PROBLEM-PROBLEM MORALITAS
DAN PEMECAHANNYA
DENGAN ETIKA NORMATIF
Makalah
Disusun
guna untuk Memenuhi Tugas kelompok
Matakuliah : ILMU AKHLAK
Dosen Pengampu : Bpk. Muhammad Hufron, M.S.I
Oleh :
YUNIA ISTIQOMAH (2021114210) INTAN
RIZKA AGUSTIA (2021114210)
FAJAR
HUDANANTO (2021114211)
MUHAMMAD. ADITYA (2021114212)
KELAS E
TARBIYAH/PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta Inayah Nya kepada kami sehingga makalah yang berjudul “
Problem-problem moralitas dan cara penangananya dengan etika Normatif “ ini dapat di selesaikan. Shalawat dan
salam senantiasa kita curahkan kepada
junjungan nabi kita, Nabi Muhammad SAW
serta kepada keluarga dan sahabatnya.
Akhlak berasal
dari bahasa arab AKHLAK yang diartikan sebagai tingkah laku, atau kesopanan
perbuatan yang bersumber dari diri manusia. Ilmu akhlak adalah suatu ilmu yang
membahasa perbuatan manusia yang dapat di nilai baik atau buruk. Demikian
dengan etika dan moral keduanya saling berkaitan dengan ilmu Akhlak. Berangkat
dari sini kita akan membahasa dan mengupas masalah menanggapi moral dan dan penanganannya
secara normatif.
Dalam makalah
ini kami akan membahas mengenail permasalahan permasalahan moralitas dan
berikut penangannya dengan tujuan guna menambahkan wawasan yang dijadikan sebagai pedoman hidup.
Makalah ini
disajikan sebagai bahan materi dalam diskusi mata kuliah metedologi Studi Islam
STAIN Pekalongan.
Penulis telah berupaya menyajikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya, meskipun tidak komprehensif. Di samping itu, apabila dalam
makalah ini di dapati kekurangan dan kesalahan, baik dalam pengetikan maupun
isinya, maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran pembaca guna
penyempurnaan penulisan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Amin yaa rabbal”alamin.
Pekalongan,
1 November 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul..................................................................................................................
Kata
pengantar.................................................................................................................
Daftar
Isi..........................................................................................................................
BAB I :
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................................
BAB II :
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika Normatif
..................................................................................
2.2 Problem Moralitas dikalangan Remaja..............................................................
2.3 Penjelasan tentang
Remaja...............................................................................
2.4 Ciri- ciri kenakalan
Remaja..............................................................................
2.5 Sebeb-sebab
kenakalan
Remaja............................................................................
BAB III :
PENUTUP
3.1
...................................................................................................
3.2
................................................................................................-
Daftar
pustaka
BAB I
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang Masalah
Istilah
moral berasal dari bahasa latrin (Mos) Jama’ nya (Mores) berarti ada kebiasaan
(folkways). Menurut Widjaja (1985:154) menyatakan bahwa moral adalah ajaran
baik buruk tentang perbuatan dan kelakuan (Akhlak). Sementara itu Wila Huky,
sebagaimana yang dikutip oleh Bambang Daroesono (1986:22) merumuskan pengertian
moral secara kompeherensip sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku
hidup, dengan warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia didalam
lingkungan tertentu, mengenai ajaran tingkah laku hidup yang baik berdasarkan
pandangan hidup atau agama tertentu, yang mendasarkan pada kesadaran bahwa ada
keharusan untuk mencapai yang baik dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
lingkungan hidup nya.
Sedangkan
moralitas merupakan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip, moral
nilai-nilai moral itu seperti :
Berbuat baik
kepada orang lain, memelihara kebersihan, melarang hak orang lain.
Larang mencuri, berzina membunurh, minum-minuman keras
dan berjudi.
Dalam
norma-norma yang ada masyarakat memmpunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Ada norma yang lemah, yang
sedang sampai yang terkuat ikatanya. Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat
norma-norma tersebut, secara sosiologi dikenal adanya empat pengertian yaitu :
Care
( Usage), Kebiasaan (folkways), Tata kelakuaan ( mores), Adat istiadat (Custom).
