Laman

new post

zzz

Rabu, 26 September 2018

TT A D1 KEWAJIBAN BELAJAR SPESIFIK “MENDAAMI ILMU AGAMA”


KEWAJIBAN BELAJAR SPESIFIK
“MENDAAMI ILMU AGAMA”
(Q.S At-Taubat, 9: 122)
Isma Pangesti Laelika
NIM. (2117043)
Kelas: A

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah swt. Atas izin-Nya makalah yang berjudul ”Kewajiban Belajar “Spesifik” (Mendalami Ilmu Agama)” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan dalam semoga tercurah pada baginda Nabi Muhammad saw, sahabatnya, keluarganya, dan umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini dibuat sebagai tugas Tafsir Tarbawi ini menjelaskan tentang pengertian ilmu Agama, dalil mendalami Ilmu Agama dan  Ilmu Agama Kunci Sukses Dunia Akhirat.
Penulis sudah berusaha untuk menyusun makalah ini selengkap mungkin. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Tafsir Tarbawi, bapak Muhammad Ghufron, M.Si yang telah memberi amanah kepada penulis untuk mengisi materi penulisan makalah ini.
Akhirnya, makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dan membantu para mahasiswa atau mahasisiwi. Aamiin ya rabbal ‘alamin. Selamat membaca.

Pekalongan, 28 September 2018


Penulis







Daftar Isi                                                         

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
BAB I             PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah.....................................................................................................4
B.     Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C.     Tujuan Pembuatan Makalah..............................................................................................4
BAB II                        PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ilmu Agama......................................................................................................5
B.    Dalil tentang mendalami Ilmu Agama................................................................................6
C.     Ilmu Agama kunci sukses Dunia Akhirat..........................................................................8
BAB III          PENUTUP
A.    Simpulan...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10








BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu kesadaran umat muslim didunia akan pentingnya mengetahui atau mendalami makna dan isi dalam ayat ayat Al Qur’an sudah mulai berkurang padahal mengetahui makna dan isi dari ayat ayat yang sering kita baca sehari hari itu hukumnya wajib. Maka dari itu kita harus mengetahui pula maksud sebenarnya dari ayat ayat yang Allah turunkan dakam Al Qur’an.
Ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu hal yang manusia ketahui pasti dalam akalnya masing masing, sudah pasti semua itu berasal dari Allah SWT dan manusia itu sendiri hanya sebagai objek atau pelaku dari itu semua. Dalam surat At Taubah ayat 122 Allah SWT bermaksud untuk mengingatkan manusia bahwasannya menuntut ilmu itu sangatlah penting, jika zaman Rasullulah masih ada peperangan maka sebagian orang diperintahkan untuk pergi (ke medan oerang) dan sebagian orang lain diperintahkan untuk menuntut ilmu sedangkan zaman kita sekarang diperintahkan untuk menuntut ilmu.
Rumusan Masalah
           
            1. Apakah Pengertian Ilmu Agama?
            2. Dalil mendalami Ilmu Agama?
            3. Ilmu Agama kunci sukses dunia akhirat?


Tujuan Pembuatan Makalah

            1. Untuk mengetahui pengertian Ilmu Agama
            2. Untuk mengetahui dalil mendalami Ilmu Agama
            3. Untuk mengetahui Ilmu Agama kunci sukses dunia akhirat

BAB II
                                                            PEMBAHASAN
A.      Pengertian Ilmu Agama
Ilmu menurut etimologi berasal dari kata  Alima artinya mengetahui. Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia Ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) atau pengetahuan atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin dan sebagainya.
Belajar adalah perolehan ilmu sebagai akaibat dari aktivitas pembelajaran atau aktivitas yang dilakukan seseorang dimana aktivitas tersebut membatnya memperoleh ilmu.[1]2 Sedangkan agama menurut istilah atau Terminologi:
a. Menurut Abul A’la Al Maududi menyatakan bahwa agama mempunyai 4 pengertian sebagai berikut
1. Penyerahan diri terhadap sang Kuasa
2. Penghambaan seseorang yang lemah terhadap yang lebih kuat
3. Peraturang yang wajib di patuhi
4. Perhitungan, pembalasan dari perbuatan manusia.
Menurut Budiman, Agama mempunyai 2 dimensi yang meliputi :
1. Kepercayaan, percaya kepada yang ghoib serta adanya hari akhir
2. Merupakan sesuatu yang mempengaruhi hidup manusia, sehingga agama ini identik kaitannya dengan budaya.[1]
Agama  adalah ajaran tentang kewajibankepada tuhan terhadap aturan, petunjuk, perintah yang diberikan Allah kepada manusia melalui utusan-utusan-Nya. Tujuan agama adalah memberi hidayah dan memberi kebahagiaan pada manusia.[2] Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar ilmu agama adalah belajar mengenai ilmu Allah yang diturunkan kepada nabi-Nya
B.       Dalil tentang mendalami Ilmu Agama
At-Taubah ;122
وَمَا كَا نَ الْمُؤْمِنُوْ نَ لِيَنْفِرُوْاكَافَّةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْ قَةٍ مِّنْهُمْ طَا ئِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوْا فِ الدِّ يْنِ وَلِيُنْذِ رُوْا قَوْ مَهُمْ اِذَا رَجَعُوْااِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَلرُوْنَ .
“dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan diantara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk member peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali , agar merekadapatmenjaga dirinya.”  (At-Taubah ;122)[3]
Tafsir dari ayat diatas :
1.      Tafsir AL-Maraghi
Perang itu sebenarnya fardhu qifayah, yang apabila telah dilaksanakan oleh sebagian maka gugurlah yang lain, bukan fardhu ain yang wajib dilakukan setiap orang. Perang barulah menjadi wajib apabila Rosulullah sendiri keluar dan mengerahkan kaum mu’minin menuju medan perang.
Artinya , agar tujuan utama dari orang-orang yang mendalami agama itu karena ingimembimbing kaumnya, mengajari mereka dan memberi peringatan kepada merek tentang akibat kebodohan dan tidak mengamalkan apa yang mereka ketahui, dengn harapan supaya mereka takut kepada Allah dan berhati-hati terhadap akibat kemaksiatan, disamping itu agar seluruh kaum mu’minin mengetahui agama mereka, mampu menyebarkan dakwahnya dan membelanya, serta menenrangkan rahasia-rahasiaNya kepada sekuruh umat manusia. Jadi, bukan bertujuan supaya memperoleh kepemimpinan dan kedudukan yang tinggi serta mengungguli kebanyakan orang-orang lain, atau bertujuan memperoleh harta dan meniru orang zalim dan para penindas dalam berpakaian , berkendaraaan maupun dalam persaingan diantara sesama mereka.
Ayat tersebut merupakan isyarat tentang kewajibannya dalam pemdalaman agama dan bersedia mengajarkannya ditempat-tempat pemukiman serta memahamkan orang-orang lain kepada agama, sebanyak yang dapat memperbaiki keadaan mereka. Sehingga mereka tidak bodoh lagi tentang hukum-hukum agama secara umum dan wajib diketahi oleh setiap mukmin.[4]
2.      Tafsir Al-Azhar
Dengan suusn kalimat falaulaa, yang berarti diangkat naiknya, maka tuhan telah menganjurkan pembagian tugas. Seluruh orang yang beriman diwajibkan berjihad dan diwajibkan pergi berperang menurut kesanggupan masing-masing, baik secara ringan maupun berat. Maka dengan ayat ini tuhan pu menuntun, memperdalam ilmu pengetahuan dan pengertian tentang agama. Jika yang pergi kemedan perang itu bertarung nyawa dengan musuh , maka yang tinggal digaris belakang memperdalam pengertian (Fiqh) tentang agama. Sebab tidaklah pula kurang penting juhad yang mereka hadapi. Ilmu agama wajib diperdalam itu secara ilmiah. Ada pahlawan medan perang, dengan pedang ditangan dan ada pula pahlawan digaris belakang merenung kitab. Keduanya penting dan keduanya isi mengisi. Suatu hal yang terkandung dalam ayat ini yang musti kita perhatikan yaitu alangkah baiknya keluar dari tiap-tiap golongan itu, diantaranya merka ada sau kelompok, supaya mereka memperdalam pengertian tantang agama.
Tegasnya adalah bahwa semua golongan itu harus berjihad , turut berjuang. Tetapi Rasulullah kelak membagi tugas mereka masing-masing . ada yang berjihad kegaris muka dan ada yang berjihad digaris belakang. Sebab itu maka kelompok kecil yang memperdalam pengetahuannya tentang agama itu adalah sebagian daripada jihad juga.
Pada ujung ayat 122 intinya adalah kewajiban dari kelompok yang tertantu memperdalmereka yang lebih dalam faham agama itu, yaitu supaya dengan pengetahuan merka yang lebih dalam, mereka dapat emberikan peringatan dan acaman kepada kaum mrka sendiri apabila mereka kembali pulang supaya kaum itu berhati-hati. Dengan adanya ini nampaklah tugas yang berat dari ulama dalam islam. Bagi seorang ulama islam ilmu bukalah semata-mata untuk diri sendiri, tetapi juga untuk dipimpinkan.[5]

3.      Tafsir Al-Mishbah
Anjuran demikian gencar , pahala yan demikian besar bagi yang berjihad serta keamanan yang sebelumya ditujukan kepada yang enggan, menjadikan kaum berimain berduyun-duyun dan dengan penih semangat maju ke medan juang. Ini tidak pada tematnya, karena ada area perjuangan lain yang harus dipikul.
Ayat ini menuntn kaum muslimin untuk membagi tugas dengan menegaskan bahwa “tidak sepatutnya bagi orang-orang  mukmin” yang selama ini dianjurkan agar bergegas menuju medan perang pergi semua kemedan perang sehingga tidak tersisa lagi yang melaksanakan tugas-tugas lain. Jika memang tidak ada panggilan yang bersifat mobilisasi umum maka mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan yakni kelompok besar diantara mereka beberapa orang dari golongan itu untuk bersunggu-sungguh memeprdalam pengetahuan tentang agama sehingga mereka dapat memperoleh manfaat untuk diri mereka dan untuk orang lain dan juga untuk memberi peringatan kepada kaum mereka yng menjadi anggota pasukan yang  perang ditugaskan Rasulullah SAW. Itu apabila nanti setelah kembali kepada mereka yang memeperdalam pengetahuan itu, supaya mereka yang jauh dari RasulullahSAW. Karena tugasnya dapat berhati-hati dan menjaga diri mereka.
Tujuan utama ayat ini adalah menggambarkan bagaimna seharusnya tugas-tugas dibagi sehingga tidak semua mengajarkan satu jenis pekkerjaan saja. Karena itu juga, kita tidak dapat berkata bahwa masyarakat islam kini dan bahkan pada zaman Nabi saw hanya melakukan dua tugas pokok yaitu perang dan menuntut ilmu.[6]

C.    Ilmu Agama Kunci Sukses Dunia Akhirat
Ilmu adalah pilar dasar sebuah kemajuan di dalam semua aspek peradaban, tidak ada sebuah peradaban tanpa ilmu. Dengan ilmu, suatu umat atau bangsa bisa maju dan dengan akhlak sebuah bangsa bisa meraih kemuliaan dan kebesaran, seperti yang dikatakan oleh salah seorang penyair: “Ilmu bisa mengangkat sebuah rumah yang tidak memiliki tiang penyangga, sedangkan kebodohan mampu meruntuhkan rumah-rumah kemuliaan dan keluhuran.” Sebagai seorang muslim harusnya kita meyakini bahwa ilmu yang bermanfaat hanyalah ilmu agama,karena denganyalah kita hidup dan bersamanya kita mati. Agama islam adalah agama yang sempurna,semua hal ada di dalamnya,maka kita perlu mempelajari islam terutama perkara yang berhubungan dengan pribadi seorang seperti aqidah dan ibadah fardu a`in.
Seperti hadis nabi Muhammad yang menyebutkan “ Barang siapa yang menginginkan dunia maka dengan ilmu,barangsiapa yang menginginkan akhirat maka harus memiliki ilmu pula ,dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka harus mempunyai ilmu”. Karena dengan kita mempunyai ilmu agama kita bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar dan dengan ilmu pula kita dapat hidup sesuai dengan jalan yang di Ridhoi Allah.
Ilmu meletakan manusia lebih utama daripada makhluk Allah SWT Yng lain, bahkan lebih tinggi daripaa malaikat. Nyatalah penghormatan ini tidak diberikan kepada manusia karena kecakepan dan kekuatan mental atau fisical tetapi berdasarkan ilmu yang dimiliki.
Sebagai umat islam kita meyakini segala bidang ilmu adalah berpastikan kepada Allah SWT, daripada Allah ilmu datang, kepada Allah ilmu kembali. Semoga dengan ilmu yang sedikit demi sedikit kita pelajari akan mendapat rahmat yang besar daripadda Allah SWT.  Dan semoga kita selalu menggali ilmu sampai ketahap yang tak sterjama lagi untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Ilmu adalah kunci rahasia alam ini, dengan ilmu, seseorang yang memiliki ilmu dari Al-Kitab mampu mendatangkan singgasana Ratu Bilqis ke tanah Syam hanya dalam satu kedipan mata. Kisah tersebut bisa disimak dalam firman-Nya, “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab, ‘Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.’ Tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata,  ‘Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Barangsiapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia.’” (QS. An-Naml: 40)
Dengan ilmu, seseorang mampu membuat sebuah onggokan besi bisa berjalan di atas muka bumi dan terbang di angkasa serta mampu menaklukkan dan memanfaatkan banyak sekali makhluk hidup dan benda-benda mati untuk kebaikan dirinya.
Jika setiap ucapan maupun tindakan didasarkan pada ilmu, pasti akan mendatangkan hasil yang diinginkan. Jika hal itu berupa sebuah solusi bagi sebuah permasalahan pemikiran, tentu akan bisa mendatangkan keyakinan dan ketenangan serta menghilangkan kesamaran dan kemusykilan dari dalam jiwa. Jika perbuatan tersebut berupa ibadah yang dilaksanakan berdasarkan ilmu tentang syarat dan rukunnya, ibadah tersebut sah dan diterima. Jika berupa pekerjaan atau profesi, jika ditekuni dengan ilmu, seseorang akan mampu meraih hasil yang terbaik dengan usaha dan biaya yang relatif kecil. Oleh karena itu, kita melihat Rasulullah SAW ketika hendak pergi hijrah ke Madinah, beliau menyewa seorang penunjuk jalan yang bernama Abdullah bin Uraiqith ad-Daili. Ia adalah seorang penujuk jalan yang mahir dan memiliki pengalaman luas tentang berbagai jalur yang ada di gurun, sehingga dengan petunjuk Allah beliau berhasil sampai ke tujuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dari menuntut ilmu agama adalah untuk memberikan ingatan kepada orang-orang muslim supaya berhati-hati dan tidak menyimpang dari ajaran agama islam yang teah Rasul sampaikan. Kemudian memperdalam ilmu agama bukan hanya untuk kepintaran pribadi akan tetapi agar kita sebagai umat muslim dapat menyampaikan kepada keturunan kita nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Faram, Musthafa. 2007. Tafsir Imam Syafi’i. Jakarta. PT. Niaga Swadaya
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa. 1993. Terjemahan Tafsir al-Maraghi. Semarang. PT. Karya Toha Putra
Hamka. 2002. Tafsir Al-Azhar. Jakarta. Pustaka Panjimas
Manaf, Mujahid Abdul. 1996. Sejarah Agama-Agama. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Shihab, M.Quraisy. 2001. Tafsir al-Miahbab Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta. Lentera Hati
Thalhah, Ali Abi. 2009. Tafsir ibnu Abbas. Jakarta. Pustaka Azzam


NAMA            : ISMA PANGESTI LAELIKA
TTL                 : TEGAL, 27 MEI 1999
NIM                : 2117043
ALAMAT       : JL. BALI RT: 14 RW:XI MINTARAGEN TEGAL




[1] Ali Abi Thalhah, Tafsir ibnu Abbas (Jakarta: Pustak Azzam,2009), hal. 45
[2] Drs Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996) hlm. 4
[3] Musthafa al-Faram, Tafsir Imam Syafi’i. (Jakarta: PT. Niaga Swadaya, 2007), hal.45
[4] Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT Karya Toha Putra 1993) hlm.85-86
[5] Hamka, Tafsir Al-azhar juz XI (Jakarta: Pustaka Panjimas 2002) hlm.87-91
[6] M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Miahbab Pesan Kesan dan Kesersian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2002) hlm 749-752

Tidak ada komentar:

Posting Komentar