MAKALAH
LEMBAGA
PENDIDIKAN RUMAH TANGGA
(Teladan
dari Pemimpin Rumah Tangga)
Disusun
guna memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Hadis Tarbawi II
Dosen Pengampu : Muhammad
Hufron, M.S.I
Disusun Oleh :
Resti Latifun Nisa 2021
111 019
Kelas : F
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
Setiap orang tua
menginginkan anaknya menjadi orang yang berkembang secara sempurna. Mereka
menginginkan anak yang dilahirkan itu kelak menjadi orang yang sehat, kuat,
berketerampilan, cerdas, pandai, dan beriman. Bagi orang Islam, beriman itu
adalah beriman secara Islam. Dalam taraf yang sederhana, orang tua tidak ingin
anaknya lemah, sakit-sakitan, penganggur, bodoh dan nakal. Pada tingkat yang
paling sederhana, orang tua tidak menghendaki anaknya nakal dan menjadi
penganggur. Dan terakhir, pada taraf paling minimal ialah jangan nakal. Karena
kenakalan akan menyebabkan orang tua mendapat malu dan kesulitan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Materi
Hadis tentang Teladan dari Pemimpin Rumah Tangga
- حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ
حَدَّثَنَا صَالِحٌ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ قَالَ كَانَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ
إِذَا أَشْفَى عَلَى خَتْمِ الْقُرْآنِ بِاللَّيْلِ بَقَّى مِنْهُ شَيْئًا حَتَّى
يُصْبِحَ فَيَجْمَعَ أَهْلَهُ فَيَخْتِمَهُ مَعَهُمْ .
(رواه الدارمي فى السنن ,كتاب فضا ئل
القران ,باب فى ختم القران)[1]
B. Tarjamah Hadis
“Telah
menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami
Shalih dari Tsabit Al Bunani ia berkata; Apabila Anas bin Malik hampir
mengkhatamkan Al Qur'an di malam hari, ia menyisakan sedikit dari Al Qur'an
hingga waktu pagi. Lalu ia mengumpulkan keluarganya, kemudian ia mengkhatamkan
Al Qur'an bersama mereka”. (HR. Ad-Darimi)
C.
Mufrodat
Indonesia
|
Arab
|
Indonesia
|
Arab
|
di malam
hari
|
بِاللَّيْلِ
|
dari
Tsabit Al Bunani
|
عَنْ
ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ
|
Menyisakan
|
بَقَّى
|
Berkata
|
قَالَ
|
Sedikit darinya
|
مِنْهُ
شَيْئًا
|
Ada
|
كَانَ
|
Hingga waktu
pagi
|
حَتَّى
يُصْبِحَ
|
Anas bin
Malik
|
أَنَسُ
بْنُ مَالِكٍ
|
Mengumpulkan
|
فَيَجْمَعَ
|
Apabila
|
إِذَا
|
Keluarganya
|
أَهْلَهُ
|
Hampir
|
أَشْفَى
|
Mengkhatamkan
|
فَيَخْتِمَهُ
|
Mengkhatamkan
Al Qur'an
|
عَلَى
خَتْمِ الْقُرْآنِ
|
Bersama
|
مَعَهُمْ
|
D.
Biografi Rawi
(Pertama)/Mukharij
Tsabit al-Bunani,
lengkapnya Tsabit bin Aslam al-Bunani al-Bashri Abu Ahmad, adalah seorang
tabi’in yang mulia, zuhud, dan ahli ibadah. Nama dan laku hidupnya (sirah) turut
mengisi cakrawala para ‘abid yang selalu menghidupkan malam-malam mereka dengan
ta’abud kepada Allah SWT dan menempuh jalan ketakwaan.
Tsabit al-Bunani selalu menyerahkan
dirinya kepada Tuhannya. Ia selalu rindu dengan shalat dan sujud di hadapan
Allah SWT, sehingga ia tidak lagi memiliki keinginan apapun dari materi dunia.
Tidak ada yang dijadikan sebagai tujuan hidupnya kecuali shalat, dzikir, dan
menyebarluaskan hadis Nabi SAW.
Tsabit al-Bunani selalu
meneguhkan hatinya dengan berdo’a kepada Allah SWT agar jangan mengharamkan
dirinya menikmati kelezatan sujud dihadapan-Nya, juga kelezatan shalat sampai
di dalam kuburnya sekalipun. Dalam hidupnya, ia telah berguru dan nyantri pada
anas bin malik selama empat puluh tahun dan termasuk orang yang paling banyak
ibadahnya diantara penduduk Bashrah.
Anas menuturkan, “Setiap
kebajikan itu memiliki pintu. Tsabit bin Aslam termasuk salah satu pintu
kebajikan.” Ia meninggal tahun 127 H.[2]
Ad darimy ialah Abu Muhammad ‘Abdullah ibn
‘Abdur Rahman ibn al Fadl ibn Bahran at Tamimy ad Darimy, seorang hafidh
besar, pengarang al musnad dan salah seorang dari imam-imam hadis yang
terkemuka.
Beliau
meriwayatkan hadis dari Yazid ibn harun, Marwan ibn Muhammad, An Nadir ibn Syumail,
Said ibn Amir adl Dlab’y, Ja’far ibn ‘Aun, Zaid ibn Yahya ibn Ubaid ad Dimasyqy,
dan dari sejumlah ulama yang lain.
An Nawawy berkata,
“Ad Darimy adalah salah seorang penghafal hadis yang yang menjadi kebanggaan
ummat Islam di masanya yang sukar dicari tandingannya”. Di antara hasil
karyanya ialah, kitab yang terkenal dengan nama Musnad Ad Darimy.
Beliau dilahirkan
pada tahun 181 H dan wafat pada tahun 255 H dikebumikan pada hari ‘Arafah yang
kebetulan jatuh pada hari jum’at pula.[3]
E.
Keterangan Hadis
Anas bin Malik memiliki kebiasaan
apabila telah mendekati kekhataman dalam membaca al-Qur’an, beliau menyisakan
beberapa ayat untuk mengajak keluarganya guna mengkhatamkan al-Qur’an bersama.
“Telah
menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami
Shalih dari Tsabit Al Bunani ia berkata; Apabila Anas bin Malik hampir
mengkhatamkan Al Qur'an di malam hari, ia menyisakan sedikit dari Al Qur'an
hingga waktu pagi. Lalu ia mengumpulkan keluarganya, kemudian ia mengkhatamkan
Al Qur'an bersama mereka”. (HR. Ad-Darimi)
Hikmah
yang dapat dipetik dari hadis di atas adalah bahwa ketika mengkhatamkan al-Qur’an
merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa kepada Allah. Dengan mengumpulkan
seluruh anggota keluarga, akan dapat memberikan berkah kepada seluruh anggota
keluarga. Karena semuanya berdoa secara bersamaan kepada Allah dengan mengharap
rahmat dan berkah dari-Nya.[4]
Dalam lingkup
keluarga, orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama. Kaidah ini
ditetapkan secara kodrati; artinya orang tua tidak dapat dapat berbuat lain,
mereka harus menempati posisi itu dalam keadaan bagaimanapun juga. Karena
mereka ditakdirkan menjadi orang tua dari anak yang dilahirkannya. Oleh karena
itu, mereka mau tidak mau mereka harus menjadi penanggung jawab pertama dan
utama.[5]
Ada pendapat berbeda
tentang pendidikan dalam keluarga, yaitu tentang pemberian kebebasan kepada
anak. Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya sejak permulaan diberikan kebebasan
maksimal kepada anak. Dalam hal ini faktor pendidikan kepada anak sudah
berakhir sebelum anak itu dewasa. Dalam kenyataan terbukti bahwa keluarga yang
menerapkan pendidikan keluarga dapat menghasilkan pribadi-pribadi anak yang
menjadi baik. Pendidikan dalam Keluarga dapat memberikan pengaruh besar
terhadap karakter anak. Sebab itu kunci utama untuk menjadikan pribadi anak
menjadi baik yang terutama terletak dalam pendidikan dalam keluarga.
Dan karakter yang
ditumbuhkan adalah faktor yang amat penting dalam kepribadian anak, karena
banyak mempengaruhi prestasi dalam berbagai bidang. Ilmu pengetahuan dan
kemampuan teknik adalah penting untuk pencapaian keberhasilan, tetapi tidak
akan mampu mencapai hasil maksimal kalau tidak disertai karakter. Hal itu
terutama karena pada waktu ini faktor karakter kurang menjadi perhatian dalam
penyelenggaraan pendidikan. Ini semua harus menjadi salah satu hasil penting
usaha pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga, pendidikan sekolah maupun
pendidikan dalam masyarakat. Akan tetapi karena pendidikan pada anak paling
dulu dimulai dalam pendidikan dalam keluarga, maka pendidikan dalam keluarga
yang seharusnya memberikan dasar yang kemudian diperkuat dan dilengkapi dalam
pendidikan sekolah dan pendidikan dalam masyarakat.[6]
F.
Aspek Tarbawi
Ø Keluarga
merupakan salah satu lembaga pendidikan pertama bagi anak sebelum memasuki
dunia sekolah dan masyarakat.
Ø Pendidikan keluarga memberikan pengaruh besar terhadap karakter
anak.
Ø Sebagai
pendidik dalam pendidikan rumah tangga (ayah dan ibu) bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan anak.
Ø Keluarga harus
mampu memberikan pendidikan dan tauladan yang baik bagi anak.
Ø Pemimpin rumah
tangga harus menentukan dan meluangkan waktunya untuk membaca al-Qur’an bersama
keluarga.
BAB
III
PENUTUP
Pendidikan dalam
keluarga menjadi tanggung jawab bagi orang tua, dimana peran keduanya sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Sebagai pendidik dalam keluarga
selayaknya orang tua mampu memberikan pendidikan dan tauladan yang baik bagi
anaknya. Karenanya pendidikan pada anak paling dulu dimulai dalam pendidikan
keluarga, maka pendidikan dalam keluarga seharusnya mampu memberikan dasar yang
kemudian diperkuat dan dilengkapi dalam pendidikan sekolah dan pendidikan dalam
masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
ad-Darimi, Sunan
darimi. tt. Kitab Fadhoilil Qur’an bab. Mengkhatamkan Qur’an.
Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasby. 1997. Sejarah dan
Pengantar Ilmu Hadis. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra
Tafsir, Ahmad. 1991. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
[1] Ad darimi, Sunan ad-Darimi Kitab Fadhoilil Qur’an Bab Mengkhatamkan Qur’an ,
jilid 1-2, tt, hlm. 368
[2] http://books.google.co.id/books?id=0rjG-I9e3-oC&pg=PA99&lpg=PA99&dq=Tsabit+Al+Bunani&source=bl&ots=lMm8yFX2N4&sig=eXOUTLVEV9_ws95mIkEJh_vk9o4&hl=id&sa=X&ei=UH8UUYWyO4aIrAf8nYDYCQ&sqi=2&ved=0CC0Q6AEwAQ#v=onepage&q=Tsabit%20Al%20Bunani&f=false
[3] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu
Hadits, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1997), hlm. 301-302
[5] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 1991), hlm. 155
NUR DANINGSIH
BalasHapus2021111046 KELAS F
"Dalam kenyataan terbukti bahwa keluarga yang menerapkan pendidikan keluarga dapat menghasilkan pribadi-pribadi anak yang menjadi baik."
dari peryataan makalah tersebut,,bagaimana dengan keluarga yang broken home.apakah pendidikan keluarganya akan menghasilkan pribadi anak yang baik??
Tidak, pendidikan dalam lingkup keluarga yang mana menjadi tanggung jawab bagi kedua orang tua, dimana peran keduanya sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Sebagai pendidik dalam keluarga selayaknya orang tua mampu memberikan pendidikan dan tauladan yang baik bagi anaknya. Dari keluarga yang broken home akan melahirkan anak-anak yang mengalami krisis kepribadian sehingga perilakunya sering tidak sesuai. Bahkan mereka bisa saja mengalami gangguan emosional. Apabila pondasi pendidikan dibangun dengan kuat maka pembangunan pendidikan selanjutnya akan mudah dan berhasil dengan baik, lain halnya jika pondasi pendidikan lemah dan berantakan, sulit kiranya membangun pendidikan selanjutnya.
BalasHapusbagaimanakah cara rasulullah dalam memimpin rumah tangganya?
BalasHapusmustaqimah, klas f 2021 111 252
BalasHapusbagaimanakah cara Rasulullah dalam memimpin rumah tangganya?
Cara Rasullullah dalam memimpin rumah tangganya, yakni beliau memperlakukan istrinya dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang, tidak pernah sekalipun marah akibat hal-hal yang sepele dalam kehidupan rumah tangganya. Walaupun seorang Rasul dan Pemimpin Besar Umat Islam, beliau tidak sungkan untuk membantu pekerjaan rumah tangga yang biasanya dikerjakan seorang istri.Kurang lebihnya jawabannya seperti itu.
Hapusassalamualaikum
BalasHapusSUBUR MUKTI WIBOWO
2021111063
Kelas: F
Seberapa besar pengaruh pendidikan keluarga dalam pembentukan karakter anak?
wassalam...
wa'alaikum salam wr.wb
HapusSangatlah besar, keluarga yang merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak dan menjadi dasar penting dalam pembentukan karakter anak. Dalam hal ini peran orang tua menjadi sangat dominan mendidik anak semenjak dini, dengan penuh kelembutan dan kasih sayangnya, mampu menjadi teladan yang baik dan memberi makanan yang halal dan toyib. Suasana agamis di rumah, di sekolah akan lebih mudah untuk membentuk kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual bagi anak.
Iswatikah
BalasHapus2021111189
kelas F
Assalamualaikum wr. wb.
Bagaimana jika orang tua dengan terpaksa menitipkan anaknya kepada pengasuh dikarenakan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan dan di tempat yang jauh dari daerahnya dan dalam waktu yang lama, sehingga tidak bisa mendidik anaknya secara langsung, bagaimana solusinya agar bisa menjadi tauladan yang baik, meskipun di waktu dan tempat yang jauh dari keluarganya?
dalam hal ini orang tua harus pintar mencari pengasuh anak terutama dari salah satu keluarga terdekat yang dipercaya menjadi tanggung jawab bagi si anak sebagai pengganti peran orang tua.disamping ada pengasuh dari salah satu keluarga yang dipercaya,komunikasi antara anak dan orang tua tetap berjalan agar si anak tidak merasa di abaikan dan ditelantarkan oleh orang tua.
HapusAssalamualaikum.
BalasHapusMuhammad Adnan.
2021111349.
Kelas f.
Begini pertanyaannya. bagaimana menciptakan suasana keluarga yang sejahtera jika yang menjadi tulang punggung adalah seorang ibu, karena biasanya terjadi rasa saling minder, dan apakah fenomena tersebut menyalahi dari ajaran atau sunnah nabi?.
Terima kas hih,..
waalaikum salam wr.wb
Hapusuntuk menciptakan suasana keluarga yang sejahtera jika yang menjadi tulang punggung adalah seorang ibu, maka seorang ibu harus mempunyai pegangan hidup dan prinsip. jika seorang ibu memiliki pegangan hidup (penghasilan tetap) maka beliau akan merasa bangga akan penghasilan yang beliau peroleh. dan dengan prinsip, seorang ibu dapat mengatur hidup keluarganya dengan teratur dan disiplin.berdasarkan fenomena tersebut, selagi seorang ibu masih menjalankan peranan dan mengetahui akan batasan-batasannya maka bisa dikatakan tidak menyalahi dari ajaran atau sunah Nabi.
assalamu'alaikum..
BalasHapusMuhammad Fahminnafi
2021111365
Kelas F
banyak fakta yang terjadi, bahwa kebanyakan orang tua dulu itu tidak mengerti dan dalam hal mendidik anaknya hanya sekedar yang mereka ketahui saja, sedangkan kita tahu bahwa pendidkan dalm lingkup keluarga itu sangat penting karena sebagai pondasi awal dalm membentuk karakter anak.
dengan fenomena tersebut, bagaimana tanggapan saudara?
matur tengkyu..
Wassalam
wa alaikum salam wr.wb
HapusMenanggapi fenomena tersebut, kebanyakan orang tua dahulu pendidikan kurang begitu diutamakan, sehingga hanya mengandalkan pengalaman hidup dan kerja keras.Lain halnya di era seperti sekarang dimana pendidikan lebih diutamakan.
Nama : Nur Latifah
BalasHapusNIM : 2021 111 215
Kelas : F
Menurut anda, apakah dengan melakukan segala sesuatu yang diminta anak akan membuat dia tumbuh menjadi seorang yang berkarakter baik dan sukses nantinya?
mohon jelaskan!
Pada awalnya bisa dikatakan baik tergantung dari kapasitas kebutuhan si anak. Akan tetapi manakala hal demikian, jika dilakukan sesering mungkin dan berlebihan akan menjadikan anak tersebut manja dan malas. Sehingga dari si anak tidak ada keinginan untuk mandiri karena secara materi telah tercukupi.
HapusNama : Ning Yuliati
BalasHapusNIM : 2021 111 214
Kelas : F
Menurut anda apa saja yang harus dilakukan orang tua untuk membentuk kepribadian dan karakter anak agar anak tersebut siap menghadapi kejamnya dunia?
Membentuk kepribadian dan karakter anak sama halnya mengajarkan anak agar bersikap baik dihadapan masyarakat maupun dihadapan Allah SWT. Membentuk kepribadian dan karakter anak adalah membentuk anak yang berakhlakul karimah yakni dengan cara mengajarkan kejujuran, keberanian, kesabaran, berfikir lurus, tanggung jawab, kedisplinan dan nilai semangat juang.
HapusNama: Lutfia Riska
BalasHapusNIM : 2021 111 216
Kelas : F
Seringkali orang tua menggunakan teknik dalam membangun dan mendidik anak anak dengan cara memerintah, meminta anak anaknya melakukan apa yang di katakan, padahal orang tua tersebut tidak memberikan contoh konkret kepada anaknya. bagaimana tanggapan anda mengenai hal tersebut jika dihubungkan dengan hadits diatas!!
Sebagai orang tua yang baik manakala ia memerintah anaknya tidak sekedar memerintah saja. Akan tetapi, memberikan contoh perilaku yang baik dan nyata kepada anak.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmabruroh 2021110286
BalasHapusBagaimana sikap orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka,yang notabenya anak itu,adalah anak yang berkepentingan khusus.misalnya cacat,atau autis,keterbelakngan mental
orang tua harus mampu mengarahkan keahlian dan keinginan si anak tersebut. dalam hal ini orang tua mendukung penuh terhadap kemampuan si anak untuk masa depannya.seperti halnya, seorang anak yang memiliki bakat di bidang seni, sebagai orang tua mampu memberikan bimbingan dan dukungan penuh.
Hapusslamet nurchamid
BalasHapus2021 111 132
Pasangan suami-istri yang sama-sama sibuk biasanya memiliki sedikit waktu untuk berkomunikasi. Paling-paling mereka bertemu saat hendak tidur, sarapan pagi atau di akhir pekan. Terkadang, untuk makan malam bareng pun terlewatkan begitu saja. Kurangnya atau tidak adanya waktu untuk saling berbagi dan berkomunikasi ini seringkali menimbulkan salah pengertian. Suami tidak tahu masalah yang dihadapi istri, demikian juga sebaliknya. Akhirnya, ketika bertemu bukannya saling mencurahkan kasih sayang, namun malah cekcok.
bagaimana solusinya?
Dengan menanamkan perilaku kejujuran dan saling memahami satu sama lain. Untuk itu apabila terdapat suatu permasalahan sedini mungkin untuk bisa diselesaikan secara bersama dengan kepala dingin.Usahakan dari salah satu kedua belah pihak tidak mengganggap dirinya yang paling benar.
Hapusbagaimana cara orang tua mendidik anak yang dalam lingkunagan masyarakat yang berbeda agama?
BalasHapuspada dasarnya semua agama memiliki tujuan yang baik. akan tetapi, sebagai orang tua dalam mendidik anak memberikan didikan toleransi dan batasan-batasan serta norma-norma yang berlaku. sehingga anak bisa memilah mana ajaran yang diyakini diri sendiri dan keyakinan orang lain.
Hapusnama: Muhammad Nur M.
BalasHapusNIM: 2021 111 322
kelas F
seandainya, keinginan atau cita2 seorang anak berlawanan atau tidak sependapat keinginan ortu, gimana kah solusi yang baik menurut pandangan Islam?
Kukuh Dwi Atm
BalasHapus2021 111 323
Kelas F
bagaimana menurut Anda, jika seseorang yang memiliki yayasan lembaga pendidikan, yang mana ia juga berkecimpung di dalamnya, akan tetapi anaknya sendiri malah dimasukkan ke yayasan LPend lain? padahal ia kan mampu mendidiknya sendiri?
ada kemungkinan bahwa orang tua memasukkan anaknya ke yayasan lembaga pendidikan lain dengan harapan anak tersebut memiliki pengetahuan dan pengalaman yang bisa melebihi dari orang tuanya.
HapusM. M. Yulianto
BalasHapus2021 111 314
F
"Pemimpin rumah tangga harus menentukan dan meluangkan waktunya untuk membaca al-Qur’an bersama keluarga."
lha bagaimana kalau orang tuanya tidak bisa membaca Al Qur'an dan meluangkan waktu bersama keluarga??
terimakasih... :)
Dengan memanggil guru yang dianggap mampu memberikan pendidikan baca tulis al-Qur'an yang merupakan bentuk lain dari usaha orang tua dalam mendidik anaknya di rumah.
HapusNur Hamzah
BalasHapus2021 111 312
F
menurut anda, contoh yang bagaimana pendidikan dalam rumah tangga?
contoh pendidikan dalam rumah tangga,terletak pada pendidikan rohani dalam artian pendidikan kalbu (pendidikan agama) bagi anak. karena pendidikan agamalah yang berperan besar dalam membentuk pandangan hidup seseorang.
HapusMahmud Huda
BalasHapus2021 111 328
f
menurut Anda, apakah dalam suatu rumah tangga, ada batasan waktu kewajiban orang tua dalam mendidik anaknya??
.
selagi orang tua masih sanggup dan membantu serta memberi arahan yang baik kepada anaknya, maka bisa dikatakan tidak ada batasan kewajiban orang tua dalam mendidik anaknya.
Hapusnur khalimin
BalasHapus2021 111 320
F
apakah menurut anda benar, jika orang tua menjelek-jelek kan anaknya sendiri, namun membangga2kan anak orang lain, disebabkan perbedaan prestasi...
tidak dibenarkan. tidak bijak manakala orang tua membandingkan anaknya sendiri namun membangga-banggakan anak orang lain karena perbedaan prestasi. sebagai orang tua yang baik hendaknya memotivasi anak untuk lebih giat lagi belajar. dimana ada kemauan bagi si anak maka kemungkinan besar bisa meraih kesempatan prestasi yang baik.
HapusNama : Irma Susanti
BalasHapusNim : 2021 111 218
Kelas : F
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Menurut anda bagaimana caranya seorang anak yang terlahir di lingkungan prostitusi untuk berusaha belajar mengenai hal-hal baik dalam kehidupan, sedangkan anak tersebut tidak mempunyai seorang pemimpin keluarga terlebih sosok teladan yang baik dalam kehidupannya,?
wa alaikum salam wr.wb
Hapusmenurut saya ada baiknya si anak menghindar dari lingkungan tersebut dan mencari tempat dimana tempat itu mengajarkan tentang pendidikan keagamaan dan ilmu pengetahuan serta mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi si anak.
Aminah Balgis Alatas
BalasHapus2021 111 221
F
Menjadi pemimipin yang baik di dalam keluarga itu tidak sangatlah mudah, banyak teladan yang kita bisa ambil dari Rasulullah SAW akan tetapi sulit untuk meniru kepemimpinan beliau.
Bagaimana menurut pemakalah keteladanan yang baik untuk menjadi pemimpin di dalam keluarga itu?
Keteladanan yang baik untuk menjadi pemimpin di dalam keluarga itu yakni orang tua tidak sekedar memerintah anaknya, melainkan bisa memberikan contoh perilaku yang baik dan nyata kepada anak.Sehingga dalam hal ini anak bisa meniru dari apa yang telah dicontohkan oleh orang tua.
HapusNama : Labibah
BalasHapusNIM : 2021 111 254
Kelas : F
menurut Anda bagaimana cara singel parent (ibu) untuk dapat mendidik anak-anaknya sendirian? sementara si ibu juga harus bekerja.
Nama : Miftakhul Janah
BalasHapusNIM : 2021 11 244
Kelas : F
Aspek Tarbawi kan di jelaskan bahwa keluarga harus mampu memberikan pendidikan dan tauladan yang baik bagi anak, bagaimana kalau keluarganya tidak seperti itu... dalam arti malah menyuruh anaknya untuk tidak usah sekolah dan perilaku kesehariannya itu menyimpang...???
Nama : Nafrotul Izza
BalasHapusNIM : 2021 111 245
Kelas : F
Bagaimana cara kita nanti menjadi orang tua dalam mengendalikan sikap anak yang nakalnya di luar batas.... Apakah harus di hukum ataukah bagaimana??? Kalau harus di hukum lantas hukumannya seperti apa???
Nama : Maghfiroh
BalasHapusNIM : 2021 111 246
Kelas : F
Di sini kan di jelaskan bahwa hendaknya orang tu mampu mendidik anaknya untuk belajar membaca Al-Quran bersama... Nah jika orang tuanya tidak bisa membaca Al-Quran bagaimana...????
Nama : Maghfiroh
BalasHapusNIM : 2021 111 246
Kelas : F
Seharusnya orang tua khan mengajarkan anaknya untuk membaca Al-Quran bersama-sama... Lantas bagaimana jikalau orang tuanya tidak bisa membaca Al-Quran...???