MAKALAH
MANAJEMEN KELAS
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah :
Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu : Muhammad
Ghufron Dimyati
Disusun oleh
Nur Aropah 2021 112 173
Emil Mardliana 2021 112 174
Fasikhatunnisa 2021 112 177
Defi Septiana 2021 112 186
Kelas : C
JURUSAN
TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia yang berkualitas
merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat,
makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa
terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa (2006:3) ”Setidaknya
terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan
agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga
kependidikan yang yang professional.
Guru memiliki andil yang sangat besar
terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam
membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara
optimal. Di dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan
mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah
proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua
komponen pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan
belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan secara
optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum
pengajaran dilaksanakan.
Pengelolaan kelas tidak hanya berupa
pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas
dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas.
Menurut Djamaroh (2006:173) menyebutkan ” Masalah yang dihadapi guru, baik
pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Aspek yang
sering didiskusikan oleh penulis professional dan pengajar adalah juga
pengelolaan kelas”. Mengingat tugas utama dan paling sulit bagi pengajar adalah
pengelolaan kelas, sedangkan tidak ada satu pendekatan yang dikatakan paling
baik. Sebagian besar guru kurang mampu membedakan masalah pengajaran dan
masalah pengelolaan. Masalah pengajaran harus diatasi dengan cara pengajaran
dan masalah pengelolaan harus diatasi dengan cara pengelolaan.
Di kelaslah segala aspek pendidikan
pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan
segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya. Kurikulum dengan segala
komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya
bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan
pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu
sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan bagi, professional, dan harus
terus-menerus.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi , Tujuan dan Fungsi Manajemen Kelas
1.
Definisi
Manajemen Kelas
Menurut
Made Pidarta, manajemen kelas adalah proses seleksi dan pengunaan alat-alat
yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Sedangkan menurut Sudirman N.
(1991:31), manajemen kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas. Menurut
SuharsimiArikunto, manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar
dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang
diharapkan.Karena itu, kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam
menunjang keberhasilan proses interaktif edukatif. Maka agar memberikan
dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar secara interaktif dan
efektif.[1]
Manajemen
kelas diperlukan karena dari hari
kehari, bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu
berubah. Hari ini anak didik dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok
belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya
dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Karena itu, kelas
selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap mental dan emosional
anak didik.
Jadi,
manajemen kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada
seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif antara guru dan
anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
2.
Tujuan
Manajemen Kelas
Tujuan manajemen kelas adalah :
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi pembelajaran.
c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan
intelektual siswa dalam kelas.
d.
Membina dan membimbing
siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat
individunya.[2]
3.
Fungsi
Manajemen Kelas
a. Manajemen kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan
terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, manajemen kelas berfungsi :
Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti : membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas.
Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti : membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas.
b. Memelihara agar tugas – tugas itu dapat berjalan lancar.
B. Aspek-aspek Manajemen
Kelas
Menurut oemar Malik ada tujuh aspek
yang memiliki fungsi berbeda dalam proses belajar mengajar, namun merupakan
satu kesatuan yang bulat yaitu:
1.
Aspek tujuan instruksional
2.
Aspek materi pelajaran
3.
Aspek metode dan strategi
pembelajaran
4.
Aspek ketenangan, meliputi aspek
siswa, waktu, tempat, dan perlengkapan
5.
Aspek media instruksional
6.
Aspek penilaian
7.
Aspek penunjang fasilitas
Semua aspek yang diutarakan diatas
tersebut saling terkaitdanmempengaruhitercapainyasuatu proses pembelajaran.
oleh karena itu, guru sebagai pendidik dituntut untuk mampu mengelola
pengajaran dengan memperhatikan beberapa aspek diatas, agar tercapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien.
C. Prinsip-prinsip
dalam Manajemen Kelas
Djamarah (2006:185) menyebutkan “Dalam rangka memperkecil masalah
gangguan dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan.” Prinsip-prinsip
pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut:
1.
Hangat dan Antusias
Hangat dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru
yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya
atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan
kelas.
2.
Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3.
Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4.
Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajarmengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajarmengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
5. Penekanan pada hal-hal yang
positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
6. Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak
didik dapat mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya
menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru
harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam
segala hal.[3]
D.
Pendekatan
dalam Manajemen Kelas
Keharmonisan hubungan guru dengan peserta didik
dalam kelas tersimpul dalam interaksi, untuk mewujudkan interaksi yang efektif
perlu diadakan beberapa pendekatan yang harus guru lakukan dalam rangka
manajemen kelas, berikut beberapa pendekatan tersebut:
1.
Pendekatan
otoriter
pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk
mendisiplinkan siswa
2.
Pendekatan
permisif
Adalah Kegiatan
guru dalam memberikan kebebasan kepada siswa untuk bertingkah laku
3.
Pendekatan
modifikasi tingkah laku
Adalah kegiatan
guru untuk mendorong munculnya tingkah laku yang diharapkan dan menghilangkan
tingkah laku yang tidak diharapkan.
4.
Pendekatan
iklim sosio-emosional
Adalah kegiatan
guru dalam menciptakan hubungan guru dalam menciptakan hubungan interpersonal
yang baik dan iklim kelas yang positif
5.
Pendekatan
proses kelompok
Kegiatan guru
dalam menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang efektif.( ungu)
6.
Pendekatan
Resep
Pendekatan ini
dilakukan dengan memberikan satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus
dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dan interaksi semua masalah yang
terjadi dikelas
7.
Pendekatan
pengajaran
Yang didasarkan
atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah
munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila
tidak bisa dicegah
8.
Eclectic
Approach
Menekankan pada
potensialitas, kreatifitas,dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih
berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. [4]
E.
Masalah dalam Manajemen Kelas
Masalah-masalahmanajemen
kelas yang berhubungan dengan perilaku anak didik, diantaranya:
1.
Kurang
kesatuan, dengan adanya kelompok-kelompok dan pertentangan jenis kelamin.
2.
Tidak
adanya standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap,
pergi kesana-kemari dan sebagainya.
3.
Reaksi
negatif terhadap anggota kelompok.
4.
Moral
rendah, permusuhan,agresif.
5.
Tidak
mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-tugas
tambahan, anggota kelas yang baru, situasi baru dan sebagainya.[5]
F.
Tugas Guru dalam Manajemen Kelas
1.
Pengaturan
dan Penataan Ruang Kelas
Dalam
penyusunan dan pengaturan raung belajar hendaknya memungkinkan anak didik duduk
berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa. Dalam pengaturan ruang
belajar, hal-hal yang perlu diperhatikan:
1.
Ukuran
dan bentuk kelas
2.
Bentuk
serta ukuran bangku dan meja anak didik
3.
Jumlah
anak didik dalam kelas
4.
Jumlah
anak didik dalam setiap kelompok
5.
Jumlah
kelompok dalam kelas
6.
Komposisi
anak didik dalam kelompok (seperti anak didik yang pandai dan kurang pandai,
laki-laki dan perempuan)
Selain hal-hal diatas, ada juga hal
yang tak kalah penting dalam penataan kelas, diantaranya;
1.
Pengaturan
tempat duduk
Dalam belajar anak didik memerlukan tempat duduk, tempat duduk
mempengaruhi anak didik dalam belajar. Bentuk dan ukuran tempat duduk yang
digunakan sekarang bermacam-macam, ada yang satu tempat duduk bisa diduduki
oleh beberapa orang anak didik, ada pula yang hanya dapat diduduki oleh dua
orang anak didik.
2.
Pengaturan
alat-alat pengajaran
Adapun alat-alat pengajaran dikelas yang perlu diatur adalah
sebagai berikut:
a.
Perpustakaan
kelas
b.
Alat
peraga/media pengajaran
c.
Papan tulis, kapur tulis dan lain-lain
d.
Papan presensi anak didik
3.
Penataan
keindahan dan kebersihan kelas
a.
Hiasan
dinding, seperti: Burung garuda, teks proklamasi, slogan pendidikan,
peta/globe, gambar presiden dan wakil presiden
b.
Penempatan
lemari, seperti: lemari buku didepan, lemari alat-alat peraga dibelakang
c.
Pemeliharaan
kebersihan
4.
Ventilasi
dan tata cahaya: Ventilasi dan cahaya sesuai dengan ruangan kelas
2.
Pengaturan
anak didik
Rumusan tentang pengelompokan anak
didik menurut Conny Semiawan, dkk (1985;67) mengemukakan konsepnya sebagai
berikut:
1.
Pengelompokan
menutur kesenangan berkawan
Pada pengelompokan ini anak didik
dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari atas 4-6 orang yang menurut
merekan merupaka kawan-kawan dekat. Dalam penelompokan seperti ini , setiap
anak didik mempelajari atau berbuat hal yang sama dengan sumber yang sama
2.
Pengelompokan
menurut kemampuan
Dalam penelompokan seperti ini,
untuk mempermudah pelayanan guru, anak didik dikelompokan kedalam kelompok
cerdas, sedang/ menengah dan lambat. Pengelompokan seperti ini diubah sesuai dengan kesanggupan
individual dalam mempelajari mata
pelajaran, penelompokan seperti ini akan menuntut program –program
khusus(bantuan remidial) untuk membantu para anak didik tertentu yang mengalami
kesulitan khusus dalam mata pelajaran tertentu.
3.
Pengelompokan
menurut minat
Dalam pengelompokan seperti ini,
anak didik yang berminat melakukan kegiatan belajar yang sama dikelompokan,
pada situasi seperti ini, guru perlu terus menerus mengamati setiap anak didik
, selain itu guru harus memberi dorongan kepad anak didikuntuk berpindah dari
satu kegiatn ke kegiatan yang lain. Dalam melaksanakan sistem ini, guru perlu
memperhatikan hal-hal berikut :
a.
Pembentukan
kelompok diserahkan kepada anak didik
b.
Pembentukankelompok
diatur oleh guru sendiri
c.
Pembentukan
kelompok diatur oleh guruatas usul anak didik[6]
G.
Manajemen Kelas yang Efektif
Kinerja
manajemen yang efektif memungkinkan lahirnya roda penggerak bagi penciptaan
pemahaman diri, evaluasi diri, dan internalisasi kontrol diri pada kalangan
siswa. Untuk mempersiapkan manajemen kelas yang efektif, itu dapat ditempuh
melalui tiga langkah, diantaranya:
1.
Menetapkan
aturan dan prosedur
Dalam memanajemen kelas, kelas membutuhkan aturan dan prosedur
untuk mengatur kegiatan penting. Aturan adalah pernyataan yang menyebutkan
apayang diharapkan untuk dilakukan, sedangkan prosedur adalah cara untuk
menyelesaikan pekerjaan atau kegiatan lainnya. Dalam pengelolaan kelas,
perumusan aturan dan prosedur yang jelas dan terperinci sangat berperan penting
guna meningkatkan keefektifan manajemen kelas.
2.
Menjaga
aturan dan prosedur
Pengelolaan kelas yang efektif pada umumnyahanya menetapkan
beberapa aturan prosedur saja, mengajarkannya dengan cermat kepad siswa, dan
menjadikannya sesuatu yang rutin dengan menggunakannnya secara konsisten di
kelas.
Pengelolaan kelas yang efektif dan konsisten dalam menegakkan
aturan dan menetapkan prosedur mencakup manajemen preventif yang secara
keseluruhan dibuat oleh guru, diantaranya:
a.
Komunikasi
dengan jelas tugas-tugas dan persyaratan untuk menyelesaikannya
b.
Bagaimana
cara kerja prosedur untuk memantau pekerjaan siswa
c.
Konsisten
dalam memeriksa pekerjaan yang telah selesai, yang telah dikerjakan
d.
Memberikan
umpan balik yang tepat pada hasil pekerjaan siswa[7]
BAB III
PENUTUP
Dalam pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah suatu upaya
memberdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung
proses interaksi edukatif antara guru dan anak didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif. Dalam memanajemen kelas harus memperhatikan
beberapa prinsip-prinsip, pendekatan-pendekatan, masalah yang akan dihadapi
dalam memanajemen kelas, aspek-aspeknya yang wajib ada dan beberapa tips yang
harus dilakukan oleh seorang gurudalam memanajemen kelas, sehingga dapat
terwujud sebuah pengelolaan kelas yang efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah ,Zaenal Syaiful Bahri, ,
2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:PT. Rineka Cipta
Mustakim,Zaenal.2013. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan:STAIN
Press
Rohadi, Ahmad. 2004. Pengelolaan
Pengajaran. Jakarta:Rineka Cipta
http//.Manajemen Kelas.diakses
pada tanggal 29 oktober 2014
[1]Syaiful Bahri
Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:PT.
Rineka Cipta,2000), hal, 172
[3]Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2006), hal 185
[4]Zaenal
Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan:STAIN Press,
2013), hal, 211-212
[5]Ahmad Rohadi,
Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta:Rineka Cipta, 2004), hal 124
[6].Syaiful Bahri
Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:PT.
Rineka Cipta, 2000),hal 180-183
[7]Zaenal
mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan:STAIN Press, 2013), hal
215-216
Tidak ada komentar:
Posting Komentar