PENDEKATAN BELAJAR
MENGAJAR
Di susun untuk memenuhi
tugas :
Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu : Ghufron Dimyati, M.S.I
Disusun Oleh :
Khasan Fauzi 2021
111 067
Nur Farida 2021
111 303
Ikvina Nailul
Khikmah 2021 111 375
Kelas : F
PRODI
PAI
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(
STAIN ) PEKALONGAN
2013
PENDAHULUAN
Dalam proses belajar mengajar, kita sering menggunakan
berbagai macam metode dan pendekatan. Dan secara tidak sadar kita melakukan
“strategi” untuk memerangi ketidaktahuan Namun sebelum metode, sebuah
pendekatan nampaknya penting diketahui hal ini untuk mengoptimalisasi kegiatan
belajar dikelas, karena nampaknya kita sering lupa bahwa kita amat terpengaruh
oleh semua lingkungan yang kita tinggali. Adalah resiko bagi seorang pendidik
untuk mendekati semua ini yang berpengaruh pada proses pelaksanaan pendidikan,
karena hasil pendidikan itupun yang menjadi pengaruh terbesar dalam peradaban
manusia, tidak ada yang tidak berkembang tanpa pendidikan.
Dalam mengajar, guru
harus pandai menggunakan pendekatan secara
arif dan bijaksana. Pandangan guru
terhadap anak didik akan
menentukan sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik
anak didik. Guru perlu menyadari dan memaklumi
bahwa anak didik itu merupakan individu dengan segala perbedaannya
sehingga diperlukan beberapa pendekatan
dalam proses belajar mengajar. Guru ingin memberikan layanan yang
terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik
dengan peranan yang aktif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah
yang harmonis antara guru dan anak didik. Oleh karena itu, sebelum guru melakukan
pengajaran diharapkan telah mengetahui pendekatan yang diambil adalah tepat
untuk anak didiknya. Supaya proses belajar mengajar bisa berjalan lancar. Untuk
itu dalam makalh ini kami sajikan pendekatan-pendekatan dalam strategi belajar
mengajar.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendekatan Belajar Mengajar
Mendefinisikan pendekatan pembelajaran perlu dipahami arti dan masing-masing kalimat tersebut
Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan,
atau cara untuk mendekati sesuatu”. Menurut Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni
(1998: 25) bahwa, “pendekatan pembelajaran diartikan model pembelajaran”.
Sedangkan pembelajaran menuzut H.J. Gino dkk. (1998:32) bahwa, “pembelajaran
atau intruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat
siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam
kegiatan belajar mengajar”. Sukintaka (2004: 55) bahwa, “pembelajaran
mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta
didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik
mempelajarinya”.[1]
Berdasarkan
pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa,
pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja mempunyai sistem untuk memudahkan
pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai pendapat Wahjoedi (1999
121) bahwa, “pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan
perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat
memperoleh hasil belajar secara optimal”. Menurut Syaifuddin Sagala (2005: 68)
bahwa, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh guru
dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional
tertentu”.
Pendekatan pembelajaran juga dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.[2]
B.
Macam-Macam
Pendekatan dalam Belajar Mengajar
Ada
beberapa pendekatan yang
diharapkan dapat membantu pendidik
dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya :
1.
Pendekatan
Individual
Pendekatan
individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya
untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut.Pendekatan individual mempunyai
arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat
memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja
mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan
tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di
kelas.
Pada
kasus-kasus tertentu yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar dapat diatasi dengan pendekatan individual. Misalnya untuk
menghentikan anak didik yang
suka bicara. Caranya dengan memisahkan atau memindahkan salah satu dari anak didik tersebut pada tempat yang
terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Anak
didik yang suka bicara ditempatkan pada kelompok anak didik yang pendiam.[3]
a. Tujuan Pengajaran pada Pembelajaran
secara Individual.
Guru
membantu siswa yang menghadapi kesukaran. Adapun tujuan pembelajaran yang
menonjol adalah :
1) Pemberian kesempatan dan keleluasaan
siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri. Dalam pengajaran individual
awal pelajaran adalah kemampuan tiap individual.
2) Pengembangan kemampuan tiap individu
secara optimal. Tiap individu memiliki paket belajar sendiri-sendiri, yang
sesuai dengan tujuan belajarnya secara individual juga.[4]
b. Kedudukan Siswa dalam Pembelajaran
secara Individual
Kedudukan
siswa dalam pembelajaran individual bersifat sentral. siswa memiliki
keleluasaan berupa keleluasaan belajar berdasarkan kemampuan sendiri,kebebasan
menggunakan waktu belajar, dalam hal ini siswa bertanggung jawab atas semua
kegiatan yang dilakukannya, keleluasaan dalam mengontrol kegiatan, kecepatan,
dan intensitas belajar, dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah
ditetapkan, siswa melakukan penilaian sendiri atas hasil belajar, siswa dapat
mengetahui kemampuan dan hasil belajar sendiri, serta siswa memiliki kesempatan
untuk menyusun program belajarnya sendiri.
Keenam
jenis kedudukan siswa tersebut berakibat pada adanya perbedaan tanggung jawab
belajar mengajar. Pada pembelajaran secara individual, tanggung jawab siswa
untuk belajar sendiri sangat besar. Pelajar bertanggung jawab penuh untuk
belajar sendiri.
c. Peran Guru dalam Pembelajaran secara
Individual.
Kedudukan
guru dalam pembelajaran individual bersifat membantu. Bantuan guru berkenaan
dengan komponen pembelajaran berupa perencanaan kegiatan belajar,
pengorganisasian kegiatan belajar, penciptaan pendekatan terbuka antara guru
dan siswa, dan fasilitas yang mempermudah belajar.
Perenan
guru dalam merencanakan kegiatan belajar sebagai berikut; membantu merencanakan
kegiatan belajar siswa; dengan musyawarah guru membantu siswa menetapkan tujuan
belajar, membuat program belajar sesuai kemampuan siswa, membicarakan
pelaksanaan belajar, mengemukakan criteria keberhasilan belajar, menentukan
waktu dan kondisi belajar, berperan sebagai penasihat atau pembimbing, dan
membantu siswa dalam penilaian hasil belajar dan kemajuan sendiri.
d. Program Pembelajaran dalam
Pembelajaran Individual
Dari segi
kebutuhan pebelajar, program pembelajaran individual lebih efektif, sebab siswa
belajar sesuai dengan programnya sendiri. Dari segi guru, yang terkait dengan
jumlah pebelajar, tampak kurang efisien..Dari segi usia perkembangan pelajar,
maka program pembelajaran individual cocok bagi siswa SLTP ke atas. Hal ini
disebabkan oleh umumnya siswa sudah dapat membaca dengan baik, siswa mudah
memahami petunjuk atau perintah dengan baik, dan siswa dapat bekerja mandiri
dan bekerja sama dengan baik.
Dari segi
bidang studi, maka tidak semua bidang studi cocok untuk diprogramkan secara
individual. Program pembelajaran individual dapat dilaksanakan secara efektif,
bila mempertimbangkan hal-hal berikut, disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan siswa. tujuan pembelajaran dibuat dan dimengerti oleh siswa, prosedur
dan cara kerja dimengerti oleh siswa, kriteria keberhasilan dimengerti oleh
siswa, dan keterlibatan guru dalam evaluasi dimengerti siswa.
e. Orientasi dan Tekanan Utama
Pelaksanaan
Program
pembelajaran individual berorientasi pada pemberian bantuan kepada se:iap siswa
agar ia dapat belajar secara mandiri. Kemandirian belajar tersebut merupakan
tuntutan perkembangan individu. Dalam pelaksanaan guru berperan sebagai
fasilitator, pembimbing, pendiagnosis kesukaran belajar, dan rekan diskusi.
Guru berperan sebagai guru pendidik, bukan instruktur.[5]
2.
Pendekatan
Kelompok
Pendekatan kelompok
memang suatu saat diperlukan dan digunakan untuk membina dan
mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo
socius yaitu makhluk yang cenderung untuk hidup bersama.
Dengan
penekanan pendekatan kelompok,
diharapkan dapat ditumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk
mengendalikan rasa egois yang ada pada diri mereka masing-masing. Dan mereka
sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, tidak ada makhluk hidup yang terus
menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak
langsung, disadari atau tidak disadari.[6]
Jadi pendekatan kelompok adalah pendekatan
yang dilakukan guru dengan
tujuan membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina sikap kesetiakawanan sosial. Misalnya anak
didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dengan kelompok sehingga akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan
kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang
kekurangan. Sebaliknya mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau
belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan tanpa rasa minder. Persaingan yang
positif pun terjadi di kelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar
yang optimal serta anak didik menjadi aktif, kreatif dan mandiri. Pendekatan
kelompok merupakan pendekatan yang dilakukan guru dengan cara mengelompokkan
anak didiknya sesuai dengan kriterianya demi tercapainya kegiatan belajar
mengajar.
Ketika guru akan menggunakan
pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa ahl itu tidak
bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang akan
dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akn diberiakan kepada anak didik memang
cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu, pendekatan kelompok
tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus memnpertimbangkan hah-hal
yang ikut mempengaruhi penggunaannya.
Dalam pengolahan kelas, terutama
yang berhubungan dengan penempatan anak didik, pendekatan kelompok sangat
diperlukan. Perbedaan individual anak didik, pada aspek biologis, intelektual,
dan psikologis dijadikan sebagai pijakan dalam melakukan pendekatan kelompok.[7]
Ciri yang menonjol pada pembelajaran secara kelompok dapat
ditinjau dari segi:
a.
Tujuan
pengajaran pada kelompok kecil
Tujuan pengajaran pada kelompok
kecil adalah memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah secara rasional, mengembangkan sikap social dan
semangat bergotong-royong dalam kehidupan, mendinamiskan kegiatan kelompok
dalam belajar sehingga tiap anggota merasa diri sebagai bagian dari kelompok
yang bertanggungjawab, mengembangkan kemampuan kepemimpinan-kepemimpinan pada
tiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok.
b.
Siswa
dalam pembelajaran kelompok kecil
Siswa dalam kelompok kecil adalah anggota kelompok yang
belajar untuk memecahkan masalah kelompok. Kelompok kecil merupakan satuan
kerja yang kompak dan kohesif.[8]
3.
Pendekatan
Bervariasi
Permasalahan
yang dihadapi anak didik biasanya bervariasi,
maka pendekatan yang digunakan pendidik akan lebih tepat dengan menggunakan pendekatan bervariasi pula. Misalnya
anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda
cara pemecahannya/ penyelesaiannya dan menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula.Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan
yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar adalah bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul
dalam pengajaran adalah
berbagai motif sehingga diperlukan variasi
teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat
yang dapat guru gunakan untuk
kepentingan pengajaran.
Jadi pendekatan variasi adalah
suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan anak didik yang bervariasi
dengan menggunakan variasi teknik
pemecaham masalah tersebut. Misalnya permasalahan anak didik yang tidak
disiplin dan anak didik yang suka bicara akan berbeda cara pemecahannya dan
menghendaki pendekatan yang berbeda pula. Demikian juga halnya terhadap anak
didik yang membuat keributan. Di sini guru dapat menggunakan teknik pemecahan
masalah dengan pendekatan variasi.
Dalam belajar, anak didik mempunyai
motivasi yang berbeda. Pada satu sisi anak didik mempunyai motivasi yang
rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai motivasi yang tinggi. Anak
didik yang satu bergairah belajar, anak didik yang lain kurang bergairah
belajar. Sementara sebagian besar anak belajar, satu atau dua orang anak tidak
ikut belajar. Mereka duduk dan berbicara (berbincang-bincang) satu sama lain
tentang hal-hal lain yang terlepas dari masalah pelajaran.
Dalam mengajar, guru yang hanya
menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif
dalam waktu yang relatif lama. Bila terjadi perubahan suasana kelas, sulit
menormalkannya kembali. Ini sebagai ada tandanya gangguan dalam proses belajar
mengajar. Akibatnya, jalannya pelajaran menjadi kurang efektif, efisiensi, dan
efektivitas pencapaian tujuan pun jadi terganggu. Disebabkan anak didik kurang
mampu berkonsentrasi.metode yang hanya satu-satunya dipergunakan tidak dapat
diperankan, karena memang gangguan itu terpangkal dari kelemahan metode
tersebut. Karena itu, dalam mengajar kebanyakan guru menggunakan beberapa
metode dan jarang sekali menggunakan satu metode.[9]
Adapun Kelebihan
Pendekatan Bervariasi yaitu:
a. Guru bebas menggunakan metode apa
saja yang diinginkan asal anak didiknya lebih memahami materi yang diberikan.
b. Dapat meningkatkan perolehan
prestasi belajar siswa.
Kelemahan Pendekatan Bervariasi yaitu:
a. Karena perbedaan daya tangkap anak,
terkadang pendekatan yang bervariasii tersebut justru tidak cocik dengan
sebagian anak didik.
b. Membutuhkan kejelian para guru untuk
menentukan pendekatan yang bagaimana yang cocok diterapkan untuk anak didiknya.
Langkah-langkah
Pendekatan Bervariasi :
a. Guru menentukan metode pembelajaran
yang cocok untuk siswa.
b. Guru menyampaikan materi pelajaran.
c. Siswa mendengarkan materi pelajaran.
4.
Pendekatan
Edukatif
Pendekatan yang
benar bagi pendidik adalah dengan pendekatan
edukatif. Setiap tindakan, sikap dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan
untuk mendidik anak didik agar
menghargai norma hukum, norma susila,
norma sosial dan norma agama. Dengan tujuan meletakkan dan membina watak
anak didik dengan pendidikan
akhlak yang mulia. Membimbing anak didik bagaimana cara memimpin kawan-kawannya
dan anak-anak lainnya, membina bagaimana cara menghargai orang lain dengan cara
mematuhi semua perintah yang bernilai kebaikan.[11]
Jadi pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didik yang bernilai pendidikan dengan tujuan
untuk mendidik anak didik agar
menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma
agama. Misalnya ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak
jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi mereka disuruh berbaris di depan pintu
masuk dan ketua kelas diperintahkan untuk mengatur barisan, dan anak-anak
berbaris dalam kelompok sejenisnya. Kemudian guru berdiri sambil
mengontrol mereka. semuanya dipersilahkan masuk kelas satu persatu menyalami
guru dan mencium tangan guru sebelum dilepas. Akhirnya semua anak masuk dan
pelajaran pun dimulai.
5.
Pendekatan
Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran disekolah
tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari
banyak mata pelajaran.dalam prateknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa
juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.Dengan penerapan prinsip-prinsip
mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan
pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran.khususnya untuk mata pelajaran
umum sangat penting dengan pendekatan keagamaan. Mata pelajaran umum pun sangat
berkepentingan dengan pendekatan
keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler,
tetapi menyatu dengan nilai agama.
Dengan penerapan prinsip-prinsip
mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, pendidik dapat menyisipkan
pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum. Tentu saja pendidik
harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang
dipegang. Mata pelajaran
biologi, misalnya, bukan terpisah dari masalah agama,tetapi ada hubunganya. Pendekatan keagamaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur
agama dalam setiap mata pelajaran dan untuk menanamkan jiwa agama kepada dalam
diri siswa. Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil rendahnya
jiwa agama didalam diri siswa, agar nilai-nilai agamanya tidak dicemoohkan dan
dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami,dihayati dan diamalkan siswa.[12]
6.
Pendekatan
Kebermaknaan.
Dalam rangka penguasaan bahasa asing
guru tidak bisa mengabaikan masalah pendekatan yang harus digunakan dalam
proses belajar mengajar. Salah satu sebab kegagalan penguasaan bahasa asing
oleh siswa, adalah kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain
faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas, lingkungan serta kompetensi
guru. Kegagalan pengajaran tersebut tentu saja tidak boleh dibiarkan begitu
saja, karena akan menjadi masalah bagi siswa dalam setiap jenjang pendidikan
yang dimasukinya. Karenanya perlu dipecahkan. Salah satu alternatif ke arah
pemecahan masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru, yaitu pendekatan
kebermaknaan. [13]
Beberapa konsep penting yang
berkaitan dengan pendekatan ini diuraikan sebagai berikut:
a.
Bahasa
merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan malalui struktur (tata
bahasa dan kosa kata). Dengan demikian, struktur berperan sebagai alat
pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan).
b.
Makna
ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep
dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang natural, didukung
oleh pemahaman lintas budaya.
c.
Makna
dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun
tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada
situasi saat kalimat itu digunakan. Jadi keragaman ujaran diakui keberadaannya
dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis.
d.
Belajar
bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut sebagai
bahasa sasaran baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini
perlu didukung oleh pembelajaran unsur-¬unsur bahasa sasaran.
e.
Motivasi
belajar peserta didik merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan
belajamya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan
pelajaran dan kegiatan pembelajaran yang diikuti peserta didik. Dengan kata
lain, kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki peranan
yang amat penting dalam keberhasilan belajar peserta didik.
f.
Bahan
pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik
jika berhubungan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya.
Karena itu, pengalaman peserta didik dalam lingkungan, minat, tata nilai, dan
masa depannya harus dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
pengajaran dan pembelajaran untuk membuat pelajaran lebih bermakna bagi siswa.
g.
Dalam
proses belajar-mengajar, peserta didik merupakan subjek utama, bukan sebagai
objek belaka. Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus dipertimbangkan
dalam segala keputusan yang terkait dengan pengajaran.
h.
Dalam
proses belajar-mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa
mengembangkan keterampilan berbahasanya. Akhimya, perlu diikhtisarkan bahwa ada
berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam pendidikan dan pengajaran,
yaitu pendekatan individual, pendekatan kelompok, pendekatan bervariasi,
pendekatan edukatif pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan
emosional, pendekatan rasional, pendekatan fungsional, pendekatan keagamaan,
dan pendekatan kebermaknaan.[14]
7.
Pendekatan
Pengalaman
Untuk pendidikan agama islam, pendekatan pengalaman yaitu
suatu pendekatan yang memberikan keagamaan kepada siswa dalam rangka penanaman
nilai-nilai keagamaan pada siswa. Betapa tingginya nilai suatu pengalaman, maka disadari akan
pentingnya pengalaman bagi perkembangan
jiwa anak. Sehingga dijadikanlah pengalaman itu sebagai suatu pendekatan. Untuk
pendekatan ini maka metode yang dipertimbangkan adalah
metode pemberian tugas dan tanya jawab mengenai pengalaman keagamaan siswa.[15]
8.
Pendekatan
Lingkungan
Pendekatan
lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk
meningkatkan keterlibatan pesera didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai
sumber belajar. Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dengan cara mengamati sendiri apa yang
ada di lingkungan sekolah.
Pembelajaran
berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Membawa peserta didik ke lingkungan
untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini bias dilakukan dengan cara metode karya
wisata, metode pemberian tugas, dan lain-lain.
2. Membawa sumber-sumber dari
lingkungan ke sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut
bias sumber asli seperti nara sumber, bias juga sumber tiruan seperti model
atau gambar.[16]
KESIMPULAN
Untuk memotivasi siswa agar lebih senang belajar maka
diperlukan pendekatan pembelajaran.. Dengan pendekatan pembelajaran tersebut
diharapkam peserta didik dapat termotivasi untuk belajar.
Dari pembahasan macam-macam
pendekatan dalam belajar mengajar dapat kami simpulkan
sebagai berikut :
1. Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran.
2. Ada beberapa pendekatan yang diharapkan dapat membantu pendidik dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya;
Pendekatan Individual, Pendekatan Kelompok, Pendekatan Bervariasi, Pendekatan
Edukatif, Pendekatan Keagamaan, Pendekatan Kebermaknaan.
3. Pendekatan individual merupakan
pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan
kasus anak didiknya tersebut.
4. Pendekatan
kelompok adalah pendekatan yang dilakukan guru
dengan tujuan membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina
sikap kesetiakawanan sosial.
5. Pendekatan
variasi adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan
anak didik yang bervariasi dengan menggunakan variasi teknik pemecaham masalah tersebut.
6. Pendekatan
edukatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didik yang bernilai pendidikan dengan tujuan
untuk mendidik anak didik agar
menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma
agama.
7. Pendekatan
keagamaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur
agama dalam setiap mata pelajaran dan untuk menanamkan jiwa agama kepada dalam
diri siswa.
8. Pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada
bahasa dan makna.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri
Djamarah, Syaiful, 2006, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta
Mustakim, Zaenal, 2011, Strategi
dan Metode Pembelajaran, Yogyakarta: Matagraf
Mudjiono, Dimyati, 1999, Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.
Berbagai Pendekatan
Dalam Belajar Mengajar « Topiknugroho's Blog, http://topiknugroho.wordpress.com/2011/05/03/berbagai-pendekatan-dalam-belajar-mengajar/
[1]
Berbagai Pendekatan Dalam Belajar
Mengajar « Topiknugroho's Blog, http://topiknugroho.wordpress.com/2011/05/03/berbagai-pendekatan-dalam-belajar-mengajar/
[2] Zaenal Mustakim, Strategi dan
Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Matagraf, 2011), hlm.72.
[5] Ibid., hlm. 1163-165
[7] Ibid., hlm.64
[9] Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit.,
hlm.65-67
[11] Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit.,
hlm. 68
[12] Zaenal Mustakim, Op.Cit.,
hlm.84-85
[13] Ibid,. 86
[14] Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit.,
hlm. 79-80
[15] Ibid., hlm. 71
[16] Zaenal Mustakim, Op.Cit.,
(Yogyakarta: Matagraf, 2011), hlm 76-77
assalamualaikum.
BalasHapusnama: ianaturrizqia
nim : 2021111305
dalam makalah ini telah dijelaskan berbagai macam pendekatan dalam proses belajar mengajar, nah yang saya tanyakan sebagai calon guru.
apakah seorang guru dalam proses belajar nmengajar harus menggunakan pendekatan diatas atau cukup menggunakan satu atau dua pendekatan saja mhon penjlasanya. kemudian dari pendekatan" yang ada apa kelmahan dan kekurangannya bila diterapkan dalam proses belajar mengajar??? mhn penjelasanya makasih
Wa'alaikumussalam....
Hapusmenurut saya, seorang guru seharusnya dalam menggunakan pendekatan ketika proses belajar mengajar harus bisa menyesuaikan dengan keadaan atau kondisi yang ada. karena pendekatan ini sifatnya kondisional, kadang bisa digunakan dalam kondisi tertentu, kadang juga tidak bisa digunakan dalam kondisi lain. jadi ada baiknya seorang guru memahami semua pendekatan sehingga dalam kondisi apapun telah siap menggunakan pendekatan yang sesuai.
adapun kelemahan dan kelebihan pendekatan di atas tergantung dalam penggunaanya, karena bisa jadi lemah dalam kondsi tertentu kadang pula lebih dalam kondisi lain. misalnya kelebihan dan kelemahan pendekatan bervariasi, Kelebihan Pendekatan Bervariasi yaitu:
a. Guru bebas menggunakan metode apa saja yang diinginkan asal anak didiknya lebih memahami materi yang diberikan.
b. Dapat meningkatkan perolehan prestasi belajar siswa.
Kelemahan Pendekatan Bervariasi yaitu:
a. Karena perbedaan daya tangkap anak, terkadang pendekatan yang bervariasii tersebut justru tidak cocok dengan sebagian anak didik.
b. Membutuhkan kejelian para guru untuk menentukan pendekatan yang bagaimana yang cocok diterapkan untuk anak didiknya.
nur latifah
BalasHapus2021 111 215
F
menurut pemakalah, adakah pendekatan yang lain selain yang diatas???kalau ada mohon jelaskan...
dan jika kita nanti menggunakan kurikulum 2013 apakah kita menggunakan pendekatan2 diatas atau ada kemungkinan diganti yang lain..!!trimaksih
menurut saya, pendekatan yang disebutkan di atas hanya sebagian kecil saja. masih banyak pendekatan lain. misalnya Pendekatan konstekstual, yakni berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.
Hapusdalam kurikulum 2013 bisa diterapkan pendekatan-pendekatan di atas. karena sebenarnya kurikulum 2013 adalah bentuk penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. jadi pendekatan-pendekatan di atas pun masih bisa digunakan.