METODE PENDIDIKAN SPESIAL
"METODE TANYA JAWAB"
Farkhatuttadzkiroh
NIM. (2117065)
Kelas : E
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat serta
karunia-Nya sehingga dapat menyusun makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Tafsir Tarbawi. Kemudian, tidak lupa shalawat serta salam kita ucapkan kepada
junjungan kita Rasulullah SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya di hari
akhir nanti. Amin.
Yang terhormat Muhammad Hufron, M.S.I. selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi dan teman- teman
kelas E yang saya sayangi serta telah mendukung kami dalam pembuatan makalah
ini. Pembuatan makalah ini, selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliahTafsir
Tarbawi , tetapi juga sekaligus menjawab beberapa pertanyaan dari permasalahan
yang kami angkat, dengan materi yang kami bahas yaitu, Metode Tanya Jawab.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya mohon maaf
apabila ada salah-salah kata dan pembahasan yang kurang jelas dalam makalah
ini. Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat sebagai media pemahaman
dalam proses pembelajaran.
Pekalongan, November 2018
Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Metode
pendidikan atau lebih operasionalnya, metode mengajar adalah cara-cara praktis
dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Dengan kata lain, cara guru untuk
menyampaikan informasi kepada peserta didiknya, sebagai rentetan kegiatan
terarah bagi guru yang menyebabkan timbulnya proses belajar pada peserta didik.
Jadi, metode mengajar adalah cara-cara yang digunakan guru dalam penyampaian
materi ajar kepada muridnya didalam kelas.
Peranan
metode pendidikan berasal dari kenyataan yang menunjukkan bahwa materi
kurikulum pendidikan islam tidak mungkin akan tepat diajarkan, melainkan
diberikan dengan cara khusus. Ketidak tepatan dalam penerapan metode ini
kiranya akan menghambat proses belajar mengajar yang akan berakibat membuang
waktu dan tenaga yang tidak perlu. Tanggung jawab yang dipercayakan kepada guru
untuk mencapai tujuan yang luas akan dapat berhasil guna sebaik-baiknya
berdasarkan ketentuan-ketentuan umum yang telah di gariskan sesuai dengan yang
telah direncanakan secara optimal
Kunci
pembentukan karakter dalam proses pendidikan menurut Al-Quran menunjukkan,
bahwa manusia itu lahir dengan fitrah yang baik. Kepercayaan akan adanya fitrah
yang baik ini akan mempengaruhi implikasi-implikasi praktis bagi metode-metode
yang seharusnya diterapkan dalam proses belajar mengajar.
1. Apa
pengertian dari metode tanya jawab?
2. Bagaimana
dalil mengenai metode tanya jawab?
3. Bagaimana
tafsir surat Al-Baqarah ayat 189?
4. Bagaimana
aplikasi surat Al-Baqarah ayat 189 dalam kehidupan?
5. Bagaimana
aspek tarbawi dalam surat al-Baqarah ayat 189?
1. Untuk
mengetahui arti dari metode Tanya jawab
2. Mengetahui
dalil mengenai metode tanya jawab
3. Untuk
mnegetahui tafsir Al-Baqarah ayat 189
4. Untuk
mengetahui aplikasi surat Al-Baqarah ayat 189 dalam kehidupan
5. Untuk
mengetahui aspek tarbawi dalam surat al-Baqarah ayat 189.
BAB II
PEMBAHASAN
Para ahli
telah memberikan padangannya tentang konsep metode tanya jawab. Yusuf
memberikan pendapatnya bahwa metode tanya jawab merupakan suatu cara untuk
menyampaikan atau menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru
yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya. Olehnya dalam penerapannya, guru
dan siswa harus terlibat dalam aktifitas bertanya dan memberikan respon atas
pertanyaan-pertanyaan yang ada.[1]
Metode
belajar mempunyai kelemahan dan kekurangan masing-masing. Metode ceramah
misalnya, mempunyai kelemahan, diantaranya menjauhkan dan kurang merangsang
daya berpikir peserta didik. Untuk menutupi kelemahan tersebut diperlukan
metode tanya jawab. Peserta didik yang kurang memperhatikan pelajaran melalui
metode ceramah akan berhati-hati terhadap pelajaran yang disajikan dengan
metode tanya jawab, sebab setiap peserta didik sewaktu-waktu akan mendapat
giliran menjawab pertannyaan guru. Metode inipun tetap saja mempunyai
kelemahan, yaitu tidak dapat dilakukan kepada setiap peserta didik secara
keseluruhan dan tidak dapat memberikan kesempatan yang sama kepada semua
peserta didik di dalam kelas.
Metode Tanya
jawab sering dilakukan oleh Rasulullah SAW. Ketika memberikan pengajaran Kepada
para sahabatnya.[2]
Semua pertanyaan diambil dari kehidupan para sahabat secara umum dan tidak
menafikan beberapa pertanyaan mereka yang lain seperti man abaa? dan aina
abaa? termasuk juga pertanyaan tentang hilal, sejak ia berbentuk
sabit kemudian menyempurna dan pada akhirnya kembali seperti sediakala.
Keseluruhan Tanya jawab dalam ayat-ayat al-quran, dari pertanyaan terdahulu
hingga pertanyaan terakhir, adalah dilengkapi dengan tujuan yang sangat mirip
yang diekspresikan dalam langkah terahir dalam pertanyaan. Hal ini bertujuan
membantu manusia untuk menemukan kebenaran.[3]
يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ اْلأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ وَلَيْسَ الْبِرُّبِأَنْ
تَأْتُوْا اْلبُيُوْتَ مِنْ ظُهُوْرِهَاوَلَكِنَّ اْلبِرَّمَنِ اتَّقَى وَأْتُوْا
اْلبُيُوْتَ مِنْ اَبْوَابِهَاوَااتَّقُوَّاللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
“Meraka bertanya kepada engkau dari hal
bulan sabit. Katakanlah: Dia itu adalah waktu-waktu yang ditentukan untuk manusia
dan (untuk) haji. Dan tidaklah kebajikan itu, bahwa kamu masuk ke rumah kamu
dari belakangnya, tetapi yang kebajikan ialah takwalah kepada Allah, supaya
kamu beroleh kejayaan”.
Paling
penting untuk diperhatikan adalah bahwa Allah menjawab dengan menjelaskan
manfaat hilal bagi agama maupun kehidupan dunia. Allah dalam hal ini tidak
menjawab inti pertanyaan mereka karena pada saat itu para sahabat belum
mengetahui perubahan yang terjadi pada bulan. Maka kita dapatkan jawaban yang
termaktub bukan tentang pertanyaan mereka, melainkan manfaat yang ada padanya,
yaitu menunjukkan waktu-waktu ibadah dan muamalah mereka, khususnya dalam
ibadah haji. Kemudian memberi peringatan akan perbuatan mereka saat masih
berada dalam fase jahiliyah, yaitu seusai menunaikan ibadah haji, mereka
memasuki rumah melalui pintu belakang, bukan pintu depan. Dan mengingatkan
mereka bahwa perbuatan yang demikian itu tidak termasuk kebajikan, namun
kebajikan adalah apa yang dilakukan oleh orang-orang yang takwa.
Pada
interpretasi lain tentang ayat ini yang mungkin lebih mendekati kebenaran.
Yaitu pertanyaan mereka atas perubahan bulan, tidak berkaitan dengan keperluan
mereka yang sebenarnya sehingga tidak memberi faedah apa-apa. Oleh karena itu
mereka diperumpamakan seperti orang yang masuk ke rumah tidak melalui pintunya,
maka sebaiknya mereka bertanya tentang apa yang benar-benar menjadi
keepentingan mereka.[4]
Tafsir Al-maraghi
Mereka
bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hikmah berbeda-bedanya bentuk hilal dan
faedahnya. Kemudian rasulullah menjawab, hilal itu adalah tanda-tanda bagi umat
manusia di dalam menentukan urusan dunia mereka. Dengan hilal tersebut mereka
mengetahui waktu mana yang paling tepat untuk melakukan cocok tanam atau
berdagang. Begitupula mereka dapat menentukan saat-saat kontrak perdagangan
melalui hilal ini. Disamping itu hilal merupakan tanda-tanda waktu ibadah.
Dengan melihat hilal ini mereka bisa menentukan awal bulan Ramadhan dan saat
berakhirnya kewajiban puasa. Terutama sekali hilal ini di pakai untuk
menentukan waktu haji. Hal ini untuk menentukan apakah haji dilakukan secara
ada’ (tepat pada waktunya) atau qada’ (diluar waktu dan tidak sah
melakukannya). Maka hal ini tidak mungkin bisa dimanfaatkan jika hilal itu
tetap pada bentuknya.
Menentukan
waktu melalui hilal sangat mudah bagi orang-orang yang mengetahui masalah
hitungan maupun yang tidak mengetahui, bahkan sangat mudah dipakai oleh orang
kampong maupun kota. Sedang mengetahui waktu dengan matahari (sanah syamsiyah),
hanya akan dimengerti oleh orang-orang yang pandai dalam ilmu hitung (ilmu
falak). Dan merekapun masih sangat sulit menghitung secara tepat, kecuali jika
ilmu pengetahuan telah bertambah maju.
Dan ini masih membutuhkan waktu yang panjang.[5]
Tafsir Al-Azhar
“Mereka
bertanya kepada engkau dari hal bulan sabit. Katakanlah: dia itu adalah
waktu-waktu yang ditentukan untuk manusia dan (untuk) haji.” (pangkal ayat
189). Mereka menanyakan mengapa bulan begitu, bukan menanyakan apa faedah yang
kita ambil dari keadaan bulan yang demikian. Beliau berikan jawaban yang sesuai
dengan kewajiban beliau sebagai rasul. Maka beliau katakanlah bahwasannya bulan
terbit dengan keadaan yang demikian itu membawa hikmat yang penting sekali bagi
kita. Dengan bulan demikian manusia dapat menentukan iddah perempuan setelah
bercerai, menentukan berapa purnama perempuan telah mengandung. Dan dengan dia
dapat ditentukan waktu puasa, sampai kepada waktu hari raya dan mengeluarkan
zakat sekali setahun, sampai kepada waktu mengerjakan haji.
Kemudian
datanglah sambungan ayat: “dan tidaklah kebajikan itu bahwa kamu masuk
kerumah dari belakangnya, tetapi yang kebajikan ialah barang siapa yang takwa.”
Menurut penafsiran dari penaafsir abu sebelumnya, yaitu kalua hendak masuk
kedalam rumahmu janganlah dari pintu belakang.
Maksudnya kalua hendak menanyakan sesuatu hal kepada seseorang hendaklah
pilih soal yang pantas dijawab oleh orang itu. Kalua hendak menanyakan mengapa
bulan mulanya laksana sabit, lama-lama penuh dan akhirnya kecil sebagai sabit
lagi, janganlah hal itu ditanyakan kepada Nabi. Tetapi tanyakanlah kepada ahli
falak. Samalah halnya bertanya begitu sebagai masuk rumah dari pintu belakang.
Tetapi kalua ditanyakan kepada Nabi apa hikmat yang dapat diambil dari
peredaran bulan demikian, akan dapatlah dijawab oleh Nabi menurut yang
selayaknya dan yang sepadan dengan beliau. Selanjutnya tuhan bersabda: “dan
datanglah ke rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan takwalah kepada Allah, supaya
kamu beroleh kejayaan.” (ujung ayat 189).[6]
Tafsir
Al-Misbah
“mereka bertanya kepadamu tentang
bulan sabit, mengapa bulan pada mulanya terlihat seperti sabit, kecil,
tetapi dari malam ke malam ia membesar hingga mencapai purnama, kemudian
mengecil dan mengecil lagi sampai hilang dari pandangan? Kaatakanlah, bulan
sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia. Waktu dalam penggunaan
Al-quran adalah batas akhir pulang untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Ia
adalah kadar tertentu dari satu masa. Dengan keadaan bulan seperti itu manusia
dapat mengetahui dan merancang aktivitasnya sehingga dapat terlaksana sesuai
dengan masa penyelesaian (waktu) yang tersedia, tidak terlambat
apabilaterabaikan dengan berlakunya waktu; dan juga untuk waktu
pelaksanaanibadah haji.
Kembali kepada pertanyaan sahabat nabi diatas, al-Quran tidak menjawab
sesuai dengan harapan mereka, tetapi memberi jawaban lain yang lebih sesuai
dengan kepentingan mereka. Hal serupa banyak terjadi dengan tujuan mengingatkan
penanya bahwa ada yang lebih wajar ditanyakan daripada yang telah diajukan.
Memang al-Quran mendidik manusia, dan salah satu bentuk pendidikannya adalah
mengarahkab mereka melalui jawaban-jawabannya.
Allah menegaskan bahwa, bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari
belakangnya, akan tetapi kebajikan ialah kebajikan orang yang bertakwa, atau
kebajikan adalah siapa yang menghindar dari kebiasaan dan pertanyaan ynag
serupa dengan yang ditanyakan diatas dan dalam kondisi yang serupa pula. Karena
itu masuklah ke rumah-rumah itu dari pintunya. Bertakwalah kepada Allah, laksana
tuntunan-Nya sepanjang kemampuan kamu dan jauhi larangaan-Nya agar kamu
beruntung.[7]
Ilmu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena ilmu adalah
pedoman hidup umat manusia. Kita tidak dapat melakukan sesuatu tanpa adanya
ilmu, dengan adanya ilmu kita dapat mengetahui sesuatu yang tadinya belum kita
ketahui. Dalam menuntut ilmu kita diharuskan menanyakan apa yang belum kita
pahami, karena jika kita berusaha menafsirkan sendiri, maka kita mungkin saja
tersesat dalam menuntut ilmu. Dalam menanyakan sesuatu harus ada tata cara
dalam bertanya maupun menjawab. Orang
yang berilmu, insyaallah akan selamat di dunia dan di akhirat. kewajiban bagi
setiap muslim untuk menuntut ilmu agama, yang dengannya ilmu agama dapat
membimbing seseorang keluar dari kebodohan, ilmu membimbing seseorang mampu
membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan ilmu yang benar tersebut
seseorang akan mendapatkan tuntunan untuk menempuh jalannya menuju surge Allah
ta’ala.
1. Ilmu adalah
pedoman hidup manusia.
2. Dengan
menuntut ilmu yang kita akan menambah wawasan dan akan mendapatkan manfaat.
3. Dalam
menuntut ilmu hendaknya bertanya apabila belum paham.
4. Menuntut
ilmu adalah sarana untuk beribadah kepada Allah.
5. Jika orang
yang berilmu hendaklah ilmu tersebut diamalkan kepada semua orang.
6. Setelah
menuntut ilmu hendaknya tawakal kepada Allah dan harus selalu optimis.
BAB III
PENUTUP
metode tanya jawab merupakan suatu cara
untuk menyampaikan atau menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari
guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya. Olehnya dalam penerapannya,
guru dan siswa harus terlibat dalam aktifitas bertanya dan memberikan respon
atas pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Dalil metode tanya jawab yang tercantum
dalam Al-Baqarah ayat 189 yang di dalamnya Allah menjawab dengan menjelaskan
manfaat hilal bagi agama maupun kehidupan dunia
Demikianlah makalah ini saya susun. penulis menyadari dalam
penulisaan makalah ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun diperlukan untuk menyempurnakan makalah ini dan makalah
yang akan penulis buat selanjutnya. Semoga bermanfaat bagi pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 1994. Teori-teori Pendidikan
Berdasarkan Al-Qur’an. Jakarta:PT Rineka Cipta.
Basrudin, Ratman, dan Yusdin gagaramusu. Penerapan Metode Tanya
Jawab Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya
Alam Di Kelas IV SDN Fatufiyah Kecamatan Bahodopi. Jurnal Kreatif Taduloko Online. 1(1): 216.
Gojali, Nanang. 2013. Tafsir Hadis Tentang Pendidikan. Bandung:
CV Pustaka Setia.
Hamka. 2004. Tafsir Al-Azhar. Jakarta:
Pustaka Panjimas.
Mushthafa al-maraghi, Ahmad. 1993. Tafsir
Al-Maraghi. Semarang: PT. Karya Toha Putra.
Shihab, M. Quraish . 2002. Tafsir
Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
Qardhawi, Yusuf. 1998. Al-Quran
Berbicara tentang Akal dan Ilmu pengetahuan. Jakarta: Gema Insani Press.
BIODATA PENULIS:
Nama :
Farkhatuttadzkiroh
NIM :
2117065
Alamat :
RT 04/RW 04 Desa Sidorejo, Comal, Pemalang
Riwayat Pendidikan :
a.
RA
Mahadul Muta’allimin
b.
MI
Mahadul Muta’allimin
c.
MTs Mahadul
Muta’allimin
d.
SMA
N 1 COMAL
[1]
Basrudin, Ratman, dan Yusdin gagaramusu, “Penerapan Metode Tanya Jawab Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam Di Kelas
IV SDN Fatufiyah Kecamatan Bahodopi”, Jurnal Kreatif Taduloko Online
vol. 1 No. 1, hlm., 216.
[2]
Nanang Gojali, Tafsir Hadis Tentang Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2013), hlm., 237.
[3]
Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, (Jakarta:PT
Rineka Cipta,1994) hlm., 215.
[4]
Yusuf Qardhawi, Al-Quran
Berbicara tentang Akal dan Ilmu pengetahuan, (Jakarta: Gema Insani Press,
1998), hlm., 246-247.
[5]
Ahmad Mushthafa al-maraghi, Tafsir
Al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1993), hlm., 146.
[6] Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta:
Pustaka Panjimas, 2004), hlm., 148-150.
[7] M. Quraish Shihab, Tafsir
Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) hlm., 417-418.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar