Laman

new post

zzz

Jumat, 05 September 2014

Ilmu Akhlak - E - 1 : PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, URGENSI ETIKA (ILMU AKHLAK) SERTA POSISI ETIKA ATAU ILMU AKHLAK SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT



PENGERTIAN RUANG LINGKUP DAN URGENSI (ILMU AKHLAK) SERTA POSISI ETIKA ATAU ILMU AKHLAK SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT

Makalah
                                                

                                           

                              
Oleh
1.      Muhammad Faisal Dermawan
2.      Afian Khasanah
3.      Wahyuni Nafisah
4.      Hidayatul Mustafidah



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
                              PEKALONGAN
                                          2014

                                               KATA PENGANTAR

           Alhamdulillah  puji syukur kehadirat Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  matakuliah Ilmu akhlak.
Makalah ini menjelaskan pengertian etika,ilmu akhlak,dan norma dalam kehidupan Masyarakat.Etika bukanlah permasalahan yang baru dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.Kedudukan etika dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat.
              Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami sadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh darisempurna.Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  kami meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritikdan saran dari para pembaca.


                                                                        Pekalongan, 2 September 2014
           
                                                                        Penulis




DAFTAR ISI

Halam Judul..............................................................................................................i
Kata pengantar.........................................................................................................ii
Daftar isi.................................................................................................................iii

BAB    I   PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang ......................................................................................4
B.     Tujuan....................................................................................................4

BAB    II  PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN URGENSI (ILMU AKHLAK) SERTA POSISI ETIKA ATAU ILMU AKHLAK SEBAGAI BAGIAN DARI FILSAFAT
A.    Pengertian Etika.....................................................................................5
B.     Ruang Lingkup Etika.............................................................................6
C.     Urgensi Etika..........................................................................................8
D.    Etika sebagai bagian dari filsafat.........................................................10
BAB  III  PENUTUP
A.    Kesimpulan..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14










BAB I
PENDAHULUAN

1.1               Latar belakang
             Etika adalah sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai Nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.           
 Sebagai cabang filsafat,etika sangat menekankan pendekatan yang kritis dalam melihat dan melalui nilai dan norma serta permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan norma moral itu.
Kesadaran etika erat kaitannya dengan nilai-nilai,keyakinan seseorang dan pada prinsipnya semua manusia dewasa tahu akan hal yang baik dan buruk, inilah yang disebut suara hati.perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada perubahan pola pikir masyarakat.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasar pada latar belakang diatas, kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah, yaitu :
1.                 Apa Pengertian Etika ?
2.                 Sebutkan Ruang Lingkjup Etika ?
3.                 Mengapa Etika Penting Dalam Suatu Kehidupan ?
4.                 Apa Pengertian Filsafat ?
5.                 Mengapa Posisi Etika Dikatakan Sbagai Bagian Dari Filsafat ?
1.2    Tujuan
AdapunTujuandibuatnyamakalahiniadalahsebagaiberikut :
a.          Mengetahuipengertiandarietika
b.         Mengetahuiruanglingkupetika
            c.         Mengetahui urgensi (pentingnya) ilmu akhlak
d.         Mengetahui etika sebagai bagian dari filsafat

BAB II
PENGERTIAN RUANG LUNGKUP DAN URGENSI  ETIKA (ILMU AKHLAK) SERTA POSISI /ILMU AKHLAK SEBAGIAN DARI FILSAFAT

A.    PENGERTIAN ETIKA

·  Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlaq, watak, perasaan, sikap, cara berfikir. Dalam bentuk jamak artinya adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah etika yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles (384-322 s.M.) sudah dipkai untuk menunjukan filsafat moral. Jadi, jika kita membatasi diri pada asal usul kata ini maka etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.[1]
·  Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia ,baik secara pribadi maupun secara kelompok.[2]
Etika menurut para ahli
·         KiHajar Dewantoro
Ilmu yang mempelajari tentang segala bentuk kebaikan dan keburukan di dalam manusia semuany,teristimewea yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan.[3]
·         H.devos
Etika sebagai ilmu pengetahuan mengenai kesusilaan, ini berarti bahwa etika membicarakan kesusilaan secara ilmiah[4]
·         M.Amin Abdullah
Ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk[5]
·         Frans Magnis  Suseno
Etika sebagi usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya pikirnya untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup apabila ia menjadi baik[6]

Jadi, etika ialah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang buruk dengan memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat dicerna akal pikiran.[7]













B.     RUANG LINGKUP ETIKA
            Ruang lingkup etika yaitu cara menetapkan seberapa luas materi etika yang dibahas,sumber-sumbernya ,tokoh-tokohnya,tema-temanya,dan cakupannya yang mendalam.
            Menentukan ruang lingkup pembahasan etika,setap ahli belum ada kata sepakatdan keseragaman, karena masing-masing memberikan materi yang berbeda dan bervariasi.Ini terbukti ,tiap-tiap buku yang mereka susun ternyata berbeda beda,baik mengenain isi, sumber-sumbernya,tokoh-tokohnya,tema-temanya,materi maupun pembahasannya.
            Etika menyelidiki segala perbuatan manusia menetapkan hukum baik atau buruk. Akan tetapi,bukanlah semua perbuatan itu dapat diberi hukum. Perbuatan manusia ada yang timbul bukan karena kehendak,seperti bernapas,detak jantung,dan memicingkan mata tiba-tiba waktu berpindah dari gelap ke cahaya.Hal tersebut bukan persoalan etika dan tidak dapat memberi hukum pokok persoalan etika.
            Ruang lingkup etika tidak memberikan arahan yang khusus atau pedoman yang tegas terhadap pokok-pokok bahasannya,tetapi secara umum ruang lingkup etika adalah sebagi berikut ;
1.      Etika menyelidiki sejarah dalam berbagai aliran,lama dan baru tentang tingkah laku manusia.
2.      Etika membahas tentang cara-cara menghukum, menilai baik dan buruknya suatu pekerjaan
3.      Etika menyelidiki faktor-faktor penting yang mencetak, mempengaruhi dan mendorong lahirnya tingkah laku manusia, meliputi faktor manusia itu sendiri,, fitrahnya (nalurinya) , adat kebiasaannya,lingkungannya, kehendak,cita-citanya,suara hatinya, motif yang mendorongnya berbuat dan masalah pendidikan etika.
4.      Etika menerangkan mana yang baik dan mana pula yang buruk, menurut ajaran islam, etika yang baik harus bersumber pada Al-Qur’an dan Hadis Nabi. Ini tidak dapat ditawar-tawar lagi,karena jiuka etika didasarkan pada pemikiran manusia (filsafat) hasilnya sebagian selalu bertentangan dengan fitrah manusia.
5.      Etika mengajarkan cara-cara yang perlu ditempuh, juga untuk meningkatkan budi pekerti kejenjang kemuliaan,misalnya dengan cara melatih diri untuk mencapai perbaikan bagi kesempurnaan pribadi.Latihan adalah cara yang sangat tepat untuk membiasakan manusia beretika luhur bukan hanya teori saja tetapi benar-benar mengakar dalam hati,sanubari setiap insan
6.      Etika menegaskan arti dan tujuan hidup yang sebenarnya,sehingga dapatlah manusia terangsang secar aktif mengerjakan kebaikn dan menjauhkan segala kelakuan yang buruk dan tercela.[8]


C.    URGENSI (KEPENTINGAN) ETIKA

Etika mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia diantaranya kemajuan rohani,penutup kebaikan,dan kesempurnaan iman.
Etika mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku buruk sesuai dengan ajaran islam. Etika juga mengatur, mengarahkan fitrah manusia dan meluruskan perbuatan manusia menuju keridhoan Nya, Menyelamatkan diri manusia dari fikiran-fikiran dan perbuatan keliru dan lagi menyesatkan. [9]








D.    ETIKA SEBAGAI CABANG FILSAFAT
Menurut istilah (terminologi) filsafah islam adalah cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkan  falsafah islam, memusatkan perhatian pada falsafah islam dan menciptakan sikap positif terhadap falsafah islam. Istilah filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yaitu :
1.      Segi semantik
2.      Segi Praktis
Orang yang pertama-tama menggunakan istilah filsafat adalah Pythagoras (572-497 SM), ketika itu ia ditanya oleh Leon tentang pekerjaannya, ia menjawab sebagai philosophis artinya pencinta kearifan atau kebijaksanaan. Beberapa ciri-ciri filsafat adalah sebagai berikut :
1.      Persoalan filsafat bercorak sangat umum,
2.      Persoalan filsafat tidak bersifat empiris,
3.      Menyangkut maslah-masalah asasi.[10]
Filsafat itu sendiri menurut asal katanya berasal dari bahas Yunani “Philein” yang berarti mencinta dan “shopia” yang berarti kebijaksanaan. Ke dua perkataan tersebut, Philein dan shopia, berati mencintai kebijaksanaan. Kebijaksanaan berarti pula kebenaran di dalam perbuatan. Satu sikap dasar yang harus kita anut sebagai orang yang beriman ialah : bahwa kebenaran yang mutlak hanya pada Tuhan, manusia hanya dapat mencari kebenaran itu karena didorong oleh cintanya akan kebenaran itu.
Hidup kita seakan-akan terentang dalam suatu jaringan norma yang berupa ketentuan, kewajiban larangan dan lain sebagainya. Jaringan itu seolah-olah membelenggu kita, mencegah kita dari bertindak sesuai dengan segala keinginan kita, mengikat kita untuk melakukan sesuatu yang sebetulnya kita benci.
Pengerian filsafat menurut para ahli :
1.      Plato
filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang segala yang ada ( ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang ada )
2.      Aristoteles
Filsafat ialah Ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang didalamnya terkadang ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan etistika.
3.      Al-Farabi
Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertuijuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
4.      Immanuel Kant
Filsafat ialah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu Tuhan, alam, pikiran, dan manusia.
5.      Prnacis Bacon
Filsafat merupakan induk induk agung dari ilmu-ilmu dan filsafat menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya.


6.      Jhon Dewey
Filsafat harus dipandang sebagai suatu pengungkapan mengenai perjuangan manusia secara terus-menerus.[11]
Dari semua cabang filsafat lain etika dibedakan oleh karena tidak mempersoalkan keadaan manusia melainkan bagaimana ia harus bertindak.
Sifat dasar etika adalah sifat kritis. Etika bertugas untuk mempersoalkan norma yang dianggap berlaku. Diselidikinya apakah dasar suatu norma itu dan apakah dasaritu membenarkan yang ketaatan yang dituntut oleh norma itu. Terhadap norma yang de facto berlaku, etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya.
Etika menyanggupkan orang untuk mengambil sikap yang rasional terhadap semua norma, baik norma tradisi maupun lainnya, sekaligus etika membantu manusia untuk menjadi lebih otonom. Otonomi manusia tidak terletak dalam kebebasan dari segala norma dan tidak sama dengan kesewenang-wenangan, melainkan tercapai dalam kebebasan untuk mengakui norma yang diyakininya sendiri sebagai kewajibannya.
Etika dapat menjadi alat pemikiran rasional dan bertanggung jawab bagi si ahli ilmu masyarakat, pendidikan, politikus dan pengarang, serta bagi siapa saja yang tidak rela diombang-ambingkan oleh kegoncangan norma-norma masyarakat sekarang. (Von Magnis, 1979 : 13-14). [12]

              Etika sebagai cabang filsafat merupakan peranan seperti halnya agama, politik, bahasa dan ilmu ilmu politik yang sejak dulu ada dan diwariska secara turun temurun.
              Etika termasuk filsafat dan malah dikenal sebagai salah satu  cabang filsafat yang paling tua. Dalam konteks filsafat yunani kuno , etika sudah terbentuk dengan kematangan yang mengagungkan. Etika adalah ilmu ,tapi sebagai filsafat ia tidak merupakan suatu ilmu empiris sedangkan yang biasanya dimaksudkan dengan ilmu empiris.artinya,ilmu yang disasarkan pada fakta
Dan dalam pembicaraannya tidak pernah meninggalkan fakta. Ilmu ilmu itu bersifat empiris karena seluruhnya berlangsung dalam rangka empiri (pengalaman inderawi) yaitu apa yang dapat dilihat,dicium,dan sebagainya. Ilmu empiris berasal dari observasi terhadap fakta-fakta dan jika ia berhasil merumuskan hukum-hukum itu harus di uji lagi dengan berbalik kepada fakta-fakta. Dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain[13]

Filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang terdiri dari gabungan ilmu-ilmu khusus. Dalam perkembangan berikutnya ilmu-ilmu khusus itu satu demi satu memisahkan diri dari induknya yakni filsafat. Dalam sejarah ilmu yang mula-mula melepaskan diri dari filsafat ialah ilmu matematika dan ilmu fisika.[14]




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Etika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang di lakukan manusia untuk dikatakan baik dan buruk.Etika dapat mengantar orang kepada kemampuan untuk bersikap kritis dan rasional.
                        secara umum ruang lingkup etika adalah sebagi berikut ;
1.      Etika menyelidiki sejarah dalam berbagai aliran,lama dan baru tentang tingkah laku manusia.
2.      Etika membahas tentang cara-cara menghukum, menilai baik dan buruknya suatu pekerjaan
3.      Etika menyelidiki faktor-faktor penting yang mencetak, mempengaruhi dan mendorong lahirnya tingkah laku manusia
4.      Etika menerangkan mana yang baik dan mana pula yang buruk
5.      Etika mengajarkan cara-cara yang perlu ditempuh, juga untuk meningkatkan budi pekerti kejenjang kemuliaan,misalnya dengan cara melatih diri untuk mencapai perbaikan bagi kesempurnaan pribadi.Latihan adalah cara yang sangat tepat untuk membiasakan manusia beretika luhur bukan hanya teori saja tetapi benar-benar mengakar dalam hati,sanubari setiap insan
6.      Etika menegaskan arti dan tujuan hidup yang sebenarnya,sehingga dapatlah manusia terangsang secara aktif mengerjakan kebaikan dan menjauhkan segala kelakuan yang buruk dan tercela
Etika mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia diantaranya kemajuan rohani,penutup kebaikan,dan kesempurnaan iman.
Dari semua cabang filsafat lain etika dibedakan oleh karena tidak mempersoalkan keadaan manusia melainkan bagaimana ia harus bertindak.

                       






















DAFTAR PUSTAKA

K.Bertens.1993.Etika Jakarta : Gramedia Jakarta Utama

Salam, Burhanudin.1997.Etika Sosial.Jakarta : PT Rineke Cipta

Chariss Zubair, Achmad.1995.Kuliah Etika.Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

De Vos. 1994.Pengantar Etika. Yogyakarta : Tirtawarna

Amin Abdullah, Muhammad. 2002. Filsafat Etika Islam.Bandung : Mizan

Sastra Praja, Muhammad.1981.Kamus Istilah Pendidikan Umum. Surabaya : Usaha Nasional

Yatimin Abdullah, Muhammad.2006.Pengantar Studi Etika.Jakarta : PT RajaGrafindo Persada




[1]Etika/k.Bertens-Jakarta:Gramedia Jakarta Utama,1993,hlm 4
[2] Etika sosial/Drs.H.Burhanuddin Salam.Jakarta:PT RINEKE CIPTA,1997,hlm 1
[3] Kuliah Etika/Achmad Charris Zubair-Ed 1,cet-3.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,1995,hlm 15
[4] H.Devos.Pengantar etika (Yogyakarta : Tirtawarna,1994),hlm 4
[5] M.Amin Abdulloh.Filsafat etika Islam (Bandung:Mizan,2002)hlm.15
[6] M.Sastra Praja.Kamus istilah pendidikan umum.Surabaya:Usaha Nasional,1981,hlm 144
[7] M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, Ed. 1, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, hlm 10
[8] M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, Ed. 1, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2006, hlm ak
[9] M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Islam, Ed. 1, Jakarata PT. RajaGrafindo Persada, 2006, hlm 10-11
[10]Pengantar Studi Etika / M. Yatimin Abdullah. Ed. 1, - 1, - Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2006, hlm 580-581.
[11] M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, Ed. 1, Jakarta : PT RajaGrfindo Persada, 2006, hlm 582
[12]Kuliyah Etika / Achmad Chariss  Zubair, Ed. 1, cet. 3. - Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1995, hlm 9-10.                                                                                          
[13] Etika/K.Bertens-Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,1993,hlm 25-2
[14]Pengantar Studi Etika / M. Yatimin Abdullah. Ed. 1, - 1, - Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2006, hlm 580-581.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar