sbm F8 : metode pembelajaran inkonvensional - word
sbm F8 : metode pembelajaran inkonvensional - ppt
sbm F8 : metode pembelajaran inkonvensional - ppt
PENDIDIKAN
INKONVENSIONAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen
Pengampu : M.
Ghufron Dimyati
Disusun Oleh
1. Naely Fajriyah Hasan (2021 111 037)
2. Heti Widiawati (2021 111 041)
3. Nurma Agista (2021 111 044)
4. Arinun Ilma (2021 111 045)
Kelas : F
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
Seorang pendidik sangat berpengaruh terhadap
kapasitas belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar disekolah ada peserta
didik yang sangat baik dalam menerima materi pelajaran, ada juga yang kurang
baik, bahkan ada yang lemah sekali dalam memahami materi pelajaran yang
disampaikan.
jadi tangung
jawab seorang pendidik itu tidaklah ringan dalam arti bahwa pendidik dituntut
untuk mengerahkan segenap kemampuan dan kepandaianya dalam mengolah materi dan
menyampaikan agar mudah diterima anak didiknya. Untuk itulah para pendidik
dituntut juga menguasai materi dengan baik sekaligus mampu menyampaikan materi
tersebut dengan menggunakan metode yang baik pula, misalkan dengan menerapkan
metode-metode seperti metode KTSP, KBK yang ada dalam macam-acam metode
inkonvensional, lebih jelasnya kami akan membahas lebih lanjut tentang
metode-metode pembelajaran inkonvensional yang lainnya dalam makalah kami.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan metode
inkonvensional?
2. Seperti apa contoh pembelajaran dengan
metode inkonvensional?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Metode inkonvensional
Metode Inkonvensional adalah suatu teknik mengajar yang baru
berkembang dan belum lazim digunakan yang masih merupakan metode yang baru
dikembangkan dan diterapkan di beberapa sekolah tertentu yang mempunyai
peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru ahli yang menanganinya.
Selain
itu metode mengajar inkonvensional bisa juga diartikan sebagai suatu metode
mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern, seperti : metode pengajaran modul, pengajaran berprogram, pengajaran
unit, metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), metode KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi) dan metode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
2.
Beberapa Macam-Macam Metode
Inkonvensional dalam Pendidikan
a.
Metode Pengajaran Modul
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara
sistematis, opersional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik,
disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Dalam formatnya, modul
meliputi : pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes awal, pengalaman belajar,
sumber belajar dan tes akhir.
b.
Metode Pengajaran Berprogram
Metode pengajaran berprogram adalah metode pengajaran yang
memungkinkan siswa untuk mempelajari materi tertentu, terbagi atas bagian kecil
yang dirangkaikan secara berurutan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Sebagai
contoh metode ini adalah pengajaran dengan menggunakan alat tape recorder,
film, radio, komputer, internet, dll.[1]
c.
Metode Pengajaran Unit
Metode ini juga disebut dengan metode proyek yang memberi makna
bahwa metode pengajaran unit adalah suatu sistem pengajaran yang berpusat pada
suatu masalah yang dipecahkan secara keseluruhan sehingga mempunyai arti.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode ini mempunyai kriteria : adanya
tujuan yang luas dan menyeluruh, perencanaan bersama, berpusat pada suatu
masalah, dan berpusat pada siswa.
d.
Metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Metode CBSA adalah metode pengajaran yang menuntut keaktifan dan
partisipasi subyek didik seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah
tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien. Dalam metode ini guru tidak
boleh menganggap siswa sebgai anak kecil yang tidak bisa mandiri dalam belajar,
akan tetapi guru sebagai mitra siswa untuk bersama-sama aktif dalam proses
pembelajran.
Gibs (1972) dikutip E. Mulyasa menyatakan bahwa untuk
merealisasikan peningkatan keaktifan belajar siswa perlu ditempuh
langkah-langkah sebagai beriut:
1.
Dikembangkan rasa percaya diri kepada para peserta didik, dan
mengurangi rasa takut.
2.
Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi
ilmiah secara bebas dan terarah
3.
Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan
evaluasinya
4.
Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter
5.
Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran.
e.
Metode KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
KBK adalah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan
kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performance (kompetensi)
sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap
seperangkat kompetensi tertentu.
Ada tiga landasan secara teoritis kurikulum berbasis kompetensi
yaitu :
Pertama, adanya pergeseran pembelajaran kelompok, kearah pembelajaran
individual. Kedua, pengembangan
konsep belajar tuntas atau belajar penguasaan adalah suatu falsafah
pembelajaran yang mengatakan bahwa dengan sistem pembelajaran yang tepat, semua
peserta didik dapat mempelajari semua bahan yang diberikan dengan hasil yang
baik. Ketiga, pendefinisian kembali
terhadap bakat.[2]
f.
Metode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
KTSP merupakan kkurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan, terdiri dari guru, kepala sekolah, komite
sekolah, dan dewan pendidikan. Untuk merealisasikan KTSP ini tentu disesuaikan
dengan satuan pendidikan, potensi sekolah atau daerah, karakteristik peserta
didik. Adapun tujuan KTSP adalah meningkatkan mutu pendidikan melalui
kemandirian dan insiatif sekolah, meningkatkan keperdulian warga sekolah dan
masyarakat, meningkatkan kompetensi yang sehat anta satuan pendidikan tentang
kualitas pndidikan yang akan dicapai[3]
g.
Metode Audio Visual
Metode audio
visual yaitu suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan menggunakan alat-alat
media pengajaran yang dapat diperdengarkan, atau memperagakan bahan-bahan
tersebut, sehingga siswa/murid-murid dapat menyaksikan secara langsung dang
mengamati secara cermat, memegang/merasakan bahan-bahan peragaan tersebut. Pada
setiap kali penyajian bahan pelajaran semestinya guru menggunakan media
pengajaran, seperti lembaran balik, papan planel, proyektor, dan lain
sebagainya.
h.
Metode Pemecahan masalah (problem solving)
Problem
solving, adalah suatu cara penyajikan bahan pelajaran dengan jalan dimana siswa
dihadapkan dengan kondisi masalah. Dari masalah yang sederhana, menuju kepada masalah
yang sulit/muskil.
John Dewey (AS), sebagai tokoh pencipta metode problem solving ini
menyarankan agar dalam pelaksanaan melalui metode ini siswa/siswi dibiasakan
percaya pada diri sendiri untuk mengatasi kesulitan/masalah yang sedang
dihadapinya. Baik mengenai dirinya sendiri, lingkungan maupun lingkungan dalam
arti yang lebih luas, yakni masyarakat.
i.
Metode Insersi (Sisipan, Lampiran)
Metode lampiran
(insersi) merupakan metode yang baru diperkenalkan belakangan ini. Sehingga
metode ini belum begitu dikenal dan populer, tetapi telah sering terlaksana
dalam berbagai media dan berdaya guna.
Metode lampiran (insersi) yaitu cara menyajikan bahan/materi
pelajaran dengan cara inti sari ajaran-ajaran Islam atau jiwa agama/emosi
religius diselipkan/disisipkan di dalam mata pelajaran umum (ilmu-ilmu yang
bersifat sekuler).
j.
Metode Role Playing
Metode Role
Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati.
Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung
kepada apa yang diperankan.
k.
Cooperative Script
Cooperative Scrip adalah metode belajar dimana siswa bekerja
berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang
dipelajari.
Adapun langkah-langkahnya yaitu:
·
Guru membagi siswa untuk berpasangan.
·
Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan.
·
Guru dan siswa menetapkan
siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai
pendengar.
·
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar
menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu
mengingat/menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya.
·
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar
dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
·
Kesimpulan guru.
·
Penutup.
l.
Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap
siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru
memanggil nomor dari siswa.
m.
Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
n.
Metode Menyelubung (Wrapping)
Metode membungkus (wrapping method) maksudnya ialah : cara
menyajikan bahan/materi pelajaran agama atau hikmah keimanan dan sebagainya,
sengaja dibungkus atau diselubungi dengan bentuk-bentuk lain, misalnya kisah
cerita atau dengan ilmu-ilmu lain seperti sejarah, ilmu-ilmu skuler yakni vak
umum yang ada disekolah atau diperguruan tinggi. Yakni nilai norma agama
diselubungi vak umum.
3.
Beberapa contoh metode
inkonvensional [4]
Ø Kartu Sortir (
Card Sort)
Ini merupakan bagian kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau
mengulangi informasi. Gerakan fisik yang di utamakan dapat membantu untuk
memberikan energi kepada kelas yang telah letih.
Ø Tim Quiz (Team
Quiz)
Teknik ini meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik
untuk apa yang mereka pelajari yang menyenangkan dan tidak menakutkan.
Ø Poin Kaunterpoin
(Point- Counterpoint)
Kegiatan ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi
dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu kompleks. Format
tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun kurang formal dan berjalan dengan
lebih cepat.
Ø Belajar Melalui
Jigso (Jigsaw Learning)
Jigsaw learning merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas
yang memiliki kesamaan dengan teknik “ pertukaran dengan kelompok ke kelompok”(
group-to-group exchange) dengan suatu perbedaan penting : setiap peserta didik
mengajarkan sesuatu. Ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang
dipelajari dapat disingkat atau dipotong dan disaat tidak ada bagian yang harus
diajarkan sebelum yang lain-lain. Setiap peserta didik mempelajari suatu yang
dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain,
buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian atau keahlian.
Ø Peta Pikiran
(Mind Maps)
Peta pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara
individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan
penelitian baru. Dengan memerintahkan peserta didik membuat peta pikiran
memudahkan mereka untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang
telah mereka pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode berarti suatu cara kerja sistematik dan umum, seperti cara
kerja ilmu pengetahuan. Sedangkan
metode inkonvensional
sendiri adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern.
Metode dalam pembelajaran inkonvensional juga dibagi menjadi
beberapa macam metode diantaranya yaitu :
1.
Metode pengajaran modul
2.
Metode pengajaran berprogram
3.
Metode pengajaran unit
4.
Metode CBSA ( Cara belajar siswa aktif)
5.
Metode Kbk
6.
Metode KTSP
7.
Metode Audio Visual
8.
Metode Pemecahan masalah (problem solving)
9.
Metode Insersi (Sisipan, Lampiran)
10.
Metode Role Playing
Selain macam-macam juga ada bebrapa contoh metode inkonvensional
diantaranya:
1.
Kartu Sortir
2.
Tim Quis
3.
Poin Kunterpoin
4.
Belajar melalui jigsaw
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim Zaenal. 2011. Strategi & Metode Pembelajaran.
Yogyakarta: Stain Press.
Mulyasa,
E. 2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenagkan. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Thoifuri.
2008.Menjadi Guru Inisiator.Kudus: STAIN kudus press.
nama : ELLY ANISAH
BalasHapusnim : 2021111035
kelas : F
saya mau tanya dari banyaknya metode pembelajaran inkonvensional yang telah dipaparkan diatas apa kelebihan dan kelemahannya masing-masing?
terima kasih...
Keunggulan metode inquiry :
Hapusa. Mendorong siswa berpikir secara ilmiah
dalam pemecahan masalah yang dihadapi
b. Membantu dalam menggunakan ingatan, dan
transfer pengetahuan pada situasi proses
pengajaran
c. Mendorong siswa untuk berfikir kreatif dan
intuitif, dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri
d. Menumbuhkan sikap obyektif, jujur dan
terbuka
e. Situasi proses belajar mengajar menjadi
hidup dan dinamis
Kekurangan metode inquiry :
a. Memerlukan perencanaan yang teratur dan
matang
b. Memakan waktu yang cukup panjang.
c. Proses jalannya inquiry akan menjadi
terhambat, apabila siswa telah terbiasa cara
belajar “nrimo” tanpa kritik dan pasif apa yang
diberikan oleh gurunya.
d. Tidak semua materi pelajaran mengandung
masalah.
e. Metode inquiry ini baru dilaksanakan pada
tingkat SLTA, Perguruan Tinggi. Dan untuk
tingkat SLTP dan tingkat SD masih sulit
dilaksanakan.
Metode ktsp
BalasHapuskelebihan
a. Waktu lebih efisein
b. Trwujudnya otonomi sklah dalam menyelenggarakan pendidikan
c. Mendorong gru. Kapsek bahkan manajemen sklah lbih kreatif dalam program belajar dsb
kelemahan
a. Kurang nya sarana dan prasarana dri pelaksanaan ktsp
b. Kekhawatiran guru jika wktu lbih sdikit makan brdampak pada gaji
c.minimnya kualitas guru dan sekolah
d. Banyak guru yang belum memahami ktsp scra komperhensif.
Mungkin masi banyak tapi trlalu banyak jika harus ditulis untuk lebih lanjut qita bahas didlam kelas
ooke deh
Hapusmemang benar kata mba nae klo ditulis gk cukup jd mngkin akan dijawab nnti pada diskusi kelas
BalasHapustp saya akan menambahkan sedikit
Audio Visual
Kebaikan metode audio visual :
a) Siswa dapat menyaksikan, mengamati serta mengucapkan langsung sekaligus
b) Dengan memeragakan bendanya secara langsung tersebut, hal ini sangat menarik perhatian siswa
c) Pengetahuan siswa menjadi inegral, fungsional dan dapat terhindar dari pengajaran verbalisme
d) Pengajaran menarik minat dan perhatian siswa
Kekurangan metode audio visual :
a) Memerlukan waktu dan perencanaan yang matang
b) Tugas guru menjadi berat, sebab di samping harus merencanakan materi pelajarann yang akan disajikan juga harus menguasai berbagai alat sarana peragaan/media pengajaran berbagai alat sarana peragaan serta alat komunikasi lainnya.
c) Pengadaan alat sarana peragaan memerlukan biaya dan pemeliharaan yang cukup memadai
d) Kecenderungan menganggap bahwa pengajaran melalui berbagai macam alat/media pengajaran bersifat pemborosan, bahkan memakan/menyita waktu yang banyak
oke, terimakasihh
HapusNAMA: DEWI NURLITA KURNIAWATI
BalasHapusNIM : 2021111036
Mengenai macam-macam metode inkonvensional kan di dalamnya ada metode problem solving dan metode role playing,dimana kedua metode tersebut sudah dibahas pada pertemuan kemarin di BAB METODE KONVENSIONAL,. Nah... yang saya ingin tanyakan apakah kedua metode tersebut memang termasuk dalam metode inkonvensional? kalau iya, apakah sama dengan yang dibahas kemarin? Trus, dimanakah letak perbedaanya? Jazakumullah. . . >.<
mengenai metode problem solving dan metode role playing pada dasarnya sama pada pembelajaran konvensional dan inkonvensional. namun metode pemecahan masalah pada metode inkonvensional siswa lebih dituntut menggunakan kepercayaan dirinya dalam penyelesaian masalah. dan siswa lebih dihadapkan pada masalah" mulai yang sederhana sampai dengan yang sulit, serta masalah tersebut didapatkan sendri dari kepekaannya terhadap diri sendiri dan lingkungan sosial. disini guru hanya sebagai fasilitator saja. Sedangakan metode pemecahan masalah pada pembelajaran konvensional, siswa masih sering dibimbing dalam pencarian data dan penarikan kesimpulan dalam penyelesaiannya.
HapusSelanjutnya untuk metode role playing, mohon maaf saya blum bisa menjelaskan perbedaannya, nanti bisa kita diskusikan didalam kelas.terimaksih.
nur daningsih (2021111046)
BalasHapusaslm.jika diliat secara keseluruhan bahwa pembelajaran inkonvensional lebih menuntut siswa aktif.
seberapa besar presentase siswa aktif sehingga pembelajaran inkonvensional dapat dikatkan berhasil ?
maturnuwun:)
wa'alaikumsalam...
Hapusmenurut kelompok kami,pembelajaran inkonvensional dikatakan berhasil apabila siswa bisa dengan mandiri belajar, kritis serta tanggap dalam pembelajaran, jadi guru hanya benar-benar menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran.
yeni nur khasanah
BalasHapus2021110266
yang mau saya tanyakan, apa manfaat dari metode konvensional itu sendiri? dan apakah ada kendala atau kesulitan bagi seorang pendidik dalam penerapan metode pembelajaran inkonvensional tersebut?? kalau ada tolong jelaskan!?? terima kasih
ini manfaat dari inkonvensional
Hapus1. Mempermudah dalam mengajar guru, dalam penyampaian materinya akan menjadi lebih mudah, sehingga dapat menjadi efektif dan efesien.
2. Siswa menjadi lebih aktif, metode yang ada bisa meningkatkan minat siswa untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
3. Pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.
4. Membantu pemahaman siswa.
pertanyaan yang lain mungkin akan ditambahi oleh pemakalah lain
ada,,,,
Hapusjika fasilitas yg ada belum lengkap maka akan sulit untuk menerapkan metode yang ada dalam inkonvensional, kemudian apabila soerang pendidik blm begitu menguasai metode inkonvensional maka pendidik akan sulit menerapkannya. kemudian jika dalam penerapannya kurang maka peserta didik akan sulit untuk memahami apa yang disampaikan oleh pendidiknya
ARUM ARIFAH
BalasHapus2021110271
Yang saya tanyakan:
1. Dalam metode inkonvensional dalam macam-macam yang telah disebutkan, metode apa saja yang biasanya dilakukan oleh guru tentang metode inkonvensional?.
2. Apakah jika dalam macam-macam metode inkonvensional tersebut sering dilakukan oleh seorang guru masih juga disebut dengan metode inkonvensional?.
3. Jika meode inkonvensional berkembang berdasarkan perkembangan zaman, maka apa saja batasan agar metode inkonvensional juga masih tetap berada di jalur syariat islam?.
4. Selain dari perkembangan teknologi yang semakin maju, apa lagi yang melatarbelakangi metode inkonvensional dilakukan oleh seorang guru?.
Nur Aini (2021110263)
BalasHapusSeperti yang kita ketahui bahwa metode inkonvensional adalah metode pembelajaran yang baru, nah bagaimana keefektifan proses belajar mengajar menggunakan metode ini terutama pada sekolah-sekolah yang baru saja menggunakan metode ini? Selain itu seberapa pentingkah metode ini untuk digunakan di sekolah-sekolah? Bagaimana dengan sekolah-sekolah di daerah-daerah yang masih belum memiliki peralatan yang lengkap dalam mendukung metode tersebut? Thanx...
menurut kelompok kami, keefektifan metode inkonvensional itu tergantung pada bagaimana seorang pendidik memilih metode yang tepat untuk digunakan pada saat mengajar, dan disesuaikan dengan tingkat pendidikan.
Hapuspenting dan tidak pentingnya itu tergantung pada suatu mata pelajaran yang akan diajarkan, dan antara metode konvensional dengan metode inkonvensional itu memiliki kelebihan dan kekurangan, kedua metode itu saling berkesinambungan.
di dalam metode inkonvensional itu tidak harus menggunakan peralatan yang canggih, sehingga apabila dalam daerah yang belum memiliki peralatan yang lengkap bisa menggunakan metode yang sesuai dengan kondisi yang ada.