MODEL
PEMBELAJARAN
“TEACHER
CENTER”
Mahfiroh
(2021115176)
Kelas : G
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Teacher
Center. Sholawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Semoga kita termasuk umatnya mendapatkan syafaat di hari akhir nanti.
Dalam menyusun makalah
ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat
dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat sehingga penulis mampu
menyelesaikannya, oleh karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan
terimakasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Ayah dan Ibu atas semua
doa dan bantuan financial untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Bapak Muhammad Ghufron,
M.S.I selaku pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
3. Teman-teman kelas Strategi
Belajar Mengajar G yang selalu mensuport dan menghibur selama penyelesaian
makalah ini.
Saya sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai Teacher center. Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan serta mohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Pekalongan, 16 September 2017
Mahfiroh
2021115176
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Tema
“Model
Pembelajaran”
B.
Sub Tema
“Teacher
Center”
C.
Arti Penting dikaji
Guru merupakan
unsur yang sangat penting dalam pendidikan. tanpa guru yang mampu mengajar
secara baik, asyik dan menyenangkan sulit bagi siswa untuk belajar dengan baik.
Teacher center yaitu dimana guru memikul tanggung jawab utama dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Guru yang
efektif adalah mereka yang mampu menerapkan beragam strategi pengajaran. Oleh
karena itu pembahasan mengenai teacher center ini penting untuk dikaji karena membantu
merencanakan dan menerapkan strategi-strategi pembelajaran yang berpusat pada
guru dalam kelas, memahami karakteristik-karakteristik penting dari strategi pengajaran
yang berpusat pada guru, mengetahui contoh-contoh untuk meningkatkan pemahaman
siswa dalam pelajaran-pelajaran yang berpusat pada guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teacher Center
Guru yang
efektif menggunakan beragam strategi untuk menerapkan standar-standar dan
memenuhi tujuan-tujuan pembelajaran mereka. kunci pengajaran yang efektif
mencakup dua hal: (a) memahami tujuan-tujuan dan konten yang sedang diajarkan
dan mencocokkan strategi pengajaran dengan tujuan-tujuan tersebut, dan (b)
secara aktif melibatkan siswa dalam pembelajaran tanpa peduli strategi mana
yang digunakan
Teacher center
atau pengajaran yang berpusat pada guru yaitu dimana guru memikul tanggung
jawab utama dalam mencapai tujuan pembelajaran. pengajaran berpusat pada guru
mencakup strategi-strategi pengajaran “dimana peran guru adalah menghadirkan
pengetahuan untuk dipelajari dan mengarahkan proses pembelajaran siswa dengan
cara yang lebih eksplisit.
Konten yang
ditargetkan oleh strategi yang berpusat pada guru biasanya memiliki satu atau
lebih dari karakteristik-karakteristik berikut ini:
Ø Konten tersebut
adalah konten yang spesifik dan dijabarkan dengan baik. Contoh skill matematika
seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, dapat dengan jelas
di-identifikasi dan dijabarkan.
Ø Konten tersebut
adalah konten yang harus dikuasai oleh siswa untuk memastikan keberhasilan
mereka dalam usaha-usaha pembelajaran berikutnya. Sebagaimana skill-skill
matematika, skill-skill membaca juga perlu dikuasai oleh siswa untuk
memastikan keberhasilan mereka dalam bidang-bidang konten lainnya.
Ø Konten tersebut
akan membuat siswa kesulitan untuk mendapatkannya.
Ketika guru
akan merencanakan pengajaran yang perpusat pada guru, mereka perlu
mengidentifikasi standar-standar dari panduan-panduan kurikulum negara atau
distrik, merancang sasaran-sasaran tertentu untuk pelajarannya, dan membangun
aktivitas-aktivitas pembelajaran untuk membantu siswa memenuhi sasaran-sasaran
tersebut. Selama pengajaran, pelajaran harus difokuskan pada sasaran-sasaran,
dan guru memiliki tanggung jawab penting untuk membimbing pembelajaran dengan memperagakan
(modelling), menjelaskan (explanning) dan mengajukan pertanyaan (questioning).
[1]
B.
Model-model Pembelajaran Interaktif yang Berpusat pada Guru
1.
Presentasi dan Penjelasan
Presentasi adalah model yang berpusat pada guru. Presentasi
(ceramah) dan penjelasan memakan waktu yang cukup lama. Banyaknya waktu yang
digunakan untuk mempresentasikan dan menjelaskan informasi semakin meningkat,
mulai dari SD, SMP, dan SMA.
Secara singkat hasil-hasil belajar model presentasi ini cukup jelas
dan tidak ruwet malahan hal ini membantu siswa memperoleh, menyimpan informasi
baru, memperluas struktur konseptual dan mengembangkan kebiasaan mendengarkan
dan memikirkan tentang informasi.
Namun sebelum guru mempresentasikan dan menjelaskan kepada siswa,
maka guru perlu merencanakan terlebih dahulu dengan melakukan:
1.
Memilih tujuan dan isi presentasi.
2.
Mendiagnosis pengetahuan yang sudah dimiliki siswa.
3.
Memilih advance organizer (kerangka pendukung bagi info
baru) yang tepat dan kuat.
4.
Merencanakan penggunaan waktu dan ruang.
Setelah
direncanakan kemudian diadaptasikan
kepada siswa yang mempunyai kemampuan. Guru dapat mengadaptasikan
presentasi dengan berbagai cara, diantaranya:
1.
Menyiapkan penggunaan gambar dan ilustrasi (media).
2.
Menggunakan beragam tes.
3.
Sedikit banyak konkret (contoh).
Cara melaksanakannya yaitu:
1.
Mengklasifikasikan tujuan pelajaran dan menyiapkan siswa untuk
belajar
2.
Mempresentasikan advance organizer
3.
Mempresentasikan info baru yang dimaksud
4.
Memantau dan memeriksa pemahaman siswa serta memperluas dan
memperkuat keterampilan berpikir mereka.
Ø Membuat
Presentasi Interaktif
Presentasi
multimedia biasanya mengacu pada pengintegrasikan lebih dari satu media, dengan
berbagai media tersebut guru dapat meningkatkan presentasi dibidang studi
apapun, misal: seperangkat komputer, dengan itu guru dapat merancang presentasi
yang interaktif dan menarik.
Di bawah ini
adalah isu-isu yang perlu dipertimbangkan yang diambil dari Bitter dan Pierson:
1. Guru hendaknya
bisa membatasi materi yang akan disampaikan.
2. Untuk
memudahkan teks yang panjang, guru bisa menggunakan grafik-grafik (media) atau
dengan melantangkan suara.
3. Guru bisa memilih
font yang mudah dibaca, yang berukuran antara 19-24 poin tanpa fitur-fitur
dekoratif.
4. Gunakan frasa
atau kata kunci.
5. Jangan
menggunakan huruf kapital semua karena akan sulit dibaca.
6. Gunakan warna
yang sesuai, kontraskan teks dan latar belakang.
7. Penggunaan oleh
siswa.
Banyak guru yang mengatakan bahwa tipe kegiatan belajar semacam ini
(presenctasi) dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan belajar. Sehingga
keduanya (guru dan siswa) sama-sama aktif.[2]
2.
Pengajaran Langsung
Pengajaran langsung dirancang untuk meningkatkan penguasaan
berbagai keterampilan (pengetahuan prosedural) dan pengetahuan faktual yang
dapat diajarkan secara langkah demi langkah.
Model pengajaran langsung dapat diterapkan pada mata pelajaran
apapun, tetapi paling tepat untuk mata pelajaran yang berorientasi-kinerja,
seperti membaca, menulis, matematika, musik, dan pendidikan jasmani. Model ini
juga cocok untuk keterampilan dalam mata pelajaran yang lebih
berorientasi-informasi, seperti sejarah atau sains.[3]
Ø Elemen-elemen
utama pengajaran langsung yang efektif, diantaranya:
1.
Pelajaran yang distrukturisasikan dengan jelas
Pelajaran
harus memiliki struktur yang jelas, sehingga siswa dapat memahami dengan mudah
isi pelajaran dan hubungannya dengan apa yang mereka ketahui. Banyak peneliti
yang menyarankan ketika memulai pelajaran hendaknya dimulai dengan ulasan atau
review dan praktik dari apa yang telah dipelajari sebelumnya.
2.
Presentasi yang terstruktur dengan jelas
Cara
untuk meningkatkan kejelasan presentasi:
a.
Model deduktif. Di dalam model ini presentasi dimulai dengan
prinsip atau aturan umum, kemudian dilanjutkan dengan contoh-contoh yang lebih
terinci dan spesifik.
b.
Model induktif. Pada model ini presentasi dimulai dengan
contoh-contoh (aktual) kemudian beralih ke aturan atau prinsip umum.
3.
Pacing pengajaran sebagai bagian penting dari pengajaran langsung
yang efektif.
4.
Modelling, yaitu salah satu prosedur yang berguna untuk diikuti
ketika mengajarkan topik-topik tertentu, dan memberikan model secara eksplisit
tentang sebuah keterampilan atau prosedur
5.
Pengguna pemetaan konseptual, yaitu salah satu strategi yang dapat
membantu menstrukturisasikan pelajaran dalam pikiran murid dengan menggunakan
pemetaan konseptual.
6.
Tanya jawab interaktif
Peran
praktik individual dalam pengajaran langsung, yaitu:
a.
Menyiapkan seatwork (bahan dalam jumlah yang cukup untuk
digunakan murid selama praktik).
b.
Penggunaan workbook/textbook.
c.
Umpan balik terhadap seatwork.
d.
Mendiferensikan seatwork.
Ø
Sebelum melakukan pengajaran langsung, hendaknya guru merencanakan
pengajaran langsung terlebih dahulu seperti:
a.
Menyiapkan tujuan.
b.
Melaksanakan analisis.
c.
Merencanakan waktu dan ruang.
Ø
Menerapkan Pelajaran untuk Model Pengajaran Langsung dapat Meningkatkan
Motivasi Siswa
Model pembelajaran langsung umumnya
digambarkan “berpusat pada guru” ini bukan berarti bahwa motivasi siswa
tidak penting. Model ini memberikan banyak peluang untuk meningkatkan motivasi
siswa. Kemudian, peningkatan motivasi ini bisa menghasilkan pembelajaran yang
kian baik saat model ini digunakan. Perbaikan sikap secara umum juga bisa
tercipta
Adapun sejumlah faktor yang meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar. Beberapa di antaranya:
a. Membantu siswa
berhasil dalam kegiatan pembelajaran.
b. Menciptakan
rasa tantangan di dalam diri siswa
c. Menggunakan
contoh konkret dan personal melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran
Setiap faktor
ini bisa segera diterapkan saat menggunakan model pengajaran langsung.
Misalnya, jika fase presentasi dan latihan terbimbing diterapkan secara
efektif, siswa akan berhasil. Kedua, mampu mengerjakan keterampilan pada
hakikatnya kerap menantang. Kombinasi tantangan dan keberhasilan adalah
motivator kuat bagi orang pada umumnya dan murid pada khususnya. Ketiga,
relatif mudah untuk menjadikan topik sebagai personal ketika menggunakan model
pengajaran langsung.[4]
Ø
Kelemahan dan Keterbatasan Pengajaran Langsung
Pengajaran langsung merupakan metode terbaik yang mengajarkan
tentang aturan prosedur dan keterampilan dasar khususnya untuk siswa-siswa
belia. Keefektifan pengajaran langsung tergantung dari karakteristik siswa yang
diajar.
Masalah yang
terkait dengan pengajaran langsung adalah terlalu pasifnya siswa sehingga menyebabkan ketergantungan
yang terlalu tinggi kepada guru dan akan menjadi kurang mandiri.[5]Strategi-strategi
mengajar langsung untuk mengajarkan isi pelajaran yang tidak banyak menuntut
atau tidak terlalu menantang.
Dengan
demikian, agar efektif, keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan
model pengajaran langsung harus tergantung pada tujuan pelajarannya, dan harus
dikaitkan dengan pengetahuan tentang subjek yang baik dan dengan isi pelajaran
yang tepat.[6]
3.
Pengajaran Konsep
Kebanyakan para
guru sepakat bahwa dalam penyampaian informasi kepada siswa tentang cara
memkirkannya lebih penting lagi. Konsep dalam subjek apapun adalah pemikiran
balok-balok bangunan dasar untuk berpikir terutama bagi individu untuk
menghasilkan berbagai objek dan ide serta membuat aturan dan prinsip tentang
konsep.
Model-model
pengajaran konsep telah dikembangkan untuk mengajarkan konsep-konsep kunci yang
berfungsi bagi siswa untuk berpikir dengan tingkat lebih tinggi dan menjadi
dasar pemahaman bersama dan komunikasi.
Pengajaran
konsep tidak dirancang untuk mengajarkan informasi dalam jumlah besar kepada
siswa. Tetapi dengan mempelajari dan menerapkan konsep-konsep kunci dalam
subjek tertentu, siswa akan mampu mentransfer berbagai pembelajaran spesifik ke
bidang-bidang yang lebih umum.
Ø
Merencanakan dan Melaksanakan Pengajaran Konsep
a.
Memilih konsep
Kurikulum adalah sumber utama untuk memilih konsep yang akan
diajarkan. Konsep itu mungkin terdapat dalam textbooks dan edisi yang
digunakan guru seringkali menjadi pedoman dalam memilih konsep (kunci yang akan
diajarkan).Guru juga perlu mengambil keputusan tentang mana perbendaharaan kata
yang perlu diajarkan secara langsung sebagai konsep dan mana yang tidak.
b.
Memutuskan pendekatan yang dipakai.
c.
Mendefinisikan konsep.
d.
Menganalisis konsep.
e.
Memilih dan mengurutkan berbagai contoh
f.
Bukan menggunakan gambar-gambar visual.
Ø
Cara melaksanakan pengajaran konsep
a.
Mengklasifikasikan maksud dan estabilishing.
b.
Memberikan masukan dan bukan contoh
serta menguji pencapaian.
Dalam hal ini guru menggunakan pendekatan concept attainment.
Dimana siswa memiliki pemahaman tertentu tentang konsep atau seperangkatnya.
Kemudian siswa diminta untuk membuat keputusan. Apakah itu contoh atau bukan
contoh. Langlah-langkah dalam menggunakan pendekatan ini:
1.
Memberikan contoh-contoh kepada siswa, sebagian mempresentasikan konsep
yang dmaksud.
2.
Memaksa siswa untuk menghipotesiskan tentang atribut konsep dan
mencatat alasan spekulasinya, disini guru boleh mengajarkan beberapa pertanyaan
tambahan untuk membantu memfokuskan siswa.
3.
Bila siswa sudah tampak mengetahui konsepnya, siswa menamai konsep
tersebut dan mendeskripsikan konsep yang mereka gunakan untuk
mengidentifikasikannya.
4.
Guru mengevaluasi, apakah siswa sudah mencapai konsep itu dengan
meminta mereka untuk mengidentifikasi contoh-contohnya.
c.
Menganalisa pikiran dan mengintegrasikan pembelajaran.[7]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
` Dalam model pembelajaran Teacher
center, guru menjadi aktor utama dalam sebagian besar kegiatan belajar
mengajar. Mulai dari perencanaan materi pembelajaran sampai ke masalah ujian
dan penilaian, hampir semuanya dikendalikan oleh para pengajar.
Guru banyak melakukan
kegiatan belajar mengajar dengan bentuk ceramah (lecturing) dan seakan-akan
menjadi satu-satunya sumber ilmu. Metode ini berarti memberikan informasi satu
arah karena yang ingin dicapai adalah bagaimana guru bisa mengajar dengan baik
sehingga yang ada hanyalah transfer pengetahuan.
Model pembelajaran teacher
center memiliki kelebihan dan kekurangan. Teacher center secara teori memiliki
kelebihan yaitu materi dapat disampaikan oleh guru secara gamblang dan
mendetail sesuai dengan kemampuan guru, kondisi kelas tenang karena dipegang
penuh oleh guru. Namun kekurangannya adalah siswa sering merasa bosan dan ilmu
yang didapat tidak berkembang, sehingga seolah-olah menjadi ilmu
“turun-temurun”.
DAFTAR PUSTAKA
Jacobsen, David A. Paul Eggen. Donald Kauchak. 2009. Methods for
Teaching Metode-Metode Pengajaran Meningkatkan belajar siswa TK-SMA.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi Dan Metode Pembelajaran. Pekalongan:
STAIN Pekalongan Press.
Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach Belajar Untuk
Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kauchak, Don. Paul Eggen. 2012.
Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan
Berpikir. Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media.
Reynolds, David. Daniel Muijs. 2008. Effective Teaching Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PROFIL PENULIS
Nama : Mahfiroh
TTL :Pekalongan, 22
Juni 1997
Alamat : Dukuh Tanjung, Rt/Rw
003/001, Desa Tanjungkulon, Kec. Kajen, Kab. Pekalongan
Gol.Darah : A
Motto Hidup
: Setiap hari harus punya manfaat, sekecil apapun itu yang penting bermanfaat
Riwayat Pendidikan :
-TK : TK Aisiyah Nurul Huda
-SD : SDN Tanjungkulon
-SMP : Mts Muhammadiyah Kajen
-SMA : SMK Muhammadiyah Kajen
-Sedang proses menyelesaikan pendidikan S1 di IAIN Pekalongan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Riwayat Pendidikan :
-TK : TK Aisiyah Nurul Huda
-SD : SDN Tanjungkulon
-SMP : Mts Muhammadiyah Kajen
-SMA : SMK Muhammadiyah Kajen
-Sedang proses menyelesaikan pendidikan S1 di IAIN Pekalongan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
[1]David A. Jacobsen, Paul Eggen, Donald Kauchak, Methods for
Teaching Metode-Metode Pengajaran Meningkatkan belajar siswa TK-SMA
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 195-196
[2] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran
(Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009), hlm. 104-106
[3] Richard I. Arends, Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),
hlm. 295-301
[4]Paul Eggen, Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir (Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media,
2012), hlm. 382
[5]Zaenal Mustakim, Op. Cit., hlm. 107-109
[6] Daniel Muijs & David Reynolds, Effective Teaching Teori dan
Aplikasi (Yoyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 62-63
Tidak ada komentar:
Posting Komentar