Laman

new post

zzz

Kamis, 01 Maret 2012

Kelas E, Af'idatun Nisa, 3 : MASJID SEBAGAI MADRASAH


MAKALAH
MASJID SEBAGAI MADRASAH
Disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah        :               Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu            :               Muhammad Hufron, M. S. I

Disusun Oleh:
Af’idatun Nisa’                 : 2021110199
Kelas: E


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012

PENDAHULUAN

            Alhamdulillah,segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan rahmatnya pada kita semua,shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada baginda Nabi Muhammad SAW. Yang membawa kita dari alam yang gelap gulita menuju ke alam yang terang benderang ini.
            Masjid secara bahasa tempat bersujud,tempat orang-orang yang menyucikan diri. 10 peranan masjid : Tempat ibadah, tempat konsultasi dan komunikasi, tempat pendidikan, tempat santunan sosial, tempat latihan militer, tempat pengobatan, tempat perdamaian dan pengadilan, aula dan tempat menerima tamu, tempat tawanan, dan tempat pusat penerangan dan pembelaan agama. Jadi,funsi masjid  selain sebagai tempat berkomunikasi dengan Tuhan,juga sebagai lembaga pendidikan dan pusat komunikasi sesama kaum muslimin.










PEMBAHASAN
A. Hadits
عَن اَبِي سَعِيْدٍ: (جَاءَتْ  إِمْرَآَةٌ  إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ فَقَا لَتْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ذَهَبَ الرِّجَالُ بِحَدِيثِكَ فَاجْعَلْ لَنَا مِنْ نَفْسِكَ يَوْمًا نَآْتِيكَ فِيْهِ تُعَلِّمُنَا مِمَّا عَلَّمَكَ اللهُ فَقَالَ اجْتَمِعْنَ فِي يَوْمِ كَذَاوَكَذَا فِي مَكَانِ كَذَاوَكَذَا فَاجْتَمَعْنَ فَآَ تَاهُنَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَّمَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَهُ اللهُ ثُمَّ قَالَ مَا مِنْكُنَّ امْرَآَةٌ تُقَدِّمُ بَيْنَ يَدَيْهَا مِنْ وَلَدِهَا ثَلَاثَةً إِلَّا كَانَ لَهَا حِجَابًا مِنَ النَّارِ فَقَالَتْ إمْرَأَةٌ مِنْهُنَّ يَارَسُوْلَ اللهِ آَوْ إثْنَيْنِ قَالَ فَأَعَا دَتْهَا مَرَّتَيْنِ ثُمَّ قَالَ وَاثْنَيْنِ وَاثْنَيْنِ وَاثْنَيْنِ) ( رواه البخاري فى الصحيح, كتاب الإعتصام بالكتاب والسنة, باب تعليم انبي صلّى الله عليه وسلّم آمّته همن الرّجال والنّساء ممّا علّمه الله ليس برأي ولا تمثيل)
B. Terjemahan Hadits
            Dari Abu Sa’id, “ Seorang perempuan datang kepada Rasululllah SAW lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, kaum laki-laki telah pergi dengan haditsmu. Tetapkanlah untuk kami atas kemauanmu suatu hari yang kami datang padamu di hari itu, agar engkau mengajarkan kepada kami apa yang diajarkan Allah kepadamu’. Beliau bersabda, ‘Berkumpullah pada hari ini dan itu’. Maka mereka pun berkumpul. Lalu Rasulullah SAW datang menemui mereka apa yang diajarkan Allah kepadanya. Setelah itu beliau bersabda, ‘Tidak ada seorang perempuan pun di antara kalian yang ditinggal mati tiga orang anaknya, melainkan anaknya itu menjadi penghalang bagi ibunya dari neraka’. Seorang perempuan diantara mereka berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana dengan dua orang?’ Beliau bersabda,‘Dan dua orang, dan dua orang, dan dua orang’.”[1]
C. Mufrodat
Datang                                     : جاءت
Telah pergi                              :   ذهب
Dengan haditsmu                    : بحديثك
Tetapkanlah untuk kami          :فاجعل لنا
Atas kemauanmu                     :من نفسك
Mengajarkan kepada kami      :تعلّمنا
Berkumpullah                          :اجتمعن
Hari                                         :يوم
Tempat                                    :مكان
Yang diajarkan Allah              :علمه الله
Anakya                                     :ولدها i
Penghalang                              :حجابا
D. Biografi Rowi
Abu Said Al-Khudri lebih dikenal dengan nama kuniah(julukan)nya “Abu Said”. Nama aslinya adalah Sa’ad bin Malik bin Sinan. Ayahnya adalah Malik bin Sinan,syahid dalam Perang Uhud. Ia seorang yang Khudri,yang sanadnya bersambung dengan Khudrah bin Auf Al-Harits bin ai-Khazraj,yang terkenal dengan julukan “Abjar”.
Abu Said adalah orang ketujuh yang banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah SAW.. ia telah meriwayatkan 1.170 Hadits.  Orang-orang pernah meminta izin menulis hadits darinya. Ia menjawab: ”Jangan sekali-kali kalian menulisnya dan janganlah kalian jadikan sebagai bacaan. Tetapi hapalkan sebagaimana aku menghapalnya.  ”
Abu Sa’id berpesan kepada putranya,Abdurrahman agar nantinya ia di makamkan dari tempat yang jauh dari tanah pemakaman Baqi’. Katanya:” wahai anakku,apabila aku meninggal dunia kelak,kuburkanlah aku di sana. Jangan engkau buat tenda untukku’jangan engkau mengiring jenazahku dengan membawa api,jangan engkau tangisi aku dengan meratap-ratap,dan jangan memberitahu seorang pun tentang diriku.”
Abu Sa’id al-Khudri,zuhud yang ahli ibadah,alim lagi pengamal ilmu. Ia wafat  tahun 74 H.[2]
E.Keterangan Hadits
Hadits tersebut menjelaskan bahwa Nabi dalam mengajar umatnya tidak berdasarkan pendapat pribadi melainkan yang beliau dapat (wahyu) dari Allah. Diriwayatkan dalam hadits tersebut, seorang wanita yang mengajukan permohonan kepada Nabi agar memberikan waktu bagi kaum wanita untuk belajar walaupun sehari, karena semua waktu telah diisi oleh laki-laki. Maka Nabi menjanjikan hari dan waktu untuk pengajian khusus bagi kaum wanita, dimana di dalamnya Nabi dapat mengajari, memberi nasihat, dan menyampaikan perintah-perintah Allah kepada mereka.
Disebutkan juga di dalamnya sabda beliau, yaitu barangsiapa diantara kalian tertimpa musibah kematian tiga orang anak, maka niscaya kematian mereka akan menjadi dinding (penghalang) dirinya dari api neraka. Menurut  riwayat Ibnu Asfahani anak yang meninggal  tersebut belum mencapai umur aqil baligh.[3] Lalu ada wanita yang bertanya, bagaimana jika dua orang. Rasulullah bersabda, “ Ya, dua orang juga ” dan mengulangnya sampai tiga kali. Hal tersebut merupakan urusan yang hanya diketahui berdasarkan wahyu Allah.
Semenjak zaman Nabi Muhammad SAW. Masjid telah menjadi pusat kegiatan dan informasi berbagai masalah kehidupan kaum muslimin.[4] Masjid selain berfungsi sebagai tempat bersujud (beribadah) juga sebagai rumah produksi muslim sejati. Untuk menghasilkan umat muslim yang berkualitas perlu mendapat tempaan rumah produksi yang bernama masjid.[5] Nabi memahami betul konsep ini sehingga yang dibangun pertama kalinya ketika hijrah adalah masjid.
Begitu sentralnya fungsi masjid pada waktu itu, sehingga tidak saja digunakan sebagai tempat pendidikan orang dewasa (laki-laki), tapi juga digunakan sebagai tempat belajar bagi kaum wanita dan anak-anak. Bagi orang dewasa, masjid berfungsi sebagai tempat belajar al-Qur’an,hadits,fiqih,dasar-dasar agama, serta bahasa dan  sastera Arab. Pendidikan bagi wanita diberikan seminggu sekali. Mereka diajarkan al-Qur’an, hadits, dasar-dasar agama dan keterampilan menenun dan memintal. Sedangkan pendidikan bagi anak-anak diberikan di samping masjid. Mereka belajar al-Qur;an, agama,bahasa arab, dan berhitung.[6]

F. Aspek Tarbawi.
1)      Apabila pendidik mendapat kesempatan berbicara berdasarkan nash, maka hendaknya tidak berbicara  berdasarkan pendapat pribadinya
2)      Memberikan pengajaran yang sama bagi anak didiknya,baik laki-laki ataupun perempuan.
3)      Pengajar harus sabar menhadapi cobaan yang datang, karena dibalik itu semua ada rencana Allah.
4)      Ilmu harus diamalkan dan dicari
5)      Pengajaran tidak harus selalu di tempat formal dan bagunan megah


           








PENUTUP

 Nabi dalam mengajar umatnya tidak berdasarkan pendapat pribadi melainkan yang beliau dapat (wahyu) dari Allah
Begitu sentralnya fungsi masjid pada waktu itu, sehingga tidak saja digunakan sebagai tempat pendidikan orang dewasa (laki-laki), tapi juga digunakan sebagai tempat belajar bagi kaum wanita dan anak-anak. Bagi orang dewasa, masjid berfungsi sebagai tempat belajar al-Qur’an,hadits,fiqih,dasar-dasar agama, serta bahasa dan  sastera Arab. Pendidikan bagi wanita diberikan seminggu sekali. Mereka diajarkan al-Qur’an, hadits, dasar-dasar agama dan keterampilan menenun dan memintal. Sedangkan pendidikan bagi anak-anak diberikan di samping masjid. Mereka belajar al-Qur;an, agama,bahasa arab, dan berhitung.












DAFTAR PUSTAKA

v  Al Asqalani, Ibnu Hajar. 2009. Fathul Baari ( Jilid 1dan 36). Jakarta. ______Pustaka Azzam
v  Ash-Shalih, Subhi. 2009. Membahas Ilmu-Ilmu Hadits. Jakarta : ______Pustaka Firdaus
v  Zuhairini. 2004. Sejarah Pendidikan Islam.Jakarta: Bumi Aksara
v  Filsafatpendidikanislam.files.wordpress.com/2011/04/3_masjid2._____ppt
v  http://www.hadits.net/islami/renungan/5501-mesjidtaman-_____syurgaku.2011


[1] Ibnu Hajar Al Asqalani,Fathul Baari,(Jakarta:Pustaka Azam,2009,hal.168
[2] Subhi Ash-Shalih,membahas ilmu-ilmu hadits,(Jakarta: Pustaka Firdaus 2009),hal.342
[3] Ibnu Hajar Al-Ashqalani,Fathul baari jilid 1,(jakarta:pustaka azam,2002),hal.377
[4] Zuhairini,Sejarah Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara, 2004), hlm.99
[5] http://www.hadits.net/islami/renungan/5501-mesjidtaman-syurgaku/2011
[6] Filsafat pendidikan islam.files.wordpress.com/2011/04/3_masjid2.ppt

14 komentar:

  1. nama: setyoningsih
    nim:2021110163
    kelas : D
    bagaimana jika memberi pengajaran tentang sesuatu yang tidak ada dalam AL-Qur'an ataupun hadist, namun bermanfaat untuk umat ? contohnya maslahah mursalah.

    BalasHapus
  2. Mengapa pada zaman dahulu wanita tampaknya didiskriminasi?? seperti dalam makalah saudara dituliskan bahwa wanita diberi pengajaran seminggu sekali..?

    BalasHapus
  3. Sri Setianingrum 2021110209
    Apakah yang dimaksud dengan masjid sebagai madrasah diera modern?
    dan apa perbedaan masjid sebagai madrasah modern dan jaman dahulu?

    BalasHapus
  4. Nama: Dewi Riska Khodijah
    Kelas: E
    Nim: 2021110219

    jika masjid dikatakan sebgai madrasah berarti hanya membahas tentang agama(ISLAM),, sekarang yang terjadi masjid juga bisa dijadikan perbincangan tentang politik dan berjualan,,bagaiman menyikapi hal yang seperti itu dan apa hukum dari semua itu????

    BalasHapus
  5. Nama : Ferri Jariyah
    Kelas : E
    Nim : 2021110227

    menurut saudara dimasa modern ini, apakah masjid masih bisa dijadikan madrasah??dan kendala apa yang mungkin muncul dari hal tersebut!!

    BalasHapus
  6. NAMA: MAELARISQIYANI
    NIM : 2021110144
    KELAS: D
    Kenapa masjid sekarang kehilangan fungsi utamanya sebagai madrasah, apakah sebenarnya penyebabnya dan bagaimana solusinya unutk mengatasi hal tersebut???

    BalasHapus
  7. NAMA : ely mustaghfiroh
    KLS : E
    NIM : 2021110204
    Mengapa pendidikan laki-laki dan perempuan sama derajatnya????

    BalasHapus
  8. Laelatul Masruro
    2021110224
    kelas : E

    menurut anda, apa manfaat dan tujuan masjid sebagai madrasah?

    BalasHapus
  9. Nama: Indah Rediana
    NIM: 202 111 0205
    Kelas: E

    Mengapa tiga orang anak menjadi penghalang orang tua dari api neraka?

    BalasHapus
  10. Nama : Lukman Hakim
    NIM : 202 111 0235
    Kelas: E


    Mengapa d zaman sekarang bnyak bangunan masjid yg lebih megah tp jamaah masjid malah sdikit d banding zaman dahulu??

    BalasHapus
  11. nama : laili masrukhah
    nim : 2021110193
    kelas : E

    berdasarkan aspek tarbawi yang menyatakan laki-laki ataupun perempuan berhak mendapatkan pengajaran yang sama. Lantas bagaimana sikap anda sebagai peserta didik jika menghadapi guru yang cenderung pilih kasih??

    BalasHapus
  12. siti kuntari
    202 111 0191
    apakah dengan menjadikan masjid sebagai madrasah itu dalam proses pmbelajarannya dapat dilakukan dengan efektif??

    BalasHapus
  13. NAMA : ANI MAFTUCHAH
    NIM : 2021110201
    KLS : E
    apakah sifat sabar seorang guru itu merupkan sfat bawaan/ bisa dibentuk?? Bagaimana membentuk jiwa ksabaran seorang guru??

    BalasHapus
  14. nama : kartika anggun pratiwi
    nim : 2021110190
    kelas : E

    apa upaya anda sebagai seorang calon pendidik dalam mengoptimalkan fungsi masjid sebagai madrasah???

    BalasHapus