Laman

new post

zzz

Sabtu, 03 Maret 2012

Kelas F, Dwi Kartika Sari, 4: INTUISI HATI


MAKALAH

INTUISI HATI



Disususn guna memenuhi tugas:

Mata Kuliah    : Hadist Tarbawi II
Dosen Pengampuh     :Muhammad Ghufron, M.S.I
















Disusun Oleh:

DWI KARTIKA SARI
NIM. 202 1110 251

Kelas F



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012

BAB I
PENDAHULUAN

Seperti yang telah kita ketahui bahwa sesuatu yang halal maupun yang haram sudah jelas.Dan ada larangan langsung dari Allah dan rasul untuk tidak melaksanakan yang haram dan mengerjakan yang halal,baik dalam Al-Qur’an maupun Hadist.Dan ada satu hal lagi  yang samar dan jika dilaksanakan malah menghilangkan kemaslahatan ,ataupun tidak menimbulkan akibat sama sekali ,atau membawa membawa kepada kemaslahatan ,yaitu syubhat.
Jadi manusia harus hati-hati dalam hal itu,karena yang sudah tahu halal dan haram banayak manusia yang menyimpang ,apalagi jika tidak tahu. Semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan kita semua.Amin..

BAB II
PEMBAHASAN

A.    HADIST

۲۲ – عَنْ النُّعْمَا نَ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُو لَ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : الْحَلَالُ بَيَّنٌ وَالْحَرَامُ بَيَّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ لَا يَعْلَمُهَا كَثِيْرٌ مِنْ فَمَنْ اتَّقَى الْمُشّبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِيِنِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَا تِ كَرَاعٍ يَرْ عَى حَوْلَ الْحِمَى يُو شِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ أَلَا وَإِنَّ لِكُلَّ مَلِكِ حِمَى اللهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ أَلَا وَإِنَ فِي الْجَسَدِ مُضَغَةً فِي إِذَا صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُهُ أَلَا وَ هِيَ الْقَلْبُ (رواه البخا ر ي فى الصحيح. كتاب الإ يمان, باب فضل من استبرأ لدينه)
B.     TERJEMAHAN
Dari Nu’man bin Basyir berkata : Aku mendengar Rosulullah Saw. bersabda “Apa yang halal itu sudah dan apa yang halram itupun sudah jelas”.
Antara keduanya yakni antara halal dan haram itu ada beberapa hal yang disyubhatkan yaitu sama-sama atau dengan kata lain tidak jelas perkara halal dan haramnya. Hal-hal yang disyubhatkan ini tidak diketahui oleh sebagian besar umat manusia.Maka barang siapa menjaga diri yakni takut melakukan hal-hal yang disyubhatkan itu,ia telah melepaskan diri atau tidak melakukan apa-apa yang menjadi larangan atau yang tidak patut untuk agama dan keperwiraannya,sedang orang yang sudah terjatuh dalam hal-hal yang di syubhatkan,ia bagaikan pengembala disekitar tanah yang dilarang. Ia hampir saja menjerumuskan diri didalamnya .Ingatlah bahwasanya setiap raja itu mempunyai larangan,ingatlah pula bahwasanya larangan Allah diatas buminya ini adalah apa-apa yang diharamkan olehnya.Juga ingatlah bahwa susungguhnya didalam tubuh terdapat sekerat daging,jikalau benda itu bagus maka bagus pulalah seluruh tubuh  dan jika benda itu buruk maka buruklah pulalah seluruh tubuh.
Ingatlah benda itu ialah hati.[1]

C.    MUFRODAT
Jelas
بَيَنَا
samar
شُبْهَةٌ
daging
مُضْغَةً
Tubuh
جَسَدَ
Hati
قَلْبُ


اَلْحَلاَلُ     : Halal
اَلْحَرَامُ     : Haram
بَيْنَهُمَا      : Diantara keduanya
اسْتَبْرَأَ      :  Menjaga
كَرَاعٍ        : Penggembala

D.   BIOGRAFI PERAWI
Nu’man bin basyir nama lengkapnya adalah Nu’man bin basyir bin Sa’id bin Tsa’labah bin Julas bin Zaid bin Malik bin Tsa’labah bin Ka’ab bin al-Khazraj. Ayahnya bernama Basyir bin Sa’id bin Tsa’labah bin Julas bin Zaid bin Malik. Sedangkan ibunya bernama Amrah bintu Rawahah bin Tsa’labah bin Imri’il qais bin ‘Amr bin Imri’il qais bin Malik Al-Aghar.
Nu’man bin basyir banyak meriwayatkan hadist dari pamannya yaitu Abdullah bin rawahah, kemudian dari Umar dan dari Aisyah. Ia memiliki banyak murid di antaranya yaitu Habib bin salim, Urwah bin zabir, Abu salim Al-azwad, Hamid bin abdurrahman bin ‘auf, serta anaknya sendiri yaitu Muhammad. Beliau wafat pada tahun 65 H di Madinah.[2]

E.     KETERANGAN HADIST
Dalam hadits diatas menerangkan bahwa”yang halal jelas dan yang haram jelas”,yaitu dalam zdat dan sifatnya Susuai dalil yang shahir.Sesuatu yang meragukan(syubhat) adalah hal-hal yang tersamarkan yang tidak diketahui hukumnya secara pasti.Dan yang mengetahui hukum perkara  tersebut hanya sebagian kecil manusia yaitu  para mujtahid,sehinsgga yang diragukan selain mereka.[3]
Meniggalkan syubhat adalah wujud dari sikap wara’.Macam-macam perkara yang disyubhatkan menurut Ibnu Al-Mundzir yaitu yang jelas haram namun masih diragukan,yang jelas halal namun diragukan bahwa itu menjadi haram,dan perkara yang kehalalan dan keharamannya diragukan dengan tingkat yang sama dan lebih utama meninggalkannya.
Selamatnya hati yang dimaksud adalah selamatnya jasad tergantung kepada selamatnya hati(jantung) karena hati merupakan organ terpenting didalam tubuh manusia.Menurut imam Asy-syafi’i akal terletak pada hati,bukan didalam otak.[4]

F.     ASPEK TARBAWI

Hadits tersbut menjelaskan ,bahwa orang yang tidak menjauhkan diri dari syubhat   dalam pencaharian dan kehidupannya,maka dia telah menyerahkan dirinya untuk dicemooh dan dicela.Hal ini mengandung petunjuk untuk selalu menjaga hal-hal yang berkaitan dengan agama dan kemanusiaan.Orang yang terbiasa melakukan sesuatu yang haram ,hatinya akan gelap.[5]
Hati yang selamat adalah tanda keberuntungan disisi Allah swt.yaitu hati yang didalamnya hamya diisi dengan cinta dan takut kepada Allah serta takut kepada perkara yang dapat menjauhkan diri dari –Nya,untuk itu perbaiki akal dan jiwa agar  tercipta hati yang bersih dan suci.[6]

BAB III
PENUTUP

Sebagai umat islam,bahwa kita harus bisa menjaga agama yaitu dengan menjauhi   segala apa yang menjadi larangan-nya dan melaksanakan segala apa yang di perintahkan-Nya.Agar hati kita selamat dan mendapat keberuntungan disisi Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA



Ahmad bin ali bin hajar bin asqolani,  tahdzib At-tahdzib,  juz VIII
 Al asqalani, Ibnu Hajar. 2002. Fathul Baari Syarah Shahih Al Bukhari Jakarta:Pustaka Azzam.
          Al-bugha,  Mustafa, dan Muhyiddin  Mistu. 2002. .Al-wafi Syarah Hadist Arba’in Imam Nawawi.
Al-Bukhari, Al-Iman. 1981. Shahih Bukhari I, Surabaya: Al-Asriyah.
Ali Fayyad, Dr. Mahmud. 1998. Metodologi Penetapan Kesahihan Hadist, Bandung: CV Pustaka Setia.
As-shalih, Subkhi. 2002. Ilmu-ilmu Hadist, Jakarta: Pustaka Firdaus.


[1] Al-Iman Al-Bukhary,Shahih Bukhari I,(Surabaya: Toko kitab AL-Asriyah,1981)hal 55-56
[2] Ahmad bin ali bin hajar bin asqolani,  tahdzib At-tahdzib,  juz VIII, hal. 515
[3] Ibnu Hajar Al Asqalani  dan Al Imam Al Hafizh,Fathul Baari Syarah Shahih Al Buhkari(Jakarta:Pustaka Azzam,2002)hal 232
[4] Dr.Mustafa Al-Bugha dan  Muhyiddin Mistu,Al Wafi Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi,(Jakarta:Pustaka  Al- Kautsar,2002)hal 39-40
[5] Ibnu Hajar  Al Asqalani dan Al Imam Al Hafizh,Fathul Baari Syarah Shahih Al Bukhari(Jakarta:Pustaka Azzam,2002)hal 233-234
[6] Dr.Mustofa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu,Al Wafi Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi,(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2002)hal 40-41

30 komentar:

  1. nama:eni marfuah
    nim :2021110238
    kelas:f
    menurut pemakalah?bagaimana cara kita untuk menyelamatkan hati kita supaya selamat?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Dengan cara membersihkan hati kita dari hal-hal yang tercela atau penyakit batin, memperbaiki kekuatan akal dan memperbaiki jiwa dari dalam yaitu memperbaiki hati kita.
      2. mengerjakan perbuatan halal, menjauhi yang haram dan meninggalkan yang subhat.
      3. kita harus hati-hati dalam menjaga agama dan harga diri agar tidak terjerumus pada hal-hal yang dilarang oleh ALLAH.
      4. mendekatkan diri kepada ALLAH.


      Dr. Musthafa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu. Syarah hadist arbain imam nawawi. (jakarta: pustaka al-kautsar, 2002). hlm 41

      Hapus
  2. lilis Handayani
    2021110246
    kelas:F

    dalam Makalah anda mengatakan bahwa selamatnya jasad tergantung kepada selamatnya hati.apa maksudnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hati (jantung)merupakan organ terpenting di dalam tubuh kita. yang dimaksud jantung di dalam hadis tersebut adalah hati yang bersifat abstrak yaitu keselamatan jiwa yang tidak diketahui kecuali oleh ALLAH yang disebut hati kecil. hati kecil adalah untuk memutuskan/ mengarahkan yang baik. hati itu merupakan tempat bersandar di dalam tubuh yang terpenting. jadi jika hati kita baik maka baik pula seluruh anggota tubuh kita dan sebaliknya.

      Dr. Musthafa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu. Syarah hadist arbain imam nawawi. (jakarta: pustaka al-kautsar, 2002). hlm 39-41

      Hapus
  3. nama: ahmad mursalin
    nim: 202 1110 277
    kelas; F

    bagaimana cara membersihkan hati yang kotor? atau dalam hati hanya ada ras iri, dengki caci, maki dan iri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. dengan cara bertobat mohon ampun kepada ALLAH, selalu berzikir dan lebih mendekatkan diri kepada ALLAH, serta jangan memandang ke atas tapi selalu melihat kebawah ( tawadu').

      Hapus
  4. nama: Arif Stiawan
    nim: 202 111 0270
    kelas; F

    apa yang harus kita lakukan jika hati kita berkata TIDAK, tetapi keadaan memaksa kita untuk berkata IYA? (juga dalam berbuat)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semua kembali pada hati kita masing -masing .
      Alangkah baiknya jika kita menuruti kata hati(hati nurani ) kita karena insyaallah hati nurani akan menuntun kita pada apa yang seharusnya kita perbuat.
      Hati nurani akan selalu berkata benar ,tidak akan berkata bohong .
      Maka dari itu atur hati kita sebaik mungkin dan jangan sampai membohongi hati kita sendiri ,karena itu hanya akan membuat penyesalan dihati dari perbuatan kita .

      "AJAKLAH HATIMU BICARA ,DAN DENGARKAN KATA HATI MU"

      Hapus
  5. Nama:Dadang Irwanto
    Nim:2021110256
    kls:F

    Bagaimana cara kita dalam mengatur intuisi hati kita,agar terhindar dari syubhat?

    BalasHapus
    Balasan
    1. caranya yaitu dengan kita harus hati-hati dalam melangkah. barang siapa yang banyak melakukan perbuatan yang makruh, maka dia berjalan menuju yang haram. jadi kendalikan dan atur hati kita agar selalu mengingat kepada ALLAH dan apa yang diperintahkan-Nya dan apa yang di haramkan-Nya.

      Dr. Musthafa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu. Syarah hadist arbain imam nawawi. (jakarta: pustaka al-kautsar, 2002).

      Hapus
  6. Musfiroh
    NIM : 2021110255

    bagaimana relevansinya jika hati kita yang bersih dengan kegiatan menuntut ilmu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya sendiri .
      Jika hati kita bersih maka dalam mulakukan hal selalu dengan baik dan berfikir secara positif dan mengamalkan se4gala apa yang kita peroleh selam menuntut ilmu .
      dan berusaha merealisasikan ilmu di kehidupan sehari-hari kita.

      Hapus
  7. ifrokha
    2021110258
    Bagaimana cara melunakkan hati yang keras, agar kita bisa terhindar dari hal-hal yang membawa kita kepada perbuatan yang tidak baik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaitu dengan cara kita selalu berzikir dan lebih mendekatkan diri kepada ALLAH agar hati kita senan tiasa selalu dibimbing ke jalan yang benar dan terhindar dari hal-hal yang tidak baik (dalam agama).

      Hapus
  8. Miskiyatin nufus 2021110283 F

    jika kita dihadapkan pada dua hal yang dua-duanya syubhat, pertimbangan apa yang harus dilakukan agar dapat memilih salah satu dari kedua hal tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya yaitu dengan cara salat istikharoh (meminta petunjuk kepada ALLAH ). agar mendapat yang terbaik untuk kita dan tidak salah melangkah / memilih. seperti contoh dalam hal memilih jodoh.

      Hapus
  9. yeni nur khasanah
    2021110266

    bagaimana ciri-ciri orang yang selamat hatinya? tolong jelaskan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ciri-cirinya yaitu:
      1. hati yang terbebas dari semua penyakit batin yaitu dendam,dengki,sombong,hasut,bakhil dan sebagainya.
      2. hati yang selalu tergerak pada yang diridhoiNya dan menahan diri dari yang dibenci ALLAH serta selalu khawatir terjerumus pada sesuatu yang belum diketahui/ subhat.

      Dr. Musthafa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu. Syarah hadist arbain imam nawawi. (jakarta: pustaka al-kautsar, 2002). hlm 40-41

      Hapus
  10. m syamsul hadi
    2021110161

    dalam makalah anda dijelaskan jika seseorang tidak menghindari syubhat maka akan dicemooh dan dicela, yang saya tanyakan jika seseorang malakukan syubhat terus menerus apakah bisa menyebabkan dosa besar? dan jelaskan alasannya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya jelas lah dosa besar karena dosa sedikit apapun apabila di lakukan terus akan bertambah banyak dan akan menjadi dosa besar dan nantinya akan dipertanggung jawabkan.
      bukankah kita diperintahkan untuk mengerjakan perbuatan yang halal dan menjauhi perbuatan yang haram serta meninggalkan yang subhat, hati-hati dalam menjaga harga diri, tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa menimbulkan buruk sangka dan terjerumus dalam perkara yang diperingatkan.

      Dr. Musthafa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu. Syarah hadist arbain imam nawawi. (jakarta: pustaka al-kautsar, 2002). hlm 41

      Hapus
  11. syaiful islam
    2021110250

    maksud dari hadis agar kita meninggalkan yang suhbat itu. hal-hal yang suhbat yang bagaimana yang dimaksud?

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang halal sudah jelas dan yang haram sudah jelas dan diantara keduanya terdapat perkara-perkara yang subhat(samar).
      maksudnya meninggalkan subhat yaitu sujud sikap wara'. sikap ini direalisasikan dengan tidak bermuamalah bersama orang yang hartanya mengandung subhat, atau bercampur dengan riba' atau terlalu banyak mengandung unsur-unsur mubah.

      Dr. Musthafa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu. Syarah hadist arbain imam nawawi. (jakarta: pustaka al-kautsar, 2002). hlm 37

      Hapus
  12. syifa adilla
    2021110281
    F

    bertanya: intuisi adalah masalah hati. jika di dalam hati terdapat keragu-raguan atau rasa was-was terhadap suatu perbuatan, bagimana penyelesaiannya jika di tinjau dari hadits di atas?
    terimakasih
    (^_^)

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut hadis di atas, adapun jika sampai pada derajat was-was dengan mengharamkan sesuatu yang belum jelas, maka hal itu tidak termasuk subhat yang harus di tinggalkan.
      cara penyelesaiannya adalah:
      1. sesuatu yang di ketahui haram kemudian diragukan apakah ia masih haram atau sudah menjadi halal, maka tidak boleh segera di anggap halal kecuali jika sudah di yakini.
      2. perkara yang halal kemudian ada keraguan menjadi haram, maka tidak ada dalil yang menguatkan salah satunya.
      3. sesuatu yang kehalalan dan keharamannya diragukan dengan tingkata yang sama dan yang lebih utama adalah meninggalkannya.

      Dr. Musthafa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu. Syarah hadist arbain imam nawawi. (jakarta: pustaka al-kautsar, 2002). hlm 38

      Hapus
  13. chomsatun nadhiroh
    2021110274
    F

    bgmna caranya agar menjaga hati kita dari perbuatan subhat yang berlainan dari akal pikiran kita...???
    trmksih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahwa dalam hadist tersebut teerdapat tambahan "Buatlah pemisah antara yang halal dan yang haram .Yang melakukan hal tersebut maka perilaku dan agma nya akan selamt .Orang yang menikmati hal tersebut seolah -olah menikmati yang dilarang ,ditakutkan akan jatuh kedalam yang dilarang "
      Artinya bahwa hal mubah yang dikhawatirkan akan menjadi makruh atau haram,maka harus dijauhi.


      Ibnu Hajr Alsqalai, Dan Al imam Hafizh, Fathul Baari Syarah Shahih Al bughari ,(Jakarta :Pustaka Azzam, 2002), hlm.233.

      menurut saya untuk menjaga hati dari perbuatan yang syubhat yaitu kita harus berhati -hati dalam segala hal ,semua harus didasari pada hukum islam .
      Kita tidak boleh seenaknya menghukumi sesuatu yang belum jelas status hukumnya.

      Hapus
  14. DZUL AMAL
    2021110276
    baagaimana menghilangkan intuisi hati dengan keadaan sekarang ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. YA dengan kita harus selalu berusaha mengatur hari kita dan tidak terpengaruh dengan keadaan di jaman sekarang ini .
      Kita harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang salah dalam ajaran islam .
      Karena dijaman sekarang ini kebanyakan orang lupa akan semua itu ,seenaknya dalam berbuat tanpa menghiraukan akibatnya dan malah merugikan orang lain.

      Hapus
  15. Hartini
    2021110237
    F

    bagaimana menghilang rasa dendam atau penyajit hati agar kita bisa menjaga hati dan menggunakan hati dengan sebaik mungkin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahwa dalam hidup ini ada dua hal yang harus dilupakan:
      -kebaikan kita kepada orang lain.
      -kejahatan orang lain kepada kita.

      Menurut saya caranya yaitu janganlah kita menyimpandendam dihati karena itu hanya menyiksa pikiran dan batin kita sendiri. sebesar apapun kesalahan orang lain kepada kita maka cobalah untuk memaafkannya, karena semua manusia tempat salah dan lupa.
      dan alangkah baiknya isi hati kita dengan penuh cinta dan kasih sayang agar hidup kita terasa damai dan tenang, hati akan selalu tentram.

      Hapus