sbm H8 : metode pembelajaran inkonvensional - word
sbm H8 : metode pembelajaran inkonvensional - ppt
sbm H8 : metode pembelajaran inkonvensional - ppt
MAKALAH
METODE
PEMBELAJARAN INKONVENSIONAL
disusun
guna memenuhi tugas :
Mata
Kuliah : Strategi Balajar Mengajar
Dosen Pengampu :
Muhammad Ghufron, M.SI
Disusun oleh :
TRISUPARNI 202109365
NADIA MILATI 2021110332
FATWA ADINA 2021110333
WAFIYAH KOMARIYAH 2021110335
KELAS H
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran ada beberapa macam metode yang digunakan
guru dalam mengajar. Dimana metode dan mengajar adalah satu kesatuan untuk meningkatkan mutu pengajaran yang baik.
Metode tersebut harus digunakan dengan tepatdan sesuai dengan mata pelajaran
yang akan diajarkan oleh siswa tersebut.Bagaimana pintar-pintarnya guru dalam
memilah-milah metode yang tepat untuk suatu mata pelajaran tertentu.Sehingga
tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.
Metodepembelajaran pada dasarnya diklasifikasikan
menjad dua, yaitu metode konvensional dan metode inkonvensional. Dalam makalah
ini kami akan membahas tentang metode inkonvensional.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Metode berasal dari bahasa Greek-Yunani, yaitu metha yang
berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti jalan atau cara.
Dari asal makna tersebut dapat di ambil pengertian, metode adalah jalan atau
cara yang di tempuh seorang guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan pada anak
didiknya sehungga dapat mencapai tujuan tertentu. Memahami pemaknaan metode
tersebut maka dapat diambil pengertian tentang metode pengajaran sesuai dengan
yang diungkapkan oleh thouifuri bahwa metode pengajaran adalah cara yang
ditempuh guru dalam menyamopaikan bahan ajar kepada siswa secara tepat dan
cepat berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga di peroleh hasil yang
maksimal.
Sedangkan metode mengajar inkonvensional sendiri adalah suatu
metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.
B.
Macam – macam metode pengajaran inkonvensional
Macam – macam
pengajaran inkonvensional terdapat beberapa metode yang digunakan, yaitu:
1.
Metode Pengajaran Modul
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan
bahasan tertentu yang disusun secara sistematis , operasional, dan terarah
untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaanya untuk
para guru.
Pada metode ini seorang guru perlu apersepsi dalam pendahuluan,
perlu adanya tes awal sebagai persiapan belajar siswa, pelaksanaan pengajaran
yang interaktif antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa, sumber
belajar, dan dilaksanakan tes akhir untuk mengetahui sejauh mana siswa menerima
dan memahami pelajaran yang di sampaikan oleh guru.
2.
Metode Pengajaran Berprogram
Pengajaran berprogram adalah metode pengajaran yang memungkinkan
siswa untuk memepelajari materi tertentu, terbagi atas bagian-bagian kecil yang
dirangkaikan secara berurutan untuk mencapai tujuan tertentu pula.
3.
Metode Pengajaran Unit
Metode ini disebut juga metode proyek,yang memberi makna bahwa
metode pengajaran unit adalah suatu sistem pengajaran yang berpusat pada suatu
masalah dan di pecahkan secara keseluruhan sehingga mempunyai arti.Dalam metode
ini guru perlu memperluas wawasan dalam menggunakan metode unit tersebut.[1]
4.
Metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
CBSA merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, Student Active Learning (SAL) yang secara
harafiah dapat diartikan sebagai konsep pembelajaran yang melibatkan siswa
secara aktif baik fisik, psikis, maupun emosinya dalam proses pembelajaran.
Kriteria CBSA, dapat dilihat pada berbagai dimensi pembelajaran,
yaitu:
Ø Dimensi siswa
Pembelajaran
yang berkadar CBSA akan terlihat pada diri siswa akan adanya rasa keberanian
untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, keinginan dan kemauannya. Dalam dimensi
siswa ini nanti pada akhirnya akan tumbuh dan berkembang kemampuan kreatuvitas
siswa.
Ø Dimensi Guru
Peran
guru dalam pembelajaran siswa aktif antara lain, sebagai fasilitator, sebagai
pembimbing, selain itu juga pada dimensi ini guru harus lebih terbuka terhadap
perubahan dan perkembangan ilmu dan teknologi.
Ø Dimensi Program
Pembelajaran
Program
pembelajaran yang banyak melibatkan siswa akan nampak dalam komponen-kpmponen
pembelajarannya.[2]
5.
Metode KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
KBK adalah konsep kurikulumyang menekankan pada pengembangan
kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performance tertentu
(kompetensi), sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Ada 3 landasan seacara teoritis kurikulum berbasis kompetensi
Pertama : adanya
pergeseran pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual.
Kedua : pengembangan
konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar sebagai penguasaan
(learning for mastery).
Ketiga
: Pendefinisian terhadap bakat.
6.
Metode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakn
oleh masing-masing satuan pendidikan, terdiri dari guru, kepala sekolah, komite
sekolah dan dewan pendidikan.
Metode
ini direalasasikan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah atau
daerah, karakteristik peserta didik.
Adapun tujuan KTSP adalah
meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah,
meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat, meningkatkan kompetensi
yang sehat antar satuan pendidikan tentangf kualitas pendidikan yang akan di
capai.[3]
C. Macam-macam Metode Inkonvensional
1. Kartu
Sortir (Card Sort)
Metode[4]
kartu sortir[5]
merupakan kegiatan kolaborasi yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,
penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mengulangi
informasi.Gerakkan fisik yang diutamakan dapat membantu untuk memberikan energy
kepada kelas yang telah letih.[6]
Pengertian metode card sort menurut A fatah yasin
yaitu suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta
didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang akan
dibahas dalam pembelajaran.[7]
Disimpulkan bahwa metode sort card adalah suatu bentuk
kartu kecil yang dibuat dari kertas dan berisi materi yang berfungsi sebagai
metode pembelajran belajr-mengajar guna meningkatkan motivasi siswa. Disamping
itu metode sort card ini juga merupakan strategi yang digunakan untuk mengaktifkan
kegiatan belajar siswa
Ø Kelebihan metode sort card
a.
Guru mudah menguasai kelas
b.
Mudah dilaksanakan
c.
Mudah mengorganosir kelas
d.
Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang banyak
e.
Mudah menyiapkan
f.
Guru mudah menerangkan dengan baik[8]
Ø Kelemahan metode sort card
Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian
murid, terutama apabila terjadi jawaban-jawaban yang kebetulan menarik
perhatiannya padahal bukan sasaran (tujuan) yang didinginkan dalam arti terjadi
penyimpangan dari pokok persoalan semula.
Ø Langkah-langkah dalam pelaksanaan metode kartu sotir
sebagai berikut :
a.
Berilah masing-masing peserta kartu indeks yang berisi informasi atau
contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori, sebagai contoh seperti
gejala dan kata dari penyakit yang berbeda-beda, kata benda, kata kerja, kata
keterangan depan, karakteristik dari masing-masing logam dll.
b.
Mintalah peserta didik untuk berusaha mencari temannya di ruang kelas
dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori sama (anda bisa
mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau biar peserta didik mencarinya)
c.
Biarkan pesera didik dengan kartu kategori yang sama menyajikan sendiri
kepada orang yang lain.
d.
Selain masing-masing kategori dipreentasikan, buatlah beberapa unit
mengajar yang anda rasa penting.
2. Metode Tim
Quiz (Team Quiz)
Metode ini dapat meningkatkan tanggung jawab peserta
didik untuk apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkandan tidak
menakutkan.[9]Menurut
Hisyam Zaini, metode Team Quiz merupakan salah satu metode pembelajaran bagi
siswa yang membangkitkan semangat dan pola pikir kritis. Secara defenisi metode
team quiz yaitu suatu metode yang bermaksud melempar jawaban dari kelompok satu
ke kelompok lain.
Sedangkan menurut Nurhayati, “Team
quiz merupakan metode pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Mel Silberman,
yang mana dalam tipe team quiz ini siswa dibagi menjadi tiga tim. Setiap siswa
dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim yang
lain menggunakan waktunya untuk memeriksa catatan”.
Jadi dapat disimpulkan, Tipe Team
Quiz adalah model pembelajaran aktif (active
learning)[10] yang mana
siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar dan dan semua anggota bersama-sama
mempelajari materi tersebut, mendiskusikan materi, saling memberi arahan,
saling memberikan pertanyaan dan jawaban, setelah materi selesai diadakan suatu
pertandingan akademis.
Ø Kelebihan dan kelemahan metode team quiz
a.
Kelebihan
Dapat meningkatkan keseriusan
Dapat menghilangkan kebosanan dalam lingkungan belajar
Mengajak siswa untuk terlibat penuh
Meningkatkan proses belajar
Membangun kreatifitas diri
Meraih makna belajar melalui pengalaman
Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar
Menambah semangat dan minat belajar siswa
b.
Kelemahan
Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat keributan terjadi
Hanya siswa tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok tersebut, yakni yang
bisa menjawab soal Quiz. Karena permainan yang dituntut cepat dan memberikan
kesempatan diskusi yang singkat.
Waktu yang diberikan sangat terbatas jika quiz dilaksanakan oleh seluruh tim
dalam satu pertemuan.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut,
diperlukan modifikasi dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran dimana
untuk penyajian kuis dilakukan per tim dalam tiap pertemuan, pembuatan soal
dilakukan di rumah sehingga memungkinkan siswa berdiskusi di luar kelas. Agar
tidak didominasi oleh siswa pintar, maka setiap siswa diwajibkan mencari jawaban
kuis dan guru mencatat nama setiap siswa yang menjawab dengan alasan penambahan
nilai sehingga seluruh siswa dapat termotivasi untuk ikut menjawab.
Ø Langkah-langkah pelaksanaan metode ini yaitu sebagai
berikut :
a.
Pilihlah topic yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian.
b.
Bagilah peserta didik menjadi tiga team.
c.
Jelaskan bentuk sesinya dan mulailah presentasi, batasi presentasi
sampai 10 menit atau kurang.
d.
Minta team A menyiapkan quiz yang berjawaban singkat. Quiz ini tidak
memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan. Team B dan C memanfaatkan
waktu untuk meninjau lagi catatan mereka.
e.
Team A menguji anggota team B. jika team B tidak bisa menjawab team C
diberi kesempatan untuk menjawabnya.
f.
Team A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota team C dan
ulangi prosesnya.
g.
Ketika quiz selesai, lanjutka dengan bagian ke kedua pelajaran anda, dan
tunjuklah team Bsebagai pemimpin quiz.
h.
Setelah team B menyelesaika ujian
tersebut, lanjutkan dengan bagian ketiga dan tentukan tean C sebagai oemimpin
quiz.
3. Poin
Kaunterpoin (Point-Counterpoint)
Kegiatan ini merupakan kegiatan sebuah teknik hebat
untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang
berbagai isu kompleks.Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun
kurang formal dan berjalan lebih cepat.
Langkah-langkah pelaksanaan metode ini,
a.
Pilihlah sebuah masalah yang mempunyaidua sisi atau lebih
b.
Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok menurut jumlah posisi yang
telah anda tetapkan, dan mintalah tiap kelompok mengungkapkan argumennya untuk
mendukung. Doronglah mereka bekerja dengan partner tempat duduk atau
kelompok-kelompok inti yang kecil.
c.
Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota dari tiap
kelompok untuk duduk bersama denagn jarak antara sub-sub kelompok itu.
d.
Jelaskan bahwa peserta didik bisa memulai perdebatan. Setelah itu
peserta didik mempunyai kesempatan sebuah argument yang sesuai dengan posisi
yang telah ditentukan. Teruskan diskusi tersebut, dengan bergerak secara cepat
maju mundur atau diantara kelompok-kelompok itu.
e.
Simpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan isu-isu sebagaimana
anda melihatnya. Berikam reaksi dan reaksi lanjutan.
4. Metode
Jigso (Jigsaw Learning)[11]
Jigsaw learning merupakan sebuah teknik yang dipakai
secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok ke
kelompok” (group-to-group exchange) dengan suatu perdebatan penting.Setiap
peserta didik mengajarkan sesuatu. Ini adalah alternative menarik , ketika ada
materi yang dipelajari dapat disingkat atau dipotong dan disaat tidak ada
bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain-lain. Setiap peserta didik
mempelajari suatu yang dikombinasikan dengan materi yang telah diajari oleh
peserta didik lain, buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian atau
keahlian.
Ø Kelebihan dan kelemahan metode jigsaw
Kelebihan
dan kekurangan pembelajaran kooperatif Jigsaw berdasarkan uraian di atas
adalah sebagai berikut :
Kelebihan
pembelajaran kooperatif Jigsaw :
1). Memacu
siswa untuk lebih aktif, kreatif serta bertanggungjawab terhadap proses
belajarnya.
2).
Mendorong siswa untuk berfikir kritis
3). Memberi
kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan
materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut.
4). Diskusi
tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk
menjadi aktif dalam diskusi tersebut.
Disamping kelebihan dari pembelajaran kooperatif Jigsaw
ada juga kekurangannya yaitu:
1). Kegiatan
belajar-mengajar membutuhkan lebih banyak waktu dibanding metode yang lain
2).
Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap kelompok
membutuhkan penanganan yang berbeda
Langkah-lanhkah pelaksanaannnya :[12]
a.
Pilihlah materi belajar yang dapat dipisah menhjadi bagian-bagian.
Sebuah bagian dapat disingkat seperti sebuah kalimat atau beberapa halaman,
contohnya sebuah berita memeiliki banyak maksud, bagian-bagian ilmu pengetahuan
eksperimental, sebuah teks yang memiliki bagian berbeda.
b.
Hitunglah jumlah bagian dan jumlah oeserta didik. Dengan satu cara yang
pantas, bagikan tugas yang berbeda kepada kelompok peserta yang berbeda.
Contoh: bayangkan semua kelas terdiri dari 12 orang peserta, anggaplah anda
dapat menbagi materi pelajaran dalam tiga bagian, kemudian anda dapat membentuk
kwartet, berikan tugas setiap kelompok bagian 1,2,3. Mintalah kwartet atau
“kelompok belajar” membaca, mendiskusikan dan memepelajari materi yang
ditugaskan kepada mereka.
c.
Setelah selesai, bentuklah kelompok “jigsaw learning”. Setiap kelompok
ada seorang wakil dari masing-masing kelompok dalam kelas. Seperti dalam
contoh, setiap anggota masing-masing kwartet menghitung 1,2,3 dan 4. Kemidian
bentuklah kelompok peserta didik “jigsaw learning” dengan jumlah sama. Hasilnya
akan terdapat 4 kelompok yang terdiri dari 3 mempelajari bagian 1, seoarang
untuk bagian 2 dan seorang lagi bagian .
5. Peta
Pikiran (mind Maps)[13]
Pemetaan pikiran adalah cara kreatif unk peserta
didiksecara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau
merencanakan penelitian baru. Dengan memerintahkan poserta didik membuat peta
pikiran memudahkan mereka untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa
yang telah mereka pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan.[14]
Busan
(1993) dalam Djohan (2008) mengemukakan, bahwa A
Mind Map® is powerful graphic technique which provides a universal key to
unlock the potential of the brain. It harnesses the full range of cortical
skills – word, image, number, logic, rhythm, colour and spatial awareness – in
a single, uniquely powerful manner. In so doing, it give you a freedom to roam
the infinite expanses of your brain. Dari pengertian tersebut, Johan
(2008) menyimpulkan bahwa Peta Pikiran merupakan suatu teknik grafik yang
sangat ampuh dan menjadi kunci yang universal untuk membuka potensi dari
seluruh otak, karena menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat pada bagian
neo-korteks dari otak atau yang lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak
kanan.
Menurut
Yovan (2008), keutamaan metode pencatatan menggunakan Mind Mapping,
antara lain:
- tema utama terdefenisi secara sangat jelas karena dinyatakan di tengah.
- level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik. Informasi yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama.
- hubungan masing-masing informasi secara mudah dapat segera dikenali.
- lebih mudah dipahami dan diingat.
- informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak keseluruhan struktur Mind Mapping, sehingga mempermudah proses pengingatan.
- masing-masing Mind Mapping sangat unik, sehingga mempermudah proses pengingatan.
- mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci.
Sedangkan
kelemahan metode ini adalah jika suasana tidak mendukung akan mengakibatkan hasil yang deperoleh menjadi buruk . Karena Suasana menyenangkan yang
diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan
mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Dengan demikian, guru diharapkan dapat
menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam
proses pembuatan Mind Mapping. Proses belajar yang dialami seseorang
sangat bergantung kepada lingkungan tempat belajar. Jika lingkungan belajar
dapat memberikan sugesti positif, maka akan baik dampaknya bagi proses dan
hasil belajar, sebaliknya jika lingkungan tersebut memberikan sugesti negatif
maka akan buruk dampaknya bagi proses dan hasil belajar.
Langlah-langkah pelaksanaannya:[15]
a.
Pilih topic untuk pemetaan pikiran. Beberapa kemungkinan mencakup
:konsep atau kecakapan yang baru saja kamu ajarkan, penelitian yang harus
direncanakan oleh siswa.
b.
Kontruksikan bagi kelas peta pikiran yang sederhana yang menggunkan
warna, khayalan atau symbol
c.
Berikan kertas, pen dan sumber-sunber yang lainyang kamu pikir akan
membantu peserta didik membuat peta pikiran yang berwarna dan grafis.
Berikanlah peserta didik tugas yang memetakan puikiran. Tunjukkan bahwa meraka
mulai peta mereka dengan membuat pusat majalah bergambar yang menggambarka
topic atau ide utama. Kemudian berilah mereka semangat untuk membagi-bagi
seluruhnya ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil dan menggambarkan
komponen-komponen ini sekitar batas luar peta (dengan menggunkan warna dan
grafis ). Doronglah mereka untuk menghadirkan setiap ide secara tergambar,
dengan menggunakan sedikit mungkin kata-kata. Dengan mengikuti ini, mereka
dapat mengelaborasikan letupan secara detail ke dalam piiran mereka.
d.
Berikanlah waktu yang banyak bagi peserta didik untuk mengembangkan peta
puikiran mereka. Doronglah mereka untuk melihat karta orang alia untuk menstimulasi ide-ide.
e.
Perintahkan peserta didik untuk saling membagi peta pikirannya. Lakukan
diskusi tentang nilai cara kreatif untuk menggambarkan ide-ide.
BAB III
PENUTUP
Metode mengajar inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang
disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Adapun
Macam – macam metode pengajaran
inkonvensional adalah sebagai berikut :
·
Metode pengajaran modul
·
Metode pengajaran berpogram
·
Metode pengajaran unit
·
Metode pengajaran CBSA (cara
belajar siswa aktif)
·
Metode pengajaran KBK
(kurikulum berbasis kompetensi)
·
Metode pengajaran KTSP
(kurikulum tingkat satuan pendidikan)
Dan adapun Macam – macam metode inkonvensional adalah sebagai berikut :
·
Kartu sortir (card sort)
·
Point Kuanterpoin
·
Jigsaw Larning
·
Tean Quiz
·
Peta Pikiran (Mip Maps)
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim
Zaenal. 2009. Strategi dan Metode
Pembelajaran. Pekalongan:
STAIN Press.
Sugandi Achmad. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang:
UPT UNNES Press.
Fauziyah
lilis. 2008. strategi pembelajaran aktif (active learning). malang:buku
pemebekalan PKLL.
Yasin
A Fatah Yasin. 2008. dimensi-dimendi pendidikan islam. malang:UIN Malang Press.
[1] Zaenal
Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran(Pekalongan: STAIN Press,
2009), hal. 134-135.
[2] Achmad
Sugandi, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT UNNES Press, 2006), hal.
119-120.
[3] Zaenal
Mustakim, Op.Cit., hal. 136-137.
[4]Istilah
metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”. Kata ini berasal dari dua
suku kata: “metha” berarti melalui atau melewati, dan “hodos”yang
berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus di lalui
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam bahasa Arab metode disebut “Thariqat”,
dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, “metode” adalah cara yang teratur
dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, sehingga dilalui untuk menyajikan
bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.
Metode (Method), harfiah berarti “cara”. Dalam
pemakaian yang umum metode diartikan sebagai cara melakukan suatu
kegiatan atau melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep
sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti prosuder sistematis (tata
cara yang berurutan) yang biasa dugunakan untuk menyelidiki fenomena kejiwaan
seperti metode klinik, metode eksperimen dan sebagainya
[5]Card Sort bisa disebut
sortir kartu yaitu pemilahan kartu. Metode ini merupakan kegiatan
kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik,
klasifikasi, fakta, tentang obyek atau mereview informasi. Gerakan fisik yang
dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamiskan kelas yang jenuh dan
bosan.
[6]Zainal mustakim, strategi dan metode
pembelajaran, (pekalongan:stain press, 2011) hlm.137
[7]A Fatah Yasin, dimensi-dimendi pendidikan
islam,(malang:UIN Malang Press, 2008) hlm.185
[8]Lilis Fauziyah, strategi pembelajaran aktif
(active learning), (malang:buku pemebekalan PKLL, 2008), hlm. 68
[9]Ibid, 138
[10]Pembelajaran aktif (active learning) adalah belajar yang
meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melalui
aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat
membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran (Silberman, 2007: 1).
Pembelajaran aktif (active learning) merupakan salah satu pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berfikir tentang apa yang mereka
lakukan (Suyatno, 2009: 107).
Pembelajaran aktif
(active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi
yang dimiliki oleh siswa, disini siswa dituntut untuk mengunakan otak dalam
berfikir sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan
sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu
pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian
siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Active learning mulai
digunakan dalam dunia pendidikan diawali oleh seorang filosofi Cina yang
bernama Confucius yang menyatakan:
“ Apa yang saya
dengar, saya lupa”
“Apa yang saya
lihat, saya ingat”
“Apa yang saya
lakukan saya paham”
(Silbermen, 2007: 1)
Tiga peryataan diatas
menjadi dasar dari munculnya belajar aktif, kemudian menurut Silbermen (2007:
2) belajar aktif itu memuat hal-hal berikut :
“Apa yang saya dengar, saya lupa”
“Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit”
“Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan dengan
beberapa teman, saya mulai paham”
“Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan,
saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan”
“Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya
menguasainya”
Pernyataan di atas
menyatakan dalam pembelajaran aktif siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan
guru tetapi siswa melihat, mendengar, bertanya dengan guru atau teman,
berdiskusi dengan teman, melakukan, dan mengajarkan pada siswa lainnya sehingga
mereka menguasai materi pembelajaran. Di dalam pembelajaran aktif siswa
mendapatkan tantangan-tantangan yang mengharuskan kerja keras karena harus
lebih aktif dan mandiri untuk mengugkapakn, menjelaskan, dan bertanya tentang
materi pelajaran yang diajarkan.
[11]Metode
jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru,
yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran.
Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar
kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin
diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.
[12]Op, cit, hlm.140
[13]Belajar
berbasis pada konsep Peta Pikiran (Mind Mapping) merupakan cara
belajar yang menggunakan konsep pembelajaran komprehensif Total-Mind
Learning (TML). Pada konteks TML, pembelajaran
mendapatkan arti yang lebih luas. Bahwasanya, di setiap saat dan di setiap
tempat semua makhluk hidup di muka bumi belajar, karena belajar merupakan
proses alamiah. Semua makhluk belajar menyikapi berbagai stimulus dari
lingkungan sekitar untuk mempertahankan hidup.
[14]Ibid, hlm.142
[15]Log.cit, hlm.142
Tidak ada komentar:
Posting Komentar