Laman

new post

zzz

Senin, 20 Februari 2017

TT2 d2c Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah QS. Ar-Ruum ayat 21

Visi Misi Manusia
Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah
QS. Ar-Ruum ayat 21


Dian Ma’rifatul Qoidah
2021115050
Kelas : D

TARBIYAH / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN 
2017



KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW . Penulis bersyukur kepada Illahi Rabbi yang telah memberikan hidayah serta taufiq-Nya kepada penulis sehingga makalah yang bertema “Visi Misi Manusia” dengan Judul “Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah” guna memenuhi tugas tafsir tarbawi II, telah terselesaikan.
Sehubungan dengan ditugasinya penulis untuk mengulas materi mengenai “ Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah” yang sumbernya berasal dari tafsir QS. Ar-Ruum ayat 21, maka penulis mencoba menghimpun dan mengulas buku-buku yang berhubungan dengan tafsir QS. Ar-Ruum ayat 21 tersebut.
Tidak lupa ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moriil maupun materiil, terutama untuk orang tua, dosen, Yayasan  IAIN Pekalongan , serta teman-teman yang telah mendukung, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Uraian topik dalam makalah ini disusun secara sederhana, praktis dan sistematis sesuai dengan format yang telah ditentukan. adapun untuk penelusuran yang lebih jauh dan mendalam pembaca dapat mengadakan kajian pada buku buku rujukan yang telah disebutkan, dan buku lain yang dianggap berhubungan dengan pembahasan dalam makalah ini.
Kemudian kritik pembaca terhadap kekurangan makalah ini sangat diharapkan. semuanya penulis terima sebagai bahan perbaikan pembuatan makalah setelahnya. Akhirnya saran dari semua pihak akan penulis terima dengan baik, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya , dan penulis pada khususnya.

Pekalongan, Februari 2017
Penulis                       


BAB I
PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Keluarga dapat dikatakan sebagai suatu organisasi terkecil dalam suatu negara. Keluarga terbentuk pertama kali diawali dengan pernikahan seorang laki-laki dengan seorang perempuan. saat ini banyak muncul permasalahan yang terjadi dalam sebuah keluarga mulai dari perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, poligami maupun poliandri yang kesemuanya itu menyebabkan suatu kehancuran dalam sebuah keluarga. Tentunya kejadian tersebut terjadi karena beberapa alasan. Salah satu diantaranya karena hilangnya rasa cinta dan kasih sayang dalam hati sehingga menimbulkan rasa bosan itu sendiri.
Oleh karena itu makalah ini membahas mengenai “Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah” dengan maksud agar pembaca mampu memahami makna keluarga dan tujuan dari adanya pembentukan keluarga itu sendiri, sehingga mampu menghindarkan kepada permasalahan yang muncul seperti saat ini.
B.          Judul Makalah
Makalah Ini berjudul “Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah” yang mana keluarga yang demikian merupakan keluarga dambaan setiap insan. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia sangat membutuhkan kepada Cinta dan kasih sayang di dalam kehidupannya , karena cinta dan kasih sayang yang tulus mampu mewujudkan suatu ketenangan, kenyamanan dan ketentraman.
C.          Nash dan arti QS. Ar-Ruum ayat 21

ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷br& t,n=y{ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør& (#þqãZä3ó¡tFÏj9 $ygøŠs9Î) Ÿ@yèy_ur Nà6uZ÷t/ Zo¨Šuq¨B ºpyJômuur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbr㍩3xÿtGtƒ ÇËÊÈ  
Artinya : “ Dan setengah daripada tanda-tanda kebesaran-Nya bahwa Dia menciptakan untuk kamu dari dirimu sendiri akan isteri-isteri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa cinta dan kasih- sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (QS.Ar-Ruum: 21)

D.          Arti Penting Pengkajian Materi
Penulis membuat makalah yang berisi mengenai penafsiran QS. Ar-Ruum ayat 21 karena di dalamnya terdapat suatu pembelajaran yang amat penting yakni mengenai keluarga sakinah mawaddah warahmah. Membentuk suatu keluarga yang sakinnah mawaddah dan warahmah bukan suatu hal yang mudah , oleh karena itu agar mahasiswa mampu mengetahui apa makna dari keluarga sakinnah mawaddah warahmah dan mampu mengerti bagaimana cara membentuk keluarga ynag sakinnah mawaddah warahmah , diperlukan pengkajian Qs. Ar-Ruum ayat 21.
Selain hal penting diatas ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam QS.Ar-ruum ayat 21 sebagai berikut :
a.   Di dalam Qs. Ar-ruum ayat 21 menerangkan mengenai tujuan pernikahan      yang sesungguhnya
b.   Di dalam Qs. Ar-ruum ayat 21 menerangkan mengenai keluarga yang sakinah mawaddah warahmah akan memberikan ketentraman dalam hidup
c.   Di dalam Qs. Ar-ruum ayat 21 menerangkan mengenai salah satu bukti kebesaran dan kekuasaan Allah
d.   Di dalam penafsiran Qs. Ar-ruum ayat 21 dapat diketahui cara-cara membentuk keluarga yang sakinah mawaddah warahmah
e.   Dengan adanya pengetahuan yang tersebut di atas diharapkan kita mampu mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori
Ø Pengertian Keluarga Sakinnah Mawaddah Warahmah
Sakinah berasal dari bahasa Arab yakni sakana yang berarti diam/tenangnya sesuatu setelah bergejolak. Dari arti tersebut dapat diperoleh pengertian bahwa sakinah adalah ketentraman seseorang setelah kegelisahan yang dialaminya.[1]
Mawaddah berasal dari kata yang tersusun dari huruf m-w-d-d yang maknanya berkisar pada kelapangan dan kekosongan. Mawaddah adalah : kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Dia adalah cinta plus , Bukanlah yang mencintai hanya sekali hatinya kesal sehingga cintanya pudar bahkan putus tetapi yang bersemai dalam hati, mawaddah tidak lagi akan memutuskan hubungan , seperti yang bisa terjadi pada orang yang bercinta. Ini disebabkan karena hatinya begitu lapang dan kosong dari keburukan lahir dan batin. Begitu lebih kurang komentar Al-Biqa’i (1480 M) ketika menafsirkan mengenai mawaddah.[2]
Rahmah adalah kondisi psikologis yang muncul di dalam hati akibat menyaksikan ketidakberdayaan sehingga mendorong yang bersangkutan untuk memberdayakannya. Karena itu bersungguh-sungguh bahkan bersusah payah demi mendatangkan kebaikan bagi pasangannya serta menolak segala hal yang mengganggu dan mengeruhkannya.
Al-Qur’an menggarisbawahi hal ini dalam rangka jalinan pernikahan karena betapapun hebatnya seseorang, pasti ada juga unsur kelemahannya, begitupula lemahnya seseorang, pasti memiliki unsur kelebihan.[3]



1.           Penafsiran Ayat
a.      Tafsir Al Azhar
“ Dan setengah daripada tanda tanda kekuasaannya bahwa Dia ciptakan untuk kami dari dirimu sendiri isteri-isteri” (pangkalayat 21).[4]
Pangkal ayat ini boleh ditafsirkan menjadi dua penafsiran. Pertama, kita pakai tafsir yang terbiasa, yaitu : Insan pertama dimuka bumi ini adalah nenek-moyang manusia yang bernama Adam. Maka adalah riwayat yang tersebut dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan lain-lain bahwa tatkala Nabi Adam tidur, dicabutlah oleh Tuhan salah satu dari tulang rusuknya sebelah kiri, lalu dijelmakan menjadi seorang temannya yang akan menemaninya namun dalam wujud seorang perempuan, lalu keduanya dinikahkan.
Namun tidak salah pula jika kita menyimpang dari penafsiran yang telah terbiasa , jika kita lihat dalam artinya terdapat arti dengan bahasa “ Dia diciptakan untuk kamu” dan itu berlaku untuk seluruh manusia, bukan untuk satu orang nenek moyang saja.
Maka yang di perbahasakan “kamu” oleh Allah di ayat 21 ini dengan ucapan “Dia yang ciptakan untuk kamu” dari dirimu sendiri akan isteri-isteri. Ialah seruan kepada seluruh manusia, bahwa manusia itu sebagai manusia, sebagai cucu Adam yang pada hakikatnya adalah satu.
“Agar tenteramlah kamu kepadanya”[5]. Artinya : gelisahlah hidup jika hanya seorang diri karena kesepian, terpencil tidak berteman,  dengan demikian antara laki-laki dengan perempuan saling membutuhkan satu sama lain.
“Dan Dia jadikan diantara kamu cinta dan kasih-sayang”. Cinta dan kasih-sayang dengan sendirinya akan tumbuh. pertama sebab saling membutuhkan itu maka timbullah pernikahan dan akan lahir seorang anak dalam pernikahan tersebut.
Tentang Mawaddatan wa rohmah. cinta dan kasih-sayang yang tersebut dalam ayat itu, dapatlah kita tafsirkan bahwa mawaddatan itu dapat diartikan sebagai cinta. Namun, seiring berjalannya waktu maka bertambah pula umur dari masing-masing dan terkadang cinta itu semakin hilang karena perubahan fisik dan lain sebagainya, oleh karena itu di dalam suatu pernikahan itu tidak hanya membutuhkan mawaaddah, tetapi juga rahmah yakni : kasih sayang. kasih sayang lebih mendalam dari hanya sekadar cinta. Bertambah mereka tua maka bertambah pula kasih sayangnya.[6]

b.     Tafsir Al-Mishbah

ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷br& t,n=y{ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør& (#þqãZä3ó¡tFÏj9 $ygøŠs9Î) Ÿ@yèy_ur Nà6uZ÷t/ Zo¨Šuq¨B ºpyJômuur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbr㍩3xÿtGtƒ ÇËÊÈ  
Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Ayat Di atas menguraikan tentang perkembangbiakan manusia serta bukti kuasa dan rahmat dalam hal tersebut. Ayat diatas melanjutkan pembuktian bahwa : Dan juga diantara tanda tanda kekuasaanya adalah dia menciptakan untuk kamu secara khusus pasangan pasangan hidup suami atau istri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu tenang dan tentram serta cenderung kepadanya yakni kepada masing-masing pasangan itu, dan dijadikannya kamu mawaddah dan rahmat sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir tentang kuasa dan nikmat Allah.
Kata  اَنْفُسِكُمْ adalah bentuk jamak dari kata نَفْسٌ yang antara lain berarti jenis atau diri atau totalitas sesuatu. Pernyataan bahwa pasangan manusia diciptakan dari jenisnya menjadikan sementara ulama menyatakan bahwa Allah tidak membolehkan manusia menikahi selain jenisnya, dan bahwa jenisnya itu adalah yang merupakan pasangannya. Dengan demikian pernikahan antara lain jenis , atau pelampiasan nafsu melalui makhluk lain maka tidak dibenarkan oleh Allah.[7]
Kata تَسْكُن terambil dari kata سَكَنَ yaitu : diam, tenang setelah sebelumnya goncang dan sibuk. Dari sini rumah dinamai sakan karena dia tempat memperoleh ketenangan setelah sebelumnya si penghuni sibuk diluar rumah.
kata  اِلَيْهَاmerangkai kata لِتَسْكُن mengandung makna cenderumg , sehingga penggalan ayat diatas bermakna Allah menjadikan pasangan suami istri masing-masing agar merasakan ketenangan di samping pasangannya serta cenderung kepadanya
kata مَوَدَّة dan رَحْمَة.[8] Mawaddah adalah jalan menuju terabaikannya pengutamaan kenikmatan duniawi bahkan semua kenikmatan untuk siapa yang tertuju kepadanya mawadah itu, maka siapa yang memilikinya, dia tidak pernah akan memutuskan hubungan apapun yang terjadi.
Sementara ulama menjadikan tahap rahmat pada suami istri lahir bersama lahirnya anak, atau ketika pasangan suami istri berusia lanjut. tanda tanda tersebut dapat ditangkap bagi kaum yang berfikir.[9]
kata فِكْرٌ biasa digunakan dalam alquran dalam arti merenungkan hal-hal yang bersifat empiris atau terjangkau oleh panca indera. Ayat diatas di akhiri dengan yatafakkarun . Disini obyeknya jelas dapat dilihat dan dirasakan , tetapi untuk memahami tanda itu diperlukan pemikiran dan perenungan. Betapa tidak , ia terlihat sehari-hari sehingga boleh jadi anda yang tidak menyadari bahwa hal tersebut adalah berkat anugerah Allah.[10]




