Anjuran Beramal Shalih
Penuhilah Seruan Allah dan Rasul-Nya (QS.
Al-Anfaal, 8: 24)
Amad Fatoni (2021115142)
Kelas C
FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil‘alamin segala puji dan
syukur saya panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini, namun penulis menyadari makalah ini belum dapat
dikatakan sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat
serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita semua habibana
wanabiana Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan
mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Tafsir Tarbawi II, dalam makalah ini penulis membahas mengenai
“Penuhilah Seruan Allah dan Rasul-Nya (QS. Al-Anfaal, 8: 24)” dengan makalah
ini penulis mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
1. Kepada Dosen Mata Kuliah Tafsir
Tarbawi II Ghufron Dimyati, M.S.I yang telah membimbing dan mengarahkan penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Kepada orang tua kami yang telah
memberikan motivasi dan dukungan kepada kami baik secara moral maupun material.
3. Kepada teman-teman yang telah memberi
dorongan dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian, harapan saya semoga hasil pengkajian
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan menambah referensi yang baru
sekaligus ilmu pengetahuan yang baru pula. Amiin
Pekalongan, Maret 2017
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I :PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan
Masalah....................................................................................1
C.Tujuan.......................................................................................................2
D.Metode Pemecahan
Masalah....................................................................2
E.Sistem Penulisan Masalah.........................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A.Surat Al-Anfal
ayat
24..............................................................................3
B.Pengertian secara umum surat
Al-Anfal ayat 24......................................3
C.Penjelasan surat Al-Anfal
ayat 24 ...........................................................4
D.Aplikasi dalam kehidupan sehari
hari......................................................8
E.Aspek
Tarbawi..........................................................................................8
BAB III : PENUTUP
A.Simpulan 10
B.Saran.......................................................................................................10
C.Biodata Penulis.......................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ayat 24 Surah Al Anfal ini telah memberikan
suatu konsep mengenai arti ‘hayat/hidup’ yang sebenar dalam Islam. Rasulullah
s.a.w selaku utusan Allah, telah menyeru orang-orang beriman supaya menyambut
seruan Allah dan Rasul NYA. Seruan yang mengajak mereka supaya menjalani erti
‘hidup’ yang sebenar. Hidup manusia sangatlah bererti memandangkan kemuncak
hidup yang sejati ialah dengan makrifat Allah (mengenal Allah). Mengenal bahawa
sifat ubudiyyah seorang Muslim mestilah dipersembahkan hanya kepada Allah. Kehidupan
seorang Muslim amatlah mulia jika ianya berlunaskan Syariat Allah. Hal ini
kerana, syariat itu diturunkan oleh Allah, Tuhan yang Maha Besar, Maha
Bijaksana, Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk makhluk ciptaanNYA.
Tentu sekali, ianya jauh lebih sempurna dan
sesuai jika dibandingkan dengan mana-mana peraturan atau undang-undang ciptaan
manusia. Jadi sebagai suatu pandangan umum, yang manakah lebih mulia dan
bermakna hidupnya, Muslim yang hidup dibawah naungan syariat Allah (Tuhan
sekalian Alam) cuma kini pada pandangan manusian, nilaian pangkat dan harta itu
amatlah besar, sehinggakan sanggup melupakan hala tuju sebenar mereka sebagai
hamba Allah. Semua insan disisi Allah adalah sama, berdiri di sebuah saf yang
lurus, tanpa mengira darjat ataupun kekayaan, sujud menyembah yang Esa.[1]
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka
pembahasan makalah ini akan difokuskan pada masalah-masalah sebagai berikut:
1. Surat Al-Anfal ayat 24
2. Pengertian secara umum
surat Al-Anfal ayat 24 :
3. Penjelasan surat
Al-Anfal ayat 24
4. Aspek Tarbawi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surat Al-Anfal ayat 24
:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا
لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ
يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ (٢٤)
24. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan
Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi
kehidupan kepada kamu[605], ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi
antara manusia dan hatinya[606] dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
[605]
Maksudnya: menyeru kamu berperang untuk meninggikan kalimat Allah yang dapat
membinasakan musuh serta menghidupkan Islam dan muslimin. juga berarti menyeru
kamu kepada iman, petunjuk Jihad dan segala yang ada hubungannya dengan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
[606]
Maksudnya: Allah-lah yang menguasai hati manusia.
