Visi Misi Manusia
Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah
QS. Ar-Ruum ayat 21
Dian Ma’rifatul Qoidah
2021115050
Kelas : D
TARBIYAH / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam
semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW . Penulis bersyukur kepada Illahi
Rabbi yang telah memberikan hidayah serta taufiq-Nya kepada penulis sehingga
makalah yang bertema “Visi Misi Manusia” dengan Judul “Keluarga Sakinah
Mawaddah Warahmah” guna memenuhi tugas tafsir tarbawi II, telah terselesaikan.
Sehubungan dengan ditugasinya penulis untuk mengulas materi mengenai
“ Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah” yang sumbernya berasal dari tafsir QS.
Ar-Ruum ayat 21, maka penulis mencoba menghimpun dan mengulas buku-buku yang
berhubungan dengan tafsir QS. Ar-Ruum ayat 21 tersebut.
Tidak
lupa ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moriil
maupun materiil, terutama untuk orang tua, dosen, Yayasan IAIN Pekalongan , serta teman-teman yang
telah mendukung, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Uraian topik dalam makalah ini disusun secara sederhana, praktis
dan sistematis sesuai dengan format yang telah ditentukan. adapun untuk
penelusuran yang lebih jauh dan mendalam pembaca dapat mengadakan kajian pada
buku buku rujukan yang telah disebutkan, dan buku lain yang dianggap berhubungan
dengan pembahasan dalam makalah ini.
Kemudian kritik pembaca terhadap kekurangan makalah ini sangat
diharapkan. semuanya penulis terima sebagai bahan perbaikan pembuatan makalah
setelahnya. Akhirnya saran dari semua pihak akan penulis terima dengan baik,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya , dan penulis
pada khususnya.
Pekalongan,
Februari 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keluarga dapat dikatakan sebagai suatu organisasi terkecil dalam
suatu negara. Keluarga terbentuk pertama kali diawali dengan pernikahan seorang
laki-laki dengan seorang perempuan. saat ini banyak muncul permasalahan yang
terjadi dalam sebuah keluarga mulai dari perselingkuhan, kekerasan dalam rumah
tangga, poligami maupun poliandri yang kesemuanya itu menyebabkan suatu kehancuran
dalam sebuah keluarga. Tentunya kejadian tersebut terjadi karena beberapa
alasan. Salah satu diantaranya karena hilangnya rasa cinta dan kasih sayang
dalam hati sehingga menimbulkan rasa bosan itu sendiri.
Oleh karena itu makalah ini membahas mengenai “Keluarga Sakinah,
Mawaddah, Warahmah” dengan maksud agar pembaca mampu memahami makna keluarga
dan tujuan dari adanya pembentukan keluarga itu sendiri, sehingga mampu
menghindarkan kepada permasalahan yang muncul seperti saat ini.
B.
Judul Makalah
Makalah Ini berjudul “Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah” yang mana
keluarga yang demikian merupakan keluarga dambaan setiap insan. Tidak dapat
dipungkiri bahwa manusia sangat membutuhkan kepada Cinta dan kasih sayang di
dalam kehidupannya , karena cinta dan kasih sayang yang tulus mampu mewujudkan
suatu ketenangan, kenyamanan dan ketentraman.
C.
Nash dan arti QS. Ar-Ruum ayat 21
ô`ÏBur
ÿ¾ÏmÏG»t#uä
÷br&
t,n=y{
/ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør&
(#þqãZä3ó¡tFÏj9 $ygøs9Î) @yèy_ur
Nà6uZ÷t/ Zo¨uq¨B
ºpyJômuur
4 ¨bÎ)
Îû y7Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbrã©3xÿtGt ÇËÊÈ
Artinya : “ Dan setengah daripada tanda-tanda kebesaran-Nya bahwa Dia
menciptakan untuk kamu dari dirimu sendiri akan isteri-isteri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa
cinta dan kasih- sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (QS.Ar-Ruum: 21)
D.
Arti Penting Pengkajian Materi
Penulis membuat makalah yang berisi mengenai penafsiran QS. Ar-Ruum
ayat 21 karena di dalamnya terdapat suatu pembelajaran yang amat penting yakni
mengenai keluarga sakinah mawaddah warahmah. Membentuk suatu keluarga yang
sakinnah mawaddah dan warahmah bukan suatu hal yang mudah , oleh karena itu
agar mahasiswa mampu mengetahui apa makna dari keluarga sakinnah mawaddah
warahmah dan mampu mengerti bagaimana cara membentuk keluarga ynag sakinnah
mawaddah warahmah , diperlukan pengkajian Qs. Ar-Ruum ayat 21.
