OBJEK PENDIDIKAN DIRECT
"ISTRI KETURUNAN PENYEJUK HATI"
SURAT AL-FURQAN,25:74
ISMI LATIFAH
NIM: 2117339
Kelas: L
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah swt .Yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya sebagai penulis telah
menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Makalah dengan judul Objek Pendidikan
Direct “Istri Keturunan Penyejuk Hati” disusun dengan maksud untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi. Dan tidak lupa saya mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Muhammad Hufron,M.S.I selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Tafsir Tarbawi yang telah membimbing serta semua teman-teman kelas L PAI.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wacana baru dan bermanfaat bagi saya sendiri
selaku pembuat makalah maupun para pembaca makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca agar dapat diperbaiki lagi. Dan bisa bermanfaat lagi unuk pembaca
yang lainnya.
Pekalongan, 31 Oktober 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Al Quran adalah firman Allah yang sangat rapi dan sopan, al quran
menata semua hal dunia maupun akhirat bahkan dalm al quran pun mengatur dalam
masalah percintaan. Al quran pun mengatur dengan baik dan benar di dalam
pernikahan pun al quran mengaturnya dan al quran memerintah setiap muslim yang
bertakwa untuk mengikuti apa yang telah diinstruksikan. Pola pikir yang berbeda
antara suami dan istri dapat menyebabkan konflik yang lama kelamaan dapat
memicu perceraian. Lemahnya iman juga jadi masalah dalam kehidupan rumah
tangga. Kebanyakan orang sekarang yang sudah menikah sebagai istri bekerja
suami juga bekerja, ini menyebabkan renggangnya hubungan dalam rumah tangga.
Kemudian masalah-masalah rumah tangga yang sering bermunculan karena kurangnya
ilmu agama dan budi pekerti yang buruk tersebut telah dijelaskan jawabannya
dalam tafsir surat al-Furqan ayat 74, lebih jelasnya akan dibahas dalam makalah
ini.
B.
RUMUSAN MASALAH
a.
Apa hakikat Istri dan keturunan ?
b.
Bagaimana dalil Istri keturunan penyejuk hati !
c.
Apa yang dimaksud Rumah Tangga Laksana Taman Surga ?
C.
TUJUAN MAKALAH
a.
Untuk mengetahui hakikat istri dan keturunan
b.
Untuk mengetahui dalil istri keturunan penyejuk hati
c.
Untuk mengetahui rumah tangga laksana taman surga
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Istri dan Keturunan
Keluarga
adalah suatu ikatan laki-laki dengan perempuan berdasarkan hukum dan undang –
undang perkawinan yang sah. Dalam keluarga inilah akan terjadi interaksi
pendidikan pertama dan utama bagi anak yang akan menjadi pondasi dalam
pendidikan selanjutnya. Pendidikan Keluarga yang baik adalah yang mau
memberikan dorongan kuat kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan agama.
Dalam pendidikan keluarga juga harus diperhatikan dalam memberikan kasih sayang
jangan berlebih – lebihan dan jangan pula kurang. Oleh karena itu keluarga
harus pandai dan tepat dalam memberikan kasih sayang yang di butuhkan oleh
anaknya.
Pendidikan
Keluarga yang baik adalah yang mau memberikan dorongan kuat kepada anaknya
untuk mendapatkan pendidikan agama. pendidikan dalam keluarga mempunyai
pengaruh penting untuk mendidik anak. Hal tersebut mempunyai pengaruh positif
dimana lingkungan keluarga memeberikan dorongan atau memberikan motivasi atau
rangsangan kepada anak untuk menerima, memeahami, meyakini serta mengamalkan
ajaran islam.[1]
Anak usia
dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
yang unik. Anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan ,daya pikir, daya
cipta, bahasa dan komunikasi. orang tua sebagai pendidik utama didalam keluarga
memiliki peran dan fungsi strategis dalam pendidikan agama pada anak usia dini.
Dengan hadirnya anak di tengah-tengah pasangan suami isteri, maka jalinan kasih
antara mereka akan semakin tambah kuat. tidak sedikit pasangan suami-isteri
berpisah di tengah jalan, kemudian tersambung kembalilantaran masing-masing
teringat akan anak mereka. sebaliknya tidak jarang pula pasangan suami –isteri
yang demikiian rukun dan kasih sayang tiba-tiba bercerai lantaran tidak
hadirnya satu anak pun di tengah tengah mereka.buah hati yang mereka dambakan
tak pernah hadir dalam kenyataan. anak memang benar-benar sumber kebahagiaan
keluarga, buah hati yang memperkuat tali kasih kedua orang tuanyadan mampu
membahagiaan sanak saudara.[2]
B.
Dalil Istri dan keturunan penyejuk hati
Surat
Al-Furqan,25 ayat
74:
وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَجِنَا
وَذٌرِّيَتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
Artinya: “Dan
orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugerahkankanlah kiranya kami ini
dari Isteri-Isteri dan keturunan kami yang menjadi cahaya mata, dan jadikanlah
kiranya kami ini menjadi Imam ikutan daripada orang-orang yang bertaqwa kepada
Engkau. (Q.S. Surat al-Furqan,25: 74).
1.
Tafsir Al-Maraghi
Dan orang-orang yang memohon kepada Allah agar melahirkan dari
mereka keturunan yang taat dan beribadah kepada-Nya semata dan tidak
menyekutukan-Nya dengan yang lain. Orang yang beriman dengan sebenar-benar
iman, apabila melihat keluarganya sama dengannya taat kepada Allah, maka dia
akan merasa senang dan gembira, dia mengharapkan mereka dapat berguna baginya
di dunia selama hidup dan matinya serta bertemu dengannya di akhirat. Mereka
juga memohon agar Allah menjadikan mereka para imam yang diteladani dalam
menegakkan panji-panji agama dengan menganugerahkan ilmu yang luas kepada
mereka dan memberi taufik kepada mereka untuk mengerjakan amal shaleh.[3]
2.
Tafsir Al-Azhar
Ibadur Rahman senantiasa bermohon kepada Tuhannya agar
isteri-isteri mereka dan anak-anak mereka dijadikan buah hati permainan mata,
obat jerih pelerai demam, menghilangkan segala luka dalam jiwa, penawar segala
kekecewaan hati dalam hidup. Betapa pun shalih dan hidup beragama bagi seorang
ayah, belumlah dia merasa senang menutup mata kalau kehidupan anaknya tidak
menuruti lembaga yang dituangkannya. Seorang suami pun demikian pula. Betapa
pun condong hati seorang suami mendirikan kebajikan, kalau tidak ada sambutan
dari isteri, hati suami pun akan luka juga. Keseimbangan dalam rumah tangga
adalah kesatuan haluan dan tujuan. Hidup Muslim adalah hidup jamaah, bukan
hidup yang nafsi-nafsi.
Dalam hadits Rasulullah SAW. ada dikatakan:
اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةٌ
“Dunia ini adalah perhiasan hidup, dan sebaik-baik perhiasan dunia
itu ialah isteri yang sholihah.”
Berjuta milyar uang pun, berumah, bergedung indah, bermobil
kendaraan model tahun terakhir, segala yang dikehendaki dapat saja karena
kekayaan, semua itu tidak ada artinya kalau isteri tidak setia. Kalau dalam
Rumah Tangga si Suami hendak ke hilir
dan si Isteri hendak ke hulu. Akhirnya akan pecah juga Rumah Tangga yang
demikian, atau menjadi neraka kehidupan sampai salah seorang menutup mata.
Apalagi Anak, semua kita yang beranak berketurunan merasai sendiri
bahwa inti kekayaan ialah putera-puteri yang berbakti, putera-puteri yang
berhasil dalam hidupnya. Putera yang berbakti adalah obat hati di waktu tenaga
telah lemah. Hasilnya Dia berilmu dan dia beriman, dia beragama dan dia pun
dapat menempuh hidup dalam segala kesulitannya, dan setelah dia besar dewasa
dapat tegak sendiri dalam Rumah Tangganya, inilah anak yang akan menyambung
keturunan. Dan inilah bahagia yang tidak habis-habisnya. Si Ayah akan tenang
menutup mata jika ajal sampai.
Sebagai penutup dari doa itu, dia memohon lagi kepada Allah agar
dia dijadikan Imam daripada orang-orang yang bertaqwa. Setelah berdoa kepada
Allah agar Isteri dan anak menjadi buah hati, permainan mata karena taqwa kepada
Allah, maka ayah atau suami sebagai penanggungjawab menuntun Isteri dan anak
menempuh jalan itu, dia mendoakan dirinya sendiri agar menjadi Imam, berjalan
di muka sekali menuntun mereka menuju jalan Allah.[4]
3.
Tafsir Al-Misbah
Dan hamba-hamba Allah yang terpuji itu adalah mereka yang juga
senantiasa berkata yakni berdoa setelah berusaha bahwa: “ Wahai Tuhan kami,
anugerahkan buat kami pasangan-pasangan hidup kami yakni suami atau istri kami
serta anak keturunan kami, kiranya mereka semua menjadi penyejuk-penyejuk mata
kami dan orang lain melalui budi pekerti dan karya-karaya mereka yang terpuji,
dan jadikanlah kami yakni yang berdoa bersama pasangan dan anak keturunan,
jadikan kami secara khusus orang-orang bertakwa sebagai teladan.[5]
C.
Rumah Tangga Laksana Taman Surga
Rasa kasih sayang sangat lekat dalam diri kita. Rasa inilah yang
mewarnai kehidupan berumah tangga bersama suami, istri, anak, dan orang-orang
yang kita cintai dalam keluarga. Rasa yang menjelma dalam warna-warna indah itu
terhimpun menjadi keinginan yang membuncah. Keinginan untuk membangun surga
dalam keluarga sehingga kebahagiaan mengisi setiap jejak perjalanan hidup kita.
Setiap keluarga mendambakan sebuah ketenangan. Di dalamnya penuh jalinan cinta
dan kasih sayang dalam membangun kebahagiaan. Dan kebahagiaan yang hakiki
adalah ketika kita dapat meraih surga di akhirat nanti. Hal itu menuntut kita
untuk mampu menjadikan seluruh lingkungan, menjadi taman-taman atau beranda
surga duniawi yang mampu menghantarkan semua keluarga kita menuju taman-taman
surga ukhrawi.
Baiti Jannati, rumahku laksana surga bagiku. Begitulah ungkapan
yang terlontar dari lisan Rasulullah SAW. keberhasilan Rasulullah SAW patut
menjadi tauladan bagi setiap umatnya dalam membina hubungan berumah tangga.
Ungkapan inipun menjadi semboyan oleh setiap rumah tangga muslim yang
mendambakan rumah tangga bahagia. Keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah
merupakan dambaan setiap insan yang menjalani bahtera rumah tangga. Ia bagaikan
beranda surga di dalam keluarga. Keindahan surga rumah tangga tersebut dapat
diwujudkan dengan upaya bersama buah dari peduli dan berbagi suami dan istri.
Yang satu tidak menjadi beban bagi yang lainnya, tapi sebaliknya memperkuat
satu sama lain.
Kebahagiaan itu sangat dekat dengan diri manusia. Sebab kebahagiaan
itu ada di dalam hati. Ekspresi jiwa akan menggambarkan suasana hati manusia.
Sedih, tertawa, gembira, gelisah, marah, atau perasaan takut bermula dari hati.
Karena itu adalah wilayah yang mendominasi hati. Materi kehidupan hanyalah alat
yang menopang kebutuhan manusia. Ia bukan sumber kebahagiaan, di dalamnya ada
kecemasan, kegelisahan, dan ketidak harmonisan. Tentunya kita berharap rumah
tangga yang kita jalani damai bagaikan surga, yang di dalamnya ada pasangan
yang penuh perhatian, cinta, selalu akur, dan nyaman sehingga terkadang mereka
lebih betah di rumah daripada mengisi hari-hari luang di luar rumah. Rumah
tangga seperti ini tidaklah didapatkan, namun di bangun dan dibina sedemikian
rupa.
1)
Adanya saling kepercayaan
2)
Adanya saling keterbukaan
3)
Perlu pembiasaan seorang istri dengan menyambut suami dan suami
seringlah bercanda tawa dengan istri.
4)
Jangan menyebarkan aib baik suami maupun istri
5)
Jadikan rumah tangga taman-taman surga, yaitu dengan zikir, fikir,
dan amal shaleh.[6]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Didalam QS. Al-Furqon 74 membuktikan
bahwa sifat sifat hamba Allah yang terpuji itu tidak hanya terbatas pada upaya
menghiasi diri dengan amal amalan yang terpuji, tetapi juga memberi perhatian
kepada keluarga dan anak keturunan. Do’a mereka itu tentu saja diikuti dengan
usaha mendidik anak dan keluarga agar menjadi manusia terhormat, karena anak
dan pasangan tidak dapat menjadi penyejuk mata tanpa keberagamaan yang baik dan
berbudi pekerti yang baik serta pengetahuan yang memadai serta dijadikan orang-orang
yang taat kepada Allah dan menjalankan perintah kepada Allah dan Rasulnya. Hal itu menuntut kita untuk mampu menjadikan seluruh lingkungan,
menjadi taman-taman atau beranda surga duniawi yang mampu menghantarkan semua
keluarga kita menuju taman-taman surga ukhrawi.
B.
Saran
Demikian makalah yang dapat penulis sampaikan semoga dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Makalah ini tentunya masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang membangun
untuk dapat memperbaiki makalah ke depannya menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi, Ahmad Musthofa. 1993.
Tafsir Al-Maraghi Juz XIX (Semarang:Karya Toha Putra).
Hamka. 1982. Tafsir Al-Azhar Juz XIX (Jakarta:Pustaka
Panjimas).
Mansur. 2009. Pendidikan
anak usia dini dalam Islam (Yogyakarta:Pustaka Pelajar).
Shihab, M.Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan
Keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati).
Http://www.islamedia.id/2013/12/keluargaku-adalah-beranda-surga-bagiku-.html?m=1 diakses pada tanggal 1 november 2018 pukul 20.00 WIB.
BIODATA PENULIS
Nama :
ISMI LATIFAH
Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 27 Juni 1998
Alamat : Jl. Raya Tanjung No. 64 RT 04
RW 02 Kec. Tirto
Kab.
Pekalongan
Motto : Hidup adalah perjuangan
Riwayat Pendidikan :
1) TK Muslimat NU Tanjung
2) MI Salafiyah Tanjung
3) MTs NU Tirto Pekalongan
4) SMK Ma’arif NU Tirto Pekalongan
5) Sedang Menempuh S.1 di IAIN Pekalongan
[5] M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an
(Jakarta: Lentera Hati,2002),hlm. 544-545
[6] Http://www.islamedia.id/2013/12/keluargaku-adalah-beranda-surga-bagiku-.html?m=1 diakses pada
tanggal 1 november 2018 pukul 20.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar