Laman

new post

zzz

Jumat, 26 Oktober 2012

sbm G8 : metode pembelajaran inkonvensional

sbm F8 : metode pembelajaran inkonvensional - word

sbm F8 : metode pembelajaran inkonvensional - ppt





MAKALAH
METODE PEMBELAJARAN INKONVENSIONAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu    : Ghufron Dimyati M.Pd
Kelas/Semester       : G/V





Disusun Oleh:

M. Teguh Bangun Setyo            2021110289
Lia Fitriana                                2021110290
Khoirul Fatikhin                         2021110291
Nailiyyatul Maqsudah                2021110292



TARBIYAH/PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012





PENDAHULUAN

Metode dalam pembelajaran sangatlah perlu dan penting untuk diperhatikan dan dipikirkan bagi seorang guru dalam proses pembelajaran. Metode yang dipilih dan diterapkan guru ketika proses pembelajaran sangat besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi. Dengan demikian, guru haruslah bijak dan tepat dalam menentukan metode dalam proses belajar mengajar yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas (siswa, media, fasilitas, lingkungan, dll).
Secara garis besar metode pembelajaran terbagi menjadi dua, yaitu metode konvensional dan metode inkonvensional. Metode konvensional merupakan metode yang masih bersifat tradisional, di mana guru masih dijadikan sumber utama dalam proses pembelajaran. Metode inkonvensional merupakan sebuah metode yang bersifat lebih modern yang erat kaitannya dengan kecanggihan teknologi di dalamnya. Seorang guru haruslah bervariasi dalam menerapkan sebuah metode dalam proses pembelajaran agar peserta didik tidak mengalami kejenuhan. Ada kalanya guru menerapkan metode konvensional, terkadang juga guru harus menerapkan metode inkonvensional, hal tersebut tergantung pada situasi, kondisi, dan materi ajar yang akan disampaikan.
Dalam makalah ini kami sedikit akan mengulas mengenai metode inkonvensional. Metode inkonvensional yang akan kami bahas ini sangatlah penting bagi pembaca semua, terutama bagi calon guru di era globalisasi ini yang ditandai dengan berkembangnya teknologi. Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan bisa memberikan sedikit gambaran tentang metode inkonvensional dan dapat menjadi bekal kita (sebagai calon guru) kelak ketika kita terjun langsung dalam lembaga pendidikan.


PEMBAHASAN

A.    Metode Belajar Mengajar Inkonvensional
Metode Belajar Mengajar Inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.[1] Metode-metode inkonvensional ini antara lain:
1.      Metode Pengajaran Modul
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh pesera didik disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Dalam formatnya modul meliputi: pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes awal, pengalaman belajar, sumber belajar dan tes akhir.
S. Nasution menyebutkan ada empat tujuan pengajaran modul, yaitu:[2]
Pertama, modul memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. Para ahli beranggapan bahwa siswa mempunyai kesanggupan yang bebeda-beda dalam mempelajari sesuatu dan berbeda-beda pula dalam penggunaan waktu belajarnya.
Kedua, modul memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara mereka masing-masing. Sebab mereka memiliki cara atau teknik yang berbeda satu dengan lainnya dalam memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang pengetahuan dan kebiasaan sendiri-sendiri.
Ketiga, dalam pengajaran modul terdapat alternatif atau pilihan dari sejumlah topik bidang studi atau disiplin ilmu lainnya.
Keempat, pengajaran modul memberi kesempatan terhadap murid untuk mengenal kelebihan dan kekurangannya, dan memperbaiki kelemahan mereka melalui remidial, ulangan atau variasi dalam belajar.
2.      Metode Pengajaran Berprogram
Metode pengajaran berprogram adalah metode pengajaran yang memungkinkan siswa untuk mempelajari materi tertentu, terbagi atas bagian-bagian kecil yang dirangkaikan secara berurutan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Sebagai contoh metode ini adalah pengajaran dengan menggunakan tape recorder, film, radio, komputer, internet dan lain-lainnya.
3.      Metode Pengajaran Unit (Proyek)
Metode pengajaran unit (Proyek) adalah suatu sistem pengajaran yang berpusat pada suatu masalah dan dipecahkan secara keseluruhan sehingga mempunyai arti. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa metode ini mempunyai kriteria; adanya tujuan yang luas dan menyeluruh, perencanaan bersama, berpusat pada suatu masalah dan berpusat pada siswa.
Ciri-ciri pengajaran unit antara lain:[3]
a.       Memiliki tujuan yang luas dan menyeluruh
b.      Perencanaan bersama
c.       Berpusat pada suatu masalah yang luas
d.      Berpusat pada kegiatan siswa
Langkah-langkah pengajaran unit
a.       Langkah permulaan
1)      Guru mulai mendorong/memotivasi para siswa untuk memusatkan perhatian mereka kepada situasi belajar.
2)      Bersama para siswa akhirnya guru menetapkan pokok-pokok yang akan dijadikan unit.
3)      Menetapkan aspek-aspek yang berhubungan dengan masalah yang telah ditetapkan secara rinci.
4)      Merumuskan pengetahuan yang berhubungan dengan pengajaran unit.
5)      Menetapkan kelompok siswa yang di dasarkan atas tujuan yang akan dicapai oleh kelompok tersebut.
6)      Menetapkan organisasi kelas.
7)      Menetapkan langkah-langkah kerja unit.
b.      Langkah mengerjakan unit
1)      Mengatur bahan untuk dikerjakan
2)      Kelompok-kelompok mengatur ruang kerja
3)      Melaksanakan pekerjaan
4)      Menyampaikan laporan tujuan/ kekurangan perseorangan/ kelompok kepada ketua unit.
5)      Menyiapkan laporan kelompok dalam rangka kulminasi
c.       Langkah kulminasi
Ini adalah langkah puncak atau akhir pengajaran unit. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui sampai di mana hasil yang dicapai siswa dalam pengajaran unit. Kegiatan ini meliputi laporan setiap kelompok, penilaian dan kemungkinan-kemungkinan untuk pengajaran unit berikutnya
4.      Metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Metode CBSA adalah metode pengajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi subjek didik seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien.
Gibbs (1972) dikutip E. Mulyasa menyatakan bahwa untuk merealisasikan peningkatan keaktifan belajar siswa perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Dikembangkan rasa percaya diri kepada para peserta didik dan mengurangi rasa takut.
b.      Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah.
c.       Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan solusinya.
d.      Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
e.       Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.
Prinsip-prinsip dalam metode CBSA antara lain.[4]
1)      Guru sebagai pengelola (manager) dan perancang (design) dari pengalaman belajar.
2)      Guru dan siswa menerima peran kerjasama (partnership).
3)      Bahan-bahan pelajaran dipilih berdasarkan kelayakannya.
4)      Menekankan pada identifikasi dan penuntasan syarat-syarat belajar (learning requirement).
5)      Siswa dilibatkan dalam pembelajaran
6)      Tujuan ditulis dengan jelas
7)      Semua tujuan diukur atau dites

5.      Metode KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
KBK adalah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performance tertentu (kompetensi), sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dalam KBK ini kemampuan siswa diharapkan seimbang antara pengetahuan (kogniitif), sikap (afektif) dan psikomotori (keterampilan).
Ada tiga landasan secara teoritis Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu:
a.       Adanya pergeseran pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual.
b.      Pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning)
c.       Pendefinisian kembali terhadap bakat.
Terdapat empat kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan tuntutan KBK:[5]
1)      Kompetensi akademik artinya peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi tantangan dan persoalan hidup secara independent.
2)      Kompetensi okupasional artinya peseta didik harus memiliki kesiapan dan mampu beradaptasi terhadap dunia kerja.
3)      Kompetensi kultural artinya peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam sistem budaya dan tata nilai masyarakat yang pluralistik.
4)      Kompetensi temporal artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya.

6.      Metode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan masing-masing satuan pendidikan terdiri dari guru, kepala sekolah dan dewan pendidikan. Untuk  merealisasikan KTSP ini tentu disesuaikan dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, dan karakteristik peserta didik.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan KTSP adalah sebagai berikut.[6]
1)      KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
2)      Sekolah dan komite sekolah mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dinas pendidikan kabupaten atau kota dan departemen agama yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
3)      KTSP untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

B.     Beberapa Contoh Teknik dari Metode Inkonvensional
1.      Kartu Sortir (Card Sort)
Merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mengulangi informasi. Gerakkan fisik yang diutamakan dapat membantu untuk memberikan energi kepada kelas yang telah letih.
2.      Tim Quiz (Team Quiz)
Teknik ini meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik untuk apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan.
3.      Poin Kaunterpoin (Point Counterpoint)
Kegiatan ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun kurang formal dan berjalan dengan lebih cepat.
4.      Belajar Melalui Jigsaw (Jigsaw Learning)
Merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik-teknik pertukaran dari kelompok ke kelompok dengan suatu perbedaan penting, setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.[7]

Langkah-langkah dalam metode jigsaw:
a.       Siswa dikeompokkan dalam empat tim
b.      Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
c.       Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d.      Anggota dari tim yang berbeda, yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama, bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
e.       Setelah selesai berdiskusi bagian tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai. Sementara anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
f.       Setiap Tim ahli mempersentasikan hasil diskusi mereka
g.      Guru memberi evaluasi kepada seluruh siswa yang mencakup seluruh materi yang didiskusikan siswa
h.      Guru menutup pembelajaran
5.      Peta Pikiran (Mind Maps)
Pemetaan pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru. Dengan memerintahan peserta didik membuat peta pikiran memudahkan mereka untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari, dan apa yang sedang mereka rencanakan.
Metode ini sangat baik digunakan sebagai pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban suatu soal. Langkah-langkah dari metode ini adalah:[8]
a.       Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b.      Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan  yang mempunyai alternatif jawaban
c.       Membentuk kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 2-3 orang
d.      Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
e.       Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membacakan hasil-hasilnya. Sementara guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
f.       Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.















PENUTUP

Metode Belajar Mengajar Inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Metode inkonvensional antara lain :
1.      Metode pengajaran modul
2.      Metode pengajaran berprogram
3.      Metode pengajaran unit
4.      Metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
5.      Metode KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
6.      Metode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Contoh teknik dalam metode inkonvensional
1.      Kartu sortir
2.      Tim quiz
3.      Poin kounterpoin
4.      Belajar melalui jigsaw
5.      Peta pikiran







DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, abu dan Joko Tri Prasetyo. SBM. Bandung: CV Pustaka Setia. 2005.
Asmani, Jamal Makmur.  7 Tips Aplikasi PAKEM . Yogyakarta: Diva press. 2011.

Basyiruddin,Usman M.. Metodologi  Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:
Ciputat Press. 2002.
Isjoni. Pembelajaran Kooperatif . Jakarta: Pustaka Pelajar. 2010.

Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006.
Nata, Abuddin. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 2011.
Sanjaya, Wina. Pembelajaan dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi . Jakarta: Kencana Prenada Media.  2005.

Zaenal, Mustakim. Strategi dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Gamamedia. 2009.



[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Yogyakarta: Gamamedia, 2009) hlm.134
[2] M. Basyiruddin Usman, Metodologi  Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputay Press, 2002) hlm.64-65
[3] Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, SBM (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005) hlm. 98-99
[4] Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011) hlm.225
[5] Wina Sanjaya, pembelajaan dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005)hlm.8
[6] E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006)hlm.20
[7] Isjoni, pembelajaran Kooperatif (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010)hlm.-
[8] Jamal Makmur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Yogyakarta: Diva press, 2011)hlm.44-45

21 komentar:

  1. dewi zulaikha kelas G ( 2021110330 )

    MENURUT PEMAKALAH, DALAM SEBUAH DISKUSIPASTI TERDAPAT PEMIMPIN, LINTAS HAL-HAL APAKAHYANG PERLU DIPERHATIKAN OLEH PEMIMPIN DISKUSI DAN BAGAIMANAKAH TUGAS SEORANG GURU DALAM METODE DISKUSI?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pemimpin diskusi bertugas untuk mengklarifikasi topik yang tidak jelas. Jika diskusi tidak berjalan, pemimpin diskusi berkewajiban mengambil inisiatif dengan melontarkan ide-ide yang dapat memancing pendapat peserta diskusi. Demikian pula bila terjadi ketegangan dalam proses diskusi, tugas pemimpin diskusi adalah meredakan ketegangan. Tidak jarang pendapat-pendapat dalam diskusi menyimpang dari topik utama, karena itu pemimpin diskusi bertugas untuk mengembalikan pembicaraan kepada topik utama diskusi.
      Peranan Guru Sebagai Pemimpin Diskusi
      Untuk mempertahankan kelangsungan, kelancaran dan efektivitas diskusi, guru sebagai pemimpin diskusi memegang peranan menentukan. Mainuddin, Hadisusanto dan Moedjiono, 1980:8-9, menyebutkan sejumlah peranan yang harus dimainkan guru sebagai pemimpin diskusi, adalah berikut ini.
      a. Initiating, yakni menyarankan gagasan baru, atau cara baru dalam melihat masalah yang sedang didiskusikan.
      b. Seeking information, yakni meminta fakta yang relavan atau informasi yang otoritarif tentang topik diskusi.
      c. Giving information, yakni fakta yang relavan atau menghubungkan pokok diskusi dengan pengalaman pribadi peserta.
      d. Giving opinion, yakni memberi pendapat tentang pokok yang sedang dipertimbangkan kelompok, bisa dalam bentuk menantang konsesus atau sikap "nrimo" kelompok.
      e. Clarifying, yakni merumuskan kembali pernyataan sesorang; memperjelas pernyataan sesorang anggota.
      f. Elaborating, yakni mengembangkan pernyataan seseorang atau memberi contoh atau penerapan.
      g. Controlling, yakni menyakinkan bahwa giliran bicara merata; menyakinkan bahwa anggota yang perlu bicara, memperoleh giliran bicara.
      h. Encouraging, yakni bersikap resetif dan responsitif terhadap pernyataan serta buah pikiran anggota.
      i. Setting Standards, yakni memberi atau meminta kelompok menetapkan, kriteria untuk menilai urunan anggota.
      j. Harmonizing, yakni menurunkan kadar ketegangan yang terjadi dalam diskusi.
      k. Relieving tension, yakni melakukan penyembuhan setelah terjadinya tegangan.
      l. Coordinating, yakni menyimpulkan gagasan pokok yang timbul dalam diskusi, membantu kelompok mengembangkan gagasan.
      m. Orientating, yakni menyampaikan posisi yang telah dicapai kelompok dalam diskusi dan mengarahkan perjalanan diskusi selanjutnya.
      n. Testing, yakni menilai pendapat dan meluruskan pendapat kearah yang seharusnya dicapai.
      o. Consensus Testing, menilai tingkat kesepakatan yang telah dicapai dan menghindarkan perbedaan pandangan.
      p. Summarizing, yakni merangkum kesepakatan yang telah dicapai.

      Hapus
  2. M.Lendra 2021110299
    Apakah Mind Mapping sangat efektif diterapkn pda pembelajaran masa kini? Coba Jelaskan!!!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya, mind mapping sangat efektif diterapkan pada pembelajaran masa kini. telah disebutkan bahwa kurikulum KTSP adalah kurikulum yg dilaksanakan dimasing2 pendidikan. kurikulum KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral. dengan metode mind mapping siswa dapat membuat catatan dan ringkasan yang lebih baik, tidak membosankan, mudah dimengerti dan diingat, serta pengkajian ulang yang efektif dan lebih cepat, krn pembuatan mind map mempunyai unsur2 yg membuatnya lebih baik drpd metode pencatatan linear. metode mind mapping juga dapat mensinergikan otak kanan dan otak kiri shg dgn menggunakan kedua belah otak, kemampuan anak didik akan mjd luar biasa, baik kecepatan mengingat, daya tahan ingatan, maupun kapasitas daya mengingatnya.

      Hapus
    2. Efektif atau tidaknya sebuah teknik pembelajaran tergantung pada unsur-unsur yang ada dalam proses pembelajaran itu sendiri terutama pendidik dan peserta didik. Jika pendidik dan peserta didik dapat berperan optimal pada posisinya masing-masing maka besar kemungkinan metode apa pun yang digunakan, proses pembelajaran akan dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran pun akan tercapai.
      Pada masa sekarang ini, dimana semua orang dengan mudah dapat mengakses informasi tentang pengetahuan, maka menurut saya metode mind mapping akan efektif jika diterapkan dalam proses pembelajaran, karena dengan luasnya pengetahuan masing-masing individu yang dipadukan, maka akan menambah luas pula pengetahuan yang diperoleh individu-individu lain dalam kelas tersebut.

      Hapus
  3. Atina Mauila Safitri
    2021110284
    Apakah metode CBSA itu sama dengan strategi pembelajaran aktif? mohon dijelaskan!!!...
    Kemudian pendekatan apa yang digunakan guru dalam metode CBSA?...
    terimakasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebenarnya CBSA itu termasuk dalam salah satu strategi pembelajaran aktif dalam pendidikan. CBSA merupakan pendekatan mengajar yang diterapkan guru untuk memancing keaktifan dan peran peserta didik secara optimal sebagai subyek pendidikan. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan CBSA merupakan salah satu cara pendekatan belajar-mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi aktif baik fisik, intelektual dan emosional peserta didik seoptimal mungkin dapat mengubah prilakunya secara lebih efektif dan efisien.
      dalam menerapkan metode CBSA, guru dapat menggunakan berbagai pendekatan salah satunya adalah dengan pendekatan keterampilan proses. dalam pendekatan ini siswa hanya diberi teknologinya untuk kemudian diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut oleh siswa itu sendiri. dengan kata lain pendekatan ini menuntut siswa untuk menemukan inovasi baru dalam pembelajaran.

      Hapus
    2. sedikit menambahi saja ea,,,
      :-)
      Seperti yang telah tertulis dalam makalah kami diatas, CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) adalah metode pengajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi subjek didik seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkahlakunya secara lebih efektif dan efisien.
      Dalam metode ini guru dapat menggunakan pendekatan Interaktif, dimana peserta didik diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun ide-ide yang mereka miliki.

      Hapus
  4. tarmujiyanto (ka yan)
    2021110317

    jika program Metode Belajar Mengajar Inkonvensional tersebut tidak maksimal hasilnya dijalankan oleh siswa cotoh hasil ujian akhir sekolah katakanlah 20% tidak lulus tindakan apa yang tepat untul memperbaikinya ?

    kendala apa yang biasa dialami siswa ketika metode ini diterapkan dalam pembelajaran?

    BalasHapus
  5. muhammad sukron
    2021110328
    Metode Belajar Mengajar Inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

    lalu apakah metode2 di atas bisa digunakan sepanjang waktu atau diganti metode lain???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pada dasarnya metode-metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran adalah bertujuan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran itu sendiri, agar proses pembelajaran tersebut dapat berjalan optimal maka perlu kiranya metode-metode tersebut disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, sementara itu ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan metode-metode yang kami paparkan dalam makalah kami diatas dapat tergantikan oleh metode-metode lain yang lebih sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa yang akan datang.

      Hapus
    2. dalam macam2 metode inkonvensional yg kami sbtkan dlm mklh tdpt 6 mcm metode. di mena 2 diantaranya merup sebuah kurikulum yaitu KBK dan KTSP yg mana dlm sebuah penddkn tdpt sebuah sistem kurikulum yg mendasari suatu planning atau gmbran proses belajar mengajar yg harus dilakukan. dari 2 kurikulum tsb sbnrnya hampir sama krn keduanya sama2 menekankan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. perbedaannya kalau KBK bentuk administratif model sedangkan KTSP merup Grats roots model. jadi, selain 2 metode yg merupakan sebuah kurikulum bisa digunakan sepanjang waktu. sedangkan utk metode dgn kurikulum bisa sewaktu2 berubah tergantung kebijkn pemerintah. namun kita bisa memasukkan unsur2 kurikulum lama kedlm kurikulum baru. asalkan msh dlm lingkup/ pola yg sama

      Hapus
  6. TITIN NUR INDAH SARI
    202 111 0315
    teknik yang digunakan dalam metode inkonvensional, dirasa lebih efektif dan sesuai dengan kondisi sekarang, akan tetapi mengapa masih banyak pendidik yang belum menerapkan teknik tsb, menurut pemakalah apa yg menyebabkan hal tsb. trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. hal2 yg mungkin dapat mjdikan seorang pendidik belum menerapkan teknik dalam metode inkonvensional al:
      1. kurang pahamnya pendidik dlm membaca buku, krn buku2 tsb mgkin tdk dilengkapi dg adanya CD pembelajaran. hanya teoritis belaka
      2. banyaknya waktu yg dibutuhkan
      3. melekat budaya konvensional terutama metode ceramah pada jiwa seorg guru
      4. bnyknya media/sarana prasarana yg harus dibutuhkan
      5. materi/mapel yg diampu seorg guru yg bersangkuran tdk sesuai jk menggunakan tehnik tsb

      Hapus
  7. Seperti yang telah di ketahui bersama, bahwa pendididkan di indonesia kurang merata, ada yang maju pesat dan ada juga yamg tertiggal. apakah pendiddikan yang masih tertinggal ini bisa menggunakan metode inkonvensional??? kalau bisa, bagaimana caranya???

    MUTHOHAROH
    2021110329

    BalasHapus
    Balasan
    1. dalam pendidikan yg tertinggal tdpt beberapa faktor yg mjd penyebab, diantaranya adl
      1. kurangnya kompetensi seorang guru (tidak berkualifikasi)
      2. rendahnya sarana dan prasarana beserta media yg terbatas
      3. pengelolaan sebuah sistem yg tidak tertata dgn baik
      4. tidaka adanya koordinasi dan komunikasi yg baik antara smua komponen dlm sebuah lembaga pendidikan.
      5. kurikulum yg digunakan tidak menyesuaikan kebijakan pemerintah, dll
      6. pendidikan tertinggal sgt mungkin sekali ketika akan menggunakan metode inkonvensional. bisa kita lihat bahwa dari macam2 metode inkonvensional yg telah kami sbtkan dimakalah sgt bisa dijangkau sekolah manapun. krn, dlm metode2 tsb tidak menggunakan media2 yg sulit dijangkau, biaya tdk mahal. paling hanya dibutuhkan kreatifitas guru dlm mengkondisikan sebuah kelas. smisal pd pendidikan tsb media yg ada sgtlah kurang dan terbatas. dari situ para guru terutama kepsek harus sangat ekstra dlm memecahkan masalah tsb. salah satunya dg terus mengajukan proposal permohonan dana. ketika smua media sdh terpenuhu guru tinggal menerapkan saja metode2 inkonvensional tsb. conth: metode pengajaran modul, dg adanya komptr walau dg jmlah terbatas guru dapat menggunaannya untk membuat modul pembelajaran. dg modul itu dpt djdkn pedoman pmbelajaran.

      Hapus
  8. NAMA : Nur Aini Mahbubah
    NIM : 2021110273
    KELAS: (G)

    dalam metode CBSA siswa dituntut untuk belajar aktiv, jika guru menemukan siswa yang pasif,langkah apa yang ditempuh guru untuk menanggulangi hal tersebut, teknik yang cocok untuk metode CBSA apa? bagaimana kelemahan dan kelebihanya? terima kasih

    BalasHapus
  9. Abdul Hanan
    2021 111 351
    kita tau bahwa pendidikan di Indonesia sering kali mengalami perubhaan,dari KBK di ganti menjadi KTSP. menurut pemakalah apakah efisien cara tersebut di terapkan di indonesia ?
    kalau terbukti apa contohnya yang real?

    BalasHapus
  10. khoirul furqon
    2021110327

    yang ingin saya tanyakan, kog dalam macam-mcam metode inkonvensional ada KBK, KTSP dll,... bukan nya itu adalah sebuah kurikulum?? trus gmn hubungannya???

    BalasHapus
  11. mabruroh 2021110286
    diantara metode metode konvensional ada metode unit(proyek),,apakah sama antara metode unit yang ada dalam metode konvensional dan inkonvensional...padahal pngertian dari metode konvensional dan inkonvensional saja beda..??mohon dijelaskan,,terimakasih

    BalasHapus
  12. Dewi Zulaikha kelas G ( 2021110330 )
    Pertanyaan:Metode CBSA adalah metode pengajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi subjek didik seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien. menurut pemakalah apakah metode CBSA itu berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.jelaskan.trimakasih

    BalasHapus