c.      Tafsir Al-Maraghi
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷br& t,n=y{ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør& (#þqãZä3ó¡tFÏj9 $ygøŠs9Î) Ÿ@yèy_ur Nà6uZ÷t/ Zo¨Šuq¨B ºpyJômuur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbr㍩3xÿtGtƒ ÇËÊÈ  
Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.(Qs. Ar-ruum :21)[11]
Di antara tanda tanda yang menunjukkan adanya hari berbangkit dan dikembalikannya kalian kepada-Nya, ialah bahwa Dia  menciptakan  bagi kalian isteri-isteri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian merasa tenteram dengannya, dan dia menciptakan diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang supaya kehidupan rumah tangga kalian dapat lestari dalam tatanan yang sempurna.
tbr㍩3xÿtGyƒ 5Qöqs)Ïj9 ;M»tƒUy t7Ï9ºsŒÎû ¨bÎ)    
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Sesungguhnya di dalam hal-hal yang telah lalu yaitu : penciptaan kalian dari tanah, diciptakannya isteri-isteri kalian dari diri kalian, dan dilestarikannya rasa cinta dan kasih sayang , terdapat pelajaran bagi orang yang memikirkan seluk-beluk semua kejadian itu yang didasari oleh hikmah-hikmah dan maslahat-maslahat. Maka semua itu tidaklah diciptakan sia-sia, akan tetapi diciptakan untuk berbagai tujuan. Hal ini perlu dipikirkan oleh setiap orang yang berakal dan bijaksana supaya ia dapat mencapai pengetahuan mengenainya secara hakiki.[12]
2.           Aplikasi dalam kehidupan
Qs. Ar-ruum ayat 21 didalamnya terkandung penjelasan mengenai keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Keluarga sakinah mawaddah warahmah tentunya diinginkan oleh banyak orang pada umumnya, untuk membentuk suatu keluarga yng demikian dibutuhkan keikhlasan dan ketulusan dari dalam hati seseorang. oleh karena itu dari isi Qs. Ar-ruum dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-sehari yakni sebagai berikut :
a.   Senantiasa berperilaku sesuai dengan syari’at ajaran agama islam agar mendapatkan keridloan Allah SWt
b.   Dalam membina suatu mahligai rumah tangga harus dengan disertai kasih sayang yang tulus ikhlas dari dalam hati
c.   Berusaha memilih pasangan yang memiliki akhlak yang sesuai dengan syari’at agama islam
d.   Selalu berusaha menumbuhkan cinta dan kasih sayang terhadap semua orang.

3.           Aspek Tarbawi
a.   Sebuah pernikahan yang baik adalah pernikahan yang di dalamnya terdapat  sakinah mawaddah dan warahmah
b.   Dalam membina sebuah keluarga hendaknya memiliki rasa cinta kasih dan sayang yang ikhlas karena Allah
c.   Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan supaya manusia merasakan ketentraman di dalam kehidupannya
d.   Sebagai manusia harus mensyukuri atas salah satu karunia Allah yang berupa cinta terhadap sesama manusia



BAB III
PENUTUP

A.          Simpulan
Keluarga merupakan unit terkecil dari sebuah negara. Keluarga di dapatkan dari sebuah pernikahan. Berbicara mengenai pernikahan tentunya banyak lika-liku yang harus dihadapi. oleh karena itu dibutuhkan suatu cinta yang amat tulus dari dalam hati seseorang.
Di dalam ajaran islam dikenal dengan istilah sakinah mawaddah warahmah. sakinah yakni ketentraman jiwa seseorang yang di dapat dalam sebuah keluarga, mawaddah merupakan cinta yang amat tulus dari dalam hati seseorang, dan rahmah merupakan kasih sayang. Dengan adanya ketiga unsur tersebut mampu menjadikan kehidu[pan yang bahagia.

B.          Daftar Pustaka
1.   Shihab, M. Quraish.2002.Wawasan Alqur’an.Jakarta: Al-Mizan
2.   Hamka. 2002.tafsir al azhar.Jakarta: pustaka panjimas
3.   Al-Maraghiy, Ahmad Musthofa. 1993. Tafsir Al-Maraghiy.Semarang: CV.Thoha Putra.
4.   Shihab , M.Quraish. 2006.Tafsir Al Mishbah.Jakarta: Lentera hati.













PROFIL PEMAKALAH
Dian Ma’rifatul Qoidah
TTL : Pekalongan, 13 april 1997
Alamat : Jajarwayang Bojong Pekalongan
Lulus dari MI YMI 02 Surabayan Wonopringgo , MTS Gondang Wonopringgo, MA Dr. Ibnu Mas’ud Wiradesa , dan sekarang masih menempuh  S1 Pendidikan Agama Islam di IAIN PEKALONGAN














[1] M. Quraish shihab, Wawasan Alqur’an,(Jakarta: Al-Mizan,2002)hlm. 192
[2] M.Quraish shihab...... hlm.208
[3] M.Quraish shihab.....hlm.209
[4] Hamka,tafsir al azhar,(jakarta:pustaka panjimas,2002)hlm.63
[5] Hamka,.... hlm.64
[6] Hamka,.... hlm.65
[7] M.Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah,(Jakarta: Lentera hati,2006) hlm. 34
[8] M.Quraish shihab,.... hlm.35
[9] M.Quraish shihab,....hlm.36
[10]M.Quraish shihab,....hlm.37.
[11] Ahmad Musthofa Al-Maraghiy, Tafsir Al-Maraghiy,( Semarang: CV.Thoha Putra,1993),  hlm.69
[12] Ahmad Musthofa Al-Maraghiy,.... hlm.70

Tidak ada komentar:

Posting Komentar