B. Pengertian secara umum
surat Al-Anfal ayat 24 :
Setelah Allah menerangkan
tentang kewajiban mematuhi Rasul saw. Dan pantang mundur dalam perjuangan, maka
dilanjutkan dengan perintah supaya memenuhi rasul apabila ia mengajak kaum
mukminin seluruhnya untuk mengikuti petunjuk agama dan hukum-hukumnya. Karena
dengan memenuhi seruan Rasulitu, maka akan sempurnalah fitrah dan kebahagiaan
manusia di dunia dan akhirat.
Imam al-Bukhari berkata: istajiibuu
(“Penuhilah,”) sambutlah. Limaa yuhyiikum (“Kepada sesuatu
yang member kehidupan
kepadamu.”) Berarti: limaa yushlihuukum (segala hal yang membawa
maslahat bagi kalian).”
Telah
menceritakan kepadaku Ishaq, telah menceritakan kepada kami Rauh, dari Abi
Sa’ad bin al-Ma’la, ia berkata: “Aku sedang shalat, lalu Rasulullah saw. lewat,
beliau memanggilku, lalu aku tidak mendatanginya sehingga aku selesai shalat,
kemudian aku mendatangi beliau, lalu beliau bersabda: “Apa yang menghalangimu
untuk datang kepadaku?” Bukankah Allah swt, telah berfirman: yaa ayyuHal
ladziina aamanus tajiibuu lillaaHi wa lir rasuuli idzaa da’aakum limaa
yuhyiikum (“Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul,
apabila Rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu.”)
C. Penjelasan surat
Al-Anfal ayat 24 :
a)
Tafsir Jalalain
(Hai
orang-orang yang beriman penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul) dengan taat-
(Apabila Rasul menyeru kamu pada suatu yang
member kehidupan kepada kalian) berupa perkara Agama, sebab perkara Agama
merupakan penyebab bagi kehidupan yang kekal- (dan ketahuilah kalian oleh
kalian bahwa sesungguhnya Allah mendinding antara manusia dan hatinya) maka ia
tidak dapat beriman atau kafir melainkan berdasarkan kehendak Allah- ( dan
sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan) Allah akan membalas semua
amal perbuatan kalian.
Allah mengulangi panggilan-Nya
di sini dengan kata-kata “ orang-orang beriman “ supaya mereka makin giat
memperhatikan apa yang bakal dia sampaikan sesugah itu, baik berupa perintah
maupun larangan. Juga sebagai isyarat, bahwa kaum mukminin benar-benar berhasil
melakukan apa yang wajib mereka penuhi yaitu iman.[2]
b)
Tafsir al Azhar
Di ayat terdahulu tadi kita
disuruh taat, maka di ayat ini kita disuruh menyambut seruan, menampung segala
perintah. Menyambut adalah lebih aktif dari taat. Sehingga bukan semata menurut
saja bahkan bergiat dan bangun, berusaha sendiri menjemput perintah itu dan
menjunjung tingginya. Oleh sebab itu bukan Allah saja yang mendekati kita,
kitalah yang harus lebih giat lagi hendaknya mendekatiNya. Sebab segala
perintah yang di turunkan oleh Allah kepada kita ialah untuk membuat supaya
kita hidup.
Kadang-kadang ada orang yang
berusia sampai seratus tahun, tapi kehidupanya kosong, sama dengan mati.
Sebaliknya ada orang yang tewas karena mempertahankan nilai hidup, maka
hiduplah dia berpuluh bahkan beratus tahun, walaupun badanya telah hancur di
dalam tanah.
Sebab itu maka sediakanlah
diri selalu melaksanakan seruan Allah, agar hidup berarti. Dengan keinsafan
bahwa g mengatur kehidupan kita itu pada hakikatnya ialah Allah sendiri.
Buatlah perogram dalam hidup, tetapi hendaklah serahkan diri dan tawakal kepada
Allah. Sehingga walaupun yang dituju oleh hati kita semula dibelokkan Allah
kepada yang lain, kemanapun dibelokkan Allah , kita tidak merasa canggung. Sebab
segala tempat adalah baik , kalau Allah yang menentukan. Lalu berdoa, mengharap
selalu agar dipilihkanNya tempat yang diridhoiNya.
Akhirnya, dengan tenang,
perbandingkanlah ayat 24 ini, ayat seruan Allah dan Rasul, agar kita mencapai
hidup yang sejati, hidup yang bahagia dan bernilai tinggilantaran memegang
teguh ajaran islam, perbandingkanlah dia dengan ayat-ayat sebelumnya di atas
tadi. Yaitu ayat 20 yang memberi ingat orang yang beriman agar taat kepada
Allah dan RasulNya, jangan berpaling ke tempat lain, dan seruan Allah dan
RasulNya tidak diperdulikan dan tidak didengarkan. Itu adalah bahaya besar. Dan
ingat lagi kebohongan hidup yang wajib dihindari,yang tersebut di ayat 21 ,
yaitu mengakui mendengar, padahal tidak didengar.
Dan ayat 21 memperingatkan bahwa binatang
melata yang sejahat-jahatnyalah kiranya orang yang memekakan telinganya,
tersumbat dan tidak mau mendengar , dan orang yang membisu, yang tidak mau
menyatakan apa yang ada di hatinya , karena merasa dirinya telah benar selalu.
Ketiga ayat sebelumnya ini menggambarkan hidup yang celaka. Setelah itu baru
datang ayat 24 ini yang menyuruh melepaskan sikap jiwa yang membeku , membatu,
lalu masuk kedalam kelompok yang diridhoi Allah, menuntut hidup yang sejati. [3]
c)
Tafsir Al- Maraghi
Sesunggunya Rasul menyeru
kalian dengan perintah Tuhannya, supaya melaksanakan apa yang memberimu
kehidupan ruhani, seperti tentang pengetahuan tentang sunah-sunah Allah pada
makhluk-Nya, hikmah dan keutamaan yang mengangkat derajat jiwa manusia dan
meningkatkannya ke tingkat-tingkat kesempurnaan, sehingga memperoleh kedudukan
yang dekat disisi Tuhan dan mendapat ridho-Nya di akhirat kelak.Patuh kepada
Rasul saw. Adalah wajib hukumnya, baik semasa beliau hidup maupun sudah
wafatnya, dalam segala hal yang diketahui bahwa beliau menyerukan secara umum,
baik mengenai perkara-perkara agama yang oleh karenanya Allah mengutus dia,
seperti keterangan Rasul tentang cara sholat atau bilangan rakaatnya, baik
dengan perkataan atau perbuatan beliau.
Ayat ini
menyeru manusia agar dapat melaksanakan kehidupan yang lebih jauh dari sekedar
kehidupan binatang. Yaitu, suatu kehidupan yang menjadi dasar berkembangnya
pemikiran, akal dan spiritual manusia.
Sedang untuk bisa mencapai kehidupan ini
manusia hendaknya dengan lapang dada menerima seruan Allah Swt dan Rasul-Nya.
Karena seruan
itu mengandung ajaran-ajaran yang berguna bagi kehidupan mereka, seperti
mengetahui hukum-hukum Allah yang diberikan kepada makhluk-Nya, suri teladan
hidup yang dapat dijadikan contoh dan pelajaran yang utama untuk meningkatkan
nilai-nilai kemanusiaan serta mengangkat kehidupan mereka kepada martabat yang
sempurna, sehingga mereka dapat menempuh jalan lurus yang mendekatkan diri
kepada Tuhan. Akhirnya mereka akan hidup di bawah keridaan Allah; di dunia
mereka akan berbahagia dan di akhirat akan mendapat surga. [4]
Di dalam ayat lain perintah mengikuti Rasul itu
disertai dengan perintah memegang teguh-teguh. Allah berfirman:QS Al-Baqarah:93
خُذُوامَاآتَيْنَاكُمْبِقُوَّةٍوَاسْمَعُوا
Artinya:
Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah.
Menaati Rasul hukumnya wajib, baik di waktu beliau hidup maupun setelah wafatnya. Menaati Rasul ialah menaati segala macam perintahnya dan menjauhi larangannya. Memerintahkan kepada kaum Muslimin agar mereka betul-betul mengetahui bahwa Allah mendinding antara manusia dan hatinya mengandung Bahwa Allah swt. menguasai hati seseorang, maka Allahlah yang menentukan kecenderungan hati itu menurut kehendak-Nya.
Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah.
Menaati Rasul hukumnya wajib, baik di waktu beliau hidup maupun setelah wafatnya. Menaati Rasul ialah menaati segala macam perintahnya dan menjauhi larangannya. Memerintahkan kepada kaum Muslimin agar mereka betul-betul mengetahui bahwa Allah mendinding antara manusia dan hatinya mengandung Bahwa Allah swt. menguasai hati seseorang, maka Allahlah yang menentukan kecenderungan hati itu menurut kehendak-Nya.
Bahwa Allah
swt. menyuruh hambanya untuk bersegera menaati Allah sebelum terlepasnya jiwa,
tetapi mereka tidak mempedulikan perintah itu. Ini berarti bahwa Allah
mematikan hatinya hingga hilanglah kesempatan yang baik itu. Hilangnya
kesempatan ini ialah hilangnya kesempatan seseorang untuk melakukan amal yang
baik dan usaha untuk mengobati hati dengan bermacam penawar jiwa sehingga
jiwanya menjadi sehat sesuai dengan kehendak Allah. Kata-kata mendinding adalah
merupakan kata persamaan yang digunakan untuk pengertian mati, karena hati
itulah biasanya yang dapat memahami sesuatu, maka apabila dikatakan hati
seseorang telah mati berarti hilanglah kesempatan seseorang untuk memanfaatkan
ilmu pengetahuannya. [5]
D. Aplikasi dalam kehidupan sehari hari
Allah memperingatkan agar seseorang tidak
menolak seruan Allah dan Rasul-Nya dengan firman-Nya, Dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya. Oleh karena itu,
berhati-hatilah jangan sampai menolak perintah Allah ketika datang, sehingga
diadakan penghalang antara seseorang dengan hatinya apabila seseorang
menginginkan sesuatu setelah itu, hatinya pun bercerai berai karena Allah
membatasi seseorang dengan hatinya. Dia membolak-balikkan hati sesuai yang Dia
kehendaki.
Oleh karena itu, hendaknya seoarang hamba
banyak berdoa. Yaa muqallibal quluub tsabit qalbii alaa diinikân (Wahai Allah
yang membola-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.) Maksudnya
Allah-lah yang menguasai hati manusia, sehingga seseorang tidak mampu beriman
atau berbuat kufur melainkan dengan iradah (kehendak)-Nya.
E. Aspek Tarbawi
1. Bahwa orang yang taat
dan tekun sekalipun, tetap tidak boleh merasa aman dari ancaman siksa Allah
Karena bisa saja dia kemudian bangga dengan ketaatannya itu, lalu menyombongkan
diri.
2. Orang yang tidak putus
asa dari rahmat Allah akan terhindar dari siksa Allah.
3. Kejakanlah sunah dan
kewajiban dari Allah dan Nabi mu.
4. Janganlah sombong
dengan apa yang telah diraih.
5. Kehidupan manusia yang sebenarnya
hendaknya mengikuti gerak langkah ajaran-ajaran para nabi, karena tanpa melalui
jalan tersebut manusia telah mati, sekalipun mereka minum air dan makan nasi
bahkan bergerak ke sana dan ke mari.
6. Sebelumnya Allah Swt menjadikan
penghalang di antara kami dan hati kami, sedang kematian kami telah tiba dan
kamipun telah menerima kebenaran, karena kami senantiasa memikirkan kehidupan
abadi.[6]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di surat Al Anfal ayat 24
menyeru kamu berperang untuk meninggikan
kalimat Allah yang dapat membinasakan musuh
serta menghidupkan Islam
dan muslimin. berarti menyeru kamu
kepada iman, petunjuk
Jihad dan segala
yang ada hubungannya
dengan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Maksudnya Rasul menyeru kalian
dengan perintah Tuhannya, supaya melaksanakan apa yang memberimu kehidupan
ruhani, seperti tentang pengetahuan tentang sunah-sunah Allah pada makhluk-Nya,
hikmah dan keutamaan yang mengangkat derajat jiwa manusia dan meningkatkannya
ke tingkat-tingkat kesempurnaan, sehingga memperoleh kedudukan yang dekat
disisi Tuhan dan mendapat ridho-Nya di akhirat kelak.
Di ayat terdahulu tadi kita
disuruh taat, maka di ayat ini kita disuruh menyambut seruan, menampung segala
perintah. Menyambut adalah lebih aktif dari taat. Sehingga bukan semata menurut
saja bahkan bergiat dan bangun, berusaha sendiri menjemput perintah itu dan
menjunjung tingginya. Oleh sebab itu bukan Allah saja yang mendekati kita,
kitalah yang harus lebih giat lagi hendaknya mendekatiNya. Sebab segala
perintah yang di turunkan oleh Allah kepada kita ialah untuk membuat supaya
kita hidup.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari
masih banyak kekeliruan dan kesalahan
dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kepada dosen pengampu mata kuliah dan rekan sekalian
kami mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini, dan semoga dapat bermanfaat bagi pelajar umum lainnya khususnya
bagi kami untuk itu sebelum dan sesudahnya kami sampaikan terima kasih
BIODATA PENULIS
Nama : Amad fatoni
Nim : 2021115142
TtL :Batang 21 Agustus 1994
Alamat :desa banyuputih kec. Banyuputih
kabupaten batang
DAFTAR PUSTAKA
Jalalud-din Al-Mahalliy, Amin dan Imam
Jalalud-din As-Suyuthi. 1990. Terjemah Tafsir Jalalain Berikut Asbabun
Nuzul. Bandung: Sinar Baru.
Hamka, Tafsir Al-Azhar, juz’9. 2005.
Jakarta: Pustaka Panjimas.
Mustafa Al-Maragi. 1994. Terjemah Tafsir
Al-Maragi Juz ‘9. Semarang: CV Toha Putra.
http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/65992-Tafsir_Al-Quran,_Surat_Al-Anfal_Ayat_22 diakses pada
tanggal 1 maret 2016 jam 05:31.
[1]http://www.islaminquran.com/id-ID/surah-8/al-anfal/ayat-24/quran_ayats.aspx
[1]http://asbabunnuzulquran.blogspot.co.id/2014/07/quran-surat-al-anfal8-ayat-24-penjelasan.html
[1]
http://www.islaminquran.com/id-ID/surah-8/al-anfal/ayat-24/quran_ayats.aspx
[2]Jalalud-din
Al-Mahalliy, Amin dan Imam Jalalud-din As-Suyuthi. 1990. Terjemah Tafsir Jalalain
Berikut Asbabun Nuzul, (Bandung: Sinar Baru, 410), hlm. 410
[4]Mustafa
Al-Maragi. 1994. Terjemah Tafsir Al-Maragi
Juz ‘9, (Semarang: CV Toha Putra, 1994),hlm. 353-354
[5]
http://asbabunnuzulquran.blogspot.co.id/2014/07/quran-surat-al-anfal8-ayat-24-penjelasan.html
[6]http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/65992-Tafsir_Al-Quran,_Surat_Al-Anfal_Ayat_24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar