Laman

new post

zzz

Rabu, 05 November 2014

ilmu akhlak - E - 9 : PROBLEM-PROBLEM MORALITAS DAN PEMECAHANNYA DENGAN ETIKA NORMATIF


PROBLEM-PROBLEM MORALITAS
DAN PEMECAHANNYA
DENGAN  ETIKA NORMATIF
Makalah
Disusun guna untuk Memenuhi Tugas kelompok
Matakuliah : ILMU AKHLAK
Dosen Pengampu : Bpk. Muhammad Hufron, M.S.I


Oleh :
YUNIA ISTIQOMAH             (2021114210)                                                                                            INTAN RIZKA AGUSTIA      (2021114210)
FAJAR HUDANANTO           (2021114211)
MUHAMMAD. ADITYA        (2021114212)

KELAS E
TARBIYAH/PAI

SEKOLAH  TINGGI  AGAMA  ISLAM  NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014




KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT  yang telah memberikan rahmat serta Inayah Nya kepada kami sehingga makalah yang berjudul “ Problem-problem moralitas dan cara penangananya dengan etika Normatif “ ini dapat di selesaikan. Shalawat dan salam senantiasa  kita curahkan kepada junjungan  nabi kita, Nabi Muhammad SAW serta kepada keluarga dan  sahabatnya.
Akhlak berasal dari bahasa arab AKHLAK yang diartikan sebagai tingkah laku, atau kesopanan perbuatan yang bersumber dari diri manusia. Ilmu akhlak adalah suatu ilmu yang membahasa perbuatan manusia yang dapat di nilai baik atau buruk. Demikian dengan etika dan moral keduanya saling berkaitan dengan ilmu Akhlak. Berangkat dari sini kita akan membahasa dan mengupas masalah menanggapi moral dan dan penanganannya secara normatif.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenail permasalahan permasalahan moralitas dan berikut penangannya dengan tujuan guna menambahkan wawasan yang dijadikan  sebagai pedoman hidup.
Makalah ini disajikan sebagai bahan materi dalam diskusi mata kuliah metedologi Studi Islam STAIN Pekalongan.
Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaik-baiknya, meskipun tidak komprehensif. Di samping itu, apabila dalam makalah ini di dapati kekurangan dan kesalahan, baik dalam pengetikan maupun isinya, maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran pembaca guna penyempurnaan penulisan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Amin yaa rabbal”alamin.





Pekalongan,  1 November 2014


Penulis


DAFTAR  ISI

Halaman Judul..................................................................................................................
Kata pengantar.................................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................................
BAB  I :  PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang.....................................................................................................
1.2     Rumusan Masalah................................................................................................
1.3     Tujuan..................................................................................................................
BAB  II :  PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Etika Normatif ..................................................................................
2.2  Problem Moralitas dikalangan Remaja..............................................................
2.3  Penjelasan tentang Remaja...............................................................................
2.4  Ciri- ciri kenakalan Remaja..............................................................................
2.5 Sebeb-sebab kenakalan Remaja............................................................................
BAB  III :  PENUTUP
3.1    ...................................................................................................
3.2    ................................................................................................-
Daftar pustaka











BAB I
PEMBAHASAN

A.      Latar Belakang Masalah
Istilah moral berasal dari bahasa latrin (Mos) Jama’ nya (Mores) berarti ada kebiasaan (folkways). Menurut Widjaja (1985:154) menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik buruk tentang perbuatan dan kelakuan (Akhlak). Sementara itu Wila Huky, sebagaimana yang dikutip oleh Bambang Daroesono (1986:22) merumuskan pengertian moral secara kompeherensip sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup, dengan warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia didalam lingkungan tertentu, mengenai ajaran tingkah laku hidup yang baik berdasarkan pandangan hidup atau agama tertentu, yang mendasarkan pada kesadaran bahwa ada keharusan untuk mencapai yang baik dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungan hidup nya.
Sedangkan moralitas merupakan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip, moral nilai-nilai moral itu seperti :
*        Berbuat baik kepada orang lain, memelihara kebersihan, melarang hak orang lain.
*        Larang mencuri, berzina membunurh, minum-minuman keras dan berjudi.

Dalam norma-norma yang ada masyarakat memmpunyai kekuatan mengikat yang  berbeda-beda. Ada norma yang lemah, yang sedang sampai yang terkuat ikatanya. Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut, secara sosiologi dikenal adanya empat pengertian yaitu :
Care ( Usage), Kebiasaan (folkways), Tata kelakuaan ( mores), Adat istiadat (Custom).
Moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah. Moral merupakan kendali dalam tingkah laku seseorangapa bila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
Sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh masyarakat dan kemudian membentukperilaku yang sesuai dengan harapan sosial tanpa harus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman.
B.       Rumusan Masalah

1)      Apa engertian Etika normatif ?
2)      Bagaimana Problem Moralitas dikalangan Remaja sekarang?
3)      Apa Penjelasan tentang Remaja?
4)      Apa saja ciri-ciri kenakalan Remaja?
5)      Apa Sebab-sebab kenakalan Remaja?


C.      Tujuan Penelitian

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memahami tentang masa era globalisasi yang terjadi penurunan moral pada remaja di Inodnesia ini. Dengan mau membaca sehingga mereka akan sadar pentingnya moral bagi dirinya, dan agar mendapatkan pengetahuanyang lebih luas. Dan moral itu sendiri belum terwujud tingkah laku tapi masih acuan dari tingkah laku

D.      Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari 3 bab dengan Sistematika penulisannya sebagai berikut :
Bab I      :   Merupakan Pendahuluan dari seluruh Pembahasan makalah ini.
   Didalamnya dijelaskan Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan        penelitian, Sistematika penulisan.
Bab II     :   Merupakan pembahasan mengenai Makalah ini.
     Didalamnya menjelaskan tentang, penjelasaan “ Problem Moralitas dalam    Remaja  dan Penanganannya dengan Etika Normatif.
Bab III  :  Sebagai pamungkas dari keseluruhan pembahasan dimuat dalam bagian penutup ini, yang memuat kesimpulan dan saran-sarannya.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERITAN ETIKA NORMATIF
Etika normatif secara umum dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu :
-          Etika Deskriptif
-          Etika Normatif
-          Mataetika (K. Bertens : 2005)
Menurut penulis lain (A. Sonykeraf : 2005) mengelompokkan menjadi dua yaitu etika Deskriptif, dan etika Normatif.
Definisi dan penjelasn etika normatif, etika normatif adalah etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia sebgai sesuatu yang bernilai. Etika normatif tidak membicarakan lagi tentang gejala-gejala tetapi juga apa yang sebenarnya harus menjadi tindakan kita. Jadi etika normatif berbicara tentang pelbagai norma menuntun tingkah laku manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma yaitu bertindak yang baik dan menghindai yang jelek. Menurut Bertens (1913.18) mengatakan bahwa etika normatif itu tidak deskriptif tetapi preskriptif (memerintahkan). Untuk itu ia mengadakan argumentasi-argumentasi dan mengemukakan alasan-alasan mengapa suatu anggapan moral dianggap benar atau salah.
Berbeda dengan etika Deskriptif yang menggambarkan dan melukiskan sebuat peristiwa yang terjadi dan berkembang di masyarakat. Para ahli etika normatif dalam bahasanya tidak bertindak sebagai penonton netral saja, tetapi melibatkan diri dengan kajian penilaian tetantang perilaku manusia.
Dalam pembahasan etika normatif, seorang ahli memberikan argumentasinya yang mengemukkan latar belakang mengapa suatu perilaku dianggap baik atau buruk disertai analisis moral yang dianggap benar dan salah yang bertumpu kepada norma-norma atau perinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggung jawabkan baik secara keilmuan maupun empiris. Nilai normatif adalah hal yang preskriptif, jadi merupakan suatu hal yang tidak dapat di tawar-tawar lagi karena memberlakukan suatu kondisi perilaku individu atau kolompok masyarakat didasari oleh penilaian moral.[1]
B.       PROBLEM MORALITAS DIKALANGAN REMAJA
Bentuk-bentuk problem moralitas marak saat ini sangatlah mengkhawtirkan dan menjadi foto buram bangsa Indonesia. Jauh lebih komplek dibanding masa sebelumnya. Pada awalnya moralitas dikalangan remaja yang kelak akan menjadi  generasi penerus bangsa, bisa di bayangkan akan seperti apakah bangsa kita kelak bila moralitas remaja tidak segera ditangani. Beberapa sarjana telah ikut ambil bagian dalam memikirkan masalah  kenakalan remaja,seperti ahli psikolog, sosiolog, ahli hukum, pendidik, ahli-ahli agama bahkan ahli ekonomi. Menurut pandangan kami bentuk–bentuk moralitas pada remaja diantaranya :
merosotnya norma sopan santun, tawuran, membolos, mencuri, mennyontek, pergaulan bebas dengan lawan jenis ataupun sejenis, narkoba dan masih banyak lagi kenakalan-kenakalan yang ditimbulkan oleh remaja. Untuk lebih jelasnya yaitu :
a)         Merosotnya Norma sopan santun contoh, seseorang berbuat kasar terhadap orang tua. Hal ini disebabkan karena pergaulan yang tidak terkontrol, kurangnya pengetahuan ilmu agama yang sebenarnya sudah diterapkan dalam Al-Qur’an dan Hadist. Yang dimaksut dengan didikan agama bukan lah pelajaran yang diberikan secara sengaja dan teratur oleh guru tetepai yang terpenting adalah penanaman jiwa agama yang dimulai dari rumah tangga, kenyataanya banyak orang tua yang tidak mengerti ajaran agama yang dianut.[2]
b)        Kejujuran (Amanah) meliputi tawuran antar remaja, membolos, mencuri, menyontek, semua itu kembali kepada peribadi individu yang dibawa sejak lahir dan ditanamkan semasa kecil. Apabila anak tidak ditanamkan kejujuran banyak dampak negatif yang didapat. Berbeda dengan anak yang terbiasa terbiasa menanamkan kejujuran ia akan lebih berhati-hati dan peka terhadap perbuatan-perbuatan yang melanggar etika.[3]
c)         Pergaulan bebas, menurut pandangan Islam pergaulan bebas adalah perbuatan zina yang dilakukan oleh lawan jenis diluar pernikahan yang sah. Hal ini sangat dilarang oleh agama islam, telah digamabarkan pada jaman Jahiliyah yaitu jaman keodohan ,dimana mereka tak ada batasan batasan norma dan etika sehingga Allah menumpasnya dengan berbagai penyakit.Demikian telah digambarkan sejak dahulu.tentang pergaulan bebas terlalu banyak resiko yang sangat membahayakan dirinya, baik adari segi batiniyah maupun jamaniah. Secara batiniyah, manusia sudah tidak mempunyai  harga diri dalam masyarakat segala tindakannya menjadi sorotan yang negatif, sedangkan secara jasmaniah, resiko penyakit yang  sampai sekarang belum ada obatnya, yaitu  HIV/AIDS penyakit ini dikenal sebagai penyakit yang mematikan no 1 di dunia hingga merambah di Indonesia dengan bahasa lain  penyakit kelamin. Sebagai landasannya di dalam Al-Qur1an Allah berfirman:
       Dan janganlah kamu dekati  zina, karena sesungguhnya  zina itu perbuatan            keji dan jalan yang jahat “ (Q.S Al-Ira`  ayat 32)
Himbauan untuk kaum wanita khususnya agar dapat menjaga pandangannya  dan menjaga kesuciannya/kehormatannya dengan menutup aurat (berjilbab), untuk kaum laki-laki diharapkan supaya menjaga martabatnya agar kelak menjadi imam dalam keluarga yang mengayomi dan mendidik putera puterinya agar menjadi anak yang sholeh. 
 

1.        Penjelasan tentang Remaja
Remaja sendiri umumnya masa odoloensi dipandang sebagai tahap perkembangan yang dimulai pada masa pubertas dan diakhiri pada masa datangnya kedewasaan. Istilah pubertas dihubungkan dengan tahap kematangan biologis atau seksual. Ada beberapa faktor yang menyimpulkan suatu perbuatan sebagai delinkwensi,yakni faktor sosial, moral, sosial, dan hukum. Seorang sarjana (Remplein) membagi masa remaja antara umur 11 - 21 tahun menjadi[4] :
Pra pubertas
Wanita               : 10 ½ - 13 tahun.
Laki-laki            : 12     - 14 tahun.
Pubertas
Wanita               : 13   - 15 ½ tahun.
Laki-laki            : 14   - 16     tahun.
Krisis Remaja
Wanita               : 15 ¼ - 16 ½ tahun.
Laki-laki            : 16     17    tahun.
Adolesen
Wanita              : 16 ½ - 17 tahun.
Laki-laki           : 17    – 21 tahun.
2.        Ciri- ciri Masa Remaja
 Pada masa pubertas awal anak tidak hanya mengalami ketidakstabilan perasaan dan emosi dalam waktu bersamaan mereka mengalami masa kritis karena berhadapan dengan persoalan mampukah dirinya memecahkan masalah dengan baik, mampukah dirinya menghadapi masalah selanjutnya hingga dewasa. Jika dirinya tidak mampu maka dirinya akan menjadi orang dewasa yang selalu menggantungkan orang lain. Menurut Drs.Andi Mappiare ciri utama dan umum periode pubertas, yaitu:
1.)    Pubertas periode transisi dan tumpang tindih, maksudnya dikatakan kanak-kanak belum  tepat tetapi ia belum dapat dikatakan sebagai remaja.
2.)    Periode terjadinya perubahan yang sangat cepat dari bentuk tubuh kanak-kanak ke arah tubuh orang dewasa. Terjadi pula perubahan sikap dan sifat yang menonjol terutama teman sebaya lawan jenis,terhadap permainan dan keluarganya.
Menurut psikologi moderen ciri-ciri remeja:
a.       periode peralihan
b.      periode perubahan
c.       perode usia bermasalah
d.      masa mencari identitas
e.       masa yang tidak realistik
f.        ambang masa dewasa
3.        Sebab-sebab Kenakalan Remaja
Kenakalan  remaja akan muncul karena beberapa sebab  diantaranya :
1.)    Keadaan Keluarga, di dalam keluargalah anak mendapatkan pendidikan dan pembinaan yang pertama kali. Tetapi bila keluagra tidak normal seperti status sosial ekonomi ke bawah, broken home, memanjakan anak secara berlebihan,  orang tua yang ambisius dan kurangnya keharmonisan  dalam rumah tangganya.[5]
2.)    Keadaan sekolah, pengaruh negatif yang terjadi pada anak sekolah dapat timbul karena perbuatan guru atau pendidik sering tidak masuk, kesulitan ekonomi yang dialami pendidik, .kekerasan  yang dilakukan pendidik, pendidik melakukan pelecehan asusila.[6]
3.)     Keadaan masyarakat, sering munculnya keresahan karena kejahatan, tindakan-tindakan kekerasan, pemerkosaan, pencurian, penipuan.  Adanya kemajuan teknologi komunikasi dan sistem informasi yang berupa gambar-gambar porno film-film pornografi., buku-buku bacaan yang berbau cabul, dan ini akan mendorong keinginan untuk meniru dan berbuat jahat.[7]

4.        Pandangan Islam terhadap Remaja
Islam memandang remaja adalah sebagai potensi masa depan yang cemerlang, Rasulullah bersabda , bahwa di akhirat nanti akan ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan di padang mahsar di saat matahari hanya sehasta di atas kepala manusia,yakni seorang remaja yang tumbuh dan berkembang menjadi baik atau (sholeh) sejak masa remaja.Al-Qur`an dan Hadis, nabi Muhammad telahmemberi petunjuk tentang hal-hal yang diharuskan sebagai perbuatan terpujidan hal-hal yang harus ditinggalkansebagai perbuatan tercela. Perbuatan terpuji yang dimuat dalam Al-Qur`an dan Hadist diantaranya: tolong menolong dalam kebaikan, menjaga kesucian diri, termasuk kehormatan, amana, adil, sidiq, ramah,dan pemaaf. Sedangkan perbuatan tercelayang dimaksud antara lain: zina, judipencurian, perampokan, penganiayaan, pembunuhan,perbuatan durhaka pada orang tua, khomer dan narkotika. Bahwa semuanya adalah milik Allah SWT, menghantarkan manusia kepada kesadaran bahwa apa pun yang berada di dalam genggaman tangannya, tidak terkecuali amanat yang harus dipertanggungjawabkan.
Setiap Jengkal tanah yang terhampar di bumi, setiap angin sepoi yang berhembus diudara, dan setiap tetesan hujan yang tercurah dari langit akan dimintakan pertanggungjawaban manusia menyangkut pemeliharaan dan pemanfaatannya,” demikian kandungan penjelasan  Nabi saw tentang firman-Nya dalam Al-Quran surat At-Takasur (102) yang dibunyikan,   Kamu sekalian pasti akan diminta untuk mempertanggung jawabkan nikmat yang kamu peroleh)
Klasifikasi tipe remaja berdasarkan akhlaknya, yakni:
a.       .Remaja berakhlak Islami, mereka rajin beribadah, hanif dan relatif cepat menerima kebaikan.
b.      Remaja berakhlak asasi, mereka tidak taat agama tetai tidak mau terng-terangan dalam berbuat maksiat kerena masih monghormati harga dirinya.
c.       Remaja berakhlak jahiliyah, mereka tidak peduli dengan harga dirinya dan agamanya, cenderung seenaknya

Kemerosotan moral remaja dikarenakan ada dua faktor yaitu:faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adal faktor dari dalm sendiri yang menyebabkan adanya penyimpangan, antara lain :
1.      Kurangnya pemahaman agama, agama telah mengajarkanbagaimana akhlak dengan orang lain baik terhadap yang kebih tua maupun terhadap yang lebih muda.
2.      Pola asuh orang tua yang salah, dalam memberikan pendidikan terhadap anak orang tua terlalu mengekang atau sebaliknya orang tua terlalu permisif (serba boleh), Hal ini berdampak anak menjadi tidak peka terhadap masalah_masalah yang dihadapinya, tidak mandiri, minder, suka membuat onar, ditambah orangtua yang sibuk dengan aktifitasnya sehingga anak kutang mendapat perhatian.
3.      Kepribadian yang labil, kepribadian yang utuh dan sehat adalah modal utama untuk mencapai cita-cita. Sebaliknya kepribadian yang indekuat akan timbul sikap implusif, agresif, atau cenderung destruktif.

Faktor eksternal adalah adanya proses tranformasi budaya,yaitu budaya barat inilah yang menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat dimana mereka beranggapan agar dikatakan modern. Padahal yang perlu kita perhatikan budaya barat itu pada dasarnya
a.       bersifat materialistik (keduniaan)., manusia dituntut hanya mencari materi dan menikmati materi saja.
b.       Bersifat permisiveaness (serba boleh) atau bahasa lain menghalalkan segala cara.terutama malasah hubungan seks bebas dan pornografi.



C.      PEMECAHAN MASALAH DENGAN ETIKA NORMATIF
Ditinjau dari faktor faktor yang tersebut di atas penangannya adalahkembali berpegang teguh kepada tali agama Allah yaiut Agama Islam. Keyakina dan kebenaran ajaran agama akan mendidik manusia untuk beakhlak mulia,sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.Agama dipandang sebagai teknologi pembangunan bangsa,sebab mengandung banyak kebijaksanaan yang harus diterapkan dalam upaya membangun bangsa, bukan diperlakukan haanya sekedar masalah akherat, ritual dan pribadi saja.[8]
Berdasarkan  pengamatan empiris, penelitian iliah, dan tutunan Al-Qur`an dan Hadist, Islam lebih menekankan pada aspek penceganhan, yakni:
1.      Penanaman pendidikan agma sejak dini, bukti penelitian ilmiah bahw remaja yang komitmen agamanya lemah mempunyai resiko yang lebih tinggi penyalahgunaan NAZA dibandingkan dengan remaja yang komitmen aganya  yang kuat.
2.      Kehidupan beragama di rumah tangga perlu diciptakan dengan kasih sayang antara orang tua dan anak.
3.      Pendidikan dalam lingkungan sekolah, harus menciptakan susasana atau kondisi proses belajar mengajar yang kondusif bagi anak didik agar menjadi manusia yang ber ilmu dan beriman
4.      Tokoh masyarakat, ulama, pejabat, pengusaha, aparat harus menciptakan kondisi lingkungan yang sehat bagi perkembanagn anak atau remaja, hindari sarana dan peluang agar anak dan remaja tidak terjelumus atau terjebak dalam kemerosotan moral
5.      Political wiilldan political action pemerintah perlu dukungan kita semuah dengan diperlakukannya undang-undang dan peraturan-peraturan disertai tindakan yanta dalam melaksanakan Amar ma’ruh nahi munkar, demi generasi penerus dan generasi bangsa
6.      Memberikan pendidikan seks secara Islami dikeluaraga kepada anak meskipun tidak secara langsung dan fulgar, misalnya anak laki-laki dan perempuan kalau tidur sudah mulai dipisahkan tempatnya, sejak kecil dibiasakan untuk mengenali batasan aurat nya hal itu dilakukan terus menerus.

BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Kata “ Remaja “ berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam rice, 1990) Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dimana mereka belajar mencari jati diri yang sebenarnya di masa ini mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi bahkan menyelidiki atau mencoba hal-hal yang negatif. Dalam hal ini pendidikan moral sanagat pentng untuk membentuk peribadi yang berakhlak mulia dalam menghadapi berbagai dimensi kehidupan.
Secara global krisis moral remaja adalah semakin menururnnya perilaku masyarakat yang bertambah menyimpang dan traget utamanya adalah remaja yang harus diperhatikan dan harus dibenahi lebih ironisnya Indonesia yang terkenal dengan adat timurnya dinilai bobrok dimata dunia, yang seharusnya menjadi generasi penerus dan mengharumkan nama bangsa Indonesia.  Dan kita harus menyadari bahwa pendididkan moral sangatlah penting, tidak hanya untuk kalangan remaja tetapi untuk segala usia. Mengingat banyaknya pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia maka perlu kerja keras dari kita untuk menghadapi masalah ini yang sampai saat ini masih diperlukan penanganan yang khusus.
Perkembangan IPTEK pun banyak membawa dampak negatif bagi Remaja remaja lebih banyak melakukan kegiatan diluar rumah seperti ekstra kurikuler, berbain dengan teman.
B.       SARAN-SARAN
Bagi para remaja, pandai-pandailah membawa diri berfikir positif dan jauhkan diri dari hal negatif yang menjerumuskan dan dapat merusak segala cita-cita dan impian Bagi keluarga atau orang tua dampingilah putra-putri anda pada saat mereka mulai beranjak dewasa atau remaja, erutama tekankan pendidikan moral dan nilai-nilai agama yang kuat bagi mereka. Bagi sekolah pengajaran moral dan budi pekerti sangatlah dibutuhkan bagi remaja. Pendapingan, ketelatenan diburtuhkan remaja pada saat ini
Jadi sekarang perlu adanya pengawasan dalam internal control. Mari kita ambil nilai-nilai positif dari perkembanagan zaman dan tinggakan dampak atau nilai-nilai negatifnya. Perbanyaklah pengetahuan anda tentang pengaruh atau dampak gelobalisasi. Agar anda tidak salah mengambil manfaat dari gelobalisasi. Dan pendidikan merupakan hak yang penting bagi masyarakat. Dengan pendidikan, seseoranh dapat membuka pikiran dan wawasan yang akan membantunya ke arah yang lebih baik






DAFTAR PUSTAKA


-          Bentens, K. 1993. Etika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

-          Soeslowaindradini. 1990. Psikologi Perkembangan (Masa Remaja). Surabaya: Usaha Nasional


-          Koswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung : PT Eresco.

-          Amir, Ahmad. 1995. ETIKA (Ilmu Akhlak). Jakarta: PT Karya Unipress

-          Fakhry, Majid. 1996. Etika dalam Islam. Universitas Muhammadiyah Surakarta : Pustaka Pelajar Offset.

-       Sudarsono. 1991. Etika Islama Tentang Kenakalan Remaja. : Py Asdi Mahasatya


[1]
[2]  Bandingkan dengan QS. Al-Ahzab ayat 15 dan QS. Luqman ayat14.
[3] Dr. H. Hamzah Ya’Qub, Op cit, hlm: 98
[4] Prof. Dr. F.J. Monks dkk, Op. Cit, hlm : 22.
[5] Ny. Lamya Moeljatno, SH, Kriminologi, hlm : 103.
[6]  Dr. Zakiah Darajat, op, cit, hlm : 114-115.
[7] Mr. WA. Bonger and Dr. G. Th. Kempe, Pengantar Tentang Kriminologi, hlm: 42-43
[8] Prof. Dr. Winarno Surakhmad, Psikologi Pemuda hlm ; 207-7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar