MAKALAH
PENDEKATAN DALAM PROSES
BELAJAR MENGAJAR
Disusun
guna memenuhi tugas:
Mata
kuliah: strategi belajar mengajar
Dosen
pengampu: Ghufron Dimyati
Di
susun oleh:
Inayah
(2021111165)
Andi
yoga S (2021111176)
Ahris
maula ulya (2021111177)
Kelas:
I
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam proses belajar mengajar, kita sering
menggunakan berbagai macam metode dan pendekatan. Dan secara tidak sadar kita
melakukan strategi untuk memerangi ketidaktahuan. Namun sebelum metode, sebuah
pendekatan nampaknya penting diketahui hal ini untuk mengoptimalisasi kegiatan balajar dikelas, karena nampaknya
kita sering lupa bahwa kita amat terpengaruh oleh semua lingkungan yang kita
tinggali. Adalah resiko bagi seorang pendidik untuk mendekati semua ini yang
berpengaruh pada proses pelaksanaan pendidikan, karena hasil pendidikan itupun
yang menjadi pengaruh terbesar dalam peradaban manusia, tidak ada yang tidak
berkembang tanpa pendidikan.Guru perlu menyadari dan memaklumi bahwa anak didik
itu merupakan individu dengan segala perbedaanya sehingga diperlukan beberapa
pendekatan dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu sebelum guru melakukan pengajaran
diharapkan telah mengetahui pendekatan yang diambil tepat untuk anak didiknya. Supaya
proses balajar mengajar bisa berjalan lancar
BAB 11
PEMBAHASAN
PENDEKATAN DALAM
STRATEGI BELAJAR- MENGAJAR
A.
HAKIKAT
PENDEKATAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Dalam kegiatan pembelajaran, ternyata
tidak semudah yang dibayangkan. Kalau kita beranggapan bahwa tugas guru adalah
cuma ceramah, menyampaikan materi terussalam dan pergi adalah suatu hal yang
sangat keliru.
Pendekatan pembelajaran diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada sudut pandang tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode
pembelajaran dengan cukup teorits tertentu.
Pada dasarnya pendekatan pembelajaran
berbeda dengan metode pembelajaran. Pendekatan lebih menekankan pada strattegi
dalam perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan pada teknik
pelaksanaannya. Satu pendekatan direncanakan untuk satu pembelajaran, mungkin
dalam pelaksanaan proses tersebut digunakan beberapa metode. Sebagai contoh
dalam pembelajaran pencemaran lingkungan. Pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran tersebut dapat dipilih dari beberapa pendekatan yang sesuai,
antara lain pendekatan lingkungan. Ketika proses pembelajaran pencemaran
lingkungan dilaksanakan dengan pendekatan lingkungan, maka dapat digunakan
beberapa metode, misalnya metode observasi, metode diskusi, dan metode ceramah.[1]
B.
BERBAGAI
PENDEKATAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
1.
Ekspository
Learning
Pendekatan
ini dilatarbelakangi anggapan terhadap siswa bahwa mereka masih kosong dengan
ilmu. Dalam pendekatan ini guru berfungsi sebagai desainer dan sebagai aktor.
Secara garis besar
prosedur pendekatan ekspository learning ini adalah:
·
Preparasi
Yaitu, guru
mempersiapkan (preparasi) bahan selengkapnya secara sistematis dan rapi.
·
Apersepsi
Guru bertanya atau
memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian anak didik kepada meteri
yang akan diajarkan.
·
Presentasi
Guru menyajikan bahan
dengan cara memberikan ceramah atau menyuruh anak didik membaca bahan yang
telah disiapkan dari buku teks tertentu atau yang ditulis guru sendiri.
·
Resitasi
Guru bertanya dan anak
didik menjawab sesuai bahan yang dipelajari, atau anak didik disuruh menyatakan
kembali dengan kata- kata sendiri (resitasi), tentang pokok- pokok masalah yang
telah dipelajari secara lisan maupun tulisan.
2.
Enquiry
learning
Adalah
belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar- mengajar ini guru
menyajikan bahn pelajaran tidak dalam bentuk yang final, tetapi anak didik
diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan
teknik pendekatan pemecahan masalah.
Pendekatan
enquiry learning dilatar belakangi oleh anggapan seorang pendidik bahwa siswa
merupakan subjek dan objek yang telah memiliki ilmu pengetahuan..
Dalam pendekatan ini
guru berfungsi sebagai supervisor, fasilator, mediator, dan komentator.
3.
Mastery
learning (belajar tuntas)
Belajar
tuntas didasarkan pada kondisi objektif bahwa setiap siswa dapat mencapai
belajar tuntas, namun biasanya membutuhkan waktu yang berbeda- beda.
Bentuk pengajaran dalam
model belajar tuntas ini bisa dilaksanakan secara individual, tetapi dapat juga
secara kelompok. Dan tentunya pengajaran ini memerlukan adanya kelengkapan
perangkat penunjang seperti modul, laboratorium, ataupun teaching mechine.
4.
Humanity
education
Sebuah
sistem klasik yang bersifat global, tetapi beberapa prinsip dasarnya diambil
para ahli pendidikan untuk dijadikan sebuah sistem pendekatan PBM.
Pendekatan humanistic
menitik beratkan pada upaya membantu siswa agar dapat mencapai perwujudan
dirinya sesuai dengan kemempuan dasar dan kekhususan yang ada pada diri siswa.[2]
C.
CONTOH
PENDEKATAN DALAM PROSES BELAJAR- MENGAJAR
Contoh berbagai
pendekatan dalam proses belajar mengajar, antara lain:
1.
Resource-
based learning
“Resource-
basedlearning” adalah cara belajar yang bermacam- macam bentuk dan segi-
seginya. Metode ini dapat singkat atau panjang, berlangsung selama satu jam
pelajaran atau selama setengah semester dengan pertemuan dua kali seminggu
selama satu atau dua jam, dapat diarahkan oleg guru atau berpusat pada kegiatan
murid, dapat mengenai satu mata pelajaran tertentu atau melibatkan berbagai
disiplin, dapat bersifat indifidual atau klasikal, dapat menggunakan alat
audio- visual yang diamati secara individual atau diperlihatkan kepada seluruh
kelas.[3]
2.
Mastery
learning (belajar tuntas)
Mastery
learning atau biasa disebut belajar tuntas, adalah pendekatan yang bertujuan
agar materi pelajaran dikuasi oleh murid secara tuntas.
Di indonesia ide
mastery learning atau belajar tuntas dipopulerkan oleh BP3K (Badan pengembangan
dan penelitian pendididkan dan kebudayaan) yang dikaitkan dengan pembaharuan
kurikulum (kurikulum 1975, PPSP atau proyek perintis sekolah pembangunan dengan
pengajaran modulnya).[4]
3.
Pendekatan
audio- tutorial
Pendekatan
ini juga berdasarkan belajar secara individual. Anak- anak dapat belajar
menurut kecepatan masing- masing dengan bahan pelajaran yang tidak uniform
dengan yang lain dan memungkinkan pendalaman bagi individu menurut tujuan
masing- masing.
Pendekatan belajar ini
adalah belajar sendiri oleh murid dalam booth,
semacam bilik yang kecil (audio- tutorial booth atau self- instructional
learning carnel), yang dilengkapi dengan audio- tape yang mengarahkan siswa
kepada berbagai kegiatan- kegiatan belajar, alat audio- visual, mungkin juga
eksperimen yang harus dilakukan.[5]
4.
Belajar
bebas
Belajar
bebas bertujuan agar murid dapat belajar sendiri, menentukan sendiri apa yang
dipelajari, bagaimana mempelajarinya, tanpa diatur secara ketat oleh guru atau
peraturan.
Belajar berdasarkan
kebebasan membawa perubahan yang positif pada anak, tentang sikapnya terhadap dirinya
serta hubungannya dengan orang lain.
Belajar bebas dapat
dilaksanakan bila syarat- syarat tertentu dapat dipenuhi, yakni:
Syarat-
syarat belajar bebas:
a.
Adanya
masalah
Adanya
suatu masalah yang menarik dan bermakna bagi murid. Masalah itu harus riil yang
ada kaitannya dengan kehidupan murid, sehingga ada hasrat dan kesediaan untuk
memecahkannya.
b.
Kepercayaan
akan kesanggupan manusia
Syarat
ini hanya dapat dilakukan oleh diri guru, karena cara belajar ini hanya mungkin
berdasarkan keyakinan penuh dari pihak guru akan kemampuan murid untuk berbuat
yang baik, untuk belajar sendiri, untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.
c.
Keterbukaan
guru
Keterbukaan
guru akan kepribadiannya yang sesungguhnya, tidak boleh menutup- nutupinya, ia
harus jujur menampakkan perasaannya yang sebenarnya sebagai manusia, yang dapat
benci atau suka, senang dan sedih, marah, jengkel, atau gembira.
d.
Menghadapi
murid
Guru
harus menerima murid menurut pribadi masing- masing, dan dapat menghargai
sifat- sifat mereka walaupun menyimpang dari apa yang umumnya dianggap baik.
Sikap menerima dan
menghargai ini pada dasarnya sama dengan kepercayaan akan kemampuan individu
untuk belajar dan berkembang.[6]
5.
Signal
learning (belajar isyarat)
Timbul setelah sejumlah
pengalaman tertentu.
Contoh:
-
aba- aba “siap!”
merupakan suatu signal atau isyarat untuk mengambil sikap tertentu.
-
Melihat ular atau ulat
yang besar menimbulkan rasa jijik. Melihat ular itu marupakan isyarat yang
menimbulkan perasaan tertentu
6.
Stimulus-
response learning (Belajar stimulus respon)
Kemampuan
ini tidak diperoleh dengan tiba- tiba, akan tetapi melalui latihan- latihan.
Respon itu dapat diatur atau dikuasai.
Contoh:
-
depannya bila kita
katakan “kasi tangan” atau “salam”. Ucapan “kasi tangan” merupakan stimulus
yang menimbulkan respon “memberi salam” oleh anjing itu.
7.
Chaining
(rantai atau rangkaian)
Terjadi
bila terbentuk hubungan antara beberapa S-R, oleh sebab yang satu terjadi segera setelah yang satu lagi, jadi
berdasarkan “contiguity”.
Contoh:
-
“Ibu- bapak”, “kampung-
halaman”, “selamat- tinggal” dll.
8.
Discrimination
(Belajar diskriminasi)
Contoh:
-
Anak dapat mengenal
berbagai merk mobil beserta namanya, walaupun tampaknya mobil itu banyak
persamaan.
-
Demikian pula anak
dapat membedakan manusia yang satu dari yang lain, juga tanaman binatang, dan
lain- lain.
Makin banyak yang harus
dirangkaikan, makin besar kesulitan yang dihadapi, karena kemungkinan gangguan
atau “interference” itu, dan kemungkinan suatu chain dilupakan.
9.
Concept
learning (Belajar konsep)
Belajar
konsep mungkin karena kesanggupan manuia untuk mengadakan representasi internal tentang dunia sekitarnya dengan menggunakan
bahasa.
Dengan
menguasai konsep, ia dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu,
misalnya menurut warna, bentuk, besar, jumlah dan sebagainya.
Dalam hal ini kelakuan
manusia tidak dikuasai oleh stimulus dalam bentuk fisik, melainkan dalam bentuk
yang abstrak.
Contoh:
-
Dapat anak kita suruh
melakukan perintah, “ambil botol yang ditengah”.
Untuk
mempelajari suatu konsep anak harus mengalami berbagai situasi dengan stimulus
tertentu.
10.
Lure
learning (Belajar aturan)
Type
belajar ini banyak terdapat dalam pelajaran disekolah. Banyak aturan yang perlu
diketahui oleh setiap orang yang terdidik. Aturan ini terdapat dalam tiap mata
pelajaran.
Contoh:
-
Benda yang dipanaskan
memuai; angin berhembus dari daerah maksimum ke daerah minimum.
11.
Problem
solving (pemecahan masalah)
Disekolah
murid-murid terus menerus dihadapkan dengan berbagai masalah dalam tiap
matapelajaran.
Dalam memecahkan
masalah sering harus dilalui barbagai langkah seperti mengenal setiap unsur
dalam masalah itu, mencari aturan- aturan yang berkenaan dengan masalah itu dan
dalam segala langkah perlu ia berpikir.[7]
BAB 111
PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran
dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau
merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam
perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan
kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan
pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Macam- macampendekatan
dalam pembelajaran:
a. Ekspository
Learning
b. Enquiry
learning
c. Mastery
learning (belajar tuntas)
d. Humanity
education
Contoh- contoh pendekatan
pembelajaran:
a. Resource-
based learning
b. Mastery
learning (belajar tuntas)
c. Pendekatan
audio- tutorial
d. Belajar
bebas
e. Signal
learning (belajar isyarat)
f. Stimulus-
response learning (Belajar stimulus respon)
g. Chaining
(rantai atau rangkaian)
h. Discrimination
(Belajar diskriminasi)
i.
Concept learning
(Belajar konsep)
k. Problem
solving (pemecahan masalah)
DAFTAR PUSTAKA
Ø Zainal
Mustakim, 2009 Strategi Dan Metode
Pembelajaran, Pekalongan: STAIN Pekalongan Press
Ø Pupuh
Fathurrahman. M Sobry Sutikno, 2009 Strategi
Belajar Mengajar, Bandung: Anggota Ikapi
Ø S.
Nasution, 2000 Berbagai Pendekatan Dalam
Proses Belajar Dan Mengajar,
Jakarta: PT Bumi Aksara
[1] Zainal Mustakim, Strategi Dan
Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009), hlm.
71-72.
[2] Pupuh Fathurrahman. M Sobry Sutikno,
Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Anggota Ikapi, 2009), hlm. 30-34.
[3] S. Nasution, Berbagai Pendekatan
Dalam Proses Belajar Dan
Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), hlm. 29
[4] Ibid,. Halm.36-37
[5] Ibid,. Halm.64
[6] Ibid,. Halm.80-87
[7] Ibid,. Halm. 136-139
Assslamu'alaikum.
BalasHapusSingkat saja ya :) terkait empat pendekatan dalam pembelajarn yang sudah di jelaskan di atas. saya mau tanya, kekurangan dan kelebihan dari ke empat macam pendekatan tersebut?
Terimakasih.
waalaikumsalam. terima kasih atas partanyaan ynga luar biasa. dibawah ini akan saya kemukakan bebrapa kekurangan dan kelebihan dari pendekatan pendekatan yang ada pada makalah diatas, sila disimak.
Hapus1. Ekspository learning
Kelebihan: dapat menyampaikan banyak materi dalam waktu yang singkat
Kekurangan: *siswa kadang jenuh, karena hanya mendengarkan guru ceramah menyampaikan pelajaran.
*siswa sering tidak paham dan lebih cenderung mengobrol sendiri.
2. Enquiry learning
Kelebihan: dapat merangsang siswa jadi lebih aktif untuk berpikir.
kekurangan: pemikiran atau pemehaman masing2 siswa berbeda, jadi tidak semua siswa mampu untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
3. Mastery learning
kelebihan: *memungkinkan siswa belajar lebih aktif, dan memungkinkan siswa untuk mengembangkan sendiri, memecahkan masalah sendiri.
*guru dan siswa dapat bekerjasama dengan baik.
kekurangan: * guru sering mengalami kesulitan dalam membuat rancangan pembelajaran, karena harus dibuat dlam jangka waktu yang panjang.
*pendekatan ini membutuhkan fasilitas yang memadai, dana, dan waktu yang banyak.
4. Humanity education
kelebihan: *dapat mencapai perwujudan dirinya sesuai dengan kemempuan dasar dan kekhususan yang ada pada diri siswa
Kekurangan: *Sedangkan kekurangan teori humanistik yaitu Peserta didik kurang mengenal diri dan potensi potensi yang ada pada diri mereka
untuk kekurangannya:
Hapus- terlalu banyak makan waktu
- bagi anak yang kurang aktif mungki akan membosankan
untuk kelebihannya:
- memacu keaktifan siswa dalam belajar
- siswa menjadi lebih mandiri
- mengeluarkan segi- segi yang terbaik dalam pribadi anak
- membawa perubahan positif terhadap pribadi anak
Assalamualiakum wr. wb
BalasHapusNurul Falah 2021111163
Dalam kterbukaan guru kan disitu disebutkan tidak boleh menutup-nutupinya, andai saja pendidik itu sifatnya atau kepribadiannya ternyata killer atau menakutkan biasanya pesrta didik cenderung tidak aktif, atau bahkan menjadi sering tidak masuk, bagaimana solusi yang tepat menurut pemakalah?? makassssren
waalaikumsalam. . .
Hapusmenurut saya kepribadian guru yang menakutkan ataupun galak ada 2 kemungkinan.
yang pertama mnakutkan atau galak disini adalah karena siswa mungkin melakukan kesalahan, yang menyebabkan siswa tsbt dimarahi(didik,dinasehati)
dan yang kedua guru galak atau menakutkan mugkin dikarenakan bawaan dalam kesehariannya.atau biasa disebut watak.
solusi, jika anda berani, anda bisa langsung memberi masukan kepada guru yang bersangkutan sesuai dengan asas keterbukaan.
yang kedua jika anda tidak berani membri masukan kepada guru scr lngsung, anda bisa berkonsultasi dengan guru BK yang ada disekolah.
itu jawaban dari saya, , jika ada kekurangan sila komen lagi. .
menurut saya, pribadi guru yang killer mungkin itu adalah bawaan dari dirinya, selain guru tersebut harus mampu menghilangkan kekillerannya, mahasiswapun harus mampu memahami apa yang diajarkannya, jadi jangan melihat dari segi kekurangannya, tetapi lihatlah dari apa yang diajarkannya. berarti intinya kembali kepada mahasiswa untuk benar- benar fokus dengan pelajarannya.
Hapusdemikian pendapat dari saya.
Mas Ahris _ Apakah guru bk mengurus para pendidik, bukannya yang diutamakan pesrta didiknya?
HapusAya Naya _ Iya bener pendapat jenengan, tapi yang terjadi biasanya pserta didik melihat dari sifat killer tadi dan jarang yang memperhatikan sampai sesuatu yang di ajarkannya........
Hapussalah siapa ga mau merhatiin...!
HapusAssalamualiakum wr. wb..
BalasHapusWildan Faza
2021 111 206
DARI KE EMPAT PENDEKATAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERSEBUT, MENURUT PEMAKALAH MANA PENDEKATAN YANG PALING MENONJOL.. BERIKAN PENJELASANNYA..
@el_wifa
Dalam ke empat pendekatan diatas sebenarnya semuanya menonjol, akan tetapi paling sering digunakan dalam pembelajaran disekolah-sekolah (SMA) yaitu pendekatan Ekspository learning yaitu guru menerangkan secara langsung kepada siswa materi-materi yang akan diajarkan. Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru....
Hapusterimakasih, sekin jawaban dri saya
SASAHA
ekspository learning
Hapuskarena pada metode ini lebih mengembangkan pribadi dan memacu keaktifan siswa dalam belajar, dan metode ini sudah umum dipakai pada tiap sekolah.
Gilang Gintaka
BalasHapus2021 111 207
Saya sebenernya cukup males untuk membaca makalah Anda ini karena kan kita sama2 tahu kalo kita ini musuh abadi. :D
Jadi saya minta Anda sebutkan point plus ataupun pelajaran ataupun hikmah yg bisa diimplementasikan pada KBM, selain yg telah disebutkan di atas, terimakasih.
Terimakasih...
Hapussaya juga sebelumnya males menjawab pertanyaan dari MAHODISTA, tpi bagaimana lagi ini sudah kewajiban saya untuk menjawab...
jadi hikmah yang dapat kita ambil dari makalah ataupun materi diatas, setelah kita belajar berbagai pendeketan yang ada, diharapkan kita dapat menjadi pengajar yang profesionalyang dapat menerapkan berbagai metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar,supaya kegiatan belajar mengajar berjalan secara efektif efisien nyaman menarik demi tercapainya tujuan belajar yang ingin dicapai.
Secara umum metode mempunyai kegunaan:
Hapus- memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
- mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera.
- menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
- memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya
- memberi rangsangan yang sama, menyamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA: KHOLIS ARIFAH
BalasHapusNIM:2021 111 293
Assalamu'alaikum,
berkaitan dengan makalah pendekatan dalam belajar mengajar, saya ingin menanyakan pendekatan yang mana yang sesuai digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. adakah prinsip-prinsip tertentu untuk menjalankan pendekatan?
sama pertanyaannya denagan audien lain, bahwasannya semua metode adalah tetat, cuman metode yang paling sering digunakan pada semua sekolah kebanyakan menggunakan metode ekspositore learning, karena ini memang sudah umum.karena pada metode ini lebih mengembangkan pribadi dan memacu keaktifan siswa dalam belajar,
Hapuswaalaikumsalam. .
BalasHapusmenurut saya pendekatan yang sesuai digunakan dalam kegiatan belajar mengajar pada khususnya SD, SMP, SMA adalah pendekatan Ekspository Learning ataupunTCL. dimana pendekatan ini beranggapan bahwa siswa itu masih kosong dari Ilmu, dan disini guru berperan aktif dalam penyampaian proses belajar mengajar, sedangkan dalam kegiatan perkuliahan pendekatan yang sering digunakan adalah pendekatan Enquiry Leraning ataupun SCL, dimana proses belajar mengajar berpusat pada siswa atau peserta didik..
assalamu'alaikum...............
BalasHapussaya kurang paham dengan pengertian contoh pendekatan dalam proses belajar mengajar pada point ke 7.tolong jelaskan menggunakan bahasa pemakalah
terimakasih.....................
Chaining adalah belajar menghubungkan satuan ikatan S-R(Stimulus-Respons) yang satu dengan yang lain.Contoh: kampung-halaman, makan malam. dua kata yang artinya menjadi satu
Hapusfaisal fahmi 2021111255
BalasHapusassalamualiakum wr wb...
yang ingin saya tanyakan adalah, tentang pendekatan Mastery learning saya kurang paham, mohon dijelaskan kembali, tahapan-tahapan dari pendekatan tersebut... serta contohnya? trimakasih...