Laman

new post

zzz

Jumat, 30 Maret 2012

E7-41 Ferri Jariyah


MAKALAH

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN DIRINYA

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah                : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu        : Ghufron Dimyati, M.S.I




Oleh :

Nama : Ferri Jariyah
NIM : 2021110227
Kelas : E



JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
PEKALONGAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh Allah. Dalam kehidupannya manusia harus selalu menjaga hubungan baik, baik dengan hubungan Allah, sesama manusia ataupun dengan dirinya sendiri. Hal tersebut dimaksudkan agar tercipta kedamain dalam jiwa mereka.
Hubungan manusia dengan dirinya harus selalu terjalin dengan baik dalam artian, kita harus memikirkan diri kita sendiri dan tidak boleh mendzolimi diri sendiri. Kita juga harus sadar seberapa besar kemampuan kita untuk melakukan kewajiban ataupun sunnah dalam beragama.
Hal tersebut juga diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah R.A. yang akan sedikit diulas dalam makalah ini. Semoga nantinya dapat bermanfaat. Amin.


















BAB II
PEMBAHASAN


A.Materi Hadits
عَنْ عَائِشَةَ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ إِلَى عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُوْنِ فَجَا ءَهُ فَقَالَ يَا عُثْمَانُ أَرَغِبْتَ عَنْ سُنَّتِي؟ قَالَ لاَ وَاللهِ يَارَسُولَ اللهِ وَلَكِنْ سُنَّتَكَ أَطْلُبُ قَالَ فَإِنِّي أَنَامُ وَأُصَلِّي وَأَصُومُ وَأُفْطِرُوَأَنْكِحُ النِّسَاءَفَاتَّقِ اللهَ يَاعُثْمَانُ فَأِنَّ لِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّاوَإِنَّ لِضَيْفِكَ عَلَيْكَ حَقًّاوَإِنَّ لِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّافَصُمْ وَأَفْطِرْوَصَلِّ وَنَمْ)
(رواه أبوداودفى السنن, كتاب االصلاة, باب مايؤمربه منالقصدفي الصلاة)[1]

B. Terjemah :
Dari Aisyah R.A. bahwa Nabi S.A.W. pernah mengutus seseorang kepada Usman bin Mazhun. Melalui utusan itu beliau bertanya : “ Hai Usman, apakah kamu tidak menyukai sunnahku? “ jawabnya : “ Tidak, demi Allah hai Rasulullah, sunnah engkaulah yang aku cari ! Sabda beliau, “ Sesungguhnya aku tidur, aku sholat, aku berpuasa, aku berbuka dan aku menikahi wanita. Bertaqwalah kepada Allah hai Usman, karena keluargamu mempunyai hak, tamumu juga memiliki hak dan dirimu juga mempunyai hak. Sebab itu, berpuasalah dan berbukalah, shalatlah dan tidurlah.

C. Mufrodat
Indonesia
Arab
Melalui utusan itu
فجاءه
Tidak menyukai
أرغبت
Yang saya cari
أطلب
Berbukalah
أفطر
Saya menikahi
أنكح

D. BIOGRAFI RAWI
Aisyah adalah isteri Nabi s.a.w. puteri Abu Bakar ash-Shiddiq. Ibunya bernama Ummu Ruman Amr ibn Umaimir al- Kinayah. Menurut riwayat, Nabi saw. Menikahi Aisyah ketika usia 6 tahun. Ketika Aisyah berusia 9 tahun Nabi saw. Berhijrah ke Madinah dan ketika Nabi saw.wafat, beliau baru berusia 13 tahun.[2]
Beliau meriwayatkan 2.210 hadits. Al-Bukhary dan Muslim menyepakati sejumlah 174 hadits. Beliau menerima hadits dari Nabisaw.dan dari para sahabat. Diantaranya ialah ayahanda beliau sendiri, Umar Hamzah ibn al-Aslamy, Sa’ad ibn Abi Waqqash, Fatimah az-Zahrah. Hadits-haditsnya ditiwayatkan oleh banyak sahabat dan tabi’in.
Sanadnya yang paling shahih adalah yang diriwayatkan oleh Yahya bin Sa’id dan Ubaidullah bin Umar bin Hafshir, dan Al-Qasim bin Muhammad. Menurut Az-Zuhry, Aisyah memiliki ilmu yang lebih unggul dibanding dengan istri rasul yang lain.
Aisyah adalah orang yang keempat diantara tujuh orang sahabat yang banyak meriwayatkan hadits. Beliau wafat pada tahun 57 H.[3]

E. Keterangan Hadits
Dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila engkau melakukan sunnah-sunnahnya maka lakukanlah menurut kemampuanmu. Apabila engkau mampu untuk mengerjakannya, maka wajib bagimu. Diantara sunnah-sunnah tersebut yang dapat kita kerjakan yaitu dengan kita melakukan puasa, apabila kita tidak mampu maka kita boleh untuk berbuka dan makan, karena itu semua akan menambah kecintaan kita dan menunjukkan bermacam-macam karomah-NYA.
Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah dan hari akhir maka akan dimuliakan dari kekurangannya. Maksud dari kita disuruh untuk sholat yaitu kita harus bisa melakukan sholat pada waktu tengah malam untuk mendekatkan diri kita kepada Allah. Disamping itu kita disuruh untuk tidur hanya pada waktu sebagian malam saja, yang intinya sebagian malam lagi kita gunakan untuk melakukan sholat malam tersebut.[4] Setelah kita memenuhi kewajiban untuk diri kita sendiri, maka selanjutnya kita memenuhi kewajiban keluarga kita. Bagaimana pun juga keluarga adalah orang yang paling dekat dengan kita. Kita harus saling ada interaksi dengan keluarga, agar kita tidak merasa menjadi orang asing di dalam rumah sendiri. Dengan adanya interaksi antar keluarga, maka kewajiban keluarga pun akan terpenuhi. Misal seorang kepala rumah tangga harus mencari nafkah untuk anak istrinya. Begitu pula dengan anak, sebagai seorang anak kita harus patuh kepada orang tua.
Selain hak terhadap diri sendiri dan keluarga, kita juga harus memenuhi hak seorang tamu yaitu dengan memuliakan tamu yang datang ke rumah kita. Dengan memuliakan tamu, rezeki kita akan bertambah serta menyambung tali silaturrahmi antar sesama manusia. Janganlah kita menunjukkan muka masam ketika ada tamu yang sedang berkunjung ke rumah kita. Apabila hal tersebut sering dilakukan pasti tamu tersebut akan tersinggung dan hal tersebut juga tidak disukai oleh rasulullah. Maka dengan demikian hormatilah tamu yang datang ke rumah mu. Dengan kata lain kita harus memenuhi semua kewajiban tersebut agar tercipta hubungan yang baik dengan sesama manusia dalam hidup berdampingan di lingkungan sekitar.
 
F. Aspek Tarbawi
Dari hadits tersebut dapat diambil manfaat sebagai berikut :
1.      Menambah keimanan
2.      Menambah ketaqwaan kita kepada Allah
3.      Akan mendapatkan kemuliaan
4.      Ditinggikan derajatnya
5.      Melatih untuk kita sabar
6.      Dapat menahan hawa nafsu
7.      Menyambung tali silaturrahmi




























BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari hadits di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kita sebagai manusia harus menjalankan kewajiban terhadap diri kita sendiri, sebelum kita menjalankan kewajiban kita terhadap keluarga dan tamu kita. Dalam melakukan kewajiban tersebut, lakukanlah sesuai dengan kemampuan kita janganlah terlalu memaksakan kehendak kita apabila hal tersebut akan mengakibatkan kita menjadi lemah. Diantara kewajiban tersebut yang harus kita lakukan adalah berpuasa, sholat malam, menikahi wanita, dan memuliakan tamu. Hal tersebut harus kita lakukan sejak sekarang, agar tercipta hubungan yang baik dengan diri kita sendiri, keluarga maupun masyarakat sekitar.




















DAFTAR PUSTAKA

As-Shalih Subhi, 2009. Membahas Ilmu-Ilmu Hadits. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Arifin Bey, dkk, 1993. Tarjamah Sunan Abi Daud. Jilid II. Semarang: CV Asy Syifa’.

As- shidieqi, Teungku Muhammad Habsyi 2009. Sejarah dan Pengantar  Ilmu Hadits. Semarang: PT.Pustaka Rizki Putra.


[1] Bey Arifin dkk, Tarjamah Sunan Abi Daud, ( Semarang : CV.Asy Syifa’, 1993 ), hlm. 240
[2]  Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, ( Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 2009 ), hlm.224
[3] Shubhi ash-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Hadits, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2009), hlm.338
[4]  Teungku Muhammad Usman, Aunul Ma’bud Syarah Abi Daud, juz 4

16 komentar:

  1. sri setianingrum
    2021110209
    kls:E

    apa maksud dari hubungan manusia dengan dirinya?serta apa hubungannya dg hadis dlm makalah saudara? suwun..

    BalasHapus
    Balasan
    1. maksud dari hubungan manusia dengan dirinya yaitu bahwa kita sebagai manusia harus melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan kita.
      hubungan dengan hadits tersebut adalah bahwa apabila kita melakukan sunnah-sunnahnya maka lakukanlah menurut kemampuan kita seperti yang dapat kita kerjakan yaitu dengan kita melakukan puasa, apabila kita tidak dapat melakukannya maka kita boleh berbuka dan makan.

      Hapus
  2. Uswatun khasanah
    2021110210
    kelas E
    dalam makalah anda dikatakan bahwa kita dianjurkan untuk selalu melakukan sholat malam,nah..yang saya mau tanyakan adalah bagaimana agar kita dapat menjaga sholat malam kita agar bisa tetap ajeg (istiqomah)?

    BalasHapus
    Balasan
    1. agar sholat malam kita tetap istiqomah, sebaiknya kita harus mempunyai keniatan dan ikhlas dalam melakukannya. kita melakukan hal tersebut semata-mata karena Allah bukan karena kita ingin dipuji oleh orang lain.

      Hapus
  3. Setelah kita memenuhi kewajiban untuk diri kita sendiri, maka selanjutnya kita memenuhi kewajiban keluarga kita.
    Berapa prosentase waktu kita untuk Allah, diri sendiri dan keluarga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. jika membahas mengenai berapa presentasi waktu kita untuk Allah, diri sendiri,dan keluarga saya sendiri kurang dapat bisa memastikan, yang terpenting adalah antara waktu dengan Allah, diri sendiri, maupun keluarga sebaiknya seimbang antara ketiganya, kita harus bisa mengatur antara ketiganya agar hubungannya dapat terjalin dengan baik dan harmonis.

      Hapus
  4. nama :salafudin
    nim :2021110207
    kelas : e
    bagaimana sih menurut anda cara/kiat agar kita dapat menjalin hubungan manusia dengan dirinya... yang baik itu????

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya sendiri kiat agar tercipta hubungan yang baik antara manusia dengan dirinya dengan cara tidak mendhalimi diri sendiri,selalu berusaha memenuhi kebutuhan tubuh kita baik yang bersifat jasmani maupun rohani.

      Hapus
  5. nama : inayatul maula
    nim : 2021110196
    kelas E
    yang ingin saya tanyakan bagaimana pendapat anda,apabila ada seseorang yang ingin dirinya dikenal orang atau terkenal, sehingga ia melakukan apa saja yang bisa membuat dirinya terkenal......!!!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya hal tersebut tidak patut dicontoh karena boleh jadi agar dia terkenal dia melakukan cara yang mungkin melenceng dari ajaran agama. tetapi apabila dia melakukannya dengan cara yang baik yang bisa memotivasi orang lain sehingga orang lain melakukannya, hal tersebut tidak masalah.

      Hapus
  6. Nama: Rizki Amalia R
    NIM: 2021110213
    kELAS : E

    Bagaimana pendapat anda mengenai transgender yang berdalih bahwa jiwa seseorang yang melakukan transgender terperangkap dalam tubuh yang salah??? apakah dapat dikatakan bahwa orang tsb tidak mengenal dirinya??

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya mengenai transgender saya sendiri kurang setuju karena hal tersebut jelas telah menyalahi apa yang telah diciptakan oleh Allah, karena Allah pasti memiliki maksud tertentu kenapa hal tersebut terjadi. namun apakah hal tersebut baik atau tidak dikembalikan oleh maksud dari orang itu sendiri. lebih baik sebelum melakukan transgender diadakan perbaikan mental agar orang tersebut dapat menerima keadaannya tanpa harus melakukan hal tersebut.

      Hapus
  7. Hammydiati azifa l.
    2021110208
    kelas E

    Bagaimana pendapat anda jika ada orang yang lebih mengutamakan tahajjud dibandingkan dengan sholat fardhu??

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya, saya tidak setuju dengan hal tersebut karena sholat fardhu merupakan kewajiban yang harus dilakukan sedangkan sholat tahajjud merupakan sunnah yang hanya melengkapi. seandainya kita lebih mengutamakan sholat tahajjud daripada sholat fardhu maka sia-sia saja, lebih baik kita mengutamakan yang wajib dulu kemudian melakukan yang sunnah.

      Hapus
  8. Nama : Ekawati
    NIM : 2021110230
    Kelas : E

    Dari kesimpulan makalah anda yang sudah saya baca, tertulis bahwa "kita sebagai manusia harus menjalankan kewajiban terhadap diri kita sendiri, sebelum kita menjalankan kewajiban kita terhadap keluarga dan tamu kita", nah pertanyaan saya bagaimana merealisasikan hal tersebut, karena menurut saya hal seperti itu susah sekali dilakukan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang hal tersebut sulit untuk dilakukan, karena banyak orang yang akan lebih mengutamakan orang lain dari pada diri sendiri. namun terlepas dari semua itu kita perlu menanamkan dalam diri kita bahwa diri kita sendirilah hal yang terpenting, karena apabila ada sesuatu yang terjadi dengan diri kita maka akan mengakibatkan orang lain repot. jadi kita harus menjalankan kewajiban terhadap diri kita sendiri terlebih dahulu, namun harus tetap memerhatikan hubungan dengan orang lain.

      Hapus