dari kebaikan, Agar terhindar dari api neraka.
4. Aspektarbawi
a. Nilai dan keutamaan manusia bukan dilihat dari sisi jasmaninya,
namun terletak pada ruhnya. Karena jasmani manusia berasal dari tanah.
b. Seorang mukmin, selain meyakini adanya makhluk yang kasat mata
juga meyakini keberadaan alam gaib seperti jin dan malaikat.
c. Manusia adalah makhluk yang terdiri dari dua dimensi, yaitu
dimensi material dan spiritual atau dimensi jasmani dan ruhani. Dengan
demikian, selain memiliki naluriah manusia juga memiliki sisi spiritual.
d. Orang yang enggan berada dalam barisan orang-orang yang menunaikan
shalat dan sujud bersama mereka, memiliki karakter setan.
e. Seorang mukmin tidak
mencari-cari alasan dan dalih ketika mendapat perintah ilahi,sehingga tidak
membangkang jika tidak mengetahui alasan perintah itu.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Didalam surat al-hijr:26-34 menjelaskan asal-usul
manusia yang berasal dari tanah kering,
dari tanah hitam berubah bau. Dan akan jin itu, kami jadikan dia lebih dahulu,
dari api beracun.
Beberapa ayat
di dalam al-qur’an yang menjelaskan tentang penciptaan manusia mengandung makna
spiritual mendalam. Juga menyiaratkan adanya transformasi-transformasi yang
tampaknya menunjukan perubahan-perubahan di dalam morfologi manusia.yan
kemudian ini menguraikan fenomena yang sepenuhnya bersifat material, yang
terjadi di dalam berbagai fase tapi selalu dalam susunan yang tepat. Campur
tangan kehendak Allah, yang mengatasi segalany, disebutkan bebrapa kali dalam
ayat al-qur’an.
Al-Qur’an juga membicarakan perkembangan kehidupan manusia secara
ilmiah. Allah SWT dengan kekuasaa-Nya bisa menciptakan makhluk cukup dengan
cara “kun fayakun”. Namun sebagai pembelajaraan kepada manusia, Allah SWT
menciptakan sesuatu juga dijelaskan proses-prosesnya. Di sini pula, manusia
harus sadar bahwa segala sesuatu ada proses-proses perkembangannya, tidak asal
jadi.
PROFIL
Nama : KhoirulMuttakin
Tempat,TanggalLahir : Pekalongan, 12 November 1996
Alamat : Ds.
Gejlig Dk. Gumiwang RT 12/RW 06
kec. Kajenkab.pekalongan
No. Hp :
0823-0006-1158
RiwayatPendidikan : SD N 01
GEJLIG
MTs MUHAMMADIYAH KAJEN
SMA PGRI 2 KAJEN
IAIN Pekalongan
PengalamanOrganisasi : 1. OSIS 2.
PRAMUKA
3. PKS 4. PMR
5. PK. IMM BUYA HAMKA
Status : Mahasiswa IAIN
Pekalongan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad ta’rifin, 2011, ilmu alamiah dasar,pekalongan:stainpress
Musfirotun yusuf, 2015, manusia & kebudayaan perspektif
islam, pekalongan: duta media utama
Mushtafa, Ahmad
Al-Maraghiy.1992.Terjemahan TafsirAl-Maraghi.Semarang:Tohaputra
Salimbahraeisy
said bahreisy, 1988,tafsiribnukatsier. surabaya: binailmu
Hamka,2004,
tafsir al-azhar. Jakarta: citraserumunpadi
[1]
Ahmad ta’rifin,
ilmu alamiah dasar,(pekalongan:stainpress,2011) hlm.95-97
[2]
Musfirotun
yusuf, manusia & kebudayaan perspektif islam, (pekalongan: duta
media utama, 2015)hlm.1
[3]ahmad Mustafa Al-maragi, tafsir
al-maraghi(Semarang:CVtohaputra, 1992)hlm. 28-36
[4]salimbahraeisy said bahreisy,tafsiribnukatsier(surabaya:
PT binailmu, 1988)hlm. 516-518
[5]hamka,tafsir al-azhar(Jakarta:PTcitraserumunpadi,
2004)hlm. 185-187
Tidak ada komentar:
Posting Komentar