MANUSIA, ATURAN DAN HUKUM
( Hubungan Manusia Dengan Pancipta )
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas :
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu : Muhammad Hufron,M.S.I
Disusun Oleh :
Dzati Ismah (2021
111 263)
Kelas : A
TARBIYAH / PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
PENDAHULUAN
Manusia
Tidak akan terlepas dari aturan dan Hukum, Kita sebagai Manusia Harus Mengerti apa
itu Iman, Islam, dan Ikhsan. Karena ketiga tersebut merupakan pondasi yang
pertama bagi manusia. Manusia mempunyai hubungan dengan penciptanya. didalam
makalah ini akan membahas manusia aturan dan hukum yang didalamnya juga
berisikan tentang pengertian iman, islam dan ikhsan.
PEMBAHASAN
A. Hubungan Manusia Dengan Pencipta
- عن ابي هريرة قل: كان النبي صلي الله عليه و سلم بارزا يوما
للناس فأتاه جبر فقال: ما الإيمان قال: الإيمان أن تؤمن بالله وملائكته و كتبه و
بلقائه و رسله و تؤمن بالبعث قال: ما الإسلام قال: الإسلام أن تعبد الله ولاتشرك
به شيئا و تقيم الصلاة و تؤدي الزكاة المفروضة و تصوم رمضان قال: ما الإحسان قل: أن
تعبد الله كأنك تراه فأن لم تكن تراه فإنه يراك قال متى الساعة قال: ما المسئول
عنها بأعلم من السائل و سأخبرك عن أشراطها إذا ولدت الأمة ربها وإذا تطاول رعاة
الإبل البهم في البنيان في خمس لا يعلمهن إلا الله ثم تلا النبي صلى الله عليه
وسلم (إن الله عنده علم الساعة) الاية ثم أدبر فقال ردوه فلم يروا شيئا فقال هذا
جبريل جاء يعلم الناس دينهم قال أبو عبدالله جعل ذلك كله من الإيمان.
B. Terjemah
Dari Abu Hurairah r.a berkata : pada suatau
hari nabi duduk bersama – sama dengan orang banyak, maka datang kepadanya seorang lelaki, dan bertanya” apakah artinya iman?”. Nabi menjawab” iman artinya percaya kepada Allah, kepada malaikatnya, utusannya dan dengan berbangkit kemudian mati”. lelaki bertanya” apa artinya
Islam?” Nabi menjawab.” Islam yaitu menyembah akan Allah dan tidak
mempersekutukannya, menegakkan sholat dan membayar zakat yang perlu dan puasa di bulan ramadhan”. Kemudian lelaki itu bertanya lagi ”Wahai Rasulullah apakah yang dimaksud dengan ikhsan?
Rasulullah kemudian menjawab :” hendaklah engkau beribadah kepada Allah
seolah-olah engkau melihatNya. sekarang engkau tidak melihatnya, maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah selalu memperhatikanmu”. Lelaki tersebut
bertanya lagi,”kapankah hari kiamat akan datang? Rasulullah menjawab
”sesungguhnya orang yang bertanya lebih mengetahui
dari pada orang yang ditanya. Walaupun demikian, namun aku akan
menceritakan kepadamu tanda-tanda datangnya hari kiamat, apabila seorang hamba telah melahirkan majikannya.
Artinya , apabila seorang orang miskin telah menjadi pemimpin masyarakat,
kemudian menginjak hak-hak mereka. Dan apabila masyarakat yang pada asalnya
penggembala kambing kemudian mampu bersaing dalam menghiasi bangunan bangunan
secara berlebihan diantara mereka, maka pada saat itulah hari kiamat akan tiba
dan ada lima rahasia lagi yang tidak boleh diketahui kecuali hanya Allah saja
yang maha mengetahuinya. Kemudian rasulullah membacakan surat Luqman ayat : 34
yang menegaskan : Sesungguhnya hanya Allah, yang lebih mengetahuan
bila akan datang Hari Kiamat, dan Dia
pula lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim seorang
ibu yang mengandung. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa
yang akan terjadi pada hari esok. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di manakah dia akan mengetahui ajalnya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi sangat meliputi pengetahuannya. “ kemudian lelaki itu meninggalkan majlis.
Rasulullah kemudian bersabda kepada salah satu seorang sahabat : silahkan
panggil orang itu kembali. Lalu para sahabat berjalan kearah lelaki tersebut
untuk memanggilnya kembali, tetapi mereka mendapati lelaki itu telah hilang.
Kemudian Rasulullah bersabda : lalaki tadi adalah Jibril AS. Kedatangannya
adalah untuk mengajar manusia tentang agama mereka.
C. Mufrodat
الإيمان: Iman
متى: kapan
تطاول : melampaui batas
الساعة :sekarang
المفروضة:yang perlu
D.
Biografi Rowi
Abu Hurairah
Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi (bahasa Arab: عبدالرحمن بن صخر الأذدي) (lahir 598 - wafat 678), yang lebih dikenal
dengan panggilan Abu Hurairah (bahasa Arab: أبو هريرة), adalah seorang Sahabat Nabi yang terkenal dan merupakan periwayat hadits yang paling banyak disebutkan dalam isnad-nya
oleh kaum Islam Sunni.
Ibnu Hisyam berkata bahwa nama asli Abu Hurairah adalah Abdullah
bin Amin dan ada pula yang mengatakan nama aslinya ialah Abdur Rahman
bin Shakhr
Abu Hurairah
berasal dari kabilah Bani Daus dari Yaman. Ia
diperkirakan lahir 21 tahun sebelum hijrah, dan sejak
kecil sudah menjadi yatim. Nama aslinya pada masa jahiliyah adalah Abdus-Syams
(hamba matahari) dan ia dipanggil sebagai Abu Hurairah (ayah/pemilik
kucing) karena suka merawat dan memelihara kucing. Ketika mudanya ia bekerja
pada Basrah binti Ghazawan, yang kemudian setelah masuk Islam dinikahinya.Thufail bin Amr, seorang pemimpin Bani Daus, kembali ke kampungnya setelah bertemu
dengan Nabi Muhammad dan menjadi muslim. Ia menyerukan
untuk masuk Islam, dan Abu Hurairah segera menyatakan ketertarikannya meskipun
sebagian besar kaumnya saat itu menolak. Ketika Abu Hurairah pergi bersama
Thufail bin Amr ke Makkah, Nabi Muhammad
mengubah nama Abu Hurairah menjadi Abdurrahman (hamba Maha Pengasih). Ia
tinggal bersama kaumnya beberapa tahun setelah menjadi muslim, sebelum
bergabung dengan kaum muhajirin di Madinah tahun 629. Abu
Hurairah pernah meminta Nabi untuk mendoakan agar ibunya masuk Islam, yang
akhirnya terjadi. Ia selalu menyertai Nabi Muhammad sampai dengan wafatnya Nabi
tahun 632 di MadinahUmar bin
Khattab pernah mengangkat Abu Hurairah menjadi gubernur wilayah Bahrain untuk masa
tertentu. Saat Umar bermaksud mengangkatnya lagi untuk yang kedua kalinya, ia
menolak. Ketika perselisihan terjadi antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan, ia tidak berpihak kepada salah satu di antara mereka.
Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari
Nabi Muhammad, yaitu sebanyak 5.374 hadits. Di antara yang meriwayatkan hadist
darinya adalah Ibnu Abbas, Ibnu
Umar, Anas
bin Malik, Jabir
bin Abdullah, dan lain-lain. Imam Bukhari pernah berkata:
"Tercatat lebih dari 800 orang perawi hadits dari kalangan sahabat dan tabi'in yang meriwayatkan
hadits dari Abu Hurairah".
Marwan bin Hakam pernah menguji tingkat
hafalan Abu Hurairah terhadap hadits Nabi. Marwan memintanya untuk menyebutkan
beberapa hadits, dan sekretaris Marwan mencatatnya. Setahun kemudian, Marwan
memanggilnya lagi dan Abu Hurairah pun menyebutkan semua hadits yang pernah ia
sampaikan tahun sebelumnya, tanpa tertinggal satu huruf.
Salah satu kumpulan fatwa-fatwa Abu Hurairah pernah
dihimpun oleh Syaikh As-Subki dengan judul Fatawa' Abi Hurairah. Abu
Hurairah sejak kecil tinggal bersama Rasulullah.
Abu Hurairah termasuk salah satu di antara kaum
fakir muhajirin yang tidak memiliki keluarga dan harta kekayaan, yang disebut Ahlush
Shuffah, yaitu tempat tinggal mereka di depan Masjid Nabawi. Abu Hurairah mempunyai seorang anak perempuan
yang menikah dengan Said bin Musayyib, yaitu salah seorang tokoh tabi'in terkemukaPada
tahun 678 atau tahun 59 H, Abu Hurairah jatuh sakit, meninggal di Madinah, dan
dimakamkan di Baqi'.[1]
1. ^ As Sirah An Nabawiyah
li Ibnu Hisyam, Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam al Muafiri (Ibnu Hisyam)
- Mursi, Muhammad Said. Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah. Penerjemah: Khoirul Amru Harahap, Lc, MHI & Achmad Fauzan, Lc, MAg. Cet-1, Jakarta. Pustaka Al-Kautsar, 2007.
Imam Bukhari
Abu Abdullah
Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi
al-Bukhari atau lebih dikenal Imam Bukhari (Lahir 196 H/810 M - Wafat 256
H/870 M) adalah ahli
hadits yang
termasyhur di antara para ahli hadits sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah bahkan dalam
kitab-kitab Fiqih dan Hadits, hadits-hadits beliau
memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul
Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum
mukmin dalam hal Ilmu Hadits). Dalam bidang
ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.
Beliau diberi nama Muhammad
oleh ayah beliau, Ismail bin Ibrahim. Yang sering menggunakan nama asli beliau
ini adalah Imam Turmudzi dalam komentarnya setelah meriwayatkan hadits dalam Sunan
Turmudzi. Sedangkan kuniah beliau adalah Abu Abdullah. Karena lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah; beliau
dikenal sebagai al-Bukhari. Dengan demikian nama lengkap beliau adalah Abu
Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi
al-Bukhari. Ia lahir pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Tak lama
setelah lahir, beliau kehilangan penglihatannya.
Bukhari dididik dalam keluarga ulama
yang taat beragama. Dalam kitab ats-Tsiqat, Ibnu Hibban menulis bahwa ayahnya dikenal sebagai orang yang wara' dalam arti
berhati hati terhadap hal hal yang bersifat syubhat (ragu-ragu) hukumnya
terlebih lebih terhadap hal yang haram. Ayahnya adalah seorang ulama bermadzhab
Maliki dan merupakan murid dari Imam Malik, seorang ulama
besar dan ahli fikih. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil.
Bukhari berguru kepada Syekh Ad-Dakhili, ulama ahli hadits yang masyhur
di Bukhara. pada usia 16 tahun bersama keluarganya, ia mengunjungi kota suci
terutama Mekkah dan Madinah, dimana
dikedua kota suci itu dia mengikuti kuliah para guru besar hadits. Pada usia 18
tahun dia menerbitkan kitab pertama Kazaya Shahabah wa Tabi'in, hafal
kitab-kitab hadits karya Mubarak dan Waki bin Jarrah
bin Malik. Bersama gurunya Syekh Ishaq, menghimpun hadits-hadits shahih dalam
satu kitab, dimana dari satu juta hadits yang
diriwayatkan 80.000 perawi disaring menjadi 7275 hadits.
Bukhari
memiliki daya hafal tinggi sebagaimana yang diakui kakaknya, Rasyid bin Ismail. Sosok
beliau kurus, tidak tinggi, tidak pendek, kulit agak kecoklatan, ramah dermawan
dan banyak menyumbangkan hartanya untuk pendidikan.
Untuk
mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Bukhari menghabiskan waktu selama 16
tahun untuk mengunjungi berbagai kota guna menemui para perawi hadits,
mengumpulkan dan menyeleksi haditsnya. Di antara kota-kota yang disinggahinya
antara lain Bashrah, Mesir, Hijaz (Mekkah, Madinah), Kufah, Baghdad sampai
ke Asia Barat. Di
Baghdad, Bukhari sering bertemu dan berdiskusi dengan ulama besar Imam Ahmad bin Hanbali. Dari
sejumlah kota-kota itu, ia bertemu dengan 80.000 perawi. Dari merekalah beliau
mengumpulkan dan menghafal satu juta hadits.
Namun
tidak semua hadits yang ia hafal kemudian diriwayatkan, melainkan terlebih
dahulu diseleksi dengan seleksi yang sangat ketat di antaranya apakah sanad
(riwayat) dari hadits tersebut bersambung dan apakah perawi (periwayat/pembawa)
hadits itu tepercaya dan tsiqqah (kuat). Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani,
akhirnya Bukhari menuliskan sebanyak 9082 hadis dalam karya monumentalnya Al
Jami'al-Shahil yang dikenal sebagai Shahih Bukhari.
Banyak
para ahli hadits yang berguru kepadanya seperti Syekh Abu Zahrah, Abu
Hatim Tirmidzi, Muhammad Ibn Nasr dan Imam
Muslim. JJJ
Di
antara guru-guru beliau dalam memperoleh hadits dan ilmu hadits antara lain Ali ibn Al Madini, Ahmad
bin Hanbal, Yahya bin Ma'in, Muhammad
ibn Yusuf Al Faryabi, Maki ibn
Ibrahim Al Bakhi, Muhammad
ibn Yusuf al Baykandi dan ibn Rahwahih. Selain
itu ada 289 ahli hadits yang haditsnya dikutip dalam kitab Shahih-nya
Dalam
meneliti dan menyeleksi hadits dan diskusi dengan para perawi. Imam Bukhari
sangat sopan. Kritik-kritik yang ia lontarkan kepada para perawi juga cukup
halus namun tajam. Kepada Perawi yang sudah jelas kebohongannya ia berkata,
"perlu dipertimbangkan, para ulama meninggalkannya atau para ulama berdiam
diri dari hal itu" sementara kepada para perawi yang haditsnya tidak jelas
ia menyatakan "Haditsnya diingkari". Bahkan banyak meninggalkan
perawi yang diragukan kejujurannya. Dia berkata "Saya meninggalkan 10.000 hadits yang
diriwayatkan oleh perawi yang perlu dipertimbangkan dan meninggalkan hadits-hadits dengan
jumlah yang sama atau lebih, yang diriwayatan oleh perawi yang dalam
pandanganku perlu dipertimbangkan".
Banyak
para ulama atau perawi yang ditemui sehingga Bukhari banyak mencatat jati diri
dan sikap mereka secara teliti dan akurat. Untuk mendapatkan keterangan yang
lengkap mengenai sebuah hadits, mencek keakuratan sebuah hadits ia berkali-kali
mendatangi ulama atau perawi meskipun berada di kota-kota atau negeri yang jauh
seperti Baghdad, Kufah, Mesir, Syam, Hijaz seperti
yang dikatakan beliau "Saya telah mengunjungi Syam, Mesir, dan
Jazirah masing-masing dua kali; ke Basrah empat kali, menetap di Hijaz selama
enam tahun, dan tidak dapat dihitung berapa kali saya mengunjungi Kufah dan
Baghdad untuk menemui ulama-ulama ahli hadits."
Di
sela-sela kesibukannya sebagai ulama, pakar hadits, ia
juga dikenal sebagai ulama dan ahli fiqih, bahkan
tidak lupa dengan kegiatan kegiatan olahraga dan rekreatif seperti belajar
memanah sampai mahir. Bahkan menurut suatu riwayat, Imam Bukhari tidak pernah
luput memanah kecuali dua kali.
Kebesaran
akan keilmuan beliau diakui dan dikagumi sampai ke seantero dunia Islam. Di Naisabur, tempat
asal imam Muslim seorang Ahli hadits yang juga murid Imam Bukhari dan yang
menerbitkan kitab Shahih Muslim, kedatangan beliau pada tahun 250 H
disambut meriah, juga oleh guru Imam Bukhari Sendiri Muhammad
bin Yahya Az-Zihli. Dalam kitab Shahih Muslim, Imam Muslim
menulis. "Ketika Imam Bukhari datang ke Naisabur, saya tidak melihat
kepala daerah, para ulama dan warga kota memberikan sambutan luar biasa seperti
yang mereka berikan kepada Imam Bukhari". Namun kemudian terjadi fitnah
yang menyebabkan Imam Bukhari meninggalkan kota itu dan pergi ke kampung
halamannya di Bukhara.
Seperti
halnya di Naisabur, di Bukhara beliau disambut secara meriah. Namun ternyata
fitnah kembali melanda, kali ini datang dari Gubernur Bukhara sendiri, Khalid
bin Ahmad Az-Zihli yang akhirnya Gubernur ini menerima hukuman
dari Sultan Uzbekistan Ibn Tahir.
Tak lama
kemudian, atas permintaan warga Samarkand sebuah
negeri tetangga Uzbekistan, Imam Bukhari akhirnya menetap di Samarkand,. Tiba
di Khartand, sebuah
desa kecil sebelum Samarkand, ia singgah untuk mengunjungi beberapa familinya.
Namun disana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan Akhirnya meninggal
pada tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pada malam Idul Fitri dalam usia 62 tahun
kurang 13 hari. Ia dimakamkan selepas Salat Dzuhur pada Hari Raya Idul Fitri.[2]
E. Keterangan
Hadits diatas menerangkan iman, islam dan
ikhsan serta percaya kepada takdir Allah SWT dan tanda – tanda orang yang tidak
percaya kepada takdir. Dan menerangkan pula tentang tanda – tanda datangnya
hari kiamat, serta lima rahasia yang tidak boleh diketahui oleh manusia dan
hanya Allah SWT sajalah yang mengetahuinya.
Hadits ini amat berharga, karena mencakup
semua fungsi parbuatan lahiriyah dan batiniah, serta menjadi tempat merujuk
bagi semua ilmu sunnah, sebagaimana Al-fatihah yang disebut umul Qur’an karena
mancakup semua makna Al-qur’an.
Hadits ini menunjukan, cara berpakaian yang bagus
berperilaku yang baik dan bersih ketika datang kepada ulama, orang – orang
terhormat atau pada penguasa, karena Jibril ketika datang untuk mengajarkan
agama pada manusia dalam keadaan seperti itu.
Dari hadits ini dapat dipahamkan bahwa islam
dan iman adalah dua hal yang berbeda, baik secara bahasa maupun syariat. Inilah
pengertian asal dari dua kata tersebut kan tetapi, dalam pengertian syariat
kata islam kadang dipakai dengan makna iman atau sebaliknya.[3]
Menurut imam Al Ghazali, islam adalah ibarat dari
kata menyerah dan tunduk dengan yakin, patuh, tidak melawan, tidak enggan dan
tidak menantang. Untuk membenarkan itu, mempunyai tempat khusus yaitu hati dan
lidah adalah penterjemah ( pengalih bahasa ) dari hati. Adapun menyerah, maka
itu umum pada hati, lidah dan anggota badan. Tiap – tiap pembenaran dalam hati
adalah menyerah, tanpa enggan dan ingkar, begitu pula pengakuan dengan lidah.
Begitu pula taat dan tunduk dengan anggota badan. Maka menurut bahasa, islam
itu lebih umum dan iman itu lebih khusus. Iman adalah ibarat dari bagian
termulia dari islam. Adapun pengertian yang berlainan maka yaitu dijadiak iman
ibarat dari pembenaran dari hati saja. Dan ini sesuai menurut bahasa. Dan islam
ibarat dari penyerahan pada dhamir, dan ini sesuai pula menurut bahasa.[4]
F. Aspek Tarbawi
a.
Bahwa iman, islam dan ikhsan itu merupakan
percaya kepada takdir Allah dan tanda – tanda orang yang tidak percaya kepada
Allah.
b.
Tanda – tanda datangnya hari kiamat dan lima
rahasia yang tidak boleh diketahui oleh umat manusia, hanya Allah yang
mengetahuinya
c.
Berpakaian yang bagus, berperilaku yang baik
dan bersih ketika datang kepada Ulama.
PENUTUP
Setelah mempelajari tentang iman, islam dan
ikhsan diharapkan kita itu mengerti apa yang dinamakan iman, islam dan ikhsan,
setelah itu kita juga harus percaya dengan datangnya hari kiamat. Dari
pengertian – pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa iman, islam dan ikhsan
itu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari diri orang muslim,
karena ketiga tersebut merupakan pondasi bagi manusia. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Mahali, Ahmad Mudjab. 2004. Hadits –
hadits muttafaq’alain. Jakarta: Prenda Media.
Ismail, Yakub. 1976. Tarjamah
ihya’ulumudin iman Al Ghazali. Jakarta: CV
Faizan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Abu-Hurairoh.17
Febuari 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/imam
bukhari.17 Febuari 2013
siti surahmi 2021 111 260
BalasHapusassalamualaikum mba'dzati
mengapa kita di wajibkan Berpakaian yang bagus, berperilaku yang baik dan bersih ketika datang kepada Ulama?
wa'alaikum salam mba' rahmi................
Hapuskarena jibril datang untuk mengajarkan agama kepada manusia dalam keadaan seperti itu......
dan juga kita tahu bahwa ulama itu adalah orang yang baik, alaim, pintar dll, maka kita di wajibkan seperti itu supaya kita bisa menghormati dan menghargai di hadapan ulama tersebut........
Naila Chusniyyati
BalasHapus2021 111 264
A
assalamu'alaikum mbak dzati ismah
Dalam aspek tarbawi dijelaskan Bahwa iman, islam dan ikhsan itu merupakan percaya kepada takdir Allah dan tanda-tanda orang yang tidak percaya kepada Allah. maksud dari tanda-tanda orang yang tidak percaya kepada Allah jika dikaitkan dengan iman, islam dan ikhsan?
terimakasih
wa'alaikum salam........
Hapusma'af mbak, itu salah ketik, seharusnya itu tanda-tanda orang yang percaya kepada Allah, bukan orang yang tidak percaya kepada Allah,.
jika dikaitkan dengan iman, islam, dan ikhsan adalah merupakan salah satu dari tanda-tanda orang yang percaya kepada Allah. orang yang percaya kepada Allah berarti orang tersebut di dalam dirinya sudah ada iman, islam, dan ikhsan kepada Allah...
Siti Nur Fitriana
BalasHapus2021 111 257
A
Asaalamu'alakum
Maksud dari pernyataan tanda-tanda datangnya hari kiamat dan lima rahasia yang tidak boleh diketahui oleh umat manusia, hanya Allah yang mengetahuinya itu apa? menurut pemakalah lima rahasia yang tidak boleh diketahui oleh manusia itu apa saja dan apa alasannya?
terimakasih
wa'alaikum salam.......
Hapuslima rahasia yang tidak boleh diketahui oleh manusia, menurut saya mungkin seperti kematian,kelahiran,kiamat dll. semuanya itu merupakan rahasia yang tidak boleh diketahui oleh manusia hanya Allah yang mengetahuinya. Nabi muhammad saja tidak tahu lima rahasia tersebut apalagi saya,,Nabi muhammad hanya mengetahui tanda-tandanya hari kiamat tidak mengetahui lima rahasia tersebut,yang mengetahui hanyalah Allah jadi saya juga tidak mengetahuinya......
karena manusia tidak ada yang tahu tentang akan datangnya hari kiamat dan tidak ada yang tahu yang akan terjadi pada hari esok, dan juga manusia tidak bisa menjaga rahasia tersebut........
Assalamu'alaikum.. .
BalasHapusNama : Anita Kumala
Nim: 2021111364
Kelas: A
Kepada Pemakalah yang terhormat.. .
Hablu minnallah atau yg dikenal dg hubungan Manusia dg sang pencipta.. .
Hubungan manusia dg Allah swt di sini apakah hanya ada 3 faktor saja yg perlu manusia jaga, kaitannya hub manusia dg sang Kholik, adakah faktor lain selain itu ? kemudian menurut pemakalah bagaimana caranya agar menjadi manusia yg senantiasa menjaga iman, islam dan ikhsan, mengingat zaman sekarang ini islam sudah banyak terkontaminasi oleh oknum2 yang tidak bertanggung jawab, bagaimana menanamkan jiwa Iman akar Kokoh dan tak goyah.. .?
Terima kasih.
walaikumsalam.....
Hapusmungkin masih ada banyak faktor-faktor lain, akan tetapi saya masih mengetahuinya 3 saja yang saya sebutkan di atas itu,.....
cara agar menjadi manusia yang senantiasa menjaga iman, islam dan ikhsan sebaiknya kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah dan tidak terpengaruh dengan hal-hal negatif yang bisa mempengaruhi iman, islam dan ikhsan kita rusak.dan juga kita harus bisa menjaga diri di manapun kita berada agar tidak terpengaruh dengan hal-hal yang dapat menyebabkan iman kita itu rusak.......
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusnama: ianaturrizqia
BalasHapusnim : 2021111305
kelas :A
dalam aspek tarbawi disebutkan bahwa kita disuruh untuk Berpakaian yang bagus, berperilaku yang baik dan bersih ketika datang kepada Ulama. apa alasanya tolong dijelaskan, kita memakai pakaian yang disebutkan apakah hanya ketika kita menemuai orang-orang yang seperti ditentukan pd hadits tersebut atau seperti apa tolong jelaskan. trimakasih
karena malaikat jibril ketika akan mengajarkan agama kepada manusia seperti itu,maka kita di anjurkan untuk menirunya.
Hapustidak, kita memakai pakaian seperti itu tidak harus kita akan bertemu dengan ulama saja, tetapi di usahakan dengan siapa saja, lebih-lebih dengan seorang ulama kita dianjurkan bahkan di wajibkan memakai pakaian seperti itu apalagi kita seorang muslaim di anjurkan berpakaian yang baik, bagus, dan sopan,...
milzamah 2021111126
BalasHapusAss.
diketerangan hadist, dijelaskan bahwa hadits ini sebagai fungsi perbuatan lahiriah dan batiniah.
bisa dijelaskan fungsi tersebut!
terima kasih.
wass...
Hapusbahwa lahiriah itu merupakan fungsi di luar diri manusia dan fungsi batiniah itu merupakan fungsi dalam diri manusia, maksudnya adalah
Segala perbuatan Allah di seluruh alam semesta ini (secara lahiriah dan batiniah), justru
terwujud 'melalui' sunatullah (Sunnah Allah). Walaupun perwujudan atau pelaksanaan
sunatullah memang dilakukan 'bukan langsung' oleh Allah sendiri. Namun terutama
dilakukan oleh tak-terhitung jumlah para malaikat-Nya di seluruh alam semesta,
dengan segala macam tugasnya masing-masing, dalam "mengatur segala
urusan-Nya".