Laman

new post

zzz

Jumat, 23 November 2012

sbm E11 : variasi

sbm E11 : variasi - word

sbm E11 : variasi - ppt






MAKALAH
VARIASI MENGAJAR
Disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah                     : Strategi Belajar Mengajar
Dosen pengampu              : M. Ghufron, M.Pd.





Disusun oleh :

1.    M. Ainurrokhis                      2021110194
2.    Ulva Rizkillah                        2021110195
3.    Inayatul Maula                      2021110196
4.    Muhtadin                             2021110197
5.    Tri Indah Pamuji                   2021110198
6.    Naelal Khusna                       2021110222

KELAS E
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
PENDAHULUAN

Mengajar merupakan usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran, sehingga terjadi proses belajar – mengajar.  Dalam proses mengajar ini diperlukan dan diharuskan adanya persiapan dalam mengajar terlebih dahulu. Selain itu seorang pendidik dalam proses mengajarpun diharuskan mempunyai variasi dalam mengajar. Sehingga peserta didik akan menyukai dan senantiasa untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Jika semua ini sudah dilakukan oleh seorang pendidik maka proses belajar – mengajar tersebut akan terkondisi serta efektif dan efisien.
Dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi (monoton), maka akan membosankan siswa, perhatian siswa berkurang, mengantuk, tidak bersemangat dan akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Jika tujuan belajar tidak sampai maka bisa dikatakan proses pembelajaran tidak berhasil/ gagal. Dalam hal ini guru memerlukan adanya suatu variasi dalam mengajar, guru dituntut memiliki keterampilan dalam variasi mengajar baik dari gaya belajarnya, media, metode dan bahan ajarnya maupun dalam inteaksinya dengan siswa.
Semua ini dimaksudkan agar siswa tidak menjadi bosan, lebih perhatian, tidak mengantuk dalam proses pembelajaran dan lebih bisa bersemangat dalam belajar sehingga nantinya dapat tercapai dengan efektif tujuan dari pembelajaran.





PEMBAHASAN

A.      Makna dan Fungsi Variasi Mengajar
Variasi dapat diartikan selang-seling atau bermacam-macam, menurut Uzer Usman, variasi adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
Variasi mengajar adalah mengajar yang tidak monoton bisa dari gaya mengajar, metode, media, materi dan juga interaksinya.
Adapun fungsi dari variasi mengajar antara lain:
1.    Sebagai penarik perhatian siswa.
2.    Sebagai motivasi ekstrrinsik siswa dalam belajar.[1]
Dalam proses belajar mengajar ada variasi bila guru dapat menunjukkan adanya perubahan dalam gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa. Variasi lebih bersifat proses dari pada produk.[2]

B.       Tujuan Variasi Mengajar
Penggunaan variasi terutama ditujukan terhadap perhatian siswa, motivasi, dan belajar siswa. Tujuan mengadakan variasi dimaksud adalah:
1.      Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses pembelajaran.
Pentingnya perhatian siswa dalam proses belajar mengajar, adalah karena dengan adanya perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang guru jelaskan, akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2.      Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi.
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Disini peranan guru lebih dituntut untuk memerankan fungsi motivasi, yaitu motivasi sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat, motivasi sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat untuk menyelaksi perbuatan.
3.      Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
Kurang senangnya seorang siswa terhadap guru bisa jadi disebabkan gaya mengajar guru yang kurang bervariasi. Sehingga dengan adanya variasi mengajar bisa meminimalisir hal-hal tersebut.
4.      Memberikan kemungkinan pilihan dan faslitas belajar individual.
Lengkap tidaknya fasilitas belajar mempengaruhi pemilihan yang harus guru lakukan. Sangat terbatasnya fasilitas belajar cenderung lebih sedikit alternatif yang tersedia untuk suatu bidang studi menyebabkan metode lebih dominan, dan sulit bagi guru untuk melakukan pendekatan individual.
5.      Mendorong anak didik untuk belajar.
Gejala adanya anak didik yang kurang senang menerima pelajaran dari guru tidak harus terjadi, karena hal itu akan menghambat proses belajar mengajar. Disinilah diperlukan peranan guru, bagaimana upaya menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk senang dan bergairah belajar. Disinilah salah satu tujuan dari variasi mengajar.[3]
6.      Menjaga wibawa guru
Untuk menghindari berbagai kejadian yang dapat merendahkan wibawa guru, salah satunya guru harus mampu mengajar dengan penuh percaya diri, memiliki kesiapan mental dan intelektual, memiliki kekayaan metode, keleluasan teknik, dsb. Dengan kata lain, guru harus memiliki bentuk dan model pengajaran yang bervariasi.[4]
Selain tujuan yang telah disebutkan diatas variasi pembelajaran dalam proses belajar – mengajar juga bertujuan untuk :
1.      Menjadikan proses belajar mengajar lebih hidup.
2.      Menjadikan proses belajar mengajar lebih menarik.
3.      Mendorong siswa ikut aktif terlibat dalam proses belajar mengajar.[5]

C.       Prinsip – prinsip Variasi Mengajar
Beberapa prinsip variasi mengajar sangat penting untuk diperhatikan dan betul-betul harus dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar dikelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah sebagai berikut :
1.    Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan.
2.    Menggunakan varasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar mengajar tidak terganggu.
3.    Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru.
Prinsip-prinsip penggunaan variasi harus digunakan secara tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan belajar yang tercipta untuk mencapai tujuan, yaitu keberhasilan belajar mengajar dari segi prose maupun produk.




D.      Kearifan Penggunaan Variasi Mengajar
Penggunaan variasi belajar harus tersusun berdasarkan rencana yang jelas yang didasarkan pada rujukan tujuan pembelajaran. Untuk mencapai keharusan tersebut maka seorang guru dituntut kearifan dalam menggunakan variasi mengajar. Beberapa langkah untuk mewujudkan kearifan tersebut diantaranya sebagai berikut :
1.      Variasi pengajaran yang diselenggarakan harus menunjang dan dalam rangka merealisasikan tujuan pembelajaran.
2.      Penggunaan variasi mengajar harus lancar dan berkesinambungan tidak mengganggu proses belajar mengajar, dan anak didik akan lebih memperhatikan berbagai proses pengajaran secara utuh.
3.      Penggunaan variasi mengajar harus bersifat terstruktur, terencana, dan sistematik.
4.      Penggunaan variasi mengajar harus luwes (tidak kaku) sehingga kehadiran variasi itu semakin mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Disamping itu, penggunaannya bersifat spontan dan merupakan umpan balik. Bentuk umpan balik sendiri ada dua, yaitu : umpan balik pengetahuan dan umpan balik perilaku.[6]

E.       Komponen – komponen Variasi Mengajar
Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Komponen-komponen variasi mengajar antara lain :
1.    Variasi Gaya Mengajar
Variasi dalam gaya mengajar antaralain :
a.    Variasi Suara.
b.    Penekanan (Focusing).
c.    Pemberian waktu (Pausing.)
d.   Kontak Pandang.
e.    Gerakan anggota badan (Gesturing).
f.     Pindah posisi.
2.    Variasi Media dan Bahan Ajar
Ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu :
a.    Variasi media pandang.
b.    Variasi Media Dengar.
c.    Variasi Media Taktil.
3.    Variasi Interaksi
Variasi dalam pola interaksi antar guru dengan anak didiknya memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu :
a.    Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b.    Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, dimana guru berbicara kepada anak didik.[7]

F.        Variasi Mengajar pada Model – model Belajar
Dalam melaksanakan variasi mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan memahami gaya atau model-model belajar siswanya, adapun model-model belajar tersebut, yaitu :
1.    Visual
Bagi pelajar visual, belajar yang efektif adalah dengan menggunakan gambaran keseluruhan. Ciri-ciri pelajar visul :
a.    Teratur, memperhatikan segala sesuatu
b.    Mengingat dengan gambar, grafik dan warna untuk meningkatan memorinya.
Gaya mengajar guru yang mudah mempengaruhi siswa ini adalah kontak pandang, perpindahan posisi, dan eksperimen wajah.
2.    Auditorial
Bagi pelajar auditorial, belajar yang efektif adalah dengan mendengar. Ciri-ciri pelajar auditorial adalah :
a.    Perhatiannya mudah terpecah
b.    Berbicara dengan pola berirama
c.    Belajar dengan cara mendengar
d.   Berdialog secara internal dan eksternal
Untuk itu, guru disaat mendengarkan dituntut untuk menggunakan variasi, pemusatan, perhatian dan kesenyapan memudahkan dan meningkatkan perhatian siswa dalam belajar.
3.    Kinestetik
Bagi pelajar kinestetik, belajar yang efektif adalah dengan melibatkan diri langsung dengan aktifitasnya. Ciri-cirinya adalah:
a.    Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca.
b.    Mengingat sambil melihat langsung.
Disini guru dianjurkan melibatkan siswa saat proses belajar mengajar berlangsung.
Menurut Litzinger dan Osif menyebutkan tipe – tipe belajar diantaranya :
1.    Tipe belajar akomodator
Pada tipe ini anak lebih menyukai gaya belajar aktif. Pada tipe ini guru disarankan untuk mendorong penemuan mandiri dan membiarkan mereka berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
2.    Tipe belajar asimilator
Tipe ini lebih menekankan pada siswa untuk berfikir secara logis dan untuk memahami ide – ide yang bersifat abstrak, dalam arti logika dianggap lebih penting dibandingkan dengan penjelasan praktis.
3.    Tipe belajar konverger
Tipe ini lebih menekankan pada ketertarikan siswa terhadap informasi teknis dibanding dengan isu – isu sosial dan interpersonal.
4.    Tipe belajar diverger
Tipe ini lebih menekankan pada ketertarikan siswa dalam menggunakan imajinasi pada saat menyelesaikan masalah.[8]

G.      Manfaat Variasi Mengajar
Adapun manfaat menurut Uzer Usman adalah :
1.    Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek – aspek belajar yang relevan.
2.    Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat ingin tahu dan ingin menyelidiki siswa tentang hal – hal baru.
3.    Untuk mengukur dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolahan dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
4.    Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.










KESIMPULAN
Variasi menagajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen variasi mengajar seperti variasi gaya mengajar, variasi media, dan bahan ajar, serta variasi interaksi, mutlak dikuasai oleh setiap guru untuk menggairahkan belajar anak didik dalam waktu yang relatif lama dalam suatu petemuan kelas.
Variasi mengajar ini sangat berpengaruh untuk anak didik, karena tujuan variasi mengajar adalah menjadikan proses belajar mengajar lebih hidup, menjadikan proses belajar mengajar lebih menarik, serta mendorong siswa ikut aktif terlibat dalam proses belajar mengajar. Jadi dengan adanya variasi mengajar ini maka anak didik tidak akan merasa bosan dan jenuh dan akan bersemangat. Tentunya dengan variasi mengajar yang selalu berbeda – beda.
















DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri  dan Aswan Zain. 2002.  Strategi Belajar – Mengajar .  Jakarta : Rineka Cipta.
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobri Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung : PT. Revika Aditama.
Mustakim, Zaenal. 2011.  Strategi dan Metode Pembelajaran.  Pekalongan : STAIN Press.
Wati, Unik Ambar. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR. staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%205%20SBM.pptx (19/10/2012).


[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran,  (Pekalongan : STAIN Press, 2011), hal. 48.
[2] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar – Mengajar,  (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hal.180-181
[3] Zaenal Mustakim, Op. Cit, hal.220-224
[4] Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung : PT. Revika Aditama, 2007), hal. 93.
[5] Unik Ambar Wati, STRATEGI BELAJAR MENGAJAR, staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%205%20SBM.pptx (19/10/2012)
[6] Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung : PT. Revika Aditama, 2007), hal. 94.
[7] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar – Mengajar,  (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hal. 166 – 171.
[8] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran,  (Pekalongan : STAIN Press, 2011),  hal. 265 – 267.

1 komentar: