Laman

new post

zzz

Sabtu, 03 Maret 2012

Kelas H, Linda Puspitasari, 4: Memanfaatkan Panca Indra Untuk Menuntut Ilmu



Makalah
Memanfaatkan Panca Indra Untuk Menuntut Ilmu
Makalah ini disusun Guna Memenuhi Tugas
       Mata Kuliah                             : Hadist Tarbawi II
     Dosen Pengampu                        : M.Ghufron,M.Ag

LOGO STAIN BERWARNA

Disusun Oleh :
Kelas H
Linda Puspitasari
202.111.0344

TARBIYAH / PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2012


BAB 1
PENDAHULUAN
Manusia  diciptakan Allah dengan sempurna dan memiliki berbagai kelebihan dibandingkn makhluk-makhluk yang lain. Manusia dianugrahkan akal oleh Allah SWT, dengan akal tersebut manusia dapat memiliki ilmu. Dengan akal pulalah manusia beragama dan melaksanaknnya secara benar. Manusia juga dianugrahi panca indra agar digunakan dengan sebaik-baiknya sebagai perantara untuk mengetahui dan memahami ilmu. Maka dari itu setiap apa yang akan dikaji secara indrawi harus digunakan untuk hal kebaikan dan bermanfaat sebagai modal untuk beribada kkepada Allah SWT. Sehubunngan dengn hal tersebut, dalam makalah ini akan membahas tentang pentingnya memanfaatkan panca indra untuk mencari ilmu.

















PEMBAHASAN
A.Hadist

عن عبدالرحمن بن عبدالله بن مسعود يحدث عن أبيه قال سمعت النبي صلى الله علليه وسلم يقول : نضرالله امرا سمع منا شيئا فبلغه كما سمع فرب مبلغ اوعى من سا مع.
B.Terjemahan hadist
Abdur rahman bin abdillah bin mas’ud menceritakan dari ayahnya berkata : “ Aku mendengar rasulullah SAW bersabda : “ Allah mengelokkan rupa seseorang yang mendengar hadist dari kami lalu ia menyampaikannya seperti apa yang ia dengar, banyak penyampai lebih bisa menjaga daripada pendengar”.
(HR.At-tirmidzi)[1]
C.Mufrodat
نضرا
Mengelokkan
سمع
Yang didengarkan
شيعا
Sesuatu
فبلغه
Maka menyampaikannya
كما
Seperti apa
مبلغ
Penyampai
اوعي
Lebih bisa mengerti/memahami
سامع
Pendengar

D.Biografi Perawi
Abdullah Ibn Mas’ud ibn ghafil ibn habib al-Hudzily, seorang sahabat Nabi SAW. Beliau meriwayatkan sejumlah 848 hadist. Al-Bukhori dan Muslim menyepakati sejumlah 64 hadist, 21 diantaranya diriwayatkan oleh al-Bukhori sendiri dan 35 diantaranya oleh Muslim. Beliau menerima hadist dari Nabi SAW, dari Umar dan dari Sa’ad ibn Mu’adz, hadist-hadist beliau diriwayatkan oleh dua orang putranya yaitu Abd Arrahman dan Abu Hubaidah, putra saudaranya Abdullah bin Udbah dan istrinya Zainab ats-tsaqatsiyah. Abdullah bin mas’ud bin Ghafil adalah seorang dari orang-orang yang lebih dahulu masuk islam ( As-sabiqun al-awwalun ). Riwayat hidupnya banyak diceritakan oleh orang-orang islam. Wafat tahun 32 H di kota madinah. Dia sosok imam yang memiliki segudang ilmu dan pemahaman mendalam. Dia adalah penghulu para ulama, pejuang perang badar, sahabat yang melakukan hijrah dua kali dan banyak meriwayatkan ilmu.[2]
E.Keterangan Hadist
Hadist ini termasuk hadist hasan shahih dan hadist riwayat at-tirmidzi. Hadist ini menerangkan bahwa Abdurrahman menceritakan dari ayahnya yang mendengar hadist Rasulullah, bahwasanya apabila seseorang mendengar sesuatu yaitu perkara agama berupa suatu ayat dari Al-quran atau suatu hadist kemudian ia menyampaikannya persis seperti apa yang ia dengartanpa mengurangi atau menambahi baik ia lelaki maupun wanita. Maka Allah mengagungkan dan mengelokan seseorang yang mendengar sesuatu kamudian menyampaikannya seperti yang telah didengar. Karena banyak sekali orang yang disampaikan kepadanya (suatu hadist) lebih memahami daripada orang yang mendengarnya.
            Keutamaan ini tidak diragukan lagi yakni keutamaan yang besar bagi penuntut ilmu dimana Rasulullah SAW mendoakannya dengan kemuliaan dan kecerdasan karena apa yang dia lakukan dari mempelajari ilmu, menghafal hadist, mengajarkannya dan menyampaikannya kepada yang lainnya dan dia akan tetap diberi pahala terhadap apa yang disampaikan. Walaupun terluput atasnya sebagian makna-makna riwayat yang dia sampaikan, karena dia telah menjaganya dan menyampaikannya dengan jujur.[3]
F.Aspek Tarbawi
a.       Keutamaan ilmu dan dorongan menuntut ilmu
b.      Seruan kepada kita untuk menyampaikan agama secara murni
c.       Dengan diberikannya panca indra oleh Allah SWT, maka hendaknya digunakan dengan baik untuk mencari ilmu.
d.      Sampaikanlah sesuatu yang benar-benar baik dan tidak menimbulkan kemadharatan.
e.       Kejujuran dan kebenaran adalah sesuatu yang akan membawa pada kemuliaan dan kebahagiaan.
f.       Orang-orang yang mempunyai ilmu dituntut untuk mengamalkan.





















BAB III
PENUTUP
             Menuntut ilmu dalam islam hukumnya wajib, karena diperintahkan oleh Allah dan dicontohkan oleh para Rasulnya. Orang yang menuntut ilmu dan memiliki ilmu dalam islam mempunyai kedudukan yang tinggi, apalagi bila ilmunya itu diamalkan serta bermanfaat baik bagi dirinnya maupun orang lain. Dan dengan adanya panca indra sebagai perantara dalam menuntut ilmu kita diperintahkan untuk memanfaatkannya dengan semaksiimal mungkin serta memelihara untuk menjaga keutuhan, fungsi dan manfaat indra tersebut. Sehingga dengan adannya kesempurnaan yang sudah Allah berikan pada akhirnya lebih kita mendekatkan diri kepada Allah SWT.
















DAFTAR PUSTAKA
Zuhri, Moh.1992. Terjemah Sunan At tirmidzi Jilid 4. Semarang: CV ASY SYIFA.
Ali Nashif, Syekh Mansur. Mahkota Pokok-pokok hadist Rasulullah Jilid I. Bandung: SINAR BARU.
Hasbi Ash Shiddieqy, Teungku Muhamad.2009. Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadist. Semarang: PUSTAKA RISKI PUTRA.


[1] Moh.Zuhri, Tarjamah Sunan At-Tirmidzi Jilid IV, No.hadist 2795. CV ASY SYIFA, Semarang. Halm.283-284
[2] Teungku Muhammad Hasby Ash – Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadist. PT PUSTAKA RIZKI PUTRA, Semarang 2009. Hlm.227-228
[3] Syeh Mansur Ali Nashif, Mahkota Pokok-Pokok Hadist Rasulullah SAW Jilid I. SINAR BARU, Bandung. hlm.166-167

22 komentar:

  1. Nama : Dewi Ana
    NIM : 2021110370
    Kelas: H

    1. pada terjemah hadits diatas diterangkan "banyak penyampai lebih bisa menjaga daripada pendengar". lalu menurut pemakalah bagaimana dengan pernyataan "orang yang mendengarkan lebih mamahami dari pada yang menyampaikan" apakah pernyataan ini bertentangan dengan hadits diatas ataukah pernyataan ini salah?

    BalasHapus
  2. SUSWATI
    Kelas H(2021110358)

    Panca indra adalah salah satu perntara untuk menerma ilmu, bagaimana jika salah satu atau beberapa panca indra (misal mata dan telinga) seseorng itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya?

    BalasHapus
  3. Nama:Siti Nurrohmah
    NIM:2021110382

    seseorang yang berilmu dituntut untuk mengamalkannya.tapi jika ada seseoranng yang berilmu dan ilmunya tidak diamalkan kepada orang lain dengan alasan suaminya tidak mengijinkan,menurut anda bagaimana menanggapi hal demikian?

    BalasHapus
  4. nama : irfaqiyah
    nim : 2021110354

    sesuatu yang ditangkap panca indera memiliki peluang benar dan salah terkadang persepsi indera juga bisa menipu,apakah dibenarkan jika seseorang hanya mengandalkan panca inderanya saja untuk mendapatkan ilmu pengetahuan?

    BalasHapus
  5. Ainun Najib
    2021110343

    Jika indra yang dimiliki hanya indra peraba,, apakah bisa dimanfaatkn utk mnuntut ilmu secara maksmal??

    BalasHapus
  6. muhammad rizqon (2021110369)

    Bagaimana menggunakan panca indra dengan maksimal dalam jalan yang sebenarnya?
    panca indra yang paling berperan dalam mencaari ilmu?jelaskan!

    BalasHapus
    Balasan
    1. menjawab pertanyaan M.Risqon.
      1. menurut saya bukan masalah yang paling berperan atau tidaknya panca indra tsb melainkan seberapa/bagaimana kita menggunakan panca indra yang ada. semua panca indra saling membantu dan menjaga perannya masing-masing. disaat salah satu panca indra hilang fungsinya maka panca indra yang lain sangat berperan penting untuk menjadi alat bantu dalam memperoleh pengetahuan. sesuai dengan fenomena yang ada bahwa tidak semua manusia memiliki panca indra yang lengkap, sebagian dari mereka ada yang mempunyai keterbatasan akan panca indra. maka panca indra yang paling berperan penting disini adalah panca indra yang ada. jikapun panca indra yang dimiliki sempurna maka mereka saling berkaitan dan membantu.

      Hapus
  7. NAMA: Risnatul Khikmah
    Kelas : H
    NIM : 2021110374

    dalam aspek tarbawi terdapat "Orang-orang yang mempunyai ilmu dituntut untuk mengamalkan", nah bagaimana apabila ada orang yang berilmu tapi tidak mau mengamalkannya, bagimana menurut pemakalah? dan bagaimana cara kita mengamalkan ilmu tanpa mengharap imbalan?

    BalasHapus
  8. Maaf lin kemaren salah ketik.. Bagaimana anjuran menuntut ilmu dalam islam dan sebuah hadits?


    M. Nurul Amin
    Kls H (202 111 0383)

    BalasHapus
  9. dimakalah dijelaskan bahwa kita tidak boleh menambahi maksud dari al qur'an atau hadits,tapi jika kita menambahi dalam rangka untuk menjelaskan secara rinci agar orang faham dengan maksud yang kita jelaskan,menurut anda bagaimana dengan hal ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. menjawab pertanyaan dari zailatul maghfiroh.
      menurut saya menambahi maksud dari hadist dan al-quran demi kejelasan isi yang terkandung secara rinci itu tidak masalah, diperbolehkan asal itu sebatas penjelasan saja bukan menambahi atau mengurangi makna-makna yang terkandung didalamnya.dan tidak keluar dari sesuatu yang dimaksudkan.

      Hapus
  10. wafiyah komariyah kls H 2021110335
    bagaimana pandangan anda tentang penjualan mata ataupun panca indra yang lain, jika biaya hasilnya untuk biaya hidup. Apakah itu termasuk bersyukur?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mnjawab pertanyaan wafiyah.
      penjualan panca indera untuk biaya hidup ini bukan bentuk rasa syukur.dan itu juga tidak diperbolehkan.karena dengan demikian, bukannya malah bersyukur melainkan menyakiti diri sendiri.dan dengan penjualan panca indra maka itu menimbulkan rasa pamrih. bentuk rasa syukur itu sendiri adalah memanfaatkan dan menggunakan panca indra yang telah dikaruniakan oleh Allah dengan semaksimal mungkin untuk hal-hal yang baik, bukan malah menghilangkan fungsi.karena panca indra juga digunakan untuk bertahan hidup.pasti ada jalan lain untuk
      mencukupi kebutuhan hidup.dengan catatan selalu bekerja keras dan berdoa untuk segala kemudahan.

      Hapus
  11. menjawab pertanyaannya suswati.
    menurut saya panca indra memang sebagai perantara untuk menuntut ilmu.apabila tidak berfungsi semestinya sedikit sulit untuk menerima ilmu pengetahuan.tapi disamping keterbatasan tsb pasti ada solusinya.dan seseorang menerima pengetahuan bukan hanya dengan mata dan telinga yang ia miliki.mereka dikaruniai indra yang lain yaitu peraba maka dengan indra peraba tsb seseorang tanpa mata dan telinga bisa menerima ilmu.
    apalagi jaman sekarang juga sudah semakin canggih,sehingga seseorang yang mempunyai keterbatasan itu bisa dibantu dengan adanya media bantu yang mendukung. misalnya dia buta maka dalam memperoleh ilmu dengan melalui media audio.walaupun dia tdk bisa memperoleh ilmu dengan membaca maka melalui pendengarannya masih bisa. jika dia tuli maka solusinya menggunakan alat bantu pendengaran.

    BalasHapus
  12. menjawab pertanyaan dari zailatul maghfiroh.
    menurut saya menambahi maksud dari hadist dan al-quran demi kejelasan isi yang terkandung secara rinci itu tidak masalah, diperbolehkan asal itu sebatas penjelasan saja bukan menambahi atau mengurangi makna-makna yang terkandung didalamnya.dan tidak keluar dari sesuatu yang dimaksudkan.

    BalasHapus
  13. mnjawab pertanyaan wafiyah.
    penjualan panca indera untuk biaya hidup ini bukan bentuk rasa syukur.dan itu juga tidak diperbolehkan.karena dengan demikian, bukannya malah bersyukur melainkan menyakiti diri sendiri.dan dengan penjualan panca indra maka itu menimbulkan rasa pamrih. bentuk rasa syukur itu sendiri adalah memanfaatkan dan menggunakan panca indra yang telah dikaruniakan oleh Allah dengan semaksimal mungkin untuk hal-hal yang baik, bukan malah menghilangkan fungsi.karena panca indra juga digunakan untuk bertahan hidup.pasti ada jalan lain untuk
    mencukupi kebutuhan hidup.dengan catatan selalu bekerja keras dan berdoa untuk segala kemudahan.

    BalasHapus
  14. menjawab pertanyaan dari M.N amin.
    dalam islam manusia memang diwajibkan untuk menuntut ilmu karena dengan ilmu manusia bisa mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: " carilah ilmu sampai ke negeri cina. sesungguhnya mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, laki-laki maupun perempuan". Rasulullah juga bersabda: "carilah ilmu dari buaian sampai ke liang kubur".
    menurut pandangan islam dengan adanya ilmu tuhan itu ditaati, dan dengan ilmu pula yang halal dan haram diketahui.

    BalasHapus
  15. menjawab pertanyaan M.Risqon.
    1. menurut saya bukan masalah yang paling berperan atau tidaknya panca indra tsb melainkan seberapa/bagaimana kita menggunakan panca indra yang ada. semua panca indra saling membantu dan menjaga perannya masing-masing. disaat salah satu panca indra hilang fungsinya maka panca indra yang lain sangat berperan penting untuk menjadi alat bantu dalam memperoleh pengetahuan. sesuai dengan fenomena yang ada bahwa tidak semua manusia memiliki panca indra yang lengkap, sebagian dari mereka ada yang mempunyai keterbatasan akan panca indra. maka panca indra yang paling berperan penting disini adalah panca indra yang ada. jikapun panca indra yang dimiliki sempurna maka mereka saling berkaitan dan membantu.

    BalasHapus
  16. menjawab pertanyaan dari Risnatul hikmah.
    1. orang berilmu tanpa mengamalkan tidak ada manfaatnya.seperti kata pepatah ilmu itu adalah pohon dan amal adalah buahnya.jadi ilmu tanpa diamalkan tak ubahnya seperti pohon yang tak berbuah.ilmu dan amal itu saling beriringan . jangan sampai ilmu hanya sebagai pengetahuan teoritis saja. namun harus menerjemahkannya ke dalam ilmu praktis. sesuai sabda Rasulullah bahwa orang alim yang mengamalkan ilmunya akan mendapatkan peningkatan dan memperoleh limpahan barakah dari Allah dalam hal ilmu. maka dari alangkah baiknya orang yang berilmu mengamalkan.
    Allah SWT jua sangat membenci orang yang berilmu namun tidak mengamalkan dan orang yang mengatakan namun tidak mengerjakan.

    BalasHapus
  17. menjawab pertanyaan Irfaqiyah.
    memang benar adanya bahwa peluang benar dan salah itu ada pada penggunaan panca indra. tp menurut saya tidak hanya panca indra saja yang diandalkan dalam memperoleh ilmu pengetahuan. manusia juga memiliki akal dan hati untuk menentukan kebenaran. akal dan panca indra saling berkaitan, dimana panca indra adalah alat bagi akal untuk mencerap ilmu pengetahuan. dengan akal saja pun tidak akan mampu mengambil kebenaran melainkan dengan bantuan panca indra. misal dengan adanya panca indra , manusia bisa melihat dan mengetahui kebesaran Allah yakni bumi ini dan seisinya.dan mereka menggunakan akal dan hatinya dalam menentukan kebenaran atas kebesaran Allah serta bisa mensyukuri karunianya. dengan adanya perantara itu maka manusia dapat memperoleh pengetahuan secara benar.

    BalasHapus
  18. fatwa adina
    2021110333
    bagaimana jika seseorang mempunyai banyak keterbatasan fungsi indera,seperti cacat,idiot..dsb,?apakah mereka bisa nenuntut ilmu dengan baik..

    BalasHapus