Laman

new post

zzz

Sabtu, 06 Oktober 2018

TT E E4 TUJUAN PENDIDIKAN GENERAL "CARI RIDHA ALLAH SWT"


TUJUAN PENDIDIKAN GENERAL
"MENCARI RIDHA ALLAH"
Q.S SURAT AL-BAYYINAH (98: 8)
Indah Setiowati
NIM. (2117195) 
KELAS : E 

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018


KATA PENGANTAR

           
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah swt. Atas izin-Nya makalah yang berjudul “Mencari Ridha Allah” ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw, sahabatnya, keluarganya, dan umatnya hingga akhir zaman.
       Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliahTafsir Tarbawi. Makalah ini menjelaskan tentang hakikat ridha, dalil mencari ridha Allah,akhir dari perjuangan dunia dan akhirat.
        Penulis sudah berusaha untuk menyusun makalah ini selengkap mungkin. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini kepada kelompok kami. Penulis juga menerima saran dan kritik dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah mendatang.
       Akhirnya, makalah ini diharapkan bisa bermanfaat. Amin yaa rabbal ‘alamin.
Selamat membaca!





Pekalongan, 2 Oktober 2018

Penulis




DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................  i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I             PENDAHULUAN ...........................................................................1
A.    Latar Belakang Masalah ............................................................1
B.     Rumusan Masalah......................................................................1
C.     Metode Pemecahan Makalah .....................................................2
D.    Sistematika Penulisan Makalah .................................................2

BAB II            PEMBAHASAN ..............................................................................3
A.    Hakikat Ridha.............................................................................3
B.     Dalil Mencari Ridha Allah.........................................................5
C.     Akhir Perjuangan Manusia Dunia dan Akhirat..........................6

BAB III          PENUTUP........................................................................................8
A.    Simpulan ....................................................................................8
B.     Saran...........................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................9







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Ridha merupakan menerima semua ketentuan ketentuan Allah dengan rasa ikhlas tanpa berkeluh kesah, baik berupa hukum dan ketetapan Allah. Selain itu Ridha dapat diartikan setiap manusia harus menerima semua ketetapan dengan senang hati. Ridha terhadap Allah ialah hanya menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukaNya. Dan membenci sikap yang menyekutukan Allah. Balasan dari sikap ridha terhadap Allah ialah ia akan mendapatkan suatu balasan di dunia dan diakhirat. Di dunia akan mendapatkan suatu kenikmatan dan kelezatan yang ada di dunia. Sedangkan di akhirat ia akna mendapatkan suatu kenikmatan dan kelezatan yang ada di surga ‘Adn. Yang dibawah surga tersbut terdapat sungai sungai yang mengalir. Siapapun yang ada didalamnya ia akan kekal.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa hakikat dari Ridha ?
2.      Apa pengertian dari mencari Ridha Allah?
3.      Bagaimana dalil dari mencari Ridha Allah?
4.      Bagaimana tafsir surat Al Bayyinah ayat 8?








C.  Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecah masalah yang dilakukan melalui studi literatur/metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.       

D. Sistematika Penulisan Masalah
Makalah ini ditulis dalam 3 bagian, meliputi:
Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan   masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika penulisan makalah;
Bab II, pembahasan;                             
Bab III, bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.













BAB II
PEMBAHASAN

  1. Hakikat Ridha

     Menurut Al Ghazali Ridha adalah segala keputusan Allah SWT yang merupakan puncak keindahan akhlak (muntaha husnul alkhuluq). Menurut Syeh Abdul Qadir  Al-Djaelani ridha merupakan kewajiban hamba kepada Sang Khaliq yang tidak dapat ditolak.
     Perkataan rida berasal dari bahasa arab, radiya yang artinya senang hati (rela). Rida menurut syariah adalah menerima dengan senang hati atas segala yang diberikan Allah swt, baik berupa hukum (peraturan-peraturan) maupun ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Sikap rida harus ditunjukkan, baik ketika menerima nikmat maupun tatkala ditimpa musibah.
   Menurut kamus besar Indonesia, rida diartikan rela, suka, dan senang hati.sedangkan menurut bahasa adalah ketetapan hati untuk menerima segala keputusan yang sudah ditetapkan dan ridha merupakan akhir dari semua keinginan dan harapan yang baik .     

     Kebanyakan manusia merasa sukar atau gelisah ketika menerima keadaan yang menimpa dirinya, seperti kemiskinan, kerugian, kehilangan barang, pangkat, kedudukan, kematian anggota keluarganya, dan lain-lain, kecuali orang yang mempunyai sifat rida terhadap takdir. Orang yang memiliki sifat rida tidak mudah bimbang atau kecewa atas pengorbanan yang dilakukannya. Ia tidak menyesal dengan kehidupan yang diberikan Allah swt dan tidak iri hati atas kelebihan yang didapat orang lain karena yakin bahwa semua itu berasal dari Allah swt. Sedangkan kewajibannya adalah berusaha atau berikhtiar dengan kemampuan yang ada.
     Rida terhadap takdir bukan berarti menyerah atau pasrah tanpa usaha lebih dulu untuk mencari jalan keluarnya. Menyerah dan berputus asa tidak dibenarkan oleh tatanan hidup dan tidak dibenarkan pula oleh ajaran Islam. Allah swt. memberikan cobaan atau ujian dalam rangka menguji keimanan dan ketakwaan hamba-Nya.[1]

     Para ulama telah sepakat bahwa ridha merupakan sunat atau sunat muakad. Ada dua pendapat yang berbeda tentang wajibnya. Ridha kepada Rubuiyah Allah mengandung ridha terhadap pengaturanNya terhadap hamba juga mengandung pengakuan terhadap kesendirianNya dalam tawwakal, keyakinan penyandraan dan permintaan pertolongan. Sedangkan ridha kepada rasulNya mengandung kesempurnaan kepatuhan dan kepasrahan kepadanya, sehingga keberadaan RasulNya lebih penting daripada keberadaan dirinya. Tidak mencari petunjuk kecuali dari kalimat kalimatnya, tidak ridha selain kepada hukumnya, dan masalah apapun zhahir maupun batin. Sedangkan Ridha kepada agamaNya berarti patuh kepada hukum, perintah dan larangan agama, sekalipun mungkin bertentangan kehendaknya atau pendapat guru atau golongannya.
   Yang pasti dalam masalah ini ridha adalah sesuatau yang bisa diupayakan dilihat dari sebabnya,dan merupakan pemberian jika dilihat dari hakikatnya sebab ridha merupakan akhir dari tawakkal.
     Penafsiran ridha kepada Allah sebagai Rabb ialah membenci penyembahan kepada selainNya, dan ini merupakan suatu kesempurnaan dari ridha ini. Siapa yang memberikan ridha kepada hak hak Allah sebagai Rabb, tentu akan membenci penyembahan selain selainNya. Sebab ridha terhadap kemurnian Rububiyah mengharuskan adanya kemurniaan ibadah kepadaNya, sebagai ilmu tentang tauhid Rububiyah mengharuskan adanya ilmu tentang tauhid Uluhiyah.
       Ridha kepada Allah merupakan dasar ridha terhadap Allah. Ridha terhadap Allah merupakan buah ridha kepada Allah. Artinya Ridha terhadap Allah berkaitan dengan asma’ dan sifat sifatnya.


  1. Dalil Mencari Ridha Allah
جزاوهم عند ربهم جنت عدن تجرى من تحتها االانهر خلدين فيهاابدا  رضى الله عنهم ؤرضوا عنه ذلك لمن خشى ربه


Artinya : Balasan mereka disisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir dibawahnya sungai sungai; mereka kekal di dalamnya selama lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (Balasan) bagi orang yang takut kepada TuhanNya.

·         Tafsir Ayat :
جزاوهم عند ربهم جنت عدن تجرى من تحتها االانهر

     “Balasan bagi mereka ialah surga surga, tempat hunian yang mengalir dibawahnya sungai sungai. Kata jannat berarti kebun kebun yang ditumbuhi pohon pohon yang rindang dan segar. ‘Adn bermakna hunian. Dan anhar kata jama’ dari nahr yang bererti sungai besar. Yang dimakusd disini adalah tempat hunian penuh kenikmatan dalam kehidupan akhirat. Hal ini merupakan salah satu akidah yang wajib kita imani. Kenikmatan didalamnya lebih besar dan lebih sempurna dari segala macam kenikmatan dunia. Ia juga merupakan tempat tinhgal yang kekal siapa saja yang masuk ke dalamya tidak akan keluar untuk selama lamanya itulah makna kalimat selanjutnya. 

خلدين فيهاابدا 
  “Mereka kekal didalam untuk selama lamanya”. Namun kita tidak dibenarkan menyelidiki tentang hakikat surga surga ini, dimana letaknya dan bagaimana bentuk kenikmatan didalamnya? Semua itu tidak ada yang mengetahuinya selain Allah swt.

  Kalimat  رضى الله عنهم
“Dan merekapun ridha kepadanya. Karena mereka senantiasa memuji dan berterima kasih kepadanya, atas segala karunianya yang berupa kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Disamping itu, dengan adanya keyakinan yang kuat kepadanya, maka dengan penuh kepuasaan dan kesenangan hati mereka mematuhi segala perintahNya di dunia. Sehingga mereka benar benar merasa ridha kepadanya. dan kelak, ketika berada dalam kenikmatan alam akhirat, mereka akan mendapati karunia Allah yang sedemikian besar, sehingga tak ada tempat sedikitpun untuk menyesal atau kecewa”.

ذلك لمن خشى ربه
Artinya “ yang demikian itu (Balasan) bagi orang yang taqwa kepada TuhanNya. Balasan amal baik ini dan keridhaan seperti ini hanyalah bagi orang yang jiwanya penuh perasaan khasyyah (Diliputi cemas dan harap) kepada Tuhannya”.[2]

  1. Akhir Perjuangan Dunia dan Akhirat

      Kemudian dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa yang akan mereka terima Dari Tuhan mereka adalah surga ‘adn yang didalamnya terdapat bermacam macam kesenangan dak kelezatan, lebih lengkap dan sempurna dari kesenangan dan kelezatan dunia dan dibawahnya mengalir sungai sungai. Mereka kekal didalamnya selama lamanya. Mereka berhak menerima balasan tersebut karena mereka berada dalam keridhaan Allah dan tetap dalam ketentuan ketentuanNya. Mereka mendapat pujian dan mencapai apa yang merka inginkan dari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Meraka di ridhai Allah dan mereka pun ridha kepadaNya. Ganjaran ganjaran yang merupakan kebahagiaan dunia dan akhirat hanya diperoleh orang orang yang jiwanya penuh dengan taqwa kepada Allah. [3]
v  Kesimpulan :
1.      Orang orang kafir yakni Ahli kitab dan orang orang musyrik tidak goyah kepercayaan mereka dan berselisih pendapat sesuadh datangnya nabi Muhammad saw.
2.      Mereka hanya di perintahkan untuk menyembah Allah dengan ikhlas, mendirikan sholat dan mengeluarkan zakat yang merupakan ajaran agama yang lurus.
3.      Ancaman terhadap orang orang kafir itu ialah akan diamsukan kedalam neraka jahanam.
4.      Balasan terhadap orang yang beriman dan beramal sholeh ialaha akan dimasukan kedalam surga dan mendapat ridha Allah.
5.      Mengerjakan sholat, puasa dan zakat yang berhubungan dengan gerak lahir dan batin harus dilakukan dengan ikhlas dan taqqa untuk mencapai balasan yang disediakan bagi orang orang yang beriman dan beramal sholeh.
6.      Ibadah tidak akan diterima jika tidak didasari dengan keikhlasan.[4]














BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan

Seseorang yang senantiasa memiliki sifat ridha kepada Allah akan mendapatkan sebuah balasan di dunia dan di akhirat. Seperti yang terdapat dalam surat Al-Bayinnah, jika seseorang ridha dan selalu senang hati dalam menerima ketentuan Allah maka ia akan mendapatkan balasan kenikmatan di dunia dan di akhirat. Dan kelak siapapun yang masuk didalam surga ‘adn akan kekal selama-lamanya. Dimana surga ‘adn terdapat sungai-sungai yang mengalir di bawahnya.

B.       Saran-saran

Dengan membaca makalah ini penulis berharap agar pembaca bisa lebih memahami isi dari makalah ini dan tahu apa makna dari isi makalah ini. Pembaca agar bisa lebih mengetahui hakikat mencari ridha allah, dalil tentang mencari ridha Allah dan akhir dari perjuangan dunia akhirat.
Demikianlah makalah yang kami buat, apabila ada kesalahan baik dalam penulisan ataupun pembahasan serta penjelasan yang kurang jelas, kami mohon maaf. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kami ucapkan terima kasih.





DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Muhammad. 1998.  Tafsir Juz Amma. Bandung: Mizan
Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. 1998  Madarijus Salikin Pendakian Menuju Allah. Jakarta: Pustaka al- Kautsar
Kementrian Agama. 2010.  Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Lentera Abadi














BIODATA



Nama                                  : Indah Setiowati
Nim                                   : 2117195
TTL                                   : Pekalongan, 30 Mei 1999
Alamat                               : Dk. Krandon Ds. Sijeruk, Sragi
Riwayat Pendidikan         : 
1.      TK. PG Sragi
2.      SD N 01 Sijeruk
3.      SMP N 1 Sragi
4.      SMA N 1 Sragi
5.       IAIN Pekalongan


[1] Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madarijus Salikin Pendakian Menuju Allah, (Jakarta: Pustaka al- Kautsar, 1998), hlm. 210
[2] Muhammad Abduh, Tafsir Juz Amma, (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 278
[3] Kementrian Agama, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 737
[4]Ibid, hlm. 738

Tidak ada komentar:

Posting Komentar