Moral
berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan
yang salah. Moral merupakan kendali dalam tingkah laku seseorangapa bila
tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang yang dijunjung
tinggi oleh masyarakat.
Sehingga
tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan
oleh masyarakat dan kemudian membentukperilaku yang sesuai dengan harapan
sosial tanpa harus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman.
B.
Rumusan Masalah
1)
Apa engertian Etika normatif ?
2)
Bagaimana Problem Moralitas
dikalangan Remaja sekarang?
3)
Apa Penjelasan tentang Remaja?
4)
Apa saja ciri-ciri kenakalan
Remaja?
5)
Apa Sebab-sebab kenakalan Remaja?
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan dalam pembuatan makalah ini
adalah untuk memahami tentang masa
era globalisasi yang terjadi penurunan moral pada remaja di Inodnesia ini. Dengan
mau membaca sehingga mereka akan sadar pentingnya moral bagi dirinya, dan agar
mendapatkan pengetahuanyang lebih luas. Dan moral itu sendiri belum terwujud
tingkah laku tapi masih acuan dari tingkah laku
D.
Sistematika
Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 bab dengan Sistematika
penulisannya sebagai berikut :
Bab
I :
Merupakan Pendahuluan dari seluruh Pembahasan makalah ini.
Didalamnya dijelaskan Latar belakang masalah,
Rumusan masalah, Tujuan penelitian,
Sistematika penulisan.
Bab
II : Merupakan pembahasan mengenai Makalah ini.
Didalamnya menjelaskan tentang, penjelasaan “ Problem Moralitas dalam Remaja
dan Penanganannya dengan Etika Normatif.
Bab III : Sebagai pamungkas dari keseluruhan pembahasan
dimuat dalam bagian penutup ini, yang memuat kesimpulan dan saran-sarannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERITAN ETIKA NORMATIF
Etika normatif
secara umum dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu :
-
Etika Deskriptif
-
Etika Normatif
-
Mataetika (K. Bertens : 2005)
Menurut
penulis lain (A. Sonykeraf : 2005) mengelompokkan menjadi dua yaitu etika
Deskriptif, dan etika Normatif.
Definisi
dan penjelasn etika normatif, etika normatif adalah etika yang berusaha
menetapkan berbagai sikap dan perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh
setiap manusia sebgai sesuatu yang bernilai. Etika normatif tidak membicarakan
lagi tentang gejala-gejala tetapi juga apa yang sebenarnya harus menjadi
tindakan kita. Jadi etika normatif berbicara tentang pelbagai norma menuntun
tingkah laku manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan
norma-norma yaitu bertindak yang baik dan menghindai yang jelek. Menurut Bertens
(1913.18) mengatakan bahwa etika normatif itu tidak deskriptif tetapi
preskriptif (memerintahkan). Untuk itu ia mengadakan argumentasi-argumentasi
dan mengemukakan alasan-alasan mengapa suatu anggapan moral dianggap benar atau
salah.
Berbeda
dengan etika Deskriptif yang menggambarkan dan melukiskan sebuat peristiwa yang
terjadi dan berkembang di masyarakat. Para ahli etika normatif dalam bahasanya
tidak bertindak sebagai penonton netral saja, tetapi melibatkan diri dengan
kajian penilaian tetantang perilaku manusia.
Dalam
pembahasan etika normatif, seorang ahli memberikan argumentasinya yang
mengemukkan latar belakang mengapa suatu perilaku dianggap baik atau buruk
disertai analisis moral yang dianggap benar dan salah yang bertumpu kepada
norma-norma atau perinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggung jawabkan baik
secara keilmuan maupun empiris. Nilai normatif adalah hal yang preskriptif,
jadi merupakan suatu hal yang tidak dapat di tawar-tawar lagi karena
memberlakukan suatu kondisi perilaku individu atau kolompok masyarakat didasari
oleh penilaian moral.[1]
B.
PROBLEM
MORALITAS DIKALANGAN REMAJA
Bentuk-bentuk
problem moralitas marak saat ini sangatlah mengkhawtirkan dan menjadi foto
buram bangsa Indonesia. Jauh lebih komplek dibanding masa sebelumnya. Pada
awalnya moralitas dikalangan remaja yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa, bisa di bayangkan
akan seperti apakah bangsa kita kelak bila moralitas remaja tidak segera
ditangani. Beberapa sarjana telah ikut ambil bagian dalam memikirkan
masalah kenakalan remaja,seperti ahli
psikolog, sosiolog, ahli hukum, pendidik, ahli-ahli agama bahkan ahli ekonomi.
