Laman

new post

zzz

Rabu, 26 September 2018

TT E D1 KEWAJIBAN BELAJAR SPESIFIK "MENDALAMI ILMU AGAMA"


KEWAJIBAN BELAJAR SPESIFIK
"MENDALAMI ILMU AGAMA"
(Q.S Al-Taubat, 9: 122)
Ulinuha Anteng
NIM. (2117156)
Kelas : E 

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah swt. Atas izin-Nya makalah yang berjudul ”Kewajiban Belajar “Spesifik” (Mendalami Ilmu Agama)” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan dalam semoga tercurah pada baginda Nabi Muhammad saw, sahabatnya, keluarganya, dan umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini dibuat sebagai tugas Tafsir Tarbawi ini menjelaskan tentang pengertian ilmu Agama, dalil mendalami Ilmu Agama dan  Ilmu Agama Kunci Sukses Dunia Akhirat.
Penulis sudah berusaha untuk menyusun makalah ini selengkap mungkin. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Tafsir Tarbawi, bapak Muhammad Ghufron, M.Si yang telah memberi amanah kepada penulis untuk mengisi materi penulisan makalah ini.
Akhirnya, makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dan membantu para mahasiswa atau mahasisiwi. Aamiin ya rabbal ‘alamin. Selamat membaca.

Pekalongan, 28 September 2018


Penulis














Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I             PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah...........................................................1
B.     Rumusan Masalah.....................................................................1
C.     Tujuan Pembuatan Makalah.....................................................1
BAB II                        PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ilmu Agama...........................................................2
B.     Dalil tentang mendalami Ilmu Agama.....................................3
C.     Ilmu Agama kunci sukses Dunia Akhirat................................5
BAB III          PENUTUP
A.    Simpulan...................................................................................7
B.     Saran-saran...............................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................8










BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu kesadaran umat muslim didunia akan pentingnya mengetahui atau mendalami makna dan isi dalam ayat ayat Al Qur’an sudah mulai berkurang padahal mengetahui makna dan isi dari ayat ayat yang sering kita baca sehari hari itu hukumnya wajib. Maka dari itu kita harus mengetahui pula maksud sebenarnya dari ayat ayat yang Allah turunkan dakam Al Qur’an.
Ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu hal yang manusia ketahui pasti dalam akalnya masing masing, sudah pasti semua itu berasal dari Allah SWT dan manusia itu sendiri hanya sebagai objek atau pelaku dari itu semua. Dalam surat At Taubah ayat 122 Allah SWT bermaksud untuk mengingatkan manusia bahwasannya menuntut ilmu itu sangatlah penting, jika zaman Rasullulah masih ada peperangan maka sebagian orang diperintahkan untuk pergi (ke medan oerang) dan sebagian orang lain diperintahkan untuk menuntut ilmu sedangkan zaman kita sekarang diperintahkan untuk menuntut ilmu.

  1. Rumusan Masalah
            
            1. Apakah Pengertian Ilmu Agama?
            2. Dalil mendalami Ilmu Agama?
            3. Ilmu Agama kunci sukses dunia akhirat?


  1. Tujuan Pembuatan Makalah

            1. Untuk mengetahui pengertian Ilmu Agama
            2. Untuk mengetahui dalil mendalami Ilmu Agama
            3. Untuk mengetahui Ilmu Agama kunci sukses dunia akhirat





BAB II
                                                                PEMBAHASAN
A.      Pengertian Ilmu Agama
     Ilmu menurut etimologi berasal dari kata  Alima artinya mengetahui. Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia Ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) atau pengetahuan atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin dan sebagainya.
            Sedangkan agama menurut istilah atau Terminologi:
a.       Menurut Abul A’la Al Maududi menyatakan bahwa agama mempunyai 4 pengertian sebagai berikut
                   I.      Penyerahan diri terhadap sang Kuasa
                II.     Penghambaan seseorang yang lemah terhadap yang lebih kuat
             III.     Peraturang yang wajib di patuhi
             IV.     Perhitungan, pembalasan dari perbuatan manusia.
  1. Menurut Budiman, Agama mempunyai 2 dimensi yang meliputi :
              I.              Kepercayaan, percaya kepada yang ghoib serta adanya hari akhir
               II.               Merupakan sesuatu yang mempengaruhi hidup manusia, sehingga agama ini identik kaitannya dengan budaya.[1]



B.       Dalil tentang mendalami Ilmu Agama
            At-Taubah ;122
وَمَا كَا نَ الْمُؤْمِنُوْ نَ لِيَنْفِرُوْاكَافَّةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْ قَةٍ مِّنْهُمْ طَا ئِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوْا فِ الدِّ يْنِ وَلِيُنْذِ رُوْا قَوْ مَهُمْ اِذَا رَجَعُوْااِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَلرُوْنَ .
            dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan diantara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk member peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali , agar merekadapatmenjaga dirinya.”  (At-Taubah ;122)[2]
Ø  Sabab nuzul
            Tersebutlah pada saat itu ada orang-orang yang tidak berangkat ke medan perang, mereka berada di daerah Badui (pedalaman) karena sibuk mengajarkan agama kepada kaumnya. Maka orang-orang munafik memberikan komentarnya “sungguh masih ada orang-orang yang tertinggal di daerah-daerah pedalaman itu”. Kemudian turunlah firman-Nya yang menyatakan: “tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang)” (Q.S At-taubah , 122).
            Ibnu Abu HAtim telah mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Abdullah ibnu Ubaid ibnu Umair yang menceritakan bahwa mengingat keinginan kaum mukmin yang sangat besar terhadap masalah jihad, disebutkan bahwa Rosulullah SAW. Mengirimkan syarirahnya , maka mereka semuanya berangkat . dan mereka meninggalkan Nabi SAW. Di Madinah bersama orang-orang yang lemah. Maka turunlah firman Allah SWT Yaitu Surat At-Taubah ayat 122.[3]
            Dia berkata “ Tidak pantas orang-orang beriman pergi seluruhnya ke medan perang dan meninggalkan Nabi sendiri ‘mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang’. Maksudnya ‘ashabah (kelompok) yaitu ar-saraaya (detasemen) , dan janganlah mereka melakukan perjalanan malam (yatasarrau) kecuali dengan izinnya. Ketika pasukan perang telah kembali dan Al-Quran turun setelah (keberangkatan)mereka (ba’dahum) (ke medan perang), yang kemudian dipelajari oleh orang-orang  yang tidak berangkat perang dari Rasulullah SAW. Mereka berkata ‘Al-Quran telah diturunkan kepada Nabi kalian dan kami telah mempelajarinya’ , maka pasukan yang telah kembali mempelajari Al-Qur’an daro Rasulullah SAW. , yang turun setelah (keberangkatan) mereka (yang turut berperang). Kemudian diutus kepada pasukan lainnya. Itulah makna forman Allah Ta’ala, ‘..untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama’ .  artinya mempelajari apa-apa yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi-Nya lalu mengajarkannya kembali kepada pasukan perang yang telah pulang. ‘supaya mereka itu dapat menjga dirinya’ .
Dia berkata , “ ayat ini bukan tentang jihad, akan tetapi ketika Rasulullah SAW. Mendoakan kekeringan bagi suku Mudhar, kerin dan gersanglah negeri mereka.  Sebagian kabilah dari suku Mudhar mendapat bencana ini sepenuhnya sehingga mereka pindah ke Madinah karena susah. Mereka berpura-pura menerima Islam. Mereka banyak menyulitkan sahabat Rasulullah SAW. Allah SWT pun menurunkan ayat-Nya guna memberitahukan kepada Rasul-Nya. Bahwa mereka bukanlah orang-orang beriman. Oleh karena itu, Rasulullah SAW menngembalikan merekakepada keluarga mereka dan member peringatan kepada kaumnya jika mereka berbuat sebagaimana mereka. [4]
Isi kandungan surat At Taubah (122)
a. Ketika terjadi peperangan tidak semua kaum muslim harus pergi berperang
b. Harus ada beberapa yang pergi mencari ilmu
c. Mencari ilmu nilainya sama dengan berjihad
d. Barang siapa yang meninggalkan saat menuntut ilmu maka Allah SWT menjadikan syahid
e. Selepas menuntut ilmu wajib untuk kembali dan menyebarkan ilmu yang sudah ia dapat ke daerah sekitarnya
f.  Guna menuntut ilmu agar dapat menjaga dari diri perbuatan dosa dan maksiat.[5]


C.    Ilmu Agama Kunci Sukses Dunia Akhirat
Ilmu adalah pilar dasar sebuah kemajuan di dalam semua aspek peradaban, tidak ada sebuah peradaban tanpa ilmu. Dengan ilmu, suatu umat atau bangsa bisa maju dan dengan akhlak sebuah bangsa bisa meraih kemuliaan dan kebesaran, seperti yang dikatakan oleh salah seorang penyair:
“Ilmu bisa mengangkat sebuah rumah yang tidak memiliki tiang penyangga, sedangkan kebodohan mampu meruntuhkan rumah-rumah kemuliaan dan keluhuran.”
Ilmu adalah kunci rahasia alam ini, dengan ilmu, seseorang yang memiliki ilmu dari Al-Kitab mampu mendatangkan singgasana Ratu Bilqis ke tanah Syam hanya dalam satu kedipan mata. Kisah tersebut bisa disimak dalam firman-Nya, “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab, ‘Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.’ Tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata,  ‘Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Barangsiapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia.’” (QS. An-Naml: 40)
Dengan ilmu, seseorang mampu membuat sebuah onggokan besi bisa berjalan di atas muka bumi dan terbang di angkasa serta mampu menaklukkan dan memanfaatkan banyak sekali makhluk hidup dan benda-benda mati untuk kebaikan dirinya.
Jika setiap ucapan maupun tindakan didasarkan pada ilmu, pasti akan mendatangkan hasil yang diinginkan. Jika hal itu berupa sebuah solusi bagi sebuah permasalahan pemikiran, tentu akan bisa mendatangkan keyakinan dan ketenangan serta menghilangkan kesamaran dan kemusykilan dari dalam jiwa.
Ada seorang laki-laki datang menemui Rasulullah SAW sambil membawa keheranan di dalam hatinya, karena ia memiliki seorang anak yang terlahir dengan kulit hitam. Lalu Rasulullah SAW berkata kepadanya, “Apakah kamu memiliki beberapa unta?” Laki-laki tersebut menjawab, “Punya.” Lalu Rasulullah SAW berkata, “Apa warna unta-unta kamu tersebut?” Ia menjawab, “Merah.” Lalu beliau berkata, “Apakah ada yang berwarna coklat?” Ia berkata, “Ada.” Lalu beliau berkata, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Ia berkata, “Mungkin dari nenek moyangnya dahulu ada yang memiliki warna seperti itu.” Lalu beliau berkata, “Kalau begitu mungkin hal yang sama terjadi pada anakmu.”
Jika perbuatan tersebut berupa ibadah yang dilaksanakan berdasarkan ilmu tentang syarat dan rukunnya, ibadah tersebut sah dan diterima. Jika berupa pekerjaan atau profesi, jika ditekuni dengan ilmu, seseorang akan mampu meraih hasil yang terbaik dengan usaha dan biaya yang relatif kecil.
Oleh karena itu, kita melihat Rasulullah SAW ketika hendak pergi hijrah ke Madinah, beliau menyewa seorang penunjuk jalan yang bernama Abdullah bin Uraiqith ad-Daili. Ia adalah seorang penujuk jalan yang mahir dan memiliki pengalaman luas tentang berbagai jalur yang ada di gurun, sehingga dengan petunjuk Allah beliau berhasil sampai ke tujuan.[6]

























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Ayat tersebut menerangkan tentang kewajiban manusia untuk belajar dan mengajar agama, Ayat ini memberi anjuran tegas kepada umat islam agar ada sebagian dari umat Islam untuk memperdalam ilmu agama.

B. Saran
            Alhamdulillah makalah ini telah selesai, namun layaknya sebuah karya tulis biasa yang masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, maka dari itu saran dan kritik dari teman-teman, utamanya untuk dosen pembimbing yang sifatnya membangun sangatlah kami harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.
            Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam hal pengembangan sistem pendidikan bagi kita semua. Dan semoga, makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua, serta untuk memotivasi kita agar lebih giat dan semangat dalam belajar.















DAFTAR PUSTAKA

Abi Thalhah, bin Ali. 2009. TAFSIR IBNU ABBAS. Jakarta:Pustaka Azzam.
Ahmad Musthafa al-Farran,  Syaikh.2007.TAFSIR IMAM SYAFI’I.Jakarta:PT.Niaga Swadaya.
Hamka.1978 .Tafsir Tarbawi .Surabaya: Bina Ilmu Offest.
Shihab, M.Quraish.2005.TAFSIR AL-MISBAH.Tanggerang:Lentera Hati.
Juwariyah. 2010. Hadits Tarbawi. Yogyakarta : Teras.

https://www.w-islam.com/2013/05/927/ilmu-satu-syarat-sukses-dunia-akhirat/










[1] Ali Abi Thalhah, Tafsir ibnu abbas (Jakarta : Pustaka Azzam,2009), hal. 45
[2] Musthafa al- Faram, Tafsir Imam Syafi’i.( Jakarta : Pt. Niaga Swadaya,2007), hal.3
[3] M. Quraish Shihab, Tafsir al-misbah.( Tangerang: Lentera hati, 2005), hal. 45
[4]  Hamka, Tafsir Tarbawi. (Surabaya: Bina Ilmu Offest,1978), hal.67-68
[5] Juwariyah, Hadits Tarbawi. (Yogyakarta : Teras, 2010), hal. 123

Tidak ada komentar:

Posting Komentar