Laman

new post

zzz

Senin, 03 September 2018

SBM E A1 HAKIKAT SEORANG GURU


 HAKIKAT SEORANG GURU
Nama : Sinta Oktaviani
Nim : 2317008
Kelas : E

JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018




        Alhamdullilah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala nikmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul “Hakikat Guru” ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
        Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Guru” dengan tepat waktu. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terselesaikan makalah ini.
        Makalah ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca guna penyempurkan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.


                                                                                Pekalongan, 2 September 2018



Penulis









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................      ii
DAFTAR ISI..............................................................................................      iii

BAB I      PENDAHULUAN.....................................................................      1
A.    Latar Belakang Masalah........................................................      1
B.     Rumusan Masalah..................................................................      1
C.     Metode Pemecahan Masalah..................................................     1
D.    Sistematika Penulisan Masalah.............................................. 2

BAB II    PEMBAHASAN........................................................................      3
A.    Pengertian guru......................................................................      3
B.     Makna guru............................................................................      4
C.     Hakikat guru..........................................................................      5

BAB III   PENUTUP.................................................................................      8
A.    Kesimpulan............................................................................      8      
B.     Saran.................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................      9
















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam situasi pendidikan atau pengajaran terjalin interaksi antara siswa dengan guru atau antara peserta didik dengan pendidik. Interaksi ini sesungguhnya merupakan intraksi antara dua kepribadian, yaitu kepribadian guru sebagai orang dewasa dan kepribadian siswa sebagai anak yang belum dewasa dan sedang berkembang mencari bentuk kedewasaan. Kepribadian guru sangat mempengaruhi peranannya sebagai pendidik dan pembimbing. Dia mendidik dan membimbing para siswa tidak hanya dengan bahan yang ia sampaikan atau dengan metode-metode penyampaian yang digunakannya, tetapi dengan seluruh kepribadiannya. Guru yang berpribadi sehat, matang, memancarkan nilai-nilai ideal, akan menjadi contoh dan panutan yang baik bagi para siswanya. Guru yang profesional selain dilihat dari kepribadian juga diihat dari pengetahuan atau wawasannya.
B.     Rumusan Masalah
                                                     1.         Apa yang dimaksud dengan guru ?
                                                     2.         Apa makna dari seorang guru ?
                                                     3.         Bagaimana Hakikat seorang guru ?
C.    Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang digunakan melalui studi literatur/metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.
D.    Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi : Bab I Pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah, rumusan masalah, metode penulisan masalah dan sistematika penulisan masalah. Bab II Pembahasan yang terdiri dari pengertian guru, makna guru dan hakikat guru. Bab III Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.





















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian seorang guru
Ada beberapa julukan yang menggambarkan sosok guru, salah satunya ialah “ Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Julukan itu mengidentifikasikan betapa besarnya peran dan jasa yang dilakukan guru sehingga guru disebut pahlawan. Namun, penghargaan terhadap guru tidak sebanding dengan besarnya jasa yang telah diberikan. Sering kali gaji seorang guru lebih rendah untuk mencapai kesejahteraan hidup dibanding profesi yang lain. Sehingga terkadang guru mencari pekerjaan sampingan seperti : berjualan,mengojek, dan pemulung untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Hal itulah julukan seorang guru muncul karena keikhlasan hatinya untuk mengajar dan mencerdaskan generasi muda untuk menjadi penerusnya.[1]
Menurut pepatah jawa, guru merupakan singkatan digugu lan ditiru. Artinya seorang guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi anak didiknya. Guru memang dituntut untuk mempunyai ilmu pengetahuan dan mengikuti zaman agar bisa menyesuaikan dengan anak yang meneladaninya. Guru merupakan orang tua kedua bagi anak didiknya . sebagai orang tua kedua disekolah guru harus memperlakukan anak didiknya secara lemah lembut, kasih sayang seperti memperlakukan anaknya.[2]
Guru tidak hanya sebatas pada mengajarkan keilmuan, tetapi juga mendidik dan mengajar tentang hal-hal yang berhubungan dengan spiritual dan keterampilan fisik. Jadi, guru adalah seseorang yang mempunyai tugas untuk mencerdaskan semua aspek yang ada dalam diri manusia. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek emosional, spiritual,pengetahuan maupun ketrampilan fisik. Oleh karena itu guru disebut juga unsur manusiawi dalam dunia pendidukan.[3]
B.     Makna Guru
Guru dalam pandangan masyarakat memiliki kedudukan yang terhormat. Dalam lingkungan masyarakat guru sering dijumpai dimasjid, mushola ataupun dirumah tak hanya disekolah saja guru mengajar. Masyarakat percaya bahwa guru mampu mendidik anak didik mereka agar menjadi orang berkepribadian mulia dan berguna untuk bangsa dan negara. Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat maka guru mempunyai tanggung jawab dan tugas yang besar. Tugas memanglah berat tetapi mengemban tanggung jawab lebih berat lagi. Karena tanggung jawab guru tidak hanya sebatas disekolah tetapi juga diluar sekolah. Pembinaan guru tidak hanya secara kelompok (klasik) tetapi juga individual terhadap peserta didiknya. Sehingga guru berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didiknya baik secara kelompok (klasik) maupun individual baik disekolah maupun diluar sekolah.[4]
Makna guru pada prinsipnya tidak hanya mereka yang berkualifikasi keguruan ataupun perguruan tinggi melainkan mereka yang mempunyai kompetensi keilmuan dan dapat menjadikan orang lain pandai dalam tiga aspek yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik. Menjadi guru berdasarkan hati nurani sendiri. Tidak semua orang dapat menjadi guru. Karena orang harus merelakan sebagian besar seluruh hidupnya dan kehidupannya untuk mengabdi kepada bangsa dan negara guna mendidik peserta didik menjadi manusia yang bertanggung jawab, demokratis dan bersusila yang cakap.[5]
Guru sendiripun harus mempunyai kepribadian yang baik sehat rohani dan jasmani. Menurut Zahkiah Daradjat tidak sembarangan, tetapi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1)      Taqwa kepada Allah SWT
2)      Berilmu
3)      Sehat jasmani
4)      Berkelakuan baik.[6]
Guru sebagai seorang pendidik yang mempunyai tugas yang sangat signifikan untuk menjadikan peserta didik mampu mengembangkan potensinya.[7] Guru yang tidak mampu mengantarkan keberhasilan dapat dikatakan sebagai guru pseudo (topeng), yaitu mengutamakan kepentingan diri sendiri dan hanya ingin memperoleh pengakuan masyarakat sebagai jabatan yang masih dihormati. Guru yang jelek akan menghasilkan peserta didik yang jelek dan guru yang baik akan menghasilkan peserta didik yang baik.
C.     Hakikat Guru
Mengajar merupakan langkah seorang guru untuk memandaikan bangsa tanpa memikirkan efek untung ruginya secara material-personal, melainkan memikirkan bagaimana generasi yang akan datang lebih berkualitas dalam semua aspek kehidupan.[8] Dalam hal ini guru dituntut untuk profesional dengan tugas utamanya disamping mendidik, mengajar dan juga melatih. Guru harus berpegang teguh komitmen ing ngarsa sung tuladha,ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani.
Ing ngarsa sung tuladha bermakna bahwa guru harus menjadi panutan atas semua perkataan dan perbuatan. Ing madya mangun karsa yaitu mampu menjadi mediator untuk peserta didiknya agar kreatif sesuai kemampuannya masing-masing. Tut wuri handayani bermaksud guru mampu mendorong peserta didiknya agar berbuat yang lbih bermanfaat untuk diri sendiri,bangsa dan negara.[9] Hakikat guru menuntut adanya kepribadian secara personal dan sosial. Hakikat personal mengarah pada model perilaku yang dapat dijadikan teladan untuk peserta didiknya dan hakikat sosial mengarah menuju mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Bahwa dapat disimpulkan hakikat guru adalah sebagai berikut :
a.       Orang yang memiliki minat, tidak pernah bosan untuk menambah dan berbagi kepada orang lain kapan saja.
b.      Orang yang berbakat, mempunyai harapan dan hasilnya sesuai harapannya.
c.       Orang yang bertanggung jawab, mampu merubah perbuatan,perkataan ataupun kepribadian peserta didik menjadi lebih baik.
d.      Orang yang mempunyai panggilan jiwa, rela berkorban demi kemajuan peserta didiknya.
e.       Orang yang mempunyai idealisme, mau mendengar keluh kesah peserta didiknya dan mau memberikan solusinya.[10]
Untuk menjadi guru yang profesional harusnya memiliki empat kompetensi yang harus dimiliki yaitu : kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi keprofesionalan. Kompetensi pedagogik mengarah pada academik atau ilmu pengetahuannya, kompetensi kepribadian mengarah kpada perilaku dan perbuatan guru yang hendak menjadi teladan bagi peserta didiknya, kompetensi sosial mengarah pada hubungan guru dengan peserta didiknya yang dapat berkomunikasi dengan baik dan dalam proses pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik tidak merasa bosan saat sedang belajar dan kemudian kompetensi keprofesionalan guru mampu membagi waktu antara berhubungan dengan Tuhan dan mengajarnya.[11]



















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Guru adalah seseorang yang telah mengajar, mendidik dan membimbing peserta didiknya untuk menjadi yang lebih baik dalam kepribadian, perbuatan dan sikap yang baik serta yang dapat mengajarkan bagaimana cara berfikir yang benar dan selalu positif. Guru juga suri tauladan bagi kehidupan manusia dari sejak lahir.
B.     Saran.
              Demikianlah makalah dari saya, tentunya makalah ini banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun materi dalam pembahasan. Oleh karena itu kritik dan saran diharapkan untuk membantu kesempurnaan penyusunan makalah ini. Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat memberi pengetahuan dan dapat meningkatkan kualitas seorang guru.














DAFTAR PUSTAKA

Naim, Ngainun. 2013. Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Yustisia, N. 2012. Hypnoteaching. Jogyakara: Ar-ruzz Media
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000 Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Banjarmasin: Rineka Cipta
Mustakim, Zaenal. 2018 Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN Pekalongan Press
Supriyadi. 2015 Strategi Belajar & Mengajar. Yogyakarta: Dua Satria Offset

















BIODATA DIRI
Nama                           : Sinta Oktaviani
TTL                             : Pekalongan, 7 Oktober 1999
Alamat                        : Podosugih
Riwayat Pendidikan   :
? TK Al Amanah Pekalongan
? SDN Sapuro 01 Pekalongan
? SMP Negeri 13 Pekalongan
? SMA Negeri 02 Pekalongan








LAMPIRAN


[1] Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), Hlm. 1-2.
[2] N. Yustisia, Hypnoteaching (Jogyakara: Ar-ruzz Media,2012), Hlm. 15.
[3] Ibid., hlm. 19.
[4] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Banjarmasin: Rineka Cipta, 2000), hlm. 31-32.
[5] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Pekalongan:IAIN Pekalongan Press, 2018), hlm 2-3.
[6] Ibid., hlm. 3-4.
[7] Ibid., hlm. 5.
[8] Ibid., hlm. 7.
[9] Ibid., hlm. 8.
[10] Ibid., hlm. 10.
[11] Supriyadi, Strategi Belajar & Mengajar (Yogyakarta: Dua Satria Offset, 2015), hlm. 13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar