SURAH AL ALAQ AYAT 1-5
Afridatul Izzah
NIM (2117125)
KELAS E
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Perintah Membaca dan Belajar dalam Al-Qur’an surah Al-Alaq ayat
1-5”. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
sahabatnya, keluarganya, serta segala umat-Nya hingga yaumil akhir.
Makalah ini disusun guna menambah wawasan pengetahuan yang membahas
tentang masalah yang menjadi pokok bahasan. Makalah ini disajikan sebagai bahan
materi dalam diskusi mata kuliah Tafsir Tarbawi.
Terimakasih kepada Bapak Muhammad Hufron selaku dosen mata kuliah yang
telah membimbing kami dalam Tholabul ilmi, yang senantiasa kami nanti-nantikan
petuah-petuahnya.
Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya,
meskipun tidak komprehensif. Penulis menyadari bahwa kemampuan dalam penulisan
makalah ini jauh dari kata sempurna, penulis sudah berusaha dan mencoba
mengembangkan dari beberapa referensi mengenai materi tersebut. Apabila dalam
penulisan makalah ini ada kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan dan
pembahasannya, maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran dari
pembaca.
Akhir kata, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semuanya. Amin Yaa Robbal ‘Alamin.
Pekalongan,
21 September 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar isi.............................................................................................................
Bab I Pendahuluan..............................................................................................
1.1. Latar Belakang......................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................
Bab II Pembahasan.............................................................................................
2.1 Asbabun Nuzul
2.2 Dalil tentang Perintah Membaca dan
Belajar
2.3 Penjelasan Ayat
2.4 Metode Al-Qur’an Dalam Belajar
2.5 Faedah Perintah Membaca dan Belajar
Bab III Penutup..................................................................................................
3.1. Kesimpulan ..........................................................................................
3.2 Saran
Daftar Pustaka....................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebelum turunnya wahyu kepada Nabi
Muhammad saw, manusia belum bisa membaca mereka sedangkan mengajar menunjuk
pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Dua konsep tersebut
terpadu menjadi satu kegiatan manakala terjadi interaksi guru dan siswa.masih
buta huruf. Kemudian Al Quran surat Al Alaq ayat 1-5 turun sebagai wahyu
pertama, dalam surat tersebut Allah memerintahkan Nabi Muhammad membaca. Dengan
adanya kejadian tersebut berarti manusia diwajibkan belajar membaca, tidak
hanya itu manusia juga di perintahkan menulis apa yang telah di baca ataupun di
pelajarinya tersebut.
Belajar mengajar adalah suatu
kegiatan antara guru dan murid yang bernilai edukatif interaksi yang bernilai
edukatif. Dikarenakan kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan dengan segala sesuatunya
guna kepentingan pengajaran.
Belajar dan mengajar merupakan dua
konsep yang tidak dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang
harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa isi kandungan surah Al Alaq ayat 1-5 ?
b.
Apa saja metode-metode belajar dalam Al-Qur’an ?
C.
Tujuan
a.
Untuk mengetahui kandungan surah
Al-‘Alaq ayat 1-5.
b.
Untuk mengetahui metode-metode belajar dalam Al-Qur’an.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Asbabun
Nuzul
Surah ini terdiri dari 19 ayat termasuk golongan surah-surah
periode makkiyah. Ayat 1-5 dari surah ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang
pertama kali diturunkan. Pada saat itu nabi Muhammad Saw sedang bertahanus di
gua Hira dan saat itu pula beliau diangkat menjadi Rasul. Surah Al-‘Alaq yang
terdapat pada ayat 2 surah ini juga disebut dengan “Iqra” atau “Al-Qalam”.
Allah menjadikan Qalam sebagai alat mengembangkan pengetahuan.
Menukil dari riwayat dikemukakan bahwa Abu Jalil pernah berkata
“Apakah Muhammad menempelkan mukanya ke tanah (sujud) dihadapan kamu?. ketika itu orang membenarkannya. Selanjutnya
Abu Jahal “Demi Latta dan Uzza sekiranya aku melihatnya demikian aku akan kuinjak
batang lehernya dan kubenamkan mukanya ke tanah”. Ayat ini turun berkenaan
dengan peristiwa itu.
Dinukil dari riwayat lain dikemukakan bahwa ketika Rasulallah
sedang shalat datanglah Abu Jahal melarang nabi melakukannya. Ayat ini turun
berkenaan dengan peristiwa tersebut sebagai ancaman untuk orang-orang yang
menghalang-halangi ibadah.
Riwayat yang hampir serupa dikemukakan juga bahwa ketika nabi
sedang shalat datanglah Abu Jahal dan berkata: ”Bukankah aku telah melarang
engkau berbuat begini (shalat)?” Abu Jahal berkata “Bukankah engkau tahu bahwa
disini tidak ada yang lebih banyak pengikutnya daripada aku?” Maka Allah
menurunkan ayat ini sebagai ancaman bagi orang-orang yang menghalang-halangi
untuk melakukan ibadah.
Diriwayatkan bahwa Abu Jahal melewati nabi yang sedang melaksanakan
shalat di samping ka’bah, lalu ia berkata: ”Bukankah aku telah merangmu dari
hal ini?” lalu nabi menjawab dengan suara tegas. Kemudian abu jahal berkata:
“Dengan engkau mengancamku? Aku adalah orang yang paling banyak golongannya.”
Lalu Allah menurunkan ayat-ayat diatas, dan ayat-ayat tersebut bersifat umum
mencakup setiap orang yang melarang kebaikan, dan semua yang dilarang baik,
meskipun sebab turunnya ayat hanya kepada orang tertenTu saja, yaitu saat Abu Jahal
mencegah nabi mengerjakan shalat di samping Ka’bah.[1]
B.
Dalil Perintah Membaca dan Belajar
Surah
Al-‘Alaq: 1-5
اِقْرَأْبِاسْمِ
رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ(1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ(2) اِقْرَأْوَرَبُّكَ الْاكْرَمُ(3)
اَلَّذِيْ
عَلَّمَ بِا لْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
(1)
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan.
(2) Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah.
(3) Bacalah dan Tuhan-mulah yang paling pemurah.
(4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
(5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Awal turunnya surah Al-‘Alaq
Disebutkan dalam hadist-hadist sahih,bahwa nabi muhammad Saw
mendatangi gua Hira’ (Hira’ adalah nama sebuah gunung di Makkah) untuk tujuan
beribadah selama beberapa hari. Beliau kembali kepada istrinya siti Khadijah
untuk mengambil bekal secukupnya. Hingga pada suatu hari di gua beliau
dikejutkan oleh kedatangan malaikat membawa wahyu ilahi. Malaikat berkata
kepadanya, “Bacalah” beliau menjawab, “Saya tidak bisa membaca”. Perawi
mengatakan bahwa untuk kedua kalinya malaikat memegang nabi dan
menekan-nekannya hingga nabi kepayahan, dan setelah itu dilepaskan. Malaikat
berkata lagi kepadanya, “Bacalah” Nabi menjawab, “Saya tidak bisa membaca”.
Perawi mengatakan, bahwa untuk ketiga
kalinya malaikat memegang nabi dan menekan-nekannya hingga beliau kepayahan.
Setelah itu barulah nabi mengucapkan apa yang diucapkan oleh malaikat, yaitu
surah Al –‘Alaq ayat 1-5.
Para perawi hadist
mengatakan, Bahwa nabi Saw kembali ke rumah khadijah dalam keadaan gemetar
seraya mengatakan, “Selimutilah aku, selimutilah aku”. Kemudian mereka
menyelimuti beliau hingga rasa takut beliaupun hilang. Setelah itu beliau
menceritakan semuanya kepada khadijah. Lalu beliau berkata, “Aku merasa
khawatir terhadap diriku”. Khadijah menjawab, “Jangan, bergembiralah! Demi
Allah, sesungguhnya Allah tidak akan mengusirmu”. Rasulallah Saw menjawab, “Ya.
Tidak seorangpun datang membawa apa yang kau bawa, melainkan ia akan dimusuhi. Jika aku masih
hidup dimasa membuatmu kecewa. Sesungguhnya engkau adalah orang yang
menyambungkan silaturahmi, benar dalam
berkata,
menanggung beban, gemar
menyuguhi tamu dan gemar menolong orang yang tertimpa bencana”.[2]
Kemudian khadijah
mengajak beliau menemui Waraqh Ibnu
Naufal Ibnu ‘Abdil ‘Uzza (Anak paman khadijah). Beliau adalah pemeluk agama
nasrani di zaman jahiliyah, pandai menulis arab dan menguasai bahasa ibrani,
serta pernah menulis injil dalam bahasa arab dari bahasa aslinya, yaitu ibrani.
Beliau seorang yang sudah lanjut usia dan buta kedua matanya khadijah berkata
kepadanya, “Hai anak paman! Dengarkanlah apa yang dikatakan anak saudaramu
ini”. Waraqah bertanya pada nabi “Wahai anak saudaraku, apakah yang engkau
saksikan?” kemudian nabi Saw. Ceritakan apa yang dialaminya kepadanya. Waraqah
berkata, “malaikat namus (Pakar ahli yang pandai) inilah yang pernah datang
kepada nabi isa. Jika saja aku masih kuat, dan jika saja aku masih hidup
tatkala kaummu itu, aku akan menolongmu sekuat tenaga”. Tetapi tidak lama
kemudian ia wafat. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhori dan Muslim.
Berdasarkan hadis
yang lalu dapat disimpulkan bahwa permulaan surah ini merupakan awal ayat-ayat
Al-Qur’an diturunkan. Dan merupakan rahmat Allah pertama diturunkan yang
pertama kepada hamba-hambanya serta kitab khittab pertama ditujukan kepada
Rasulullah Saw.
Akan halnya sisa surah ini diturunkan kemudian yaitu setelah
tersiarnya berita kerasulan Muhammad Saw, dan setelah beliau mengajak kaum Quraisy
kepada keimanan terhadap Allah. Sebagai mereka beriman kepadanya, namun
sebagian besar mereka merasa jengkel kepada mereka yang beriman sehingga tidak
henti-hentinya menyakiti mereka berupaya mengembalikan kaum mukminin kepada
keingkaran atas nabinya dan apa yang diturunkan kepadanya dari tuhannya[3].
C. Penjelasan Ayat
Ayat 1
اٍقْرَأبِاسْمِ
رَبِّكَ الَذِيْ خَلَقَ
Jadilah engkau
orang yang bisa membaca berkat kekuasaan dan kehendak Allah yang telah
menciptakan. Sebelum itu beliau tidak pandai membaca dan menulis. Kemudian
datang perintah ilahi agar beliau membaca, sekaligus tidak bisa menulis. Dan
Allah menurunkan sebuah kitab kepadanya untuk dibaca sekalipun ia tidak bisa
menulisnya .
Kesimpulannya: sesungguhnya zat yang menciptakan makhluk mampu
membuatmu bisa membaca sekalipun sebelum itu tidak pernah belajar dan membaca.
Ayat 2
خَلَقَ الٍانسَانَ مِن عَلَق
Sesungguhnya dzat
yang menciptakan manusia sehingga menjadi makhluknya yang paling mulia ia
menciptakannya dari segumpal darah. Kemudian membekalinya dengan kemampuan
menguasai alam bumi dan dengan ilmu pengetahuannya bisa mengolah bumi serta
menguasai apa yang ada padanya untuk kepentingan umat manusia.
Kesimpulan: Sesungguhnya dzat yang menciptakan manusia dari
segumpal darah kemudian membekalinya dengan kemampuan berfikir sehingga bisa
menguasai seluruh makhluk bumi.
Ayat 3
اِقرَأوَرَبُكَ الَاكرَم
Kerjakanlah apa yang aku perintahkan yaitu membaca.
Perintah ini diulang-ulang sebab membaca tidak akan bisa meresap
dalam jiwa melainkan setelah berulang-ulang dan dibiasakan.
Tuhanmu maha pemurah kepada orang yang memohon pemberannya baginya
amat mudah menganugerahkan kepandaian membaca kepadamu sikap kemurahannya.
Ayat 4
اَلَذِي عَلَّمَ بِا لقَلَم
Yang menjadikan pena sebagai sarana berkomunikasi sesama manusia
sekalipun letaknya berjauhan. Dan ia tak ubahnya lisan yang bicara Qalam atau
pena adalah benda mati yang tidak bisa memberikan pengertian. Oleh sebab itu
dzat yang menciptakan benda mati bisa menjadi alat komunikasi, sesungguhnya
tidak ada kesulitan baginya dirimu (Muhammad) bisa membaca dan bisa memberi
pengajaran.
Ayat 5
عَلَّمَ الإِنسَانَ مَا لَم يَعْلَم
Sesungguhnya dzat yang memerintahkan rasulnya membaca dialah yang
mengajarkan berbagai ilmu yang dinikmati oleh umat manusia. Sehingga manusia
berbeda dengan makhluk lainnya pada mulanya manusia itu bodoh, dia tidak
mengetahui apa-apa. Lalu apakah mengherankan jika ia mengajari membaca dan mengajarimu berbagai ilmu selain
membaca sedangkan engkau memiliki bakat untuk menerimanya.[4]
D. Metode Al-Qur’an Dalam Belajar
Metode adalah sistem atau pendekatan serta sarana yang digunakan
untuk mengantar kepada suatu tujuan. Dalam QS. Al-Maidah: 35 Allah Swt,
berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
اتَّقُوا اللهَ وَابْتَغُواْ إِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُواْ فِيْ سَبِيْلِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ (35 )
“ Hai Orang-orang beriman
bertakwalah kepada Alloh dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya dan
berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.”
Implikasi dari ayat di atas dan kaitannya dengan belajar adalah
pentingnya penggunaan metode yang mengantarkannya. Metode-metode tersebut
sebagai berikut:
a.
Metode dialog
Adalah sebagai jalan unuk memecahkan suatu permasalahan yang
memerlukan jawaban alternatif.
b.
Metode kisah
Adalah cara mendidik dengan mengandalkan bahasa, baik lisan maupun
tertulis dengan menyampaikan pesan dari sumber ajaran pokok islam yaitu
Al-Qur’an dan Hadist.
c.
Metode praktik
Adalah suatu metode pendidikan dan pembelajaran dengan cara
pendidik memberikan ulangan.
d.
Metode targhib dan tarhib
Metode ini telah digunakan oleh masyarakat luas, orang tua terhadap
anaknya, pendidik terhadap peserta didik.[5]
E. Faedah Perintah Membaca dan Belajar
1.
Diantara kenikmatan Allah yang paling agung yang diberikan kepada
Nabi Muhammad Saw adalah perintah kepadanya agar membaca dengan menyebut nama
pencipta alam semesta.
2.
Karunia Allah kepada manusia dengan menjadikannya ada yang
sebelumnya tidak ada, dan penjelasan mengenai beberapa tahapan perkembangan
penciptaannya dalam perut ibunya.
3.
Sifat Allah ta’ala bahwa Dia adalah Rabb yang maha pemurah dan
diantara bentuk kemurahan –Nya bahwa Dia mengajari manasia sesuatu yang
bermanfaat untuk urusan agama dan dunianya.
4.
Ancaman bagi orang yang menggunakan nikmat Allah untuk bermaksiat
kepada-Nya dan ia lupa bahwa tempat kembalinya adalah kepada Allah Swt.
5.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pemaparan
makalah diatas mengenai tafsir Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq ayat 1-5. Surah ini
terdiri dari 19 ayat termasuk golongan makkiyah. Surah ini adalah ayat-ayat
Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan. Al-‘Alaq artinya segumpal darah yang menerangkan
bahwa Allah menciptakan manusia dari benda yang hina kemudian memuliakannya
dengan mengajar, membaca, menulis, dan memberinya pengetahuan. Tetapi manusia
tidak ingat lagi akan asalnya, karena itu dia tidak mensyukuri nikmat Allah
Swt, bahkan dia bertindak melampaui batas karena melihat dirinya telah merasa
serba cukup.
B.
Saran
Agar manusia selalu mengingat Allah,
bahwasannya Allah lah yang telah menciptakan makhluk semesta ini, dan Allah
juga memberi akal dan pikiran kepada manusia agar bisa berfikir, belajar,
membaca, bisa mengamalkannya, serta menambah pengetahuan tentang agama.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Nor. 2014. Juz ‘Amma cara mudah membaca dan memahami Al
Qur’an Juz 30. Jakarta: Erlangga.
Al Maragi, Ahmad mustafa.
1993. Tafsir Al-Maragi.
Semarang: PT. Karya Toha Putra
Al-Khayyath, Syaikh ‘Abdullah. Tafsir Juz ‘Amma. Jakarta
Timur: PT Griya Ilmu Mandiri Sejahtera.
Munirah. Jurnal Petunjuk
Al Quran Tentang Belajar dan Pembelajaran. UIN Alauddin Makassar.
BIODATA PENULIS
Nama: Afridatul Izzah
Tempat, tanggal lahir: Pekalongan, 11 Juni 1999
Alamat: Ds. Purwodadi, Kec. Sragi, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah
Riwayat pendidikan: SDN Purwodadi, SMPN 01 Sragi, SMAN 01 Sragi.
Motto: Jangan memikirkan sesuatu dalam satu waktu
[1] Nur Hadi, Juz Amma’ Cara Mudah Membaca dan Memahami Al Quran Juz
Ke 30, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm.278.
[2] Ahmad Musthafa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: PT
Karya Toha Putra, 1993), hlm.344-349.
[5] Munirah,
Jurnal Petunjuk Al Quran Tentang Belajar dan Pembelajaran, UIN Alauddin
Makassar, hlm.47-49
Tidak ada komentar:
Posting Komentar