Menurut pandangan kami bentuk–bentuk moralitas pada remaja diantaranya :
merosotnya
norma sopan santun, tawuran, membolos, mencuri, mennyontek, pergaulan bebas
dengan lawan jenis ataupun sejenis, narkoba dan masih banyak lagi
kenakalan-kenakalan yang ditimbulkan oleh remaja. Untuk lebih jelasnya yaitu :
a)
Merosotnya Norma sopan santun contoh, seseorang berbuat
kasar terhadap orang tua. Hal ini disebabkan karena pergaulan yang tidak
terkontrol, kurangnya pengetahuan ilmu agama yang sebenarnya sudah diterapkan
dalam Al-Qur’an dan Hadist. Yang dimaksut dengan didikan agama bukan lah
pelajaran yang diberikan secara sengaja dan teratur oleh guru tetepai yang
terpenting adalah penanaman jiwa agama yang dimulai dari rumah tangga,
kenyataanya banyak orang tua yang tidak mengerti ajaran agama yang dianut.[2]
b)
Kejujuran (Amanah) meliputi tawuran antar remaja,
membolos, mencuri, menyontek, semua itu kembali kepada peribadi individu yang
dibawa sejak lahir dan ditanamkan semasa kecil. Apabila anak tidak ditanamkan
kejujuran banyak dampak negatif yang didapat. Berbeda dengan anak yang terbiasa
terbiasa menanamkan kejujuran ia akan lebih berhati-hati dan peka terhadap
perbuatan-perbuatan yang melanggar etika.[3]
c)
Pergaulan bebas, menurut pandangan Islam pergaulan bebas
adalah perbuatan zina yang dilakukan oleh lawan jenis diluar pernikahan yang
sah. Hal ini sangat dilarang oleh agama islam, telah digamabarkan pada jaman
Jahiliyah yaitu jaman keodohan ,dimana mereka tak ada batasan batasan norma dan
etika sehingga Allah menumpasnya dengan berbagai penyakit.Demikian telah
digambarkan sejak dahulu.tentang pergaulan bebas terlalu banyak resiko yang sangat
membahayakan dirinya, baik adari segi batiniyah maupun jamaniah. Secara
batiniyah, manusia sudah tidak mempunyai
harga diri dalam masyarakat segala tindakannya menjadi sorotan yang
negatif, sedangkan secara jasmaniah, resiko penyakit yang sampai sekarang belum ada obatnya, yaitu HIV/AIDS penyakit ini dikenal sebagai
penyakit yang mematikan no 1 di dunia hingga merambah di Indonesia dengan
bahasa lain penyakit kelamin. Sebagai
landasannya di dalam Al-Qur1an Allah berfirman:
“ Dan
janganlah kamu dekati zina, karena
sesungguhnya zina itu perbuatan keji dan jalan yang jahat “ (Q.S
Al-Ira` ayat 32)
Himbauan
untuk kaum wanita khususnya agar dapat menjaga pandangannya dan menjaga kesuciannya/kehormatannya dengan
menutup aurat (berjilbab), untuk kaum laki-laki diharapkan supaya menjaga
martabatnya agar kelak menjadi imam dalam keluarga yang mengayomi dan mendidik
putera puterinya agar menjadi anak yang sholeh.
1.
Penjelasan tentang Remaja
Remaja sendiri umumnya
masa odoloensi dipandang sebagai tahap perkembangan yang dimulai pada masa pubertas dan
diakhiri pada masa datangnya kedewasaan. Istilah
pubertas dihubungkan dengan tahap kematangan biologis atau seksual. Ada beberapa faktor yang menyimpulkan
suatu perbuatan sebagai delinkwensi,yakni
faktor sosial, moral, sosial, dan hukum. Seorang
sarjana (Remplein) membagi masa remaja antara umur 11 - 21 tahun menjadi[4] :
Pra pubertas
Wanita : 10 ½ - 13 tahun.
Laki-laki : 12
- 14 tahun.
Pubertas
Wanita :
13 - 15 ½ tahun.
Laki-laki :
14 - 16 tahun.
Krisis Remaja
Wanita : 15 ¼ - 16 ½ tahun.
Laki-laki : 16
– 17 tahun.
Adolesen
Wanita : 16 ½ - 17 tahun.
Laki-laki : 17 – 21 tahun.
2.
Ciri-
ciri Masa Remaja
Pada masa pubertas awal anak
tidak hanya mengalami ketidakstabilan perasaan dan emosi dalam waktu bersamaan
mereka mengalami masa kritis karena berhadapan dengan persoalan mampukah
dirinya memecahkan masalah dengan baik, mampukah dirinya menghadapi masalah
selanjutnya hingga dewasa. Jika dirinya tidak mampu maka dirinya akan menjadi
orang dewasa yang selalu menggantungkan orang lain. Menurut Drs.Andi Mappiare ciri
utama dan umum periode pubertas, yaitu:
1.) Pubertas
periode transisi dan
tumpang tindih, maksudnya
dikatakan kanak-kanak belum tepat tetapi
ia belum dapat dikatakan sebagai remaja.
2.) Periode terjadinya
perubahan yang sangat cepat dari bentuk tubuh kanak-kanak ke arah tubuh orang
dewasa. Terjadi pula perubahan sikap dan sifat yang menonjol terutama teman
sebaya lawan jenis,terhadap permainan dan keluarganya.
Menurut psikologi moderen ciri-ciri remeja:
a. periode peralihan
b. periode perubahan
c. perode usia
bermasalah
d. masa mencari
identitas
e. masa yang tidak
realistik
f. ambang masa dewasa
3.
Sebab-sebab Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja
akan muncul karena beberapa sebab
diantaranya :
1.)
Keadaan
Keluarga, di dalam keluargalah anak mendapatkan pendidikan
dan pembinaan yang pertama kali. Tetapi
bila keluagra tidak normal seperti status sosial ekonomi ke bawah, broken home, memanjakan anak secara
berlebihan, orang tua yang ambisius dan
kurangnya keharmonisan dalam rumah
tangganya.[5]
2.) Keadaan sekolah, pengaruh negatif yang terjadi pada anak sekolah dapat timbul karena
perbuatan guru atau pendidik sering tidak masuk, kesulitan ekonomi yang dialami
pendidik, .kekerasan yang dilakukan
pendidik, pendidik melakukan pelecehan asusila.[6]
3.)
Keadaan masyarakat, sering munculnya
keresahan karena kejahatan, tindakan-tindakan kekerasan, pemerkosaan,
pencurian, penipuan. Adanya kemajuan
teknologi komunikasi dan sistem informasi yang berupa gambar-gambar porno
film-film pornografi., buku-buku bacaan yang berbau cabul, dan ini akan mendorong
keinginan untuk meniru dan berbuat jahat.[7]
4.
Pandangan Islam terhadap Remaja
Islam
memandang remaja adalah sebagai potensi masa depan yang cemerlang, Rasulullah
bersabda , bahwa di akhirat nanti akan ada tujuh golongan yang akan mendapat
naungan di padang mahsar di saat matahari hanya sehasta di atas kepala
manusia,yakni seorang remaja yang tumbuh dan berkembang menjadi baik atau
(sholeh) sejak masa remaja.Al-Qur`an dan Hadis, nabi Muhammad telahmemberi
petunjuk tentang hal-hal yang diharuskan sebagai perbuatan terpujidan hal-hal
yang harus ditinggalkansebagai perbuatan tercela. Perbuatan terpuji yang dimuat
dalam Al-Qur`an dan Hadist diantaranya: tolong menolong dalam kebaikan, menjaga
kesucian diri, termasuk kehormatan, amana, adil, sidiq, ramah,dan pemaaf.
Sedangkan perbuatan tercelayang dimaksud antara lain: zina, judipencurian,
perampokan, penganiayaan, pembunuhan,perbuatan durhaka pada orang tua, khomer
dan narkotika. Bahwa semuanya adalah milik Allah SWT, menghantarkan manusia
kepada kesadaran bahwa apa pun yang berada di dalam genggaman tangannya, tidak
terkecuali amanat yang harus dipertanggungjawabkan.
“
Setiap Jengkal tanah yang terhampar di
bumi, setiap angin sepoi yang berhembus diudara, dan setiap tetesan hujan yang
tercurah dari langit akan dimintakan pertanggungjawaban manusia menyangkut
pemeliharaan dan pemanfaatannya,” demikian kandungan penjelasan Nabi saw tentang firman-Nya dalam Al-Quran
surat At-Takasur (102) yang dibunyikan, “ Kamu sekalian pasti akan diminta untuk
mempertanggung jawabkan nikmat yang kamu peroleh)
Klasifikasi
tipe remaja berdasarkan akhlaknya, yakni:
a.
.Remaja berakhlak Islami, mereka rajin beribadah, hanif
dan relatif cepat menerima kebaikan.
b. Remaja berakhlak
asasi, mereka tidak taat agama tetai tidak mau terng-terangan dalam berbuat
maksiat kerena masih monghormati harga dirinya.
c. Remaja berakhlak
jahiliyah, mereka tidak peduli dengan harga dirinya dan agamanya, cenderung
seenaknya
Kemerosotan
moral remaja dikarenakan ada dua faktor yaitu:faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adal faktor dari dalm sendiri yang menyebabkan
adanya penyimpangan, antara lain :
1.
Kurangnya pemahaman agama, agama telah
mengajarkanbagaimana akhlak dengan orang lain baik terhadap yang kebih tua
maupun terhadap yang lebih muda.
2.
Pola asuh orang tua yang salah, dalam memberikan
pendidikan terhadap anak orang tua terlalu mengekang atau sebaliknya orang tua
terlalu permisif (serba boleh), Hal ini berdampak anak menjadi tidak peka terhadap
masalah_masalah yang dihadapinya, tidak mandiri, minder, suka membuat onar,
ditambah orangtua yang sibuk dengan aktifitasnya sehingga anak kutang mendapat
perhatian.
3.
Kepribadian yang labil, kepribadian yang utuh dan sehat
adalah modal utama untuk mencapai cita-cita. Sebaliknya kepribadian yang
indekuat akan timbul sikap implusif, agresif, atau cenderung destruktif.
Faktor
eksternal adalah adanya proses tranformasi budaya,yaitu budaya barat inilah
yang menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat dimana mereka beranggapan agar
dikatakan modern. Padahal yang perlu kita perhatikan budaya barat itu pada
dasarnya
a.
bersifat materialistik (keduniaan)., manusia dituntut
hanya mencari materi dan menikmati materi saja.
b.
Bersifat permisiveaness (serba boleh) atau bahasa lain
menghalalkan segala cara.terutama malasah hubungan seks bebas dan pornografi.
C.
PEMECAHAN MASALAH DENGAN ETIKA
NORMATIF
Ditinjau
dari faktor faktor yang tersebut di atas penangannya adalahkembali berpegang
teguh kepada tali agama Allah yaiut Agama Islam. Keyakina dan kebenaran ajaran
agama akan mendidik manusia untuk beakhlak mulia,sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an
dan Hadist.Agama dipandang sebagai teknologi pembangunan bangsa,sebab
mengandung banyak kebijaksanaan yang harus diterapkan dalam upaya membangun
bangsa, bukan diperlakukan haanya sekedar masalah akherat, ritual dan pribadi
saja.[8]
Berdasarkan pengamatan empiris, penelitian iliah, dan
tutunan Al-Qur`an dan Hadist, Islam lebih menekankan pada aspek penceganhan,
yakni:
1.
Penanaman pendidikan agma sejak dini, bukti penelitian
ilmiah bahw remaja yang komitmen agamanya lemah mempunyai resiko yang lebih
tinggi penyalahgunaan NAZA dibandingkan dengan remaja yang komitmen aganya yang kuat.
2.
Kehidupan beragama di rumah tangga perlu diciptakan
dengan kasih sayang antara orang tua dan anak.
3.
Pendidikan dalam lingkungan sekolah, harus menciptakan
susasana atau kondisi proses belajar mengajar yang kondusif bagi anak didik
agar menjadi manusia yang ber ilmu dan beriman
4.
Tokoh masyarakat, ulama, pejabat, pengusaha, aparat harus
menciptakan kondisi lingkungan yang sehat bagi perkembanagn anak atau remaja,
hindari sarana dan peluang agar anak dan remaja tidak terjelumus atau terjebak
dalam kemerosotan moral
5.
Political wiilldan political action pemerintah perlu
dukungan kita semuah dengan diperlakukannya undang-undang dan
peraturan-peraturan disertai tindakan yanta dalam melaksanakan Amar ma’ruh nahi
munkar, demi generasi penerus dan generasi bangsa
6. Memberikan
pendidikan seks secara Islami dikeluaraga kepada anak meskipun tidak secara
langsung dan fulgar, misalnya anak laki-laki dan perempuan kalau tidur sudah
mulai dipisahkan tempatnya, sejak kecil dibiasakan untuk mengenali batasan
aurat nya hal itu dilakukan terus menerus.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kata
“ Remaja “ berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau
to grow maturity (Golinko, 1984 dalam rice, 1990) Masa remaja adalah masa
transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dimana mereka
belajar mencari jati diri yang sebenarnya di masa ini mereka memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi bahkan menyelidiki atau mencoba hal-hal yang negatif. Dalam
hal ini pendidikan moral sanagat pentng untuk membentuk peribadi yang berakhlak
mulia dalam menghadapi berbagai dimensi kehidupan.
Secara
global krisis moral remaja adalah semakin menururnnya perilaku masyarakat yang
bertambah menyimpang dan traget utamanya adalah remaja yang harus diperhatikan
dan harus dibenahi lebih ironisnya Indonesia yang terkenal dengan adat timurnya
dinilai bobrok dimata dunia, yang seharusnya menjadi generasi penerus dan
mengharumkan nama bangsa Indonesia. Dan
kita harus menyadari bahwa pendididkan moral sangatlah penting, tidak hanya
untuk kalangan remaja tetapi untuk segala usia. Mengingat banyaknya pengaruh
budaya barat yang masuk ke Indonesia maka perlu kerja keras dari kita untuk
menghadapi masalah ini yang sampai saat ini masih diperlukan penanganan yang
khusus.
Perkembangan
IPTEK pun banyak membawa dampak negatif bagi Remaja remaja lebih banyak
melakukan kegiatan diluar rumah seperti ekstra kurikuler, berbain dengan teman.
B.
SARAN-SARAN
Bagi
para remaja, pandai-pandailah membawa diri berfikir positif dan jauhkan diri
dari hal negatif yang menjerumuskan dan dapat merusak segala cita-cita dan
impian Bagi keluarga atau orang tua dampingilah putra-putri anda pada saat
mereka mulai beranjak dewasa atau remaja, erutama tekankan pendidikan moral dan
nilai-nilai agama yang kuat bagi mereka. Bagi sekolah pengajaran moral dan budi
pekerti sangatlah dibutuhkan bagi remaja. Pendapingan, ketelatenan diburtuhkan
remaja pada saat ini
Jadi
sekarang perlu adanya pengawasan dalam internal control. Mari kita ambil
nilai-nilai positif dari perkembanagan zaman dan tinggakan dampak atau
nilai-nilai negatifnya. Perbanyaklah pengetahuan anda tentang pengaruh atau
dampak gelobalisasi. Agar anda tidak salah mengambil manfaat dari gelobalisasi.
Dan pendidikan merupakan hak yang penting bagi masyarakat. Dengan pendidikan,
seseoranh dapat membuka pikiran dan wawasan yang akan membantunya ke arah yang
lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
-
Bentens, K. 1993. Etika.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
-
Soeslowaindradini.
1990. Psikologi Perkembangan (Masa
Remaja). Surabaya: Usaha Nasional
-
Koswara, E. 1991. Teori-teori
Kepribadian. Bandung : PT Eresco.
-
Amir, Ahmad. 1995. ETIKA
(Ilmu Akhlak). Jakarta: PT Karya Unipress
-
Fakhry, Majid. 1996. Etika
dalam Islam. Universitas Muhammadiyah Surakarta : Pustaka Pelajar Offset.
- Sudarsono. 1991. Etika Islama Tentang Kenakalan Remaja. :
Py Asdi Mahasatya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar