Laman

new post

zzz

Kamis, 01 Maret 2012

Kelas B, Khoridatul Bahiyah, 3, MEMANFAATKAN TENAGA PENGAJAR PROFESIONAL


MAKALAH
MEMANFAATKAN TENAGA
PENGAJAR PROFESIONAL

Di susun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah    : Hadis Tarbawi II
Dosen Pengampu         : Muhammad Hufron, M. S. I


Di susun oleh :
Khoridatul Bahiyyah
2621110059
Kelas   B

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012





PENDAHULUAN
Profesionalisasi guru masih merupakan sesuatu hal yang ideal, namun bukan sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan, justru profesionalisasi guru akan menjadi tantangan bagi siapa saja yang berkecimpung dengan bertanggung jawab terhadap pelajaran sebagai guru.
Produk pendidik sebetulnya bukan hanya menjadi kebutuhan orang – orang pendidikan saja, tetapi semua aspek kehidupan kita membutuhkan produk pendidikan tersebut. Produk pendidikan itu berkaitan dengan tenaga pendidik yaitu guru.
Didalam makalah ini saya akan memaparkan salah satu hadis tentang memanfaatkan tenaga pengajar profesional. Jadi siapapun orangnya selama dia profesional boleh mengajarkan bidang tertentu.



















Hadist No. 13
MEMANFAATKAN TENAGA PENGAJAR PROFESIONAL


A.     MATERI  HADIST

حد ثنا علي بن هاصم قال : قال داودحد ئنا عكر مة عن ابن عباس قا ل :(كان ن س من الاسرى يوم بد لم يكن لهم فدا ء فجعل رسول الله صلى الله عليه وسلم فداء هم ان يعلموااولادالانصارالتابة قال فجاء يوما غلا م يبكي الى ابيه فقال ماشانك قا ل ضربنى معلمى قال الخبيث يطلب بز حل بد ر والله لاتا تيه ابدا )
(رواهاحمد فى ا لمسند,من مسند بني ها شم, بدايه مسند عبدالله بن عبس)
B.     TERJEMAH
Ali bin Hasyim mencerminkan kepada kami, ia berkata : Daud berkata, Ikrimah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Abbas, ia berkata “ ada sejumlah orang diantara para tawanan perang badar yang tidak mempunyai tebusan, lalu Rasulullah SAW menetapkan tebusan mereka dengan cara mengajarkan tulisan kepada anak – anak Kaum Anshor. Suatu hari, seorang anak menemui ayahnya sambil anak itu menangis, maka sang ayah bertanya, “ ada apa denganmu?” anak itu menjawab, “pengajarku telah memukulku”. Sang ayah pula berkata si buruk itu, ia telah menuntut ( balas ) dengan bekas perang badar!” demi Allah jangan lagi kau mendatanginya.















C.     MUFRODAT


TEKS
Tawanan
الأسرى
Tebusan
فداء
Menangis
يبكى
Ada apa dengan mu ?
ما شاء نك
Buruk
الخبث

                       
D.     Biografi Perowi
Ibnu Abbas asli Abdullah bin abbas bin abdul Mutholib bin Hasyim bin Manaf Putra dari paman rasul SAW. Beliau lahir 3 tahun sebelum hijrah, Rasulullah pernah mendo’akannya supaya dapat memahami Al – qur’qan karena kekuasaan ilmunya beliau diberi denagn julukan Al – Bahr dan Khibr. Beliau wafat pada tahun 68 H di Thaif, beliau adalah salah satu muffasir dari golongan sahabat dan juga seorang fuqoha. Perowi ini terdapat pada semua kitab kutubu as sittah.2

E.      Keterangan hadits

فداهم ان يععلموا اولادا لانصار الكتابة  ( maka dari itu mereka mengajarkan  baca dan tulis kepada anak-anak muda tanah madinah,dan setiap satu orang di perintahkan untuk mengajar sepuluh dari anak-anak tersebut sebagai tebusan baginya).
       Penerimaan nabi saw kepada pengajaran membaca dan menulis  sebagai ganti tebusan pada waktu itu,yang memang mereka bisa dalam hal itu,di karenakan sangat butuhnya pada harta,untuk meluhurkan nama islam dalam pandangan ilmu dan pengertian,dan untuk menghapus ummy(orang yang tidak bisa baca tulis).3












F.      Aspek Tarbawi
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas dan pribadi tertentu yang mencakupp tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
Guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut :
1.      Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai.
2.      Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran
3.      Guru harus memaknai kegiatan belajar.
4.      Guru harus melaksanakan penilaian.4
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk menjaadi seorang pendidik yang berkompeten, maka diperlukan beberapa kompetensi – kompetensi antara lain :
a.       Kompetensi personality ( kepribadian)
Kemampuan dasar yang menyangkut pada kepribadian agamis dari pendidik, misalnya dalam mengajarkan ilmunya hendaklah berniat untuk mencari ridho Allah SWT.
b.      Kompetensi sosial
Menyangkut kepedulian pendidik terhadap masalah – masalah sosial selaras dengan ajaran agama
c.       Kompetensi profesional
Menyangkut kemampuan untuk menjalankan tugas keguruannya secara profesional, misalnya seorang guru harus ahli dalam bidangnya, menguasai materi, dan sebagainaya.
d.      Kompetensi pedagogik
Kemampuan dalam mengolah pembelajaran.5













PENUTUP

. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa :
Ø   Untuk menjadi pendidik yang profesional tidaklah mudah, karena ia harus memiliki kompetensi keguruan, tanggung jawab, dan wibawa.
Ø   Pendidik yang profesional dapat mengacu pada tuntunan nabi saw
Ø   Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik
Ø   Guru merupakan teladan ( model ) bagi para peserta didik




























DAFTAR PUSTAKA

1.        Imam Ahmad Bin muhammad Bin Hambal,  Musnad Imam Ahmad. Jilid III ( Jakarta : Pustaka Azzam, 2007) hal. 30-31
2.        Ibnu Hajr Al As qalani, Taqrib at-tahdzib. (Beirut Lebanon:Dar al Fikr, 1415 H/1995M)
Jus I hal 296.
3.        Kitab surotunnabawiyah, juz 1hal.62
4.        Mulyasa,guru profesional(Bandung:PT Remaja Rosdakarya)hal.37
5.        Muhaimin dan Abdul Mujib,pemikiran pendidikan islam:kajian filosofis dan kerangka dasaroperasionalnya(Bandung:Trigenda Karya,1993),hal 173


11 komentar:

  1. assalamualaikum. .
    tri (2021110057) kelas b. mau bertanya, gimana si cara memanfaatkan tenaga profesional dengan mudah, mengingat zaman sekarang mendapatkan sesuatu itu biasanya memakai uang apalagi tenaga profesional?makasih . .

    BalasHapus
  2. ida arisetiya (2021110063)

    apabila salah satu dari kompetensi guru yang disebut diatas tidak dimiliki oleh seorang pendidik,apakah pendidik tersebut bisa dikatakan pendidik yang berkompeten?

    BalasHapus
  3. nama: nur asiah
    nim :2021110090
    jelaskan kompetensi guru yang poin ke dua, yaitu guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran?

    BalasHapus
  4. assalamualaikum............
    shilfiana (2021110054)
    kelas: B
    mau bertanya nih..

    untuk menjadi seorang guru yang baik (profesional)kan diperlukan beberapa kompetensi profesional, pedagogik, sosial, dan personality. trus melihat kenyataan yang ada sekarang kan banyak yang menjadi guru disebabkan karena tak ada pilihan pekerjaan lain. bagaimana hal itu menurut anda?

    BalasHapus
  5. NAMA : SITI MASKANAH
    NIM : 2021110069
    KELAS: B
    Jelaskan kriteria guru yang profesional menurut anda?
    apa yang harus guru lakukan jika tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal?

    BalasHapus
  6. Assalamualaikum...
    hai Bahiyahh,,,
    Saiful bahri (2021110052),
    1. Dari kesimpulan di sebutkan, pendidik yang profesional dapat mengacu pada nabi. tolong jelaskan cara nabi mengajar?
    2. Bagaimana menyeleksi tenaga pengajar profesional ?

    BalasHapus
  7. bagaimana cara menjadi tenaga pengajar yang profesional?
    dina rina
    2021110064

    BalasHapus
  8. nama: risda hikmawati
    nim: 2021110091
    bagaimana jika guru tidak profesional atau mengajar tidak sesuai dengan bidangnya,,, bagaimana pendapat anda ?

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. faktor apasaja yang menyebabkan tenaga pendidik sekarang cenderung kurang profesional...???
    tolong dijelaskan...

    A. Ainun Najib
    2021110093

    BalasHapus
  11. Nama : Lia ifana
    kelas : B
    Nim : 2021110086

    Asslamialaikum....
    mb bahiyah...

    "Al Ghozali" mengatakan Bhwa pendidikan islam mempunyai peran agar manusia lebih mendekatkan diri kepada Allah, bukan mencari honor atau materi...

    Pertanyaan:

    bagaimana korelasinya dengan pendidikan sekarang yang pengajarnya notabene lebih mengutamakan honor, apakah masih relevan dengan pendapat Al Ghozali??

    Apakah hal tersebut masih bisa dikatakan profesional?
    bagaimana pendapat anda...




    makasihhh.. :-)

    BalasHapus