KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
“CIRI-CIRI PEMBELAJARAN”
Khoirun Nisa
(2023116049)
KELAS
D
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt, atas segala nikmat dan karunia-Nya,
makalah yang berjudul “Konsep Dasar Pembelajaran” dengan sub tema “Ciri-ciri
Pembelajaran” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, keluarga, kerabat, dan para
sahabatnya.
Dalam penulisan makalah
ini, tentunya dapat tersusun bukan hanya dari usaha keras penulis semata,
melainkan berkat doa dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ayah Ibunda
tercinta atas doa dan dukungannya sejauh ini.
2. Bapak M.
Ghufron, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
3. Teman-teman
yang telah mengarahkan penulis dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Dalam
makalah ini akan dibahas beberapa pembahasan mengenai Ciri-ciri Pembelajaran.
Penulis telah berupaya
menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya, meskipun kurang komprehensif. Di
samping itu apabila dalam makalah ini didapati kekurangan dan kesalahan, baik
dalam pengetikan maupun isinya, maka penulis dengan senang hati menerima saran
dan kritik yang konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan
berikutnya. Akhir kata, semoga makalah yang sederhana ini dapat menambah
khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua. Amin yaa robbal ‘alamin.
Pekalongan, 3 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BABI PENDAHULUAN..................................................................... 1
A.
Tema...................................................................................... 1
B.
Sub tema................................................................................ 1
C.
Latar belakang masalah ........................................................ 1
D.
Rumausan masalah
............................................................... 2
E.
Tujuan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
A.
Ciri-ciri pembelajaran............................................................. 3
B.
Ciri-ciri interaksi belajar mengajar ........................................ 7
C.
Ciri-ciri pembelajaran tematis................................................ 8
BABIII PENUTUP................................................................................. 9
A.
Simpulan................................................................................ 9
B.
Saran ..................................................................................... 9
DARTAR PUSTAKA ............................................................................. 10
PROFIL PENULIS .................................................................................. 11
BAB I
PEDAHULUAN
A. Tema
Konsep Dasar Pembelajaran
B. Sub tema
Ciri-Ciri Pembelajaran
C. Mengapa perlu dikaji?
Pembelajaran
merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram dalam desain intruksional
untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar.
Maka dalam suatu pembelajaran memiliki ciri
tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru
mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses untuk tercapainya
suatu tujuan pembelajaran.
Suatu
pembelajaran yang efektif dicirikan dengan tingginya kemampuan pembelajaran
tersebut dalam menyajikan secara optimal tiga dimensi pembelajaran sebagai
proses, produk, dan sikap. Pembelajaran tidak akan terlaksana dengan baik jika
tidak mengatahuai ciri-ciri pembelajaran. Sebab dengan mengetahui ciri-ciri
tersebut seorang guru dapat membenahi sikap, motivasi, konsentrasi serta
penyimpanan hasil belajar itu sendiri. Sehingga dapat tercapai proses
pembelajaran yang kondusif. Maka dari itu Konsep Dasar Pembelajaran dengan Sub
Tema Ciri-Ciri Pembelajaran perlu dikaji.
D.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja ciri-ciri pembelajaran.
2.
Apa saja ciri-ciri interaksi pembelajaran.
3.
Apa saja ciri-ciri pembelajaran tematis.
E.
Tujuan
1.
Agar mahasiswa mampu
mengetahui dan memahami ciri-ciri pembelajaran.
2.
Agar mahasiswa mampu
mengetahui dan memahami ciri-ciri interaksi pembelajaran.
3.
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami ciri-ciri
pembelajaran tematis.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Ciri-ciri pembelajaran
Pendidikan dan pengajaran adalah salah satu usaha yang yang bersifat sadar
tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku yang menuju
kedewasaan peserta didik.
Dengan demikian manusia yang hidup dan berkembang itu merupakan hasil belajar.
Pembelajaran merupakan merupakan suatu proses menyampaikan informasi atau
pengetahuan dari sesorang guru kepada siswa. Maka dalam suatu pembelajaran
memiliki ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan
tanda-tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran,
sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi
proses untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran.[1]
Kegiatan
pembelajaran merupakan proses komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan
bersifat timbal balik, baik antara guru dengan peserta didik maupun antar
peserta didik untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Menurut Edi Suardi,
sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan pembelajaran dapat diamati dari
ciri-ciri berikut ini:
1.
Memiliki Tujuan
Tujuan
adalah suatu cita-cita yang ingiin
dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Secara umum kegiatan belajar mengajar
harus mempunyai tujuan yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu
perkembangan tertentu, sadar akan tujuan yang ingin dicapai dengan menepatkan
peserta didik sebagai satu pusat perhatian.[2]
2.
Adanya Suatu Prosedur ( jalan Interaksi )
Dalam suatu prosedur ( jalurnya interaksi) yang direncanakan,
didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat mencapai
tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau
langkah-langkah sistematik dan relevan. Untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran yang satu dengan yang lain, mungkin membutuhkan prosedur dan desai
yang berbeda pula. Sebagai contoh, misalnya tujuan pembelajaran agar anak didik
dapat menunjukkan letak kota New York tentu kegiatannya tidak cocok kalau anak
didik disuruh membaca dalam hati, dan begitu seterusnya.[3]
Secara umum prosedur
kegiatan belajar mengajar dilakukan melalui tiga tahap:
a.
Kegiatan Pendahuluan
Yang
dilakukan dalam kegiatan pendahuluan untuk
menciptakan kondisi awal pembelajaran meliputi membina keakraban,
menciptakan kesiapan belajar dan suasana belajar yang demokratis.
b. Kegiatan inti
Hal-hal yang dilakukan
dalam kegiatan inti yaitu menyampaikan tujuan yang ingin dicapai baik secara
lisan maupun tulisan.
c.
Kegiatan Akhir dan tindak lanjut kegiatan belajar
mengajar
Hal-hal
yang dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut kegiatan belajar mengajar
yaitu penilian akhir, analisis akhir, tindak lanjut, mengemukakan topik yang
akan dibahas pada waktu yang akan datang dan menutup belajar mengajar di tandai
dengan harapan khusus.
3.
Ditandai dengan penggarapan materi yang khusus
Dalam hal ini materi harus didesai sedemikian
rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan. Beberapa kriteria dalam pemilihan materi
pembelajaran dijelaskan sebagai berikut:
a.
Valid (benar) yaitu materi yang diruangkan dalam
kegiatan pembelajaran benar-benar telah diuji kebenarannya.
b.
Tingkat pemilihan materi yang disajikan benar-benar
diperlukan oleh peseta didik.
c.
Kebermaknaan, materi yang dipilih dapat memberikan manfaat akademis.
d.
Layak dipelajari, maksudnya materi memungkinkan
untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya maupun aspek
kelayakannya.
e.
Menarik minat, materi yang dipilih hendaknya
menarik minat dan memotivasi serta menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik.
f.
Aktual, maksudnya mengidikasikan bahwa guru
menyampaikan materi dengan memperhatikan pemahaman peserta didik pada masa
depan.
4.
Ditandai
dengan aktivitas peserta didik
Kegiatan pembelajaran memerlukan peserta didik
sebagai komponen utama. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran
ditandai dengan aktivitas peserta didik. Dengan kata lain, tujuan
pembelajarantidak dapat dicapai secara optimal jika peserta didik bersikap
pasif dalam mengikuti proses pembelajaran.[4]
Sebagai konsekuensi bahwa anak didik merupakan
syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Aktivitas anak
didik dalam hal ini, baik secara fisik maupun secara mental, dan aktif. Inilah
yang sesuai dengan CBSA. Jadi, tidak ada gunanya melakukan kegiatan belajar
mengajar, kalau anak didik hanya pasif.
5. Guru berperan sebagai pembimbing
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan
sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing , guru harus berusaha
menghidupkan dan memberiakan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang
kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses belajar
mengajar, sehingga guru merupakan tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah lakunya anak didik.[5] Selain sebagai pembimbing menurut Alan Syamsudin dengan mengutip pemikiran
crage dan berliner mengemukakan peran guru lainnya yaitu sebagai perencana,
pelaksana, dan evaluator.
6.
Membutuhkan Disiplin
Disiplin dalam kegiatan mengajar diartikan sebagai
pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah
ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar. Dalam pembentukan
disiplin belajar peserta didik Reisma dan Dayne dalam E. Mulyasa (2003),
mengemukakan strategi umum merancang disiplin peserta didik, yaitu:
a.
konsep diri, untuk menumbuhkan konsep diri, peserta didik dapat
berlaku disiplin, guru disarankan untuk bersifat empatik, menerima, hangat dan
terbuka.
b.
Keterampilan
komunikasi, guru terampil berkomunikasi secara efektif sehingga menerima
perasaan dan mendorong kepatuhan peserta didik.
c.
Konsenkuensi-konsekuensi logis dan alam, guru disarankan dapat menujukan
secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu peserta didik dalam
mengatasinya.
d.
Klasifikasi nilai, guru
membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaan sendiri tentang
nilai-nilai dan membentuk sistem nilai sendiri.
e.
Analisis transaksional,
guru disarankan belajar sebagai orang dewasa terutama ketika berhadapan dengan
peserta didik yang menghadapi masalah.
f.
Terapi realitas, guru
bersikap positif dan bertanggung jawab.
g.
Disiplin yang
berintegrasi, menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan memperhatikan
peraturan.
h.
Modifikasi perilaku,
perilaku salah yang disebabkan oleh lingkungan, oleh karena itu perlu
diciptakan lingkungan yang kondusif.
i.
Tantangan bagi
disiplin, guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi dan dalam pengendalian
yang tegas.
7. Ada
batas waktu
Dalam kegiatan belajar mengajar ada batas waktu
untuk mencapai tujuan tertentu dalam sistem berkelas ( kelompok anak didik),
batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan akan diberi waktu tertentu,
kapan kapan tujuan itu harus tercapai.
8. Evaluasi
Evaluasi
dalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang
direncakan sudah dicapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk
melihat efisiensi pelaksanaan. Esensi dari evaluasi menurut stafflebearn yaitu
memberikan informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan. Dari seluruh kegiatan di atas, masalah
evaluasi sebagai terpenting yang tidak bisa diabaikan, setelah guru
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus guru lakukan untuk
mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan..[6]
B. Ciri-ciri Interaksi Belajar Mengajar
Ciri-ciri interaksi
belajar mengajar Winarno Surachmad, 1984 : 16
1. Ada tujuan yang ingin dicapai
2. Ada bahan/pesan yang menjadi isi interaksi
3. Ada pelajar yang aktif mengalami
4. Ada guru yang melaksanakan
5. Ada metode untuk mencapai tujuan
6. Ada situasi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan dengan baik
7. Ada penilaian terhadap hasil interaksi.
Proses belajar-mengajar merupakan proses kegiatan
interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar
dan guru sebagai pihak yang mengajar. Dengan siswa sebagai subjek pokoknya.
Dalam proses interaksi antara siswa dengan guru, dibutuhkan komponen-komponen
pendukung seperti yang telah disebut pada ciri-ciri interaksi edukatif.[7]
C.
Ciri-Ciri Pembelajaran Tematis
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Sebagai suatu proses, pembelajaran tematik
memiliki ciri-ciri berikut:
1.
Pembelajaran berpusat pada Anak yaitu
memberikan keleluasaan pada siswa baik secara individu maupun kelompok.
2.
Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan
3.
Belajar melalui pengalaman langsung yaitu
pembelajaran sesuai dengan fakta dan peristiwa yang dialami.
4.
Lebih
memperhatikan proses dari pada hasil semata yaitu pembelajaran tematis di
kembangkan pendekatan penemuan terbimbing yang melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran.
5.
Syarat dengan muatan keterkaitan yaitu pembelajaran
tematis memusatkan pada pengamatan dan pengkajian suatu peristiwa dari beberapa
mata pelajaran sekaligus tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
6.
Bersifat fleksibel
artinya saat pembelajaran langsung guru bisa menggulirkan ke suatu arah
sesuai dengan yang di minati oleh siswa.[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam suatu pembelajaran memiliki ciri tertentu.
Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru mengatur
unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses untuk tercapainya suatu tujuan
pembelajaran. Ciri-ciri tersebut yaitu adanya tujuan, prosedur, aktivitas
peserta didik, adanya guru yang berperan sebagai pembimbing, kedisplinan,
adanya batas waktu, dan evaluasi. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Denagn adanya ciri-ciri
pembelajaran tersebut diharapkan suatu kegiatan pembelajaran akan mudah
tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan.
B.
Saran
Demikianlah makalah
yang saya buat. Penulis banyak berharap para pembaca bisa
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah-makalah berikutnya. Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan dan Joko Tri Prasetya. 1997.
Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka
Cipta.
Imron, Ali. 2012. Supervisi Pembelajaran Tingkatan Satuan
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksa.
M, Sardiman A. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Mustakim, Zaeanal. 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan:
STAIN Pekalongan Press.
PROFIL
Nama saya Khoirun Nisa. Saya lahir di
Pekalongan, 9 Juni 1998. Saya tinggal di Desa Ngalian kecamatan Tirto Kabupaten
Pekalongan. Riwayat pendidikanku dimulai dari TK Muslimat NU Ngalian,
dilanjutkan ke MIS Ngalian, selanjutnya MTs IN (Isthifaiyah Nahdliyah) Banyurip
Ageng, setelah itu MAS Simbangkulon, dan sekarang saya masih belajar di IAIN
Pekalongan.
[1]Sardiman A.M.,Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,2012), hlm.
12.
[2]Zaeanal Mustakim, Strategi dan
Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011), hlm. 42.
[3]Syaiful Bahhri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, cet ke-5
(Jakarta:Rineka Cipta,2013), hlm. 40.
[4]
Zaenal Mustakim., Op.Cit, Hlm. 44
[6]
Zaenal Mustakim., Op.Cit, Hlm 45-46.
[7] Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 1997). Hlm. 118-119.
[8]Ali Imron, Supervisi Pembelajaran Tingkatan Satuan Pendidikan,(Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2012),hlm. 117-118.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar