Laman

new post

zzz

Rabu, 10 Oktober 2018

TT C F1 TUJUAN PENDIDIKAN DIVERSIFIKASI "FUNGSI AL-QUR'AN"


TUJUAN PENDIDIKAN DIVERSIFIKASI
"FUNGSI AL-QUR'AN"
Q.S Ali Imran, 3:138-139
Hanah Robiatul Adawiyah
NIM. 2117133
Kelas C

JURUSAN PENDIDIDKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI  PEKALONGAN
2018




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masalah dasar dan tujuan pendidikan merupakan suatu masalah yang sangan fundamental dalam pelaksanaan pendidikan. sebab dasar pendidikan itu akan menentukan corak da nisi pendidikan, sedangkan tujuan pendidikan akan menentukan kea rah mana peserta didik itu dibawa. Terlebih pada tujuan pendidikan islam dimana seorang pendidik bisa menjadi teladan dari apa yang diajarkan.
Pada dasarnya pendidikan islam berdasarkan atau bersumber dari quran dan hadis yang mana al-Quran itu dijelaskan dalam surat ali-imran ayat 138-139, bahwa alquran itu sebagai al-bayan atau penjelas, hidayah atau petunjuk, dan mu’jizat.
Pendidikan merupaan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal maupun informal. Tujuan pendidikan yang akan menentukan keberhasilan dalam proses pembentukan pribadi manusia yang berkualitas.
B.     Rumusan Masalah
1.      Jelaskan hakikat al-quran?
2.      Bagaimana fungsi al-quran?
3.      Jelaskan tentang generasi qurani?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui hakikat al-Quran.
2.      Untuk mengetahui apa saja fungsi dari al-quran yang berkaitan dengan pendidiakan.
3.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan generasi qurani.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Al-Quran
Kata al-Quran menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam-macam, salah satunya adalah bacaan atau sesuatu yang harus dibaca. Adapun menurut istilah para ulama memiliki pendapat masing-masing. Al-quran adalah kalam Allah yang bersifat mu’jizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw., melalui perantara jibril dengan lafal dan maknanya dari Allah swt., yang mana membacanya merupakan ibadah, al-quran dimulai surah al-fatihah dan diakhiri an-nas.[1]
Para ulama dalam bidang ilmu al-Quran telah mendefinisikan al-quran menurut pemahaman mereka masing-masing, baik secara etimologi maupun terminology. Beberapa ulama berpendapat sebagai berikut:
1.    Menurut al-Lihyany (w. 215 H) dan segolongan ulama lain
Kata Quran berasal dari kata kerja (fi’il), قرأ artinya membaca, dengan bentuk kata atau tasrif (قرأ-يقرأ-قرءانأ). Dari tasrif tersebut, kata قرءانأ artinya bacaan yang bermakna isim maf'ul  (( مقروء artinya yang dibaca. Karena al-Quran itu dibaca maka dinamailah al-Quran. Kata tersebut selanjutnya digunakan untuk kitab suci yang diturunkan kepada nabi muhammad saw.,  sebagaimana yang terdapat dalam surah al-qiyamah ayat 17-18 yang artinya, “sesungguhnya kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya, apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.”[2]
2.      Menurut Quraish Shihab, al-Quran secara harfiah berarti bacaan yang sempurna. Ia merupakan suatu nama pilihan Allah swt yang tepat. Karena tiada satupun bacaanpun sejak manusia mengenal tulisan 5 ribu tahun yang laluyang dapat menandingi Quran.
Al-Quran juga mempunyai arti mengumpulkan da menghimpun dari kata qira’ah yakni menghimpun huruf demi huruf, kata demi kata, dalam suatu ucapan yang tersusun rapih. Allah berfirman:
Artinya : “sesungguhnya kamilah yang menurunkan al-Quran dan pasti kami pula yang akan memeliharanya.” (al-hijr/15:9)[3]
B.     Dalil Fungsi Al-Quran
            Al-Quran al-kariim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat, ia merupakan kitab suci umat islam yang memilik banyak manfaat bagi manusia. Al-quran diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh manusia melalui malaikat jibril kepada nabi Muhammad saw., dan beliau sebagai penyampai, pengamal, serta penafsir pertama dalam al-Quran. Adapun fungsi al-Quran berdasaran quran surah ali-imran ayat 138-139 sebagai berikut:
138هَٰذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ
139 وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Artinya: “ Al-Quran ini adalah penjelasan bagi manusia, petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa (138) Dan janganlah kamu merasa lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati. Padahal kamu adalah orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu benar-benar beriman (139).”
1.      Al-Quran sebagai penjelas
Al-Quran ini adalah penjelasan bagi manusia, petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa (138). Quran merupakan penerang atau penelas bagi seluruh manusia yang menjelaskan tentang kejadian yang lalu sehingga apa apa yang tidak diketahui manusia bisa diketahui lewat al-quran. Maksud dari ayat tersebut juga sebagai perintah agar manusia mempelajari sunattullah. Pernyataan Allah, “Al-Quran ini adalah penjelasan bagi manusia “ bmengandung makna bahwa Allah tidak langsung menjatuhkan sanksi sebelum manusia itu mengetahui sanksi tersebut.
2.      Al-Quran Sebagai Hidayah
“Dan janganlah kamu merasa lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati. Padahal kamu adalah orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu benar-benar beriman (139).” Allah tidak akan memberikan sanksi sebelum orang itu mengetahui sanksinya dank arena terlebih dahulu Allah akan memberikan petunjuk jalan dan peringatan.
Sebagai Hidayah. Al-Quran diturunkan Allah kepada nabi saw., bukan sekedar untuk dibaca tetapi untuk dipahami kemudian untuk diamalkan dan dijadikan sumber hidayat dan pedoman bagi manusia untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Untuk itu kita dianjurkan untuk menjaga dan memeliharanya. Hal ini sesuai firman Allah dalam surah al-fatir ayat 29 yang artinya: “sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca al-Quran dan mendirikan sholat dan sebagian rezeqi yang kami anugerahkan kepada mereka secara diam-diam dan terang terangan. Merekalah yang mengharapkan (keuntungan) perniagaan yang tidak akan merugi.”
3.      Menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad saw., bukti kebenaran tersebut dikemukakan dalam tantangan yang sifatnya bertahap.
a.       Menantang siapapun yang meragukannya untuk menyusun semacam al-quran secara keseluruhan
b.      Menantang mereka untuk menyusun sepuluh surat semacam al-quran
c.       Menantang meraka untuk menyusun satu surat saja semacam al-Quran
d.      Menantang mereka untuk menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan satu surah dari al-Quran
4.      Menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Petunjuk yang dimaksud yakni petunjuk agama atau syariat.
5.      Sebagai mu’jizat nabi Muhammad saw., untuk membuktikan kenabian dan kerasulannya dan al-Quran adalah ciptaan Allah bukan ciptaan nabi. Hal ini didukung adanya firman Allah dalam surah al-isra ayat 88 yang artinya: “katakanlah sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk menciptakan yang serupa dengan quran niscaya mereka tidak akan dapat membuatnya sekalipun sebagian mereka membantu sebagian yang lain.”
Dari sini dpat diphami bahwa quran merupakan sumber yang harus dijadikan dasar hukum tau pedoman hidup umat manusia.[4] Kandungan Hukum dan Aspek Tarbawi sebagai berikut:
1.      Sebagai penjelas dalam firmannya Q.S Ali Imran: Al-Quran ini adalah penjelasan bagi manusia, petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa (138).
Mempelajari sejarah umat terdahulu dan melihat berkasnya dengan melawat mengembara dengan sendirinya akan memperoleh penjelasan, petunjuk, dan pengajaran. Ilmu kita akan bertambah tentang perjuangan hidup manusia dalam dunia ini. Dalam ayat ini kita berjumpa dengan anjuran mengetahui beberapa ilmu penting. Pertama, sejarah; kedua ilmu bekas peninggalan sejarah; ketiga ilmu siasat perang; keempat ilmu mengendalikan Negara. Di dalam sejarah kita akan menemui banyak hal-hal penting. Misalnya perjuangan nabi musa menentang kedzaliman firaun ataupun nabi Ibrahim AS menghadapi kaumnya dan raja namrud. Dalam hal ini kita dianjurkan mempersiapkan diri dan berhati-hati dalam melangkah.
“Dan janganlah kamu merasa lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati. Padahal kamu adalah orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu benar-benar beriman (139).” Sesungguhnya Allah melarang merasa susah terhadap apa yang telah lewat karena hal tersebut akan mengakibatkan seorang kehilangan semangatnya. Sebaliknya Allah tidak melarang hubungan seseorang dengan apa yang dicintainya, yaitu harta, kekayaan atau teman yang dapat memulihkan kekuatan serta dapat mengisi hatinya dengan kegembiraan. Untuk itu kalian adalah orang-orang yang lebih utama memiliki keteguhan tekad lantaran pengetahuan kalian tentang balasan yang baik dan berpegang pada kebenaran.[5]
C.    Generasi Qurani
Generasi dalam KBBI berarti turunan, angkatan atau sekelompok orang yang hidup pada tempat dan waktu yang sama. Sedangkan kata “qurani” diambil dari kitab al-Quran, yakni kumpulan wahyu Allah kepada nabi saw., melalui jibril, yang disusun dalam mushaf, di riwayatkan secara mutawatir dari generasi ke generasi berikutnya, dan berpahala bagi yang membacanya.[6] Jadi generasi qurani adalah generasi yang menjadikan al-Quran sebagai pedoman hidup mereka, meyakini kebenaran al-Quran, membacanya dan memahaminya dengan benar dan baik,  serta mengamalkannya dalam seluruh aspek kehidupan mereka.













BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Tujuan artinya sesuatu yang dituju. Kata al-Quran menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam-macam, salah satunya adalah bacaan atau sesuatu yang harus dibaca. Al-Quran al-kariim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat, ia merupakan kitab suci umat islam yang memilik banyak manfaat bagi manusia. Al-quran diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh manusia melalui malaikat jibril kepada nabi Muhammad saw., dan beliau sebagai penyampai, pengamal, serta penafsir pertama dalam al-Quran. Generasi dalam KBBI berarti turunan, angkatan atau sekelompok orang yang hidup pada tempat dan waktu yang sama. Sedangkan kata “qurani” diambil dari kitab al-Quran, yakni kumpulan wahyu Allah kepada nabi saw., melalui jibril, yang disusun dalam mushaf, di riwayatkan secara mutawatir dari generasi ke generasi berikutnya, dan berpahala bagi yang membacanya.













DAFTAR PUSTAKA
Al-Qattan, Manna Khalil. 2015. Studi Ilmu-Ilmu Quran. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa.
Mustafa, Al-Maraghi, Ahmad. 1993. Tafsir Al-Maraghi. Semarang: PT Karya Toha Putra.
Rosidin, Mukarom Faisal dkk. 2014. Al-Quran Hadist. Jakarta: Kementerian Agama.
Shihab, M. Quraish dkk. 2008. Sejarah dan Ulum Al-Quran. Jakarta: Pustaka Firdaus
Siddieqy, Habsi Ash. 1996. Tafsir Al Bayan. Bandung: PT Al-Maarif.


















BIODATA
NAMA            : HANAH ROBIATUL ADAWIYAH
TTL                 : BATANG, 30 Oktober 1999
ALAMAT       : Jl. Dr. Wahidin Gg 29 Kauman Batang
Hobi                : Jalan-jalan, menulis
Riwayat Pendidikan
1.      MI DARUL ULUM
2.      SMP NEGERI 4 BATANG
3.      SMK NEGERI 1 BATANG
4.      MENEMPUH PENDIDIKAN DI IAIN PEKALONGAN






[1] M. Quraish Shihab, dkk., Sejarah dan Ulum Al-Quran, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), hlm.13.
[2] Mukarom Faisal Rosidin dkk, Al-Quran Hadist, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), hlm. 5.
[3] Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Quran, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2015), p. 15.
[4] Habsi Ash Siddieqy, Tafsir Al Bayan, (Bandung: PT Al-Maarif, 1996), hlm. 764.
[5] Al-Maraghi, Ahmad Mustafa, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1993)
[6] KBBI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar