Laman

new post

zzz

Sabtu, 21 September 2013

SBM-F-3: Pendekatan SBM


PENDEKATAN BELAJAR MENGAJAR
Di susun untuk memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu : Ghufron Dimyati, M.S.I


Disusun Oleh :
Khasan Fauzi                           2021 111 067
Nur Farida                               2021 111 303
Ikvina Nailul Khikmah           2021 111 375

Kelas : F

PRODI PAI
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) PEKALONGAN
2013



PENDAHULUAN

Dalam proses belajar mengajar, kita sering menggunakan berbagai macam metode dan pendekatan. Dan secara tidak sadar kita melakukan “strategi” untuk memerangi ketidaktahuan Namun sebelum metode, sebuah pendekatan nampaknya penting diketahui hal ini untuk mengoptimalisasi kegiatan belajar dikelas, karena nampaknya kita sering lupa bahwa kita amat terpengaruh oleh semua lingkungan yang kita tinggali. Adalah resiko bagi seorang pendidik untuk mendekati semua ini yang berpengaruh pada proses pelaksanaan pendidikan, karena hasil pendidikan itupun yang menjadi pengaruh terbesar dalam peradaban manusia, tidak ada yang tidak berkembang tanpa pendidikan.
Dalam  mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik anak didik. Guru perlu menyadari dan memaklumi bahwa anak didik itu merupakan individu dengan segala  perbedaannya sehingga diperlukan beberapa pendekatan dalam  proses belajar mengajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan.  Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang aktif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dan anak didik. Oleh karena itu, sebelum guru melakukan pengajaran diharapkan telah mengetahui pendekatan yang diambil adalah tepat untuk anak didiknya. Supaya proses belajar mengajar bisa berjalan lancar. Untuk itu dalam makalh ini kami sajikan pendekatan-pendekatan dalam strategi belajar mengajar.



PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pendekatan Belajar Mengajar
Mendefinisikan pendekatan pembelajaran perlu dipahami arti dan masing-masing kalimat tersebut Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”. Menurut Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni (1998: 25) bahwa, “pendekatan pembelajaran diartikan model pembelajaran”. Sedangkan pembelajaran menuzut H.J. Gino dkk. (1998:32) bahwa, “pembelajaran atau intruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”. Sukintaka (2004: 55) bahwa, “pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”.[1]
Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai pendapat Wahjoedi (1999 121) bahwa, “pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”. Menurut Syaifuddin Sagala (2005: 68) bahwa, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.
Pendekatan pembelajaran juga dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.[2]

B.       Macam-Macam Pendekatan dalam Belajar Mengajar
Ada beberapa pendekatan yang diharapkan dapat membantu pendidik dalam  menyelesaikan berbagai masalah dalam  kegiatan belajar mengajar, diantaranya :
1.         Pendekatan Individual
Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut.Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas.
Pada kasus-kasus tertentu yang timbul dalam  kegiatan belajar mengajar dapat diatasi dengan pendekatan individual. Misalnya untuk menghentikan anak didik yang suka bicara. Caranya dengan memisahkan atau memindahkan salah satu dari anak didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Anak didik yang suka bicara ditempatkan pada kelompok anak didik yang pendiam.[3]
   
a.    Tujuan Pengajaran pada Pembelajaran secara Individual.
Guru membantu siswa yang menghadapi kesukaran. Adapun tujuan pembelajaran yang menonjol adalah :
1)   Pemberian kesempatan dan keleluasaan siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri. Dalam pengajaran individual awal pelajaran adalah kemampuan tiap individual.
2)   Pengembangan kemampuan tiap individu secara optimal. Tiap individu memiliki paket belajar sendiri-sendiri, yang sesuai dengan tujuan belajarnya secara individual juga.[4]
b.    Kedudukan Siswa dalam Pembelajaran secara Individual
Kedudukan siswa dalam pembelajaran individual bersifat sentral. siswa memiliki keleluasaan berupa keleluasaan belajar berdasarkan kemampuan sendiri,kebebasan menggunakan waktu belajar, dalam hal ini siswa bertanggung jawab atas semua kegiatan yang dilakukannya, keleluasaan dalam mengontrol kegiatan, kecepatan, dan intensitas belajar, dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan, siswa melakukan penilaian sendiri atas hasil belajar, siswa dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar sendiri, serta siswa memiliki kesempatan untuk menyusun program belajarnya sendiri.
Keenam jenis kedudukan siswa tersebut berakibat pada adanya perbedaan tanggung jawab belajar mengajar. Pada pembelajaran secara individual, tanggung jawab siswa untuk belajar sendiri sangat besar. Pelajar bertanggung jawab penuh untuk belajar sendiri.
c.    Peran Guru dalam Pembelajaran secara Individual.
Kedudukan guru dalam pembelajaran individual bersifat membantu. Bantuan guru berkenaan dengan komponen pembelajaran berupa perencanaan kegiatan belajar, pengorganisasian kegiatan belajar, penciptaan pendekatan terbuka antara guru dan siswa, dan fasilitas yang mempermudah belajar.
Perenan guru dalam merencanakan kegiatan belajar sebagai berikut; membantu merencanakan kegiatan belajar siswa; dengan musyawarah guru membantu siswa menetapkan tujuan belajar, membuat program belajar sesuai kemampuan siswa, membicarakan pelaksanaan belajar, mengemukakan criteria keberhasilan belajar, menentukan waktu dan kondisi belajar, berperan sebagai penasihat atau pembimbing, dan membantu siswa dalam penilaian hasil belajar dan kemajuan sendiri.
d.   Program Pembelajaran dalam Pembelajaran Individual
Dari segi kebutuhan pebelajar, program pembelajaran individual lebih efektif, sebab siswa belajar sesuai dengan programnya sendiri. Dari segi guru, yang terkait dengan jumlah pebelajar, tampak kurang efisien..Dari segi usia perkembangan pelajar, maka program pem­belajaran individual cocok bagi siswa SLTP ke atas. Hal ini disebabkan oleh umumnya siswa sudah dapat membaca dengan baik, siswa mudah memahami petunjuk atau perintah dengan baik, dan siswa dapat bekerja mandiri dan bekerja sama dengan baik.
Dari segi bidang studi, maka tidak semua bidang studi cocok untuk diprogramkan secara individual. Program pembelajaran individual dapat dilaksanakan secara efektif, bila mempertimbangkan hal-hal berikut, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. tujuan pembelajaran dibuat dan dimengerti oleh siswa, prosedur dan cara kerja dimengerti oleh siswa, kriteria keberhasilan dimengerti oleh siswa, dan keterlibatan guru dalam evaluasi dimengerti siswa.
e.    Orientasi dan Tekanan Utama Pelaksanaan
Program pembelajaran individual berorientasi pada pemberian bantuan kepada se:iap siswa agar ia dapat belajar secara mandiri. Kemandirian belajar tersebut merupakan tuntutan perkembangan individu. Dalam pelaksanaan guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, pendiagnosis kesukaran belajar, dan rekan diskusi. Guru berperan sebagai guru pendidik, bukan instruktur.[5]


2.         Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok memang suatu saat diperlukan  dan digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo socius yaitu makhluk yang cenderung untuk hidup bersama.
Dengan penekanan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada pada diri mereka masing-masing. Dan mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak disadari.[6]
Jadi pendekatan kelompok adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan tujuan membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina sikap kesetiakawanan sosial. Misalnya anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dengan kelompok sehingga akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang kekurangan. Sebaliknya mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan tanpa rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi di kelas dalam  rangka untuk mencapai prestasi belajar yang optimal serta anak didik menjadi aktif, kreatif dan mandiri. Pendekatan kelompok merupakan pendekatan yang dilakukan guru dengan cara mengelompokkan anak didiknya sesuai dengan kriterianya demi tercapainya kegiatan belajar mengajar.
Ketika guru akan menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa ahl itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akn diberiakan kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus memnpertimbangkan hah-hal yang ikut mempengaruhi penggunaannya.
Dalam pengolahan kelas, terutama yang berhubungan dengan penempatan anak didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan. Perbedaan individual anak didik, pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis dijadikan sebagai pijakan dalam melakukan pendekatan kelompok.[7]
Ciri  yang  menonjol  pada  pembelajaran  secara  kelompok dapat ditinjau  dari segi:
a.    Tujuan pengajaran pada kelompok kecil
Tujuan pengajaran pada kelompok kecil adalah memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional, mengembangkan sikap social dan semangat bergotong-royong dalam kehidupan, mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga tiap anggota merasa diri sebagai bagian dari kelompok yang bertanggungjawab, mengembangkan kemampuan kepemimpinan-kepemimpinan pada tiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok.
b.    Siswa dalam pembelajaran kelompok kecil
Siswa dalam kelompok kecil adalah anggota kelompok yang belajar untuk memecahkan masalah kelompok. Kelompok kecil merupakan satuan kerja yang kompak dan kohesif.[8]  
3.         Pendekatan Bervariasi
Permasalahan yang dihadapi anak didik biasanya bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pendidik akan lebih tepat dengan menggunakan pendekatan bervariasi pula. Misalnya anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda cara pemecahannya/ penyelesaiannya dan menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula.Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam  belajar adalah bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam  pengajaran adalah berbagai motif sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran.
Jadi pendekatan variasi adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan anak didik yang bervariasi dengan menggunakan variasi teknik pemecaham masalah tersebut. Misalnya permasalahan anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka bicara akan berbeda cara pemecahannya dan menghendaki pendekatan yang berbeda pula. Demikian juga halnya terhadap anak didik yang membuat keributan. Di sini guru dapat menggunakan teknik pemecahan masalah dengan pendekatan variasi.
Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda. Pada satu sisi anak didik mempunyai motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai motivasi yang tinggi. Anak didik yang satu bergairah belajar, anak didik yang lain kurang bergairah belajar. Sementara sebagian besar anak belajar, satu atau dua orang anak tidak ikut belajar. Mereka duduk dan berbicara (berbincang-bincang) satu sama lain tentang hal-hal lain yang terlepas dari masalah pelajaran.
Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Bila terjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali. Ini sebagai ada tandanya gangguan dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, jalannya pelajaran menjadi kurang efektif, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan pun jadi terganggu. Disebabkan anak didik kurang mampu berkonsentrasi.metode yang hanya satu-satunya dipergunakan tidak dapat diperankan, karena memang gangguan itu terpangkal dari kelemahan metode tersebut. Karena itu, dalam mengajar kebanyakan guru menggunakan beberapa metode dan jarang sekali menggunakan satu metode.[9]
Adapun Kelebihan Pendekatan Bervariasi yaitu:
a.       Guru bebas menggunakan metode apa saja yang diinginkan asal anak didiknya lebih memahami materi yang diberikan.
b.      Dapat meningkatkan perolehan prestasi belajar siswa.
Kelemahan Pendekatan Bervariasi yaitu:
a.       Karena perbedaan daya tangkap anak, terkadang pendekatan yang bervariasii tersebut justru tidak cocik dengan sebagian anak didik.
b.      Membutuhkan kejelian para guru untuk menentukan pendekatan yang bagaimana yang cocok diterapkan untuk anak didiknya.
Langkah-langkah Pendekatan Bervariasi :
a.       Guru menentukan metode pembelajaran yang cocok untuk siswa.
b.      Guru menyampaikan materi pelajaran.
c.       Siswa mendengarkan materi pelajaran.
d.       Guru menyimpulkan.[10]
4.         Pendekatan Edukatif
Pendekatan yang benar bagi pendidik adalah dengan pendekatan edukatif. Setiap tindakan, sikap dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama. Dengan tujuan meletakkan dan membina watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang mulia. Membimbing anak didik bagaimana cara memimpin kawan-kawannya dan anak-anak lainnya, membina bagaimana cara menghargai orang lain dengan cara mematuhi semua perintah yang bernilai kebaikan.[11]
Jadi pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didik yang bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma agama. Misalnya ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi mereka disuruh berbaris di depan pintu masuk dan ketua kelas diperintahkan untuk mengatur barisan, dan anak-anak berbaris dalam  kelompok sejenisnya. Kemudian guru berdiri sambil mengontrol mereka. semuanya dipersilahkan masuk kelas satu persatu menyalami guru dan mencium tangan guru sebelum dilepas. Akhirnya semua anak masuk dan pelajaran pun dimulai.
5.         Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran.dalam prateknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran.khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting dengan pendekatan keagamaan. Mata pelajaran umum pun sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama.
Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, pendidik dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum. Tentu saja pendidik harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata pelajaran biologi, misalnya, bukan terpisah dari masalah agama,tetapi ada hubunganya. Pendekatan keagamaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur agama dalam setiap mata pelajaran dan untuk menanamkan jiwa agama kepada dalam diri siswa. Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil rendahnya jiwa agama didalam diri siswa, agar nilai-nilai agamanya tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami,dihayati dan diamalkan siswa.[12]
6.         Pendekatan Kebermaknaan.
Dalam rangka penguasaan bahasa asing guru tidak bisa mengabaikan masalah pendekatan yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Salah satu sebab kegagalan penguasaan bahasa asing oleh siswa, adalah kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas, lingkungan serta kompetensi guru. Kegagalan pengajaran tersebut tentu saja tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena akan menjadi masalah bagi siswa dalam setiap jenjang pendidikan yang dimasukinya. Karenanya perlu dipecahkan. Salah satu alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru, yaitu pendekatan kebermaknaan. [13]
Beberapa konsep penting yang berkaitan dengan pendekatan ini diuraikan sebagai berikut:
a.         Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan malalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian, struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan).
b.        Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang natural, didukung oleh pemahaman lintas budaya.
c.         Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat itu digunakan. Jadi keragaman ujaran diakui keberadaannya dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis.
d.        Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut sebagai bahasa sasaran baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-¬unsur bahasa sasaran.
e.         Motivasi belajar peserta didik merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajamya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran yang diikuti peserta didik. Dengan kata lain, kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang amat penting dalam keberhasilan belajar peserta didik.
f.         Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik jika berhubungan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya. Karena itu, pengalaman peserta didik dalam lingkungan, minat, tata nilai, dan masa depannya harus dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengajaran dan pembelajaran untuk membuat pelajaran lebih bermakna bagi siswa.
g.        Dalam proses belajar-mengajar, peserta didik merupakan subjek utama, bukan sebagai objek belaka. Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus dipertimbangkan dalam segala keputusan yang terkait dengan pengajaran.
h.        Dalam proses belajar-mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan keterampilan berbahasanya. Akhimya, perlu diikhtisarkan bahwa ada berbagai pendekatan yang dapat dipergunakan dalam pendidikan dan pengajaran, yaitu pendekatan individual, pendekatan kelompok, pendekatan bervariasi, pendekatan edukatif pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan rasional, pendekatan fungsional, pendekatan keagamaan, dan pendekatan kebermaknaan.[14]
7.         Pendekatan Pengalaman
Untuk pendidikan agama islam, pendekatan pengalaman yaitu suatu pendekatan yang memberikan keagamaan kepada siswa dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan pada siswa. Betapa tingginya nilai suatu pengalaman, maka disadari akan pentingnya pengalaman bagi perkembangan jiwa anak. Sehingga dijadikanlah pengalaman itu sebagai suatu pendekatan. Untuk pendekatan ini maka metode yang dipertimbangkan adalah metode pemberian tugas dan tanya jawab mengenai pengalaman keagamaan siswa.[15]
8.         Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan pesera didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dengan cara mengamati sendiri apa yang ada di lingkungan sekolah.
Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara:
1.   Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini bias dilakukan dengan cara metode karya wisata, metode pemberian tugas, dan lain-lain.
2.   Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bias sumber asli seperti nara sumber, bias juga sumber tiruan seperti model atau gambar.[16]

KESIMPULAN

Untuk memotivasi siswa agar lebih senang belajar maka diperlukan pendekatan pembelajaran.. Dengan pendekatan pembelajaran tersebut diharapkam peserta didik dapat termotivasi untuk belajar.
Dari pembahasan macam-macam pendekatan dalam belajar mengajar  dapat kami simpulkan sebagai berikut  :
1.      Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
2.      Ada beberapa pendekatan yang diharapkan dapat membantu pendidik dalam  menyelesaikan berbagai masalah dalam  kegiatan belajar mengajar, diantaranya; Pendekatan Individual, Pendekatan Kelompok, Pendekatan Bervariasi, Pendekatan Edukatif, Pendekatan Keagamaan, Pendekatan Kebermaknaan.
3.      Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut.
4.      Pendekatan kelompok adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan tujuan membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina sikap kesetiakawanan sosial.
5.      Pendekatan variasi adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan anak didik yang bervariasi dengan menggunakan variasi teknik pemecaham masalah tersebut.
6.      Pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didik yang bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma agama.
7.      Pendekatan keagamaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur agama dalam setiap mata pelajaran dan untuk menanamkan jiwa agama kepada dalam diri siswa.
8.      Pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan makna.
DAFTAR PUSTAKA

Bahri Djamarah, Syaiful,  2006,  Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Mustakim, Zaenal, 2011, Strategi dan Metode Pembelajaran, Yogyakarta: Matagraf
Mudjiono, Dimyati, 1999,  Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.
Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar « Topiknugroho's Blog, http://topiknugroho.wordpress.com/2011/05/03/berbagai-pendekatan-dalam-belajar-mengajar/





[1] Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar « Topiknugroho's Blog, http://topiknugroho.wordpress.com/2011/05/03/berbagai-pendekatan-dalam-belajar-mengajar/

[2] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Matagraf, 2011), hlm.72.
[3] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.62-63.

[4] Dimyati,mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta,1999), hlm.162

[5] Ibid., hlm. 1163-165
[6] Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., hlm.63-64
[7] Ibid., hlm.64
[9] Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., hlm.65-67
[11] Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., hlm. 68
[12] Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm.84-85
[13] Ibid,. 86
[14] Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., hlm. 79-80
[15] Ibid., hlm. 71
[16] Zaenal Mustakim, Op.Cit., (Yogyakarta: Matagraf, 2011), hlm 76-77

4 komentar:

  1. assalamualaikum.
    nama: ianaturrizqia
    nim : 2021111305
    dalam makalah ini telah dijelaskan berbagai macam pendekatan dalam proses belajar mengajar, nah yang saya tanyakan sebagai calon guru.
    apakah seorang guru dalam proses belajar nmengajar harus menggunakan pendekatan diatas atau cukup menggunakan satu atau dua pendekatan saja mhon penjlasanya. kemudian dari pendekatan" yang ada apa kelmahan dan kekurangannya bila diterapkan dalam proses belajar mengajar??? mhn penjelasanya makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam....
      menurut saya, seorang guru seharusnya dalam menggunakan pendekatan ketika proses belajar mengajar harus bisa menyesuaikan dengan keadaan atau kondisi yang ada. karena pendekatan ini sifatnya kondisional, kadang bisa digunakan dalam kondisi tertentu, kadang juga tidak bisa digunakan dalam kondisi lain. jadi ada baiknya seorang guru memahami semua pendekatan sehingga dalam kondisi apapun telah siap menggunakan pendekatan yang sesuai.
      adapun kelemahan dan kelebihan pendekatan di atas tergantung dalam penggunaanya, karena bisa jadi lemah dalam kondsi tertentu kadang pula lebih dalam kondisi lain. misalnya kelebihan dan kelemahan pendekatan bervariasi, Kelebihan Pendekatan Bervariasi yaitu:
      a. Guru bebas menggunakan metode apa saja yang diinginkan asal anak didiknya lebih memahami materi yang diberikan.
      b. Dapat meningkatkan perolehan prestasi belajar siswa.
      Kelemahan Pendekatan Bervariasi yaitu:
      a. Karena perbedaan daya tangkap anak, terkadang pendekatan yang bervariasii tersebut justru tidak cocok dengan sebagian anak didik.
      b. Membutuhkan kejelian para guru untuk menentukan pendekatan yang bagaimana yang cocok diterapkan untuk anak didiknya.

      Hapus
  2. nur latifah
    2021 111 215
    F
    menurut pemakalah, adakah pendekatan yang lain selain yang diatas???kalau ada mohon jelaskan...
    dan jika kita nanti menggunakan kurikulum 2013 apakah kita menggunakan pendekatan2 diatas atau ada kemungkinan diganti yang lain..!!trimaksih

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya, pendekatan yang disebutkan di atas hanya sebagian kecil saja. masih banyak pendekatan lain. misalnya Pendekatan konstekstual, yakni berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.
      dalam kurikulum 2013 bisa diterapkan pendekatan-pendekatan di atas. karena sebenarnya kurikulum 2013 adalah bentuk penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. jadi pendekatan-pendekatan di atas pun masih bisa digunakan.

      Hapus