Selain
hal penting diatas ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam QS.Ar-ruum ayat
21 sebagai berikut :
a.
Di dalam Qs. Ar-ruum ayat 21 menerangkan mengenai tujuan pernikahan
yang sesungguhnya
b.
Di dalam Qs. Ar-ruum ayat 21 menerangkan mengenai keluarga yang
sakinah mawaddah warahmah akan memberikan ketentraman dalam hidup
c.
Di dalam Qs. Ar-ruum ayat 21 menerangkan mengenai salah satu bukti
kebesaran dan kekuasaan Allah
d.
Di dalam penafsiran Qs. Ar-ruum ayat 21 dapat diketahui cara-cara membentuk
keluarga yang sakinah mawaddah warahmah
e.
Dengan adanya pengetahuan yang tersebut di atas diharapkan kita
mampu mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Ø Pengertian Keluarga
Sakinnah Mawaddah Warahmah
Sakinah berasal dari bahasa Arab yakni sakana yang berarti
diam/tenangnya sesuatu setelah bergejolak. Dari arti tersebut dapat diperoleh
pengertian bahwa sakinah adalah ketentraman seseorang setelah kegelisahan yang
dialaminya.[1]
Mawaddah berasal dari kata yang tersusun dari huruf m-w-d-d yang
maknanya berkisar pada kelapangan dan kekosongan. Mawaddah adalah : kelapangan
dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Dia adalah cinta plus , Bukanlah
yang mencintai hanya sekali hatinya kesal sehingga cintanya pudar bahkan putus
tetapi yang bersemai dalam hati, mawaddah tidak lagi akan memutuskan hubungan ,
seperti yang bisa terjadi pada orang yang bercinta. Ini disebabkan karena
hatinya begitu lapang dan kosong dari keburukan lahir dan batin. Begitu lebih
kurang komentar Al-Biqa’i (1480 M) ketika menafsirkan mengenai mawaddah.[2]
Rahmah adalah kondisi psikologis yang muncul di dalam hati akibat
menyaksikan ketidakberdayaan sehingga mendorong yang bersangkutan untuk
memberdayakannya. Karena itu bersungguh-sungguh bahkan bersusah payah demi
mendatangkan kebaikan bagi pasangannya serta menolak segala hal yang mengganggu
dan mengeruhkannya.
Al-Qur’an menggarisbawahi hal ini dalam rangka jalinan pernikahan
karena betapapun hebatnya seseorang, pasti ada juga unsur kelemahannya,
begitupula lemahnya seseorang, pasti memiliki unsur kelebihan.[3]
1.
Penafsiran Ayat
a.
Tafsir Al Azhar
“ Dan setengah daripada tanda tanda kekuasaannya bahwa Dia ciptakan
untuk kami dari dirimu sendiri isteri-isteri” (pangkalayat 21).[4]
Pangkal
ayat ini boleh ditafsirkan menjadi dua penafsiran. Pertama, kita pakai tafsir
yang terbiasa, yaitu : Insan pertama dimuka bumi ini adalah nenek-moyang
manusia yang bernama Adam. Maka adalah riwayat yang tersebut dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan lain-lain bahwa tatkala Nabi Adam tidur,
dicabutlah oleh Tuhan salah satu dari tulang rusuknya sebelah kiri, lalu
dijelmakan menjadi seorang temannya yang akan menemaninya namun dalam wujud
seorang perempuan, lalu keduanya dinikahkan.
Namun tidak salah pula jika kita menyimpang dari penafsiran yang
telah terbiasa , jika kita lihat dalam artinya terdapat arti dengan bahasa “
Dia diciptakan untuk kamu” dan itu berlaku untuk seluruh manusia, bukan untuk
satu orang nenek moyang saja.
Maka yang di perbahasakan “kamu” oleh Allah di ayat 21 ini dengan
ucapan “Dia yang ciptakan untuk kamu” dari dirimu sendiri akan isteri-isteri.
Ialah seruan kepada seluruh manusia, bahwa manusia itu sebagai manusia, sebagai
cucu Adam yang pada hakikatnya adalah satu.
“Agar tenteramlah kamu kepadanya”[5].
Artinya : gelisahlah hidup jika hanya seorang diri karena kesepian, terpencil
tidak berteman, dengan demikian antara
laki-laki dengan perempuan saling membutuhkan satu sama lain.
“Dan Dia jadikan diantara kamu cinta dan kasih-sayang”. Cinta dan
kasih-sayang dengan sendirinya akan tumbuh. pertama sebab saling membutuhkan
itu maka timbullah pernikahan dan akan lahir seorang anak dalam pernikahan
tersebut.
Tentang Mawaddatan wa rohmah. cinta dan kasih-sayang yang tersebut
dalam ayat itu, dapatlah kita tafsirkan bahwa mawaddatan itu dapat diartikan
sebagai cinta. Namun, seiring berjalannya waktu maka bertambah pula umur dari
masing-masing dan terkadang cinta itu semakin hilang karena perubahan fisik dan
lain sebagainya, oleh karena itu di dalam suatu pernikahan itu tidak hanya
membutuhkan mawaaddah, tetapi juga rahmah yakni : kasih sayang. kasih sayang
lebih mendalam dari hanya sekadar cinta. Bertambah mereka tua maka bertambah
pula kasih sayangnya.[6]
b.
Tafsir Al-Mishbah
ô`ÏBur
ÿ¾ÏmÏG»t#uä
÷br&
t,n=y{
/ä3s9
ô`ÏiB
öNä3Å¡àÿRr&
%[`ºurør&
(#þqãZä3ó¡tFÏj9
$ygøs9Î)
@yèy_ur
Nà6uZ÷t/
Zo¨uq¨B
ºpyJômuur
4
¨bÎ)
Îû
y7Ï9ºs
;M»tUy
5Qöqs)Ïj9
tbrã©3xÿtGt
ÇËÊÈ
Artinya
: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir.
Ayat Di atas menguraikan tentang perkembangbiakan manusia serta
bukti kuasa dan rahmat dalam hal tersebut. Ayat diatas melanjutkan pembuktian
bahwa : Dan juga diantara tanda tanda kekuasaanya adalah dia menciptakan untuk
kamu secara khusus pasangan pasangan hidup suami atau istri dari jenis kamu
sendiri, supaya kamu tenang dan tentram serta cenderung kepadanya yakni kepada
masing-masing pasangan itu, dan dijadikannya kamu mawaddah dan rahmat sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir
tentang kuasa dan nikmat Allah.
Kata اَنْفُسِكُمْ adalah bentuk jamak dari kata نَفْسٌ yang
antara lain berarti jenis atau diri atau totalitas sesuatu. Pernyataan bahwa
pasangan manusia diciptakan dari jenisnya menjadikan sementara ulama menyatakan
bahwa Allah tidak membolehkan manusia menikahi selain jenisnya, dan bahwa
jenisnya itu adalah yang merupakan pasangannya. Dengan demikian pernikahan
antara lain jenis , atau pelampiasan nafsu melalui makhluk lain maka tidak
dibenarkan oleh Allah.[7]
Kata تَسْكُن
terambil dari kata سَكَنَ
yaitu : diam, tenang setelah sebelumnya goncang dan sibuk. Dari sini rumah
dinamai sakan karena dia tempat memperoleh ketenangan setelah sebelumnya si
penghuni sibuk diluar rumah.
kata اِلَيْهَاmerangkai kata لِتَسْكُن mengandung makna cenderumg , sehingga
penggalan ayat diatas bermakna Allah menjadikan pasangan suami istri
masing-masing agar merasakan ketenangan di samping pasangannya serta cenderung
kepadanya
kata مَوَدَّة
dan رَحْمَة.[8]
Mawaddah adalah jalan menuju terabaikannya pengutamaan kenikmatan duniawi
bahkan semua kenikmatan untuk siapa yang tertuju kepadanya mawadah itu, maka
siapa yang memilikinya, dia tidak pernah akan memutuskan hubungan apapun yang
terjadi.
Sementara ulama menjadikan tahap rahmat pada suami istri lahir
bersama lahirnya anak, atau ketika pasangan suami istri berusia lanjut. tanda
tanda tersebut dapat ditangkap bagi kaum yang berfikir.[9]
kata فِكْرٌ
biasa digunakan dalam alquran dalam arti merenungkan hal-hal yang bersifat
empiris atau terjangkau oleh panca indera. Ayat diatas di akhiri dengan
yatafakkarun . Disini obyeknya jelas dapat dilihat dan dirasakan , tetapi untuk
memahami tanda itu diperlukan pemikiran dan perenungan. Betapa tidak , ia
terlihat sehari-hari sehingga boleh jadi anda yang tidak menyadari bahwa hal
tersebut adalah berkat anugerah Allah.[10]
c.
Tafsir Al-Maraghi
ô`ÏBur
ÿ¾ÏmÏG»t#uä
÷br&
t,n=y{
/ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør&
(#þqãZä3ó¡tFÏj9 $ygøs9Î) @yèy_ur
Nà6uZ÷t/ Zo¨uq¨B
ºpyJômuur
4 ¨bÎ)
Îû y7Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbrã©3xÿtGt
ÇËÊÈ
Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir.(Qs. Ar-ruum :21)[11]
Di antara tanda tanda yang menunjukkan adanya hari berbangkit dan
dikembalikannya kalian kepada-Nya, ialah bahwa Dia menciptakan
bagi kalian isteri-isteri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian
merasa tenteram dengannya, dan dia menciptakan diantara kalian rasa cinta dan
kasih sayang supaya kehidupan rumah tangga kalian dapat lestari dalam tatanan
yang sempurna.
tbrã©3xÿtGy
5Qöqs)Ïj9
;M»tUy t7Ï9ºsÎû
¨bÎ)
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Sesungguhnya di dalam hal-hal yang telah lalu yaitu : penciptaan
kalian dari tanah, diciptakannya isteri-isteri kalian dari diri kalian, dan
dilestarikannya rasa cinta dan kasih sayang , terdapat pelajaran bagi orang
yang memikirkan seluk-beluk semua kejadian itu yang didasari oleh hikmah-hikmah
dan maslahat-maslahat. Maka semua itu tidaklah diciptakan sia-sia, akan tetapi
diciptakan untuk berbagai tujuan. Hal ini perlu dipikirkan oleh setiap orang
yang berakal dan bijaksana supaya ia dapat mencapai pengetahuan mengenainya
secara hakiki.[12]
2.
Aplikasi dalam kehidupan
Qs. Ar-ruum ayat 21 didalamnya terkandung penjelasan mengenai
keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Keluarga sakinah mawaddah warahmah
tentunya diinginkan oleh banyak orang pada umumnya, untuk membentuk suatu
keluarga yng demikian dibutuhkan keikhlasan dan ketulusan dari dalam hati
seseorang. oleh karena itu dari isi Qs. Ar-ruum dapat di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-sehari yakni sebagai berikut :
a.
Senantiasa berperilaku sesuai dengan syari’at ajaran agama islam
agar mendapatkan keridloan Allah SWt
b.
Dalam membina suatu mahligai rumah tangga harus dengan disertai
kasih sayang yang tulus ikhlas dari dalam hati
c.
Berusaha memilih pasangan yang memiliki akhlak yang sesuai dengan
syari’at agama islam
d.
Selalu berusaha menumbuhkan cinta dan kasih sayang terhadap semua
orang.
3.
Aspek Tarbawi
a.
Sebuah pernikahan yang baik adalah pernikahan yang di dalamnya
terdapat sakinah mawaddah dan warahmah
b.
Dalam membina sebuah keluarga hendaknya memiliki rasa cinta kasih
dan sayang yang ikhlas karena Allah
c.
Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan supaya manusia
merasakan ketentraman di dalam kehidupannya
d.
Sebagai manusia harus mensyukuri atas salah satu karunia Allah yang
berupa cinta terhadap sesama manusia
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Keluarga merupakan unit terkecil dari sebuah negara. Keluarga di
dapatkan dari sebuah pernikahan. Berbicara mengenai pernikahan tentunya banyak
lika-liku yang harus dihadapi. oleh karena itu dibutuhkan suatu cinta yang amat
tulus dari dalam hati seseorang.
Di dalam ajaran islam dikenal dengan istilah sakinah mawaddah
warahmah. sakinah yakni ketentraman jiwa seseorang yang di dapat dalam sebuah
keluarga, mawaddah merupakan cinta yang amat tulus dari dalam hati seseorang,
dan rahmah merupakan kasih sayang. Dengan adanya ketiga unsur tersebut mampu
menjadikan kehidu[pan yang bahagia.
B.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M. Quraish.2002.Wawasan Alqur’an.Jakarta: Al-Mizan
2.
Hamka. 2002.tafsir al azhar.Jakarta: pustaka panjimas
3.
Al-Maraghiy, Ahmad Musthofa. 1993. Tafsir Al-Maraghiy.Semarang:
CV.Thoha Putra.
4.
Shihab , M.Quraish. 2006.Tafsir
Al Mishbah.Jakarta: Lentera hati.
Dian Ma’rifatul
Qoidah
TTL : Pekalongan, 13 april 1997
Alamat : Jajarwayang Bojong Pekalongan
Lulus
dari MI YMI 02 Surabayan Wonopringgo , MTS Gondang Wonopringgo, MA Dr. Ibnu
Mas’ud Wiradesa , dan sekarang masih menempuh
S1 Pendidikan Agama Islam di IAIN PEKALONGAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar