A9-51 Slamet Uripah

MAKALAH

HADITS TENTANG

SISTEM RIBA DAN KRISIS EKONOMI

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II

Dosen Pengampu : Muhammad Ghufron Dimyati, M. Si

Oleh :

SLAMET URIPAH

2021110025

Kelas A

TARBIYAH PAI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) PEKALONGAN

2012

BAB I

PENDAHULUAN

Sistem riba dalam kehidupan sehari-hari sudah di kenal dan bahkan sudah menjadi hal yang biasa, khususnya dalam kegiatan muamalah. Padahal riba adalah sesuatu yang di larang oleh agama, karena riba dapat merusak kehidupan.

Dalam makalah ini akan di jelaskan bagaimana dampak riba bagi kehidupan sehari-hari, baik dampak bagi diri sendiri maupun bagi orang-orang(kaum).

 

                                                           BAB II

PEMBAHASAN

A.  Hadits

عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ  :مَا مِنْ قَوْمٍ يَظْهَرُ فِيهِمْ الرِّبَا إِلَّا اخِذُوا بِالسَّنَةِ وَمَا مِنْ قَوْمٍ يَظْهَرُ فِيهِمْ الرُّشَا إِلَّا أُخِذُوا بِالرُّعْبِ

( رواه احمد فى المسند الشا ميين , بقيه حد يث عمر و بن العا ص  )

B.  Terjemah

“Amr bin Ash menceritakan bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda:  tiada suatu kaum di mana riba merjala lela melainkan mereka akan diazab dengan paceklik, mahalnya barang kebutuhan. Serta tiada sebuah kaum di mana suap meraja lela melainkan mereka akan diazab dengan rasa takut dan   cemas.”                              

C. Mufrodat (kata-kata penting)

قوم             :    kaum

يظهر          :    jelas

فيهم            :   di dalamnya

الرب          :    riba

الا ا خذوا     :    meleainkan

با السنة       :     tahun

الر شا         :    suap  

با الرعب     :    takut

D. Biografi Rawi

Nama lengkapnya Abdullah bin Amr Al-Ash Sahmi al- Qurasy. Amr bin Ash termasuk orang yang ahli ibadah dan ulama dari kalangan sahabat. Dia adalah seorang dari Abadilah yang faqih, ia memeluk agama Islam sebelum ayahnya, kemudian hijrah sebelum penaklukan Mekkah. Dia seorang ahli ibadah yang zuhud, banyak berpuasa dan shalat, sambil menekuni hadits Rasulullah Shallahllahu ‘alaihi Wasallam.

Beliau sudah pandai menulis pada masa jahiliyah. Beliau meminta izin kepada Rasulullah Saw untuk menulis apa yang dia dengar darinya, maka Rasulullah  mengizinkannya. Amr bin Ash ikut dalam beberapa peperangan dan menyabet dengan dua pedangnya sekaligus. Amr bin Ash membawa panji bapaknya pada perang yarmuk, Amr bin Ash mati syahid dalam perang shiffin ikut pihak Muawiyah. Muawiyah mengangkatnya sebagai gubernur di Kufah dalam beberapa waktu yang tidak terlalu lama. Amr bin Ash meninggal pada tahun 65 H. Dan hadits-haditsnya yang di cantumkan dalam kitab-kitab hadits sebanyak 700 hadits.[1]

E. Keterangan Hadits  

 ( ما من قوم يظهر فيهم الر ب ) 

Yakni bahwa perbuatan riba sudah umum (hal yang sudah biasa) dan menjadi sesuatu yang tidak dapat di ingkari lagi (lumrah) bagi mereka (suatu kaum).

  ( الا ا خذ با السنة ) 

Yakni mereka (kaum) akan di “siksa” dalam satu tahun, di siksa di sini maksudnya akan di azab dengan paceklik, mahalnya barang kebutuhan yang menjadikan mereka kelaparan dan bencana alam. Sebagian besar musibah umat ini adalah dari perbuatan riba, seperti yang pernah dialami oleh Bani isro’il dahulu.

Imam Hakim mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits dhlo’if, walaupun hadits ini dhlo’if akan tetapi mempunyai banyak saksi (syahid). Menurut Ibnu Hajar hadits ini bagus, dan menurut Ibnu Hajar tidak ada kemaksiatan merajalela dalam suatu kaum kecuali Allah akan mengutus kematian. Menurut Imam Ahmad Umatku akan selalu baik selama belum merajalelanya anak zina, apabila anak zina telah merajalela maka Allah akan memberikan siksaan yang merata kepada mereka (kaum).

Hadits ini memberikan pengertian bahwa berbagai musibah itu akan muncul akibat dari merajalelanya perbuatan maksiat.[2]

F. Aspek Tarbawi

Dari keterangan hadits di atas dapat di simpulkan, bahwa nilai tarbawi           yang dapat di ambil adalah :

Ø Sebagai seorang muslim dalam kegiatan muamalah hendaknya tidak menjalankan riba (memakan hasil riba, memberikan, menjadi saksi).

Ø Dalam kehidupan sehari-hari jangan menjalankan praktek suap menyuap untuk mencapai suatu keberhasilan atau kesuksesan (memakan hasil suap, memberikan, menjadi saksi).

Ø Sebagai seorang muslim hendaknya menjauhi 7 hal yang dapat merusak kehidupan, yakni : syirik, sihir, membunuh tanpa alasan sah, makan riba, makan harta anak yatim, melarikan diri dalam pertempuran, dan perzinaan[3]

                                                           

      

BAB III

PENUTUP

Sistem riba sudah di kenal dan bahkan sudah di kerjakan sejak zaman dahulu. Riba mempunyai dampak yang yang tidak bagi kehidupan, karena riba akan mengkibatkan berbagai macam masalah, yang mengkibatkannya kelaparan pada suatu kaum.

 Allah akan memberikan azab kepada suatu kaum yang menjalankan riba dengan paceklik, mahalnya barang kebutuhan yang menjadikan mereka kelaparan dan bencana alam. Sebagian besar musibah umat ini adalah dari perbuatan riba.

Allah akan memberikan bencana kepada suatu kaum, ketika maksiat sudah merajalela(hal yang biasa).

             DAFTAR PUSTAKA

Al- Bugho, Mustafa dan Muhyidin Mistu. 2002.  Al- wafi Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi. Jakarta: Pustaka Al- Kautsar

Al- Manawi. 2003. Faidhul Qodir Syarah Jami’ Shoghir

Azhar Basyi Ahmad.  Riba, Utang Piutang dan Gadai. Bandung: PT Al-Ma’arif

---

[1] Dr. Mustafa Al- Bugho dan Muhyidin Mistu, Al- wafi Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi (Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2002), hlm. 472

[2]Al- Manawi,  Faidhul Qodir Syarah Jami’ Shoghir, (2003), hlm. 141

[3] Ahmad Azhar Basyir, Riba, Utang Piutang dan Gadai, (Bandung: PT Al-Ma’arif, 2001), hlm